Search This Blog

Thursday, July 3, 2014

Penyakit Dekompresi, Tipe dan Gejalanya.... [DCI (Decompression illness), DCS (Decompression Sickness, Type and Symptom...]

Halaman ini didedikasikan untuk membicarakan type, gejala, penyebab dan jika memungkinkan, penanganan terhadap berbagai type penyakit dekompresi yang dapat dialami karena Penyelaman (Scuba Diving - Diving with Compressed Air).


1. Air Embolism
Singkatnya, keberadaan gelembung udara di dalam pembuluh darah.
Dapat dikarenakan decompressi yang terlalu cepat (naik terlalu cepat). Atau karena pecahnya pembuluh darah di paru paru yang membuat udara masuk dari alveoli (pembuluh penyerap udara di paru paru) ke dalam sistem pembuluh darah.
Wikipedia : Air Embolism.
Encyclopedia Britannica : Air Embolism.

Keberadaan gelembung udara ini dapat menimbulkan penyumbatan di pembuluh darah, bisa berakibat mati rasa di bagian bagian tubuh yang aliran darahnya terhambat, kelumpuhan sementara atau permanen, hingga kematian jika gelembung udara menghambat aliran udara ke otak.

ps : Keberadaan microscopic bubble (gelembung udara micro) dalam darah dipandang sebagai hal yang wajar dan tidak membahayakan, terutama di pembuluh darah Vena (pembuluh darah balik yang mengalirkan darah kembali ke jantung). Air Embolism baru bermasalah jika ukuran gelembung yang ada cukup besar, atau berada di pembuluh darah arteri (pembuluh darah yang mengalirkan darah dari jantung) disebut juga AGE (Arterial Gas Embolism).

gelembung udara micro yang ada di Vena akan di filter pada proses pertukaran gas di paru paru, sedangkan gelembung udara yang ada di arteri, jika tersangkut di tempat tertentu bisa menghentikan aliran darah ke tempat tersebut, mengakibatkan kelumpuhan, sementara maupun permanen hingga kematian.


2. Mediastinal emphysema
Gelembung udara yang terjebak (pocket of air), yang terjebak didalam mediastinum (rongga di tengah dada, di antara kedua paru paru). Jika terdapat dalam jumlah yang banyak, dapat menyelubungi jantung dan pembuluh darah pusat, memberikan tekanan yang menimbulkan rasa nyeri di dada dan di dalam tulang rusuk.
Dapat menekan trachea yang menyebabkan kesulitan bernapas. Karena menekan jantung dan pembuluh darah, mediastinal emphysema dapat menyebabkan terganggunya aliran darah dan ritme jantung.

Encyclopedia Britannica : Mediastinal emphysema.




3. Skin bends / Cutaneous Decompression Sickness
Disebabkan gelembung (bubble) nitrogen yang terperangkap di pembuluh darah di kulit.
Tipe penyakit dekompresi ini tidak menyebabkan kematian atau kelumpuhan tapi mengindikasikan adanya bubble akibat decompresi yang kurang baik.

Wujud paling ringan dari skin bends adalah kulit menjadi kemerahan dan gatal (Itchy Rash), biasanya terjadi di dada, bahu dan punggung. Warna merah yang timbul seperti gatal karena terbakar sinar matahari dan gatal.
Gatal yang terjadi sering digambarkan seperti banyak serangga kecil yang sedang berjalan di atas kulit.
Setiap gejala radang kemerahan yang diakibatkan oleh dekompresi  yang tidak sempurna (decompression rash) perlu mendapatkan identifikasi medis. Dengan kata lain, hanya karena bends yang terjadi tidak akan berakibat serius, bukan berarti hal tersebut bukan merupakan masalah, karena dapat mengindikasikan adanya tipe DCI lain yang lebih serius.

Bentuk lain yang lebih serius dari skin bends adalah Cutis Marmorata. Ciri cirinya adalah kulit menjadi seperti marmer, berwarna merah menyala, ke ungu unguan dan kadang kebiru biruan dengan pola seperti marmer yang tidak merata. Gatal yang timbul juga sangat mengganggu.
Diver yang mengalami Cutis Marmorata dianjurkan untuk melakukan terapi recompression (hyperbaric chamber), karena gejala cutis marmorata juga dijumpai pada tipe DCI yang lebih serius seperti Neurological DCI.


Bentuk lain dari skin bends adalah Lymphatic DCS, yang timbul di bawah kulit. Lymphatic DCS menyerang sistem limpa / sistem yang bersangkutan dengan penyaluran cairan tubuh. Pembengkakan di bawah kulit (sering disebut edema), timbul karena penumpukan cairan tubuh di tempat tertentu.

Lymphatic DCS dapat dikenali, ketika bagian tubuh yang terkena lymphatic DCS ditekan tidak langsung membal kembali.
Juga timbul rongga diantara lapisan kulit di bagian yang terkena lymphatic DCS, yang menimbulkan seolah olah ada pembengkakan.
Seperti bentuk skin bends yang lain lymphatic DCS dapat mengindikasikan adanya bentuk DCS lain yang lebih serius yang sedang dialami.

Skin bend information.






to be added continuously.......

Friday, June 6, 2014

Trip Report : Dive Lombok (2 days), Cycling Lombok (1 day), 24-29 Mei 2014


Kesempatan bagus di 2014, ada satu minggu yang tanggal merahnya ada 2 biji hehehehe...
Kalau dimanfaatin, dengan bermodal 3 hari cuti, kita bisa jalan jalan selama 9 hari :D.

