Bukan mama Loren (alm), bukan ki Gendeng Pamungkas, saya mau ngeluarin opini ngeramalin 2013 tahunnya usaha kecil semakin berjaya...
Sejak mungkin 5 tahun yang lalu kita sudah merasakan beberapa fenomena berikut :
* Pasar bebas, barang2 dari luar negeri terutama China, tahun2 terakhir ini Taiwan dan Korea banyak masuk ke Indonesia, Jasa pun demikian, jasa guru, pilot, pemain bola, dokter, manager dll sudah semakin multi nation, multi culture.
Imbasnya, banyak perusahaan skala menengah, terutama manufacturing, bangkrut, tutup atau minimum melakukan pengurangan karyawan, tidak menambah karyawan.
Lapangan pekerjaan di Industri riil yang terbuka semakin sempit, banyak lulusan baru tidak mendapat pekerjaan sehingga berusaha berwira swasta...
* Inflasi yang tinggi, kesempatan begitu banyaknya barang datang dari luar kota, luar negeri, membuat harga barang menjadi 'cukup tinggi' untuk membuat margin profit bagi usaha kecil, usaha rumaha tangga menjadi lebih feasible dibanding 'kerja ikut orang'.
* Internet, Social Media (twitter, Facebook), Black Berry, mesin pencari yang semakin canggih, teknologi SEO untuk meningkatkan hits di internet, membuat pemasaran barang dan jasa menjadi jauh lebih mudah...
* Pelajaran, seminar tentang wiraswasta, enterpreneurship, buku-buku yang membuka pikiran bahwa hidup dan karir kita tidak boleh disamakan dengan pekerjaan kita, membuat orang semakin terdorong dan memiliki modal informasi dan mental untuk menjadi wiraswasta.
* Dengan banyaknya orang berwira swasta, usaha kecil sampai menengah, yang memiliki Struktur Organisasi yang lebar dan pendek, artinya satu perusahaan kecil cukup pemilik (bos) dan beberapa karyawan saja.
HPP lebih hemat, berani untung sedikit asal dapur ngebul :).
Bikin perusahaan perusahaan (kebanyakan kecil - menengah - agak besar) yang tidak benar-benar memiliki nilai tambah menjadi lebih sulit lagi menjual barangnya, semakin banyak kompetitor yang berani banting harga....
Toko-toko tidak lagi bisa menjual barang komoditas dengan margin tinggi, margin terpangkas.
* Imbas dari kecenderungan orang untuk berwiraswasta, enterpreneur, membuat perusahaan / pabrik kesulitan mencari karyawan, terutama yang levelnya supervisor, manager, atau keahlian khusus yang membutuhkan waktu belajar tahunan.... semakin lama industri riil semakin tertekan. Inovasi sulit berjalan, gerakan lamban, sulit bersaing dengan perusahaan2 kecil yang geraknya cepat...
* UMR naik drastis di tahun 2013, DKI Jakarta naik ke 2,2j, Jatim (Surabaya) dan sekitarnya naik menjadi 1,74j.
Bagi enterpreneurship, UMR yang naik drastis bisa bikin orang jadi ogah untuk kerja sendiri, mending kerja ikut orang kalau gak cape2 amat udah bisa dapet uang cukup banyak...
Namun juga bisa berakibat demikian : UMR yang naik drastis memiliki imbas terutama pada sektor riil yang 'taat aturan', yang skalanya bukan rumahan. Perusahaan yang cukup besar pasti nggak berani menggaji dibawah UMR, fix cost meningkat, gak bisa jual harga murah sementara counterpart nya, para enterpreneur skala kecil yang gak harus menggaji karyawan dengan UMR (bahkan bisa jauh dibawah UMR) memperoleh ruang yang lebih besar bagi profitnya.
Semakin menggiurkan bagi enterpreneurship, terutama kalau barang yang dihasilkannya sulit ditiru oleh enterpreneur lainnya.
Semua hal diatas, bagi saya, semakin mendorong orang Indonesia untuk menjadi enterpreneur di 2013 dan seterusnya...
:D.
No comments:
Post a Comment
Glad if you could give me a feedback :), cheers matey..