Search This Blog

Monday, February 18, 2013

Trip Report : Candi Dasa & Padang Bai, 16-17 Feb 2013

Trip bersama Pak Santoso... seperti biasa banyak dadakan dan adjustment di tempat hihihihihi...
Tapi ya semua syukurnya berakhir semanis madu (tanpa racun) hahaha...

Rencana dive di Pasir Putih, tapi keiming2 dive ke Bali, horny juga kalau nyobain Padang Bai, Candi Dasa, Seraya, Kubu dll...
Saya 'gak bisa nolak' ke Bali karena memang sudah lama ngebet menggunakan G12 dan Wetlens +10 diopter yang 'baru' tapi gak berhasil dicoba karena G12 yang kecelup air akhir tahun lalu.
Setelah mikir2 akhirnya diputuskan replenish G12 nya saja daripada pindah ke system lain...

Dan ini kesempatan pertama untuk diving lagi dengan UW camera setelah beberapa kali dive dengan 'casing kosong', untuk memastikan tidak ada masalah dengan casing WPDC-34 saya....

Singkat cerita kami berdua naik pesawat ke Bali, jumat malam dengan Citilink jam 20:30, ke delay 1.5 jam akhirnya sampai di DPS jam 23:30 dan makan larut malam dengan temen2 Artalaut :).
Sukses dengan pembukaan kantor barunya ya !!

Sun Rise @ Candi Dasa...






Abis makan langsung kita berangkat ke Candi Dasa, menginap di 'Temple Cafe', rate 250ribu dapet kamar ber AC, lumayan lah, gak ada TV tapi ada air hangat, sayang bed nya kecil, dapet single bed lagi hahaha... jadilah kembali sekasur berdua dengan Pak Santoso... toh cuman sebentar (check in jam 3, harus bangun jam 7 buat persiapan dive).

Dengan tarif segitu kita dapet yang 'class 5' istilah mereka....
Cocok sebenarnya buat honey moon karena bed kecil, dan sekat dengan kamar mandi nya gak pakai pintu tapi pakai tirai hiehiehiehiehie...

Sempet cari makan pagi di luar, dan ngumpul di pelabuhan rakyat Candi Dasa, ada parkir mobil, dan cukup nyaman buat start berangkat ke Gili - gili (Tepekong, Mimpang, Biaha). Ada porter, tapi gak ada shower dan ruang ganti.

Dive 1 kita ke Gili Biaha, ditemenin Bli Nengah Tirta :).


West side of Gili Biaha, Candi Dasa.

Perahu motor yamaha booookk, bukan motor tempel hehehe... 20 menit sudah sampai di Biaha, waktu masih pagi sekali, sekitar jam 10an, masih mantap buat Dive di Biaha, gak (terlalu) berarus, tidak choppy, perfect.
Turun langsung di Cave point masuk ke gua, ketemu shark kecil satu.
Saya sengaja gak bawa photo karena memang lagi testing UW Casing (sekali lagi), buat mastikan O-ring yang baru dipasang semua ok.
Turun ke 25m an, semua tombol saya tekan memastikan air tidak masuk.

Dari cave ini, sekitar 10menit kita di dalam, lumayan besar cave nya, tapi gak boleh terlalu banyak orang masuk karena bisa naik semua pasir di dalam cave, bawalah senter karena di dalam cave cukup gelap, gak mungkin gak bisa keluar sih, tapi gelap, kalau mau lihat hiu, perlu senter.

Cave di Biaha ini cuman di kedalaman 8-12 m saja, dan dalamnya juga cuman max 10 meter. Tinggi mulut gua 3m dan lebar 5m, masuk ke dalam ruangan terus membesar.

Pak Nengah Tirta yg nemenin kami selama di Candi Dasa

Keluar dari gua, sudah ada rombongan bule 4-5 orang yang ngantri masuk, mereka dengan manis ngantri di luar cave hahaha... saya membayangkan kalau saya gak akan antri seperti mereka kalau saya di belakang mereka hahaha...