So... saya rencanain untuk main main di Lombok mulai 24 Mei - 1 Juni 2014,
Sayang mungkin karena kurang persiapan, kurang lama woro woronya, peminatnya cuman 3 orang (termasuk saya hahaha...) dan karena satu dan lain hal, trip dipersingkat sampai tanggal 29 Mei saja...



Singkatnya, kami ber 3 menginap di Senggigi, seperti biasa mbak Mamiek datang dengan keluarga.
Kami ambil dive center di Senggigi dan enaknya tinggal di Senggigi adalah kita bisa dive di Gili (air, meno, trawangan) dan malamnya tetap bisa santai di seputaran Mataram dan Senggigi.

Alternative lain adalah tinggal di Gili Trawangan, ambil Dive Center disana dan diving seputaran Gili saja.

Setelah banyak pertimbangan, salah satunya adalah Dive Center di Gili Trawangan agak kurang fleksible, harganya juga cenderung lebih mahal, makanan dan penginapan disana relatif lebih mahal juga...


Hari Pertama :
Gili Air - Air Wall,
Lokasinya diantara Gili Meno dan Gili Air, arus permukaan dan di bawah kencang, kelihatannya sangat terpengaruh dengan throughput flow ke Samudera Hindia....
Pertama kali descend sudah terasa arus kencang, 1/4-1/2 knot an saya kira.
Harus nempel di bawah atau pasang 'jangkar' kalau tidak mau kebawa arus hehehe...

Langsung ketemu seekor penyu sedang makan :D.


Langsung saya deketin dan mencoba memfoto... dan langsung temen temen lain ngerubutin :D.....







Kami turun terus slope, dengan tutupan coral yang baik namun tidak banyak variasi coral nya, cenderung monoton :p, mungkin ini salah satu sebabnya dive di Gili bisa jadi membosankan :D.
Setelah 12m, mulai berpasir dan rubble.

Arus tetap deras, pak Dian sang leader menemukan satu baby blue ring octopus....








Untungnya dia tidak sembunyi di belakang coral, nantangin kita untuk memfoto nya hahahaha...
Sambil terus berubah ubah warna, kuning terang, kuning gelap, kuning agak kemerahan... terus berubah warna :D.



Saya menghabiskan 20menitan dikedalaman 25m untuk memburu si Blue Ring dan baru naik karena tinggal 5menit lagi deco :p.
kami meneruskan jalan sampai ketemu wall yang pendek saja, puncak di 7m an dan bottom sekitar 30an m saja... panjangnya juga tidak terlalu panjang... well this is the 'Air Wall' :D.



Safety stop @ Air Wall.. deres arusnya bokkk hehehehehe...


Surface interval di Gili Meno, kita dapet kesempatan untuk melihat akomodasi di Gili Meno.
Penginapan juga tersebar banyak di Gili Meno dan harganya relatif lebih murah dibanding GT (Gili Trawangan). Banyak penginapan dengan Fan dan AC, namun lebih luas ukuran kamar dan halamannya dibanding di GT yang sudah sangat crowded.
Ada transport rutin dari GT ke GM dan sebaliknya setiap harinya, so GM jelas bisa jadi alternatif kalau kita ingin lebih menyepi lagi.
Minus point nya cuman air di GM lebih payau dibanding di GT....

Harga makanan ya kurang lebih sama, lebih murah GM, namun variasi makanan jelek. Angkutan ada andong keliling pulau, kalau melihat jalan tanahnya, memungkinkan naik sepeda MTB. Tidak ada jalan aspal.


Next, kita menyelam di Turtle Heaven, di ujung Gili Trawangan. Kelihatannya ini lokasi yang cukup populer, banyak penyelam start dive disana.

Descend di 3-5m, ada slope yang curam sampai ke bawah, gak kelihatan dasarnya.... Kami menjumpai 3-4 ekor turtle...

Saya kira ini lokasi yang baik kalau kita ingin memfoto turtle dari bawah sambil mencari sun burst...



Inginnya nyari posisi yang pas, tapi si Turtle berenang terus ke laut lepas, hehehehe daripada kejauhan dari coral nanti ilang, ya udah akhirnya saya batalin ngejar nyari foto yang bagusan dikit...
Foto diatas yang terbaik lah yang saya bisa dapetin :D....



Foto Cindy and mbak Mamiek dengan turtle :




Tidak banyak hewan lain yang kami jumpai disini.
End of Day 1, besoknya kita diving seputaran Senggigi saja,
Dive 1 Day 2, Malibu Point.

Ini adalah lokasi Macro, kedalaman tidak pernah lebih dari 10m :D. Surge jelas terasa karena memang ombak disekitar wilayah Senggigi tidak terlalu tenang.

Dasar penggemar macro, ya tentu saja kalau menemukan lokasi yang cocok, banyak foto yang bisa diambil :p.






























The next day is cycling day !!
Saya start dari pantai Senggigi ke arah pantai Kuta di Lombok Selatan.

Berikut adalah rute sepeda yang digunakan :



Dari google map diatas, kira kira jarak yang ditempuh adalah 60km (one way).
Sangat memungkinkan untuk dibuat day trip (pulang pergi), jadi akhirnya diputusin untuk tetap nginap di Senggigi dan berangkat pagi supaya sore sudah sampai Senggigi lagi.


Agak telat berangkatnya, jam 8 pagi saya masih di Ampenan, kota pelabuhan nya Mataram.
Makan bakmie yang enak tenan hehehehe....

Ada kriuk kriuk nya... nyam nyamm... :D

Gara-gara telat berangkat, saya baru mulai start genjot dari Mataram jam 9 pagi, dan baru sampai di Kuta sekitar jam 1 siang...
Aduh... panasss buanget deh di jalan jam 12 siang itu hehehehe.

Rute yang saya lewati kebanyakan menanjak tipis... mulai dari Mataram - Sweta, terutama di jalan tol baru ke arah BIL (Bandara Internasional Lombok) sekitar 15-20km an menjanjak tipis terusss hehehe....

Baru setelah BIL yang kelihatannya ada di dataran yang puncak (sangat logis menempatkan bandara harus di titik tertinggi yang rata....), jalanan mulai turun hingga mendekati pantai Kuta ada beberapa tanjakan maut dan kemudian turunan panjang hingga pantai Kuta...


Jalan Baru yang aspalnya mulussss ke arah BIL, ideal buat cycling nih...
Jam saat itu sudah menunjukkan sekitar jam 11 siang.




Cycling pakai Vibram five fingers ;)... 

Sebelum sampai kuta sempat mampir foto foto di desa Sade, desa tradisionalnya suku Sasak yang sudah jadi tujuan wisata turis yang populer....




Dari Desa Sade ini, kira kira tinggal 10-15 km lagi sampai pantai Kuta, cuman jalannya alamakkk... harus naik dan turun cukup mematikan hehehehe.....


Di pantai Kuta sekitar jam 4 sore, setelah lunch....


Setelah foto2 sebentar di Kuta, langsung saya balik kanan kembali ke Senggigi, harus berjuang melawan letih dan tanjakan maut sebelum masuk desa Sade.
Setelah itu jalanan cenderung turun... sehingga sekitar jam 7, saya sudah kembali ada di Mataram, dan sekitar jam 8 an sudah ada di Senggigi lagi.

Teler dulu deh hahahaha...


Ohya, beberapa rekomendasi Kuliner di Lombok :

Sate Rembiga, yang ada di dekat lapangan Rembiga, Mataram, koordinat GPS : -8.561866, 116.109296
Peta Google Map :
https://www.google.co.id/maps/@-8.562454,116.1091439,18z

Lokasinya ada di Jalan Dr Wahidin. Dari Selatan (jalan Dr. Sutomo, lurus saja hingga ketemu lapangan rembiga di kiri jalan dan kemudian perempatan (ke kiri Jl Adi Sucipto, ke kanan Jl Jend Sudirman).
Dari perempatan ini lurus saja, sebelah kiri jalan 50m dari perempatan, cari orang sedang bakar sate :D. Memang petunjuknya kurang besar, lebih baik kita cari orang sedang bakar sate, itulah sate Rembiga ! :D.

Jam bukanya mulai sore hari hingga malam.

Sate Rembiga, tampak dari luar hanya seperti tempat membakar sate saja... gak kelihatan ada tempat duduk
dan cenderung remang remang... Tapi masuk ke dalam baru kita lihat antrian yang cukup banyak...


Sate Rembiga, dimakan dengan lontong.... sate ini gak pakai bumbu dan tidak terlalu pedas...
Masih bisa dimakan oleh orang yang tidak terlalu suka pedas....



Nasi Balap Puyung,

Kalau mau mencari yang 'asli' namanya Nasi Puyung "Inaq Esun", tapi lokasinya ada di Lombok Tengah (Puyung adalah nama Desa nya, Desa Puyung).
Namun sudah banyak restaurant yang menjual nasi Balap Puyung ini di kota Mataram. Salah satunya yang saya singgahi, waktu itu sekitar jam 20:00 WITA.

Kalau anda sedang jalan dari pelabuhan Lembar ke arah Mataram / Senggigi, bisa dilewatkan Jalan Gajah Mada, mampir di rumah makan Nasi Balap Puyung, Cahaya 2. Koordinat GPS : -8.604814, 116.101103
Dekat Universitas Muhamadiah Mataram.

Jam buka mulai sore hari hingga malam.

Peta Google Map : https://goo.gl/maps/nrCv2



Anda bisa meracik makanan anda sendiri, ada telur, ayam, suwiran daging dst. Yang jelas dan yang pasti, akan pedas dan panasss di mulut (merica), liat aja warna kuahnya yang merah begitu, ditambah minyak, dijamin akan lengkettt di bibir anda hihihihihi.....

Racikan nasi puyung yang saya makan... yang enak itu ada potongan kentang dan ikan asin kecil kecil yang bikin
rasanya jadi gurih... pedas dan gurih.... ahhh.....



Kuliner berikutnya yang patut dicoba, tentu saja kalau anda menganggap Ayam Taliwang itu sudah terlalu 'umum', di mana mana udah beken, di Jakarta, Jogja, Surabaya, gak sulit nyari Ayam bakar Taliwang dan Plecing Kangkung. Bahkan sudah umum untuk mengirim Kangkung dari Lombok ke Jawa sebagai bahan baku nya.

So, kalau bosan dengan makanan yang dimana mana anda bisa temui, bisa coba satu Sate yang sangat terkenal di Lombok, Sate Bulayak.