Walaupun di kedalaman 15m, swell akibat ombak di permukaan masih terasa, jadi selama dive kita gak bisa bener2 jalan lurus hahaha... goyang ke kiri dan ke kanan.
Silahkan menggunakan peta dive Gili Biaha dari Geko diving ini...























Kita start di Shark Cave di sebelah selatan, kemudian keluar menyusuri bagian luar (selatan) pulau ke arah Biaha Slope.

Satu lokasi lagi sebenarnya ada satu gua yang lebih kecil ukurannya di 6m, ada sinar matahari masuk dari atas, next dive (29 March) saya akan coba masuk ke sini dan ambil foto disini... :D... Should be a very promising environment...

Selama berada di Selatan pulau ini kami ketemu gerombolan mahi-mahi, beberapa coral fish yang besar, butterfly fishes dan sejenisnya.
Bergerak ke arah Biaha Slope, di dekat situ arus jadi kencang karena kelihatannya arus dari barat (kanan) ke timur (kiri) pecah di Biaha Slope... kalau berhasil kicking keluar dari Biaha Slope seharusnya kita tidak akan melawan arus lagi dan bisa menyusuri sisi utara pulau Biaha.

So di dive ini kita cuman main2 di sisi selatan pulau dan ketemu (surprisingly) nudi branch yang scotch light khas Biaha, (belum sempet nyari namanya entar ya...).
Komentar lain... hmmm memang site ini walaupun pada saat itu 'tidak menakutkan' tapi saya merasa sangat berpotensi menghajar diver, site ini lebih baik untuk yang cukup experience saja.
Ada potensi terbuang ke luar koral, dan kalau terbuang, hanyutnya ke laut lepas... pulau gak terlalu besar soalnya... kalau tidak bisa kicking bahaya sekali...




Selepas Dive 1, surface interval 1jam an, langsung ke Dive 2 di Gili Tepekong.
Kita masuk ke underwater swim through nya.























Cave yang saya maksud itu yang ada di sebelah Timur (kiri) dari Gili Tepekong.
Padahal di sebelah barat itu ada swim through entah di Rock pillar atau UW Hill.

Cave yang ada di Timur, memanjang diagonal dari 27m ke 16 an meter.
Kita start dari 27m, pintu gua cukup besar tinggi 2m, lebar 3m an dan tidak ada kekuatiran kesangkut selama buoyancy dan control kita ok. Sekali lagi tidak disarankan buat yang kurang experience.

Pintu cave di 16m



Banyak ikan  besar, mahi mahi, angle fishes, etc.



Keluar dari gua, banyak ketemu Nudi si Nembrota Kurbayana, peacock mantis shrimp, ketemu juga Moray Eel, site ini cukup asik dan layak untuk didatangin.

Nembrota kurbayana




































Nice color Crinoid








Gaint moray, Gymnothorax javanicus
























Rasanya ini the biggest moray eel ever... gak tau berapa panjangnya karena ada di dalam coral, tapi lingkar kepalanya dibagian yang terbesar saya perkirakan sebesar pinggang orang dewasa, 80cm an ?
Pokoknya mau bilang apapun, hehehe the biggest I've ever seen so far... just for my record :).

Di dekat Mooray Eel, pak Santoso notice satu gundukan 'batu' aneh, diperhatiin terus, ada mata dan mulutnya :)
Saya duga ini adalah Stone Fish, so kalau bener, ini lah perjumpaan pertama dengan stone fish...
Yang saya ingat, warna stone fish pertama kali kelihatan putih, kemudian pelan pelan berubah menjadi seperti diatas..
Setelah searching mahluk diatas ternyata Scorpion fish, namanya False stonefish (or Devil scorpionfish) Humpback scorpionfish, Scorpaenopsis diabolus, pantes mirip banget sama Stonefish :D.


