Lokasinya ada di sepanjang jalan raya Narmada (Mataram - Sweta, terus ke timur).
Siang sampai sore jam 20:00 masih banyak penjual sate gerobak dorong di sepanjang jalan raya Narmada ini. Gak mungkin kelewat deh kalau anda lewat disini.

Kalau mau yang lebih 'orisinil', anda harus masuk lagi ke utara dan ke timur.
Dari Mataram, jalan terus ke timur, anda harus mencari terminal Narmada, di pertigaan, belok kiri ke arah Suranadi.
Lurus saja ke utara setelah SMAN ada tanda belok ke kanan ke arah Suranadi. Ikuti saja jalan itu hingga kurang lebih 3km dan belok kanan masuk kompleks Taman Wisata Suranadi.

Para penjual sate bulayak ini ada di lokasi parkir Taman Wisata Suranadi.
Buka dari siang hingga sore hari (jam 18:00 WITA) anda masih bisa menikmati Sate Bulayak ini,
Namun jika anda datang agak malam hari, jangan kuatir, tepat di sebelah kumpulan penjual sate bulayak ini ada satu restaurant yang cukup ramai dan terkenal, anda bisa makan ikan bakar, ayam taliwang dll makanan khas Lombok. Buka mulai siang hingga malam hari.

Lokasi GPS : -8.569484, 116.231718


Penjual Sate Bulayak

Kita dipersilahkan duduk di tikar, tiap slot ada satu penjual sate yang akan melayani.
Ingin makan bagian apa dari Sapi ? Ginjal ? Hati ? silahkan pesan pada mbak penjual sate ini :D.

Sate berkuah, hmmm enak buangett.. gurih dan pedas... kemudian dimakan
dengan bulayak (semacam lontong)...


Kurang pedas ? bisa minta tambah potongan cabe ! :D.




Sekian laporan pandangan mata dari Tour Lombok :D....
















Friday, May 9, 2014

Walace Line - Indonesian Throughflow

Halaman ini akan menjadi kumpulan tulisan tentang Wallace's Line, garis yang dibuat oleh sir Alfred Russel Wallace, untuk memisahkan wilayah di Indonesia yang memiliki asal muasal Asia dan yang memiliki asal Australia.

Russel Wallace, membandingkan data tumbuhan dan terutama hewan yang ada di Asia dan Australia.
Dia menarik garis batas imaginary dimana hewan di Jawa, Bali dan Kalimantan berbeda dari hewan yang ada di Lombok, Sulawesi.
Hewan di sebelah timur garis ini memiliki keserupaan dengan hewan di Australia-Papua, sedang hewan di sebelah baratnya memiliki keserupaan dengan hewan di Asia.

Mengapa bisa terjadi demikian ?
Hipotesa yang dibuat, laut dalam di sekitar Sulawesi - Maluku - NTB - NTT dahulunya adalah sebuah sungai purba yang besar yang memisahkan kedua wilayah ini (Asia dan Australia) sehingga dua benua ini memiliki spesies yang berbeda. Hewan-hewan tidak bisa menyeberang karena kuatnya arus dan jauhnya jarak kedua daratan tersebut.

Aliran sungai besar ini, sampai sekarang masih ada dan dinamakan Indonesian through flow, yang berasal dari Utara, menuju ke selatan lewat Selat antara Kalimantan dan Sulawesi, kemudian lewat selat antara Bali dan Lombok.

Through flow (arus kuat) yang bergerak dari Sulawesi ini memberikan banyak imbas pada dunia diving...
Pertama, kesuburan dan keaneka ragaman ikan dan coral di selat selat disekitar Jawa, Bali dan Lombok dan Sulawesi.
Kedua, arus yang kuat antara Bali, Lombok memungkinkan beberapa lokasi menjadi lokasi drift dive kelas dunia (Nusa Penida berada di antara Bali dan Lombok).
Ketiga, spesies dari Sulawesi yang terbawa ke Bali / Lombok. Banggai Cardinal fish, yang seharusnya hanya ada di Banggai - Sulawesi, ternyata bisa juga ditemukan di Secret Bay, Gilimanuk - Bali.

Tulisan Simon Pridmore tentang Indonesian Throughflow.



Akan terus ditambah jika ada bahan menarik tentang Indonesian throughflow ;)...

Friday, May 2, 2014

Torid Pulse toy !.... Vortex Ring maker :D...

Remember those 'ring' you see in magazine that makes u go: 'wow... I wanna make them too....' ; 'super cool...' :D.
This the ring I meant :




And here is a Dolphin making vortex ring :.... :D



And don't worry, we can make that too... :D....




It will looks good on you to photograph yourself with a vortex ring :D.






How to create it ?
Vortex Ring / Toroidal Vortex from Wikipedia.
A guide to make Vortex Ring Under Water.
Another guide to make Vortex Ring Under Water.


Tired of trying to create vortex ring ?
We are in the 21st century, nothing is without tool isn't ?
So here is the tool called Torid Pulse from H2Odyssey....
Check out the video below...




You can play around with your friend, calling a friend (replacing tank banger :D), or just having fun and create nice picture picture with the pulse....

Nice toy isn't ? :D.
Could it become a new standard for buddy search, especially in low visibility ?
Shoot to all direction then wait 1 minute then shoot again to all direction ? hehehehehehe....

..........

Thursday, April 3, 2014

'Inland' Photography trick into UW Photography : Snoot and Reverse Ring

These two tricks are getting into my attention lately. Snoot and Reverse Ring....
'Inland' photography technique, thats how I called it, is getting more in more into UW photo...
Giving more flexibility and creativity in shooting UW.
I remember for example snoot technique has been adopted from 'inland' photographer for quite sometime.

To me myself....
No matter how late it is, no matter how simple it is... :)...
I think I'm the kind of person who will only move on to another equipment after I felt convenience with the previous one :).... So slowly is better than having a lot of equipment with none to master...
But even with this kind of attitude, I felt my list of equipment is still growing quite fast... :D.

I would like to try more stacked wet lens onto my camera, then also adding snoot, hopefully an DIY one... and the possibility to try and use Reverse Ring to my Oly EPM-1 camera :) (to hopefully the set up would not require wetlens for shooting macro....)


Basically, the use of Snoot will make your images look dramatic :), because the focused light (instead of wide) from the snoot will only enlighten a small portion of object that we as a photographer would like to highlight... black background is also an advantage...
The minus point is, as I previously mentioned, we are adding difficulties to our technique. because we need to adjust the lighting to an uncontrollable (mostly) moving subject compared to normal strobe that we had a wide area that we do not need to frequently adjust our strobe position....

To study how to use snoot, just visit a page by
divephotoguide.com and a short but brief video tutorial by reefandcritter.com on how to use snoot.




The use of Reverse Ring...
As I said before, the "on land photography" technique is getting into UW photo...
You would find thousands of land (macro) photography using the reverse ring technique, but very few use it for UW photo.
The positive thing is, we could save a lot of money by using 'reversed lens' as replacement of macro wetlens(es), but downside is we will loose autofocus ability and also flexibility to use or not to use wetlens (by means of swing away adaptor holder for instance..).

But the result of using reverse ring is to have a lot of magnification even from a standard lens....

To study more about reverse ring,
just use these two web site :
Digital Photography School
Photography Community Blog


Got a lot to try...... so stay tuned... my journey is still a long long long long way to go my friends :).

Cheers !
===========







Sunday, March 23, 2014

Trip Report : Les Vilage & Diving Tulamben, 22 Mar 2014

Ada waktu sedikit longgar :), saya coba mengulas satu destinasi wisata di Bali Utara yang tidak hanya menyediakan lokasi Diving.

Nama Lokasinya : Desa Les.

Silahkan googling sendiri kalau menginginkan referensi lebih, beberapa yang saya anggap cukup informatif ada di link ini :
1. http://www.desalesholiday.com/ (cukup lengkap, map, how to get there dll...).
2. Peta dan daftar  di desa Les : http://www.desalesholiday.com/images/brochure/bali_map_folder.pdf
3. Review dari Tripadvisor.


Yang menarik disini, pengunjung bisa melakukan banyak kegiatan... cocok dengan konsep Desa Les : Eco Turism...
Ada snorkling / diving, plus penjelasan tentang cara transplantasi coral, ada hiking ke cave, air terjun Yeh Mampeh (di klaim sebagai air terjun ter tinggi di Bali), Jalan jalan ke beberapa kuil Hindu yang ada disana.
Bisa menginap di rumah penduduk (homestay) di dekat air terjun dst...

Buat para penggemar touring dengan sepeda, jalan di pantai utara ini juga sangat layak untuk dijadikan route bersepeda, tanjakan dan turunan tidak terlalu tajam, aspal mulus... pemandangan bagus, kendaraan bermotor / truk jarang lewat, banyak restaurant, warung juga sepanjang jalan....



Sebelum dive ke Tulamben, kali ini saya mampir ke Desa Les, bertemu dengan pak Jerry dan pak Gede.
Pak Gede adalah pemilik hotel yang biasa dijadikan base bagi para diver yang ingin belajar transplantasi coral di Desa Les. Jerry adalah pendamping bagi masyarakat desa Les untuk mengembangkan eco turism ini, a Phillipino :).

Dari apa yang sudah ada sekarang dan pembangunan yang pesat, saya yakin Les sebentar lagi akan menjadi desa Eco Turism yang berkembang pesat...

oh ya ada 3 program utama yang dapat disediakan oleh pak Gede :
1. Adopt a Coral --> Pendidikan dan Transplantasi Coral. Diver diberi penjelasan tentang jenis jenis coral, dan teknik transplantasinya. Diver juga diberi kesempatan mempraktekkan sendiri bagaimana menanam coral, mulai memetik, mengikat/men-semen sampai membawanya dan menanamnya di laut.
2. Mempelajari teknik penangkapan ikan untuk ikan hias. Diver ditunjukkan bagaimana cara penangkapan ikan hias tradisional (dengan potasium, sudah dilarang) dan dengan jaring yang masih diperbolehkan.
3. Trekking, hiking ke arah gua sumber air, air terjun Yeh Mampeh, melihat kebun rambutan, tembakau, bahkan cycling ke perkebunan.


Syarat nya ? Kecuali untuk program no 3, harus sudah sebagai seorang Diver, artinya harus sudah bersertifikat untuk dapat melakukan penanaman coral.
Saya lihat pak Gede belum menyediakan peralatan diving (BCD, regulator dll), sehingga lebih aman kalau anda membawa sendiri perlatan diving kalau ingin mengikuti program penanaman coral di Les atau sekedar ingin diving di Les.