Nembrotha purpureolineata (O'Donoghue, 1924)
























Sempet melihat seekor nudi cantik ini...
Kami kemudian ditunjukkan underwater cave lainnya yang lebih sempit dan cenderung seperti ceruk kecil saja. Kali ini ketemu 3 ekor hiu... black tip. Masih anak anak... Sukurlah, semoga gak kena jaring atau kena pancing...









































































Cave nya ada di kedalaman 20m an, setelah keluar dari cave, karena hampir kena deco, kita safety stop dan bisa melihat udara yang trap di cave pelan pelan keluar terkena arus... pemandangan yang indah... :).




Setelah dive 2 di Candi Dasa, kami pindah ke Padang Bai... waktu masih memungkinkan dan memang 'gak bisa nambah' lagi di Candi Dasa. Pindahlah kita ke tempat Dive Guide yang senior dan terkenal I Made Widana :). Ex Ena Dive book !! bisa dibayangkan hahaha... para mantan DM yang sekarang sudah membuka usaha Dive Center sendiri...
Mau diskusi dengan beliau, silahkan add fb nya : Imade Widana.
Beliau punya Dive Center di dekat penyeberangan. Jadi bukan sejalan dengan Geko Dive, Waterworxx dll, tapi di jalan kecil yang bersebelahan dengan pelabuhan Ferry.


Anyhow... dive 3 kami ke Blue Lagoon.

Lokasinya dimana lagi kalau bukan persis di depan Blue Lagoon Padang Bai.
Lagoon yang kalau dilihat dari atas sangat indah, hijau dan jernih. Hotel2 mewah dan mahal ada di puncak bukitnya.

Lokasi ini kami minati karena kabar ada Rhinopiast merah nya dan beberapa spesies nudi branch yang langka...

Descent ke 6m, kami menemukan Nudi branch yang dimaksud...

Marionia sp























Marionia sp


Nudi yang sangat mirip dengan soft coral, dia berada di tengah2 soft coral yang cocok dengan kamuflase yang digunakannya.
Ada 2 pcs dan menurut pak Widana, ini nudi yang jarang bisa ditemui....


Perhatikan ada tentakel di mulutnya...





Marionia sp





















Sangat mirip dengan soft coral ya :)....

























Kemudian satu lagi nudi yang kami juga belum pernah bertemu....


























Huhuhuhu... dengan gonoporesnya ter ekspose :)...

























Juga Orang Utan Crab yang sedang nangkring dengan manis... kelihatannya ini barang yang gak sulit ditemui di Padang Bai....
Orangutan Crab (Achaeus japonicus)

























Rhinopias eschmeyeri
























Hewan langka di Bali, Rhinopias, sekeluarga dengan scorpion fish...

Dan kemudian lebih banyak lagi nudi branch dan hewan2 aneh yang belum pernah saya temui :D.





Jelas nambah banyak daftar hewan di dalam kamus saya hehehehe....

Chromodoris annae
























Salah satu favorit saya di penyelaman kali ini... sederhana tidak aneh tapi wow buat saya :D....

























Phyllodesmium serratum (Baba,1949)






Lovely trumpet fish...




























Something pretty... pipe fish yang tenang, bisa difoto dengan wetlens :).
Bend Stick Pipefish, Trachyrhamphus bicoarctatus


























Dan kemudian juga telur squid ini juga menarik, berukuran hanya 3cm an, telur ini melindungi squid sebelum ia menetas.
Sayang belum agak miss komunikasi, harusnya ditetaskan dan difoto hehehe...



End of day... kami memutuskan gak ambil dive 4 karena memang cukup payah, 3 dives tapi semuanya diatas 1 jam dan bahkan dive terakhir diatas 80mnt.
Kami menginap di "Kembar Inn", beberapa highlight :
* Candi Dasa agak sulit air, jam jam tertentu air mati.
* Kebanyakan penginapan di Candi Dasa tidak 'friendly' bagi penyelam, mereka tidak terbiasa menerima penyelam. Tidak terbiasa dengan penyelam yang sering berbasah basah masuk ke kamar, tidak provide early breakfast, tidak memperbolehkan late check out dll.
Yang jelas saya merasa tidak seluwes penginapan di Tulamben atau Mimpi Resort yang sudah lebih biasa menerima penyelam.