Jika anda cuman punya waktu weekend saja (2 hari), anda bisa mengikuti salah satu dari ketiga program diatas, sedangkan kalau anda punya waktu 1 minggu, maka anda bisa melakukan ketiganya sekaligus.
Dari Jerry dan Pak Gede mengatakan banyak turis mancanegara yang tertarik, pergi ke Bali (ke desa Les !!) untuk mempelajari penanaman coral ini...


Sekali lagi kita harus akui selera turis lokal dan turis manca negara memang berbeda hehehehe...

Suatu hari saya akan mencoba program program desa Les :).




Seharusnya saya mampir di Les cuman 20-30 menit saja... tapi sangking asyiknya ngobrol dengan pak Gede dan Jerry, plus nunggu sun rise (di pantai Les anda bisa melihat Sun Rise dan Sun Set di lokasi yang sama ! :D), saya menghabiskan waktu hampir 1 jam... sehingga agak terlambat janjian dengan seorang Guide yang akan saya 'coba' di Tulamben. Bli Ajiex Dharma.

So off I go to Tulamben.... janjian ketemu di Seraya Secret, dan melakukan 2 dives disana.

Dive 1,
Kami ke 25m dulu untuk mencari Tiger Shrimp, kemudian perlahan2 naik sambil mencari hewan2 kecil lainnya.
Seraya sedang musim Nudi sekarang... banyak sekali nudi dari banyak species.





Tiger Shrimp, with its young...


The Young, holding its food...


















Beautiful Flabelina....






Dive 2,
Di lokasi yang mirip, kali ini saya mencoba menggunakan snoot. Snoot pinjaman dari Bli Ajiex ehehehe...


Model snoot yang saya pakai, gambar diatas hanya illustrasi saja... :D.
Hasil foto dengan snoot memang berbeda dan memang sulit...
Anda menambahkan satu parameter control lagi dalam UW photo yang sudah rumit itu...
Intensitas strobe mungkin tidak terlalu memegang peranan sekarang, justru arah, jarak strobe ke object, menjadi siginificant, disamping tentu saja pengaturan exposure lainnya...
Betul betul dituntut berpikir, berimaginasi dan bekerja keras untuk menghasilkan foto yang pantas :D.

Saya rasa begitu anda masuk dengan wetlens dan snoot, tidak mungkin tidak anda membutuhkan assistant untuk membantu anda di air... an absolute must !

Snooted Harlequin shrimp.....



















Snooted Hairy shrimp.....




Snooted Skeleton shrimp.....



Snooted Boxer / Pom-pom crab......







Snooted Nudi lying eggs....


Snooted nudi....



--------------------


















Tuesday, March 4, 2014

Standard IP (water proof) apa itu ?? Senter Taktikal untuk menyelam ?

Buat menyambung pembahasan tentang kekuatan cahaya senter dalam satuan Lumens.

Salah satu pertanyaan yang sering bikin bingung para pembeli senter Under Water adalah ketidak adaan informasi berapa dalam sebuah senter bisa dipakai.
Manufacturer cuman memberikan info : "Waterproof acording to IPX-8 standard"
atau : "Waterproof in accordance with IPX-8", atau "IPX-8 Waterproof", atau semacamnya....

Ternyata 'IP' ini adalah rating internasional untuk menyatakan seberapa baik peralatan anda menahan masuknya partikel dari luar (debu, air, dll).
IP singkatan dari Ingress Protection atau International Protection (wikipedia)

Semakin tinggi nilai IP peralatan anda, ie IP67, IPX8 semakin baik ketahanannya terhadap debu dan air.

Misalnya peralatan kita punya rating IP 67, maka digit pertama (angka 6) bermakna kedap debu, debu tidak dapat masuk, dan digit kedua (angka 7) bermakna kedap air hingga kedalaman 1m selama minimal 30menit....


Untuk lebih jelasnya silahkan gunakan tabel dibawah ini :

IP * *

Digit pertama adalah rating perlindungan terhadap partikel padat.
Makna digit pertama : (from Wikipedia).
velObject size protected againstEffective against
0No protection against contact and ingress of objects
1>50 mmAny large surface of the body, such as the back of a hand, but no protection against deliberate contact with a body part
2>12.5 mmFingers or similar objects
3>2.5 mmTools, thick wires, etc.
4>1 mmMost wires, screws, etc.
5Dust protectedIngress of dust is not entirely prevented, but it must not enter in sufficient quantity to interfere with the satisfactory operation of the equipment; complete protection against contact (dust proof)
6Dust tightNo ingress of dust; complete protection against contact (dust tight)



Sedangkan digit kedua adalah rating perlindungan terhadap cairan.
Makna digit kedua :
LevelProtected againstTesting forDetails
0Not protected
1Dripping waterDripping water (vertically falling drops) shall have no harmful effect.Test duration: 10 minutes
Water equivalent to 1 mm rainfall per minute
2Dripping water when tilted up to 15°Vertically dripping water shall have no harmful effect when the enclosure is tilted at an angle up to 15° from its normal position.Test duration: 10 minutes
Water equivalent to 3 mm rainfall per minute
3Spraying waterWater falling as a spray at any angle up to 60° from the vertical shall have no harmful effect.Test duration: 5 minutes
Water volume: 0.7 litres per minute
Pressure: 80–100 kPa
4Splashing of waterWater splashing against the enclosure from any direction shall have no harmful effect.Test duration: 5 minutes
Water volume: 10 litres per minute
Pressure: 80–100 kPa
5Water jetsWater projected by a nozzle (6.3 mm) against enclosure from any direction shall have no harmful effects.Test duration: at least 15 minutes
Water volume: 12.5 litres per minute
Pressure: 30 kPa at distance of 3 m
6Powerful water jetsWater projected in powerful jets (12.5 mm nozzle) against the enclosure from any direction shall have no harmful effects.Test duration: at least 3 minutes
Water volume: 100 litres per minute
Pressure: 100 kPa at distance of 3 m
6KPowerful water jets with increased pressureWater projected in powerful jets (12.5 mm nozzle) against the enclosure from any direction, under elevated pressure, shall have no harmful effects.Test duration: at least 3 minutes
Water volume: 75 litres per minute
Pressure: 1000 kPa at distance of 3 m
7Immersion up to 1 mIngress of water in harmful quantity shall not be possible when the enclosure is immersed in water under defined conditions of pressure and time (up to 1 m of submersion).Test duration: 30 minutes
Immersion at depth of at least 1 m measured at bottom of device, and at least 15 cm measured at top of device
8Immersion beyond 1 mThe equipment is suitable for continuous immersion in water under conditions which shall be specified by the manufacturer. Normally, this will mean that the equipment is hermetically sealed. However, with certain types of equipment, it can mean that water can enter but only in such a manner that it produces no harmful effects.Test duration: continuous immersion in water
Depth specified by manufacturer, generally up to 3 m
9kPowerful high temperature water jetsProtected against close-range high pressure, high temperature spray downs.







Kebanyakan 'senter tactical' (istilah ini biasa digunakan untuk membedakan dengan senter selam), memiliki IP rating IPX-8, 'X' artinya ketahanan terhadap partikel padat (ie : debu) tidak diketahui , tidak relevan atau tidak dilakukan testing.
Anda bisa segera mengetahui sebuah senter masuk kategori tactical, biasanya mereka punya banyak 'mode', ada mode high, medium, low, ada mode strobe (kedip kedip), SOS, ada yang terang gelapnya bisa diatur secara manual dsb (senter diving pun ada yang bisa melakukan ini, tapi harganya sangat mahal, tidak mungkin dibawah 1j seperti senter taktikal).
Senter diving biasanya cuman punya 1 mode saja.

eniwei... IPX-8,
'8' artinya kedap air hingga kedalaman diatas 1meter, biasanya sampai 2 - 3 meter tergantung penjelasan dari manufacturernya.


Jadi.... jika senter anda punya rating IPX-8 dan tidak ada penjelasan berapa maksimum kedalaman senter anda bisa dipakai, artinya silahkan dibawa nyemplung ke air, snorkling dan sebagainya, jika kedalaman diatas 2m maka resiko ditanggung sendiri... :D. Kira - kira begitu lah hahahaha...
Artinya si pabrik membuat rating 'IPX-8' itu sebagai marketing tools (alat marketing) mereka.
Kalau kalau pembaca hanya melihat tulisan 'waterproof' nya saja, khan lumayan senter ini bisa dibeli dimana si pembeli berasumsi senter ini bisa dipakai untuk diving (menyelam).
Kalau bisa dipakai menyelam ya sukurlah, kalau bocor ya toh mereka tidak bisa disalahkan...  :D.


Berbicara tentang pengalaman... ada saja teman yang sudah berusaha membawa senter tactical ini untuk menyelam, dan ada juga yang selamat turun ke 30m dan bisa ascend lagi dengan senter tetap dalam kondisi baik...
Keluhan yang mereka katakan saklar on-off yang type nya 'push button' bisa tertekan dengan sendirinya di kedalaman sehingga bisa mati, hidup dan pindah pindah mode dengan sendirinya...
lampunya disco sendiri di kedalaman hahahahaha.... baru berhenti setelah si diver naik ke 20m an.

Memang salah satu feature senter diving yang baik adalah saklar on-off tidak memakai model push button (yang lebih murah pembuatan dan perakitannya), tapi menggunakan putaran, saklar bezel / cincin, atau saklar geser.

Tapi sebagai diver saya tidak akan menyarankan anda membawa senter tactical untuk menyelam,
Ingat bahwa safety adalah unsur nomor 1 dalam menyelam, bahkan selama night dive anda diharuskan sebenarnya membawa senter cadangan... artinya selama penyelaman anda wajib memiliki penerangan (dengan tingkat kepastian mendekati 100%, kalau senter utama mati, masih ada senter cadangan).
Tentu anda akan mencari peralatan yang punya kepastian berfungsi dengan baik selama penyelaman.

Saya juga sharing dengan beberapa diver kawakan betapa menakutkannya night dive tanpa senter (senter satu satunya mati).
Ascend mungkin tidak terlalu menjadi masalah, asal tidak berarus, asal tidak dalam cave... anda masih bisa membedakan dimana atas dan dimana bawah, speed ascend mungkin anda punya depth gauge yang terbuat dari fosfor, atau dive computer anda memiliki internal lamp.

Bagaimana jika setelah dipermukaan langit mendung, tidak ada bintang tidak ada bulan, boat tidak bisa melihat anda, daratan agak sulit kelihatan karena jauh dari jalan raya (tidak ada lampu mobil di jalan).
Apalagi kalau hujan dan ombak tinggi...
Jadi bahaya berikutnya adalah bagaimana anda bisa menepi atau boat bisa menemukan anda.....