Day 2, Agus dan Robby dari DPS bergabung jam 7:30, dan kita janjian untuk dive bareng
Rencana saya dan Pak Santoso ambil 3 dives, sementara Agus dan Robby rencana ambil 2 dives saja.

Dive 1, Jetty Point.

Lokasi ini sedikit agak jauh dari lokasi dive center di Padang Bai, sekitar 15-20 menit ke arah Candi Dasa.
Dari jetty atau dermaga ini kita sudah bisa melihat Gili Mimpang dll dari kejauhan.


Di permukaan air saya menemukan ID ini : Port Of Tanah Ampo, pt Pelindo III.
















Kita dive menyusuri bagian bawah jetty, dengan hasil yang sekali lagi dan kembali lagi : memukau !!
Frog fish, nudi branches, another macro heaven :).
Gak salah kalau Padang Bai sekarang harus diperhitungkan sebagai macro heaven !!


Small frog fish only 2cm long... on big rope... Antennarius commerson























Flat worm white dotted !! :D.





































Dan ketemu Sand Eel yang lagi 'umbelan' hiehiehieheihie...
Highfin snake eel, Ophichthus altipennis















Dan seekor Wasp fish sedang istirahat :D.


















Dan seekor puffer fish berpose tanpa malu malu...
















Seekor Goniobronchus (something) yang manis...
Pleurobranchus peroni


Bli Tangkas menemukan flat fish ini :). Di Pasir Putih - Situbondo masih pernah ketemu lah... :D.
















Frog fish walking on the sand... :D, she actually walking towards me....
Have to swim backward to be able to photograph her...



Ackward Nudi....
Flabellina exoptata











































































Dengan arm pinjaman (floating arm) dari Pak San, saya coba foto backlight... :).

Flabellina exoptata
























Flabellina exoptata












































Salah satu highlight saya di dive ini... seekor flatworm yang cantik dan bersedia berpose dengan anggun...
Elegant flatworm, Pseudobiceros bedfordi



























Si Flatworm sempat 'terbang' ke tangan saya...





































Dive di bawah dermaga sepanjang 150an meter ini memang menakjubkan, schooling fish yang saking besarnya jadi seperti awan diatas kami... kemudian penghuni nya juga aneh2 untuk penggemar macro fotography :).

Frogfish kami menemukan 3 ekor yang jenisnya beragam, nudibranch, flatworm bertebaran dimana mana dan bukan dari jenis yang 'umum' dijumpai di sembarang tempat... check them out...


'Kampung' Goniobranchus :D, ada satu flatworm, can you locate it ? :D Pleurobranchus peroni


























Giving a good defitinion of a 'flat' worm :D.


























Frog fish, his Antenae....



























Cuman sepanjang 2-3 cm saja...







Capturing lion fish with macro wetlens...
















Dive 2 kami nyemplung di Ferry Channel, tepat di depan dermaga penyeberangan Bali - Lombok di Padang Bai. Tujuan utama : nyari pygmy sea horse :) di 26m.

Kami dapat beberapa nudi branch sebelum akhirnya sampai di lokasi sea fan sarang si pygmy.

Berhasil ketemu nudi scotch light ini (sama yang ada di Gili Biaha, Candi Dasa) sangat menyenangkan :).


























Extra crispy nudi branch :D....


























Di 26 m akhirnya ketemu juga sea fan ber nudi :).
Sayang saya kelamaan antri, di 26 ini udah kena deco sehingga gak sempat berlama-lama untuk mencari pose yang mantap :). Agus sempat dapet foto yang wow... hehehehe....


Pygmee seahorse, Hippocampus bargibanti


























Kami berdua, saya dan pak San, kena deco, jadi harus bergelantungan dengan tali di 4m an, saya dapet rejeki 11 menit, pak San 9 menit :).
Agus dapat keberuntungan... karena kedinginan dan dive terakhir hari itu dia langsung naik... kelihatannya Dive Comp nya bukan Suunto hehehehe...


Red-gilled nembrotha, Nembrotha rutilans

Sebelum naik masih ketemu satu nudi branch cantik...
Kami berdua deco dan safety stop sambil drift perlahan, ketika muncul ternyata sudah ada di dekat tanjung bias tunggal / Silayukti temple.





Dive 3, Nudi City.
Lokasi masih ada di dalam Ferry Channel, kali ini di sebelah barat dermaga.

Descend langsung ke 16-20m, terlihat sepi sepi saja, naik ke 15-13m dan mengamati pelan-pelan baru terlihat begitu banyaknya Nudi disitu, mulai dari yang agak umum sampai yang jarang / tidak pernah saya lihat sebelumnya :).





















































Dan kemudian yang mengejutkan lagi adalah 2 foto tentang 'mating nudi' (Nudi branch yang lagi kawin).
Selengkapnya tentang ritual menikah nudi, perkembang biakan nudi bisa klik disini :
* Nudi Branch Wikipedia.
* Nudi Branch Mating Ritual.

Mating Nudi Branch


























Mating Nudi Branch



Nudi Branch Mating Ritual



Dan 'All White Nudi Branch'







































































































Plus seekor kepiting yang hidup di ceruk barrel coral.





Akibat keasyikan memfoto hehehe... kali ini deco nya a personal record : 16 minutes !! hahahaha...
Dan saya terpaksa bergelantung di 3-4m sambil drift ke timur (ke Tanjung Bias Tunggal).
Dari Pak Santoso yang sudah lebih dulu naik, beliau berkata bahwa posisi sosis saya sempat pas berada di depan jalur Ferry yang akan keluar pelabuhan, sehingga boat harus merapat ke dekat saya untuk melindungi dan memastikan Ferry melihat kami dan tidak menabrak saya...

Gile juga... hahaha... tapi mungkin lokasi ini bisa hebat begitu karena tidak banyak diver yang mau 'diving dibawah Ferry' hahahaha... memang ada bahaya tersendiri... bisa kena baling baling kapal tuh...

Eniwei... see you on the next dive, which is March 2-3rd again @ Padang Bai :).




Monday, February 4, 2013

Membandingkan Digital Camera, DSLR, Micro 4/3

Awal 2013,

Saya mencoba mengambil waktu untuk melakukan perbandingan antar kamera digital....
Keinginan ini dipicu karena saya lihat hasil foto dari beberapa kamera mirorless, micro 4/3 (atau EVIL : Electronic Viewfinder Interchangeable Lens) seperti Olympus Pen, Olympus OMD EM-5, Sony NEX 5R, NEX 7 dan kamera pocket semi DSLR (G12, Panasonic DMC GHC2, Canon S100 etc) sudah bisa 'bersaing' dengan DLSR, terutama kelas entry level - semi pro.

Feeling ini sudah dimulai sekitar awal 2011, ketika saya 'meremehkan' G11 yang setelah dilihat hasilnya eh, kok gak kalah jauh dari DSLR Canon 550D saya, memang kerasa masih kalah, bokeh, color depth dll, tapi gak jauh jauh amat gitu lho... Akhirnya di awal 2012 saya beli G12 untuk khusus untuk main UW photo (karena kalau DSLR nyemplung alamakkk... berkali kali lipat mahalnya...)

Kemudian di pertengahan 2012, mulai kerasa kalau Micro 4/3 dari Oly, Panasonic DMC GH 1 dll kualitasnya sudah OK juga... malah lebih baik daripada G12 dari sisi color depth dan dynamic range !
Canon S95 pun yang dari golongan 'pocket' mengejutkan hasil fotonya...

Ditambah lagi bingung dengan serbuan product baru, G15, G1X, GX1, EPL 3, Oly OMD, Sony RX100 dan lain sebagainya... bingung mau menentukan mana sih yang lebih baik dari semua Pocket - Micro 4/3 ?
Kemudian kalau dibandingin dengan DSLR gimana sih sebenarnya kondisinya.



Parameter pembanding

Sudah kayak skripsi saja, tapi memang sangat layak kita menggunakan parameter-parameter yang lebih 'ilmiah' dan 'objective' :).
Saya baru sadar dan tau kalau sebenarnya 'feeling' bagus dan indah yang kita miliki bisa diwakili dengan 2 parameter ini :
1. Color Depth
2. Dynamic Range

Color Depth, definisi dari Wikipedia mungkin akan menjadi agak teknis (klik Color Depth dari Wikipedia).
Bahasa awamnya : Color Depth menjelaskan seberapa mampu suatu perangkat 'membedakan warna'. Semakin tinggi bpp (bit per pixel) ie semakin tinggi jumlah bits yang dipakai untuk menyatakan warna di satu titik, semakin tinggi pula color depth nya.

Penjelasan lebih mudah lagi, bandingkan TV hitam putih (1 bit, 2 color), monitor CGA (2 bits, 4 color), VGA/Super VGA (8 bits, 256 color), High Color (16 bits, 262k color), True Color (24bits, 16,8M color) sampai yang sekarang ini HDMI 1.3 standards (30-48 bits color) entah kapan bisa berhenti...
Tiap level membutuhkan peralatan yang lebih canggih, lebih cepat, tempat penyimpanan yang lebih banyak dst :).
Untuk memuaskan 'mata' kita perlu terus upgrade peralatan dan keluar duit terus hahahaha...

Ok, sekarang kita sudah bisa membayangkan Color Depth si 'Kaya Warna'.

Berikutnya Dynamic Range.... (klik Dynamic Range dari Wikipedia)
Kemampuan untuk membedakan detail, suatu object yang terang sekali atau gelap sekali bisa dibedakan jika dynamic range dari sensor photo (dan display nya) punya Dynamic Range (DR atau DNR) yang tinggi.
Kalau di TV, kita kenal istilah 'Contrast Ratio', 1:4000, 1:10.000 seperti gitu itu, kalau lagi pilih2 beli TV hehehe...

Kemampuan memperkuat gelap dan terang sehingga detail (terutama) dalam gelap pekat dan terang benderang bisa kita lihat dengan jelas...
So Dynamic Range mudahnya sebut saja sebagai 'Kaya Detail'.

Ah... inilah ternyata yang bisa kita pakai sebagai dasar untuk membandingkan Kamera kita, TV, monitor, apapun peralatan digital yang berhubungan dengan menangkap dan mengeluarkan warna :).


Ok, cut all the bullshit... now lets see what we had here...
Saya menemukan satu link yang membandingkan kamera berdasarkan kemampuan sensornya (Camera Sensor Rating).
Ini betul2 basic element yang harus kita perhatikan ketika kita mengejar 'kualitas gambar'.
Tentu saja paramater2 lain seperti 'max iso', 'lebar display', 'high burst capture' dsb sejenak kita anggap secondary...
Jangan juga dibandingkan dengan fashion camera seperti Lomo hehehehe...


Satu website yang cukup gamblang membandingkan kamera dan sekarang saya pakai sebagai acuan adalah DxOMark.com


























Analisa Mosaic view (dalam bentuk scatter diagram) yang cukup interaktif dan lengkap disajikan.
Saya kira parameter CD dan DNR akan sangat mewakili kebutuhan fotografer untuk membandingkan berbagai model kamera yang sekarang ada di pasaran :).


Keterkejutan saya dimulai dengan Sony NEX-7 dan Sony DMC RX1 (bukan RX100 !) yang memimpin di puncak list dengan skor mendekati 100 ! Bukan hanya itu saja, dua kamera ini sudah mengalahkan DSLR paling Top dari Canon semacam 5D Mark III dan 6D. Mereka berdua hanya kalah dengan Nikon D800 dan D800E !

Bandingkan juga dengan 'kelas' dibawahnya sekitar Oly OMD E-M5, Oly EPL-5, yang sudah setara dengan Nikon D90.
Canon EOS M pun tertinggal cukup jauh, artinya 4/3 dari Canon belum mampu menandingi Olympus, apalagi Sony !
Canon G1X, Panasonic GX1 apalagi Canon G15 semua kamera yang 'baru' dan masih gencar gencarnya promosi ternyata tertinggal sangat jauh... kelihatannya di kelas ini memang Canon harus angkat tangan... entah karena mereka sudah terlanjur punya rentetan product DSLR yang udah 'terlanjur mahal', tentunya kalau ngeluarin 4/3 yang powerfull jajaran DSLR mereka bisa habis semua valuenya....
Atau memang teknologi mirorless nya 4/3 mereka gak bisa saingin ?

Sonny RX100 berada diantara kelas Oly OMD E M-5, EPL-5 dan jajaran Canon G1X, G15 dan Pana GX1.

Kamera2 ini sebenarnya adalah kamera yang sedang hit dibicarakan di kalangan Under Water Photography... kualitasnya, harganya, kemampuannya dst :).
Kelihatannya memang harga gak bisa bohong (bandingkan harga NEX 7, Oly OMD dan G15)...

Dan satu lagi kesimpulan yang menyedihkan, kamera Canon DSLR 550D saya yang rencananya mau saya cemplungin laut (dengan konsekuensi biaya selevel DSLR) secara logis harus dibatalkan...
Karena secara investasi buat beli UW casing dan systemnya akan jauh lebih mahal daripada kalau saya beli Oly OMD atau Sony RX100...
Walaupun keleluasaan untuk upgrade (lens, port, dll) masih lebih flexible DSLR, namun mirorless dengan kualitas seperti sekarang pasti akan terus berkembang dan punya masa depan lebih baik... tambah lama akan tambah murah dan lebih banyak populasinya dibandingkan DSLR nyebur laut...

Masa depan UW photography...

my version...

:D



Additional info, per April 9th 2013 :
Agak khusus untuk pemilihan kamera underwater, karena kamera yang akan dibuat memfoto underwater perlu pertimbangan tambahan (ketersediaan UW housing, variasi lensa, dll) :

- Sony NEX 5R, NEX 7 menjadi best video dan best image quality 2013, kelasnya berada di atas RX-100 (best image quality and focus speed 2013). RX-100 masih ada dalam kelas 'compact' camera sedangkan NEX 5R dan 7 sudah ada di kelas Mirorless.
Sony RX-100 sekarang sudah ada casing yang 'murah' dari Ikelite (sekitar 3.5-4j harga UW casingnya), bandingkan dengan Casing Nauticam yang 10j an.
Overall, sonny punya keunggulan pada ketajaman dan warna warnanya dan speed untuk mendapatkan focus.
- Olympus OMD- EM5 menjadi primadona saat ini, terutama di kalangan profesional photographer, karena kecanggihan lensa dan option lensa yang dianggap mumpuni baik untuk macro maupun wide angle.
Gambar yang didapat bisa demikian tajam dan detail karena kecanggihan teknologi lensa dari Olympus.
Dari Deep Extreme minggu lalu, satu paket kamera OMD-EM5 plus casing plus lensa plus dome dijual di sekitar 24j rupiah. More detail on this yet...
- Fuji punya keunggulan natural colour nya... supaya tidak 'pusing' mengedit supaya mendapatkan natural colour nya, maka camera Fuji adalah pilihannya... sedang search model yang pas untuk UW photo... more on this later... :).








------------------------