Jangan memakai senter taktikal untuk menyelam, walaupun murah dan dijamin oleh teman anda yang sudah memakainya pernah ke kedalaman tertentu :D.



Setahu saya manufacturer peralatan selam, sudah tidak lagi mencantumkan tulisan IPX-8 ini, mereka akan langsung menulis maksimal kedalaman adalah..... (depth rating upto.... misalnya 40m atau 60m).


Salah satu feature lain yang saya kurang sreg dengan senter taktikal adalah ukuran dan jumlah o-ring nya.
Bagi manufacturer, untuk bisa lulus uji IPX-8 mereka tinggal menambahkan saja o-ring, dari yang biasanya cukup 1 saja (lihat senter diving merk Toshiba baik yang tipe K-135, K-137, K-138 senter selam jadul dan panjang model kayak senternya hansip... o-ring nya cuman 1), menjadi 2 bahkan 3 o-ring !!
Cara pikirnya : tembus o-ring yang satu, masih ada o-ring yang satu nya lagi... :D.

Contoh senter yang diklaim bisa menjadi senter diving dengan menambahkan hingga 3 o-ring diambil dari sini.
Note : senter diatas memakai 3 battery AAA, sehingga anda bisa membayangkan betapa kecil ukuran o-ring di atas.





































Tapi ukuran o-ringnya kecil bingittt... 1 maks 2mm saja diameternya....
Tentu ukuran o-ring semakin kecil semakin beresiko terpelintir, keluar dari groove nya, putus atau bocor.



Kesimpulan :
IPX-8 menunjukkan alat tersebut kedap air dengan depth rating diatas 1m, tergantung rekomendasi manufacturer.
Namun senter diving yang sebenarnya, biasanya sudah tidak mencantumkan lagi tulisan IPX-8 ini, mereka langsung mencantumkan depth rate... artinya mereka sudah melakukan testing dan menjamin semua produk mereka memiliki minimal depth rate yang sama.

Sebaiknya tidak menggunakan senter tactical untuk diving (seringkali senter tactical hanya mencantumkan IPX-8 saja tanpa membubuhkan depth rating).



----













Monday, February 10, 2014

Festival Jailolo, Persiapan dan Lomba Foto Underwater

End of May 2014, ada kemungkinan berangkat ke Ternate, buat dive sekaligus nyoba ikutan lomba foto UW disana :).

Persiapan, info2 awal dll saya coba share di blog sini... semoga menjadi catatan berguna dan dapat terealisasi :D.

Website Resmi Festival Teluk Jailolo : http://jailolofest.com/blog/announcement



Itinerary UWPC (Underwater Photo Contest) :
http://jailolofest.com/wp-content/uploads/2014/02/FTJ-Itinerary-2014-Diving-Itinerary-Complete.pdf

1 MONDAY #1 Arrival time Group I 07.30 am - 12.00 pm
MAY 26, 2014 Transfer to Platinum Café (breakfast and Lunch) Waiting for others Participant arrived
12.00 Go to Jailolo by Speed
14.00 Arrived Jailolo
Transfer to Hotel - Registration
Free Time
#2 Arrival time Group II 12.00 pm - 15.30 pm
Transfer to Platinum Café (Lunch & Snack) Waiting for others Participant arrived
15.30 Go to Jailolo by Speed
16.30 Arrived Jailolo
Transfer to Hotel - Registration
Free Time
19.00 Dinner
20.00 Dive Briefing & Technical Meeting
21.30 Rest


2 TUESDAY
MAY 27, 2014 07.00 Breakfast
08.00 Go to Gilolo Port by bus
08.30 Go to Dive Site by Boat
09.00 Dive I
10.00 Surface Interval ( Snack, Coffee & Tea )
11.00 Dive II
12.00 Surface Interval ( Lunch )
13.30 Dive III
14.30 Done Dive, Going Back to Gilolo Port and Transfer to Hotel
15.00 Free Time Feel Free to explore the Festival
18.00 Dinner
19.00 Workshop open for every participant
20.00 Free Time Feel Free to explore the Festival



3 WEDNESDAY
MAY 28, 2014 07.00 Breakfast
08.00 Go to Gilolo Port by Bus
08.30 Go to Dive Site by Boat
09.00 Dive IV
10.30 Surface Interval ( Snack, Coffee & Tea )
12.00 Dive V
13,30 Surface Interval ( Lunch )
14.30 Done Dive, Going Back to Gilolo Port and Transfer to Hotel by Bus
15.00 Free Time Feel Free to explore the Festival
18.00 Dinner
19.00 Workshop open for every participant
20.00 Free Time Feel Free to explore the Festival


4 THURSDAY
MAY 29, 2014 07.00 Breakfast
07.30 Culture Carnaval VIP Guest Only & Judges
08.00 Go to Gilolo Port by Bus
08.30 Go to Dive Site by Boat
09.00 Dive VI
10.30 Surface Interval ( Snack, Coffee & Tea )
12.00 Dive VII
13.30 Surface Interval ( Lunch )
14.30 Done Dive, Going Back to Gilolo Port and Transfer to Hotel
15.00 Free Time Feel Free to explore the Festival
18.00 Dinner
19.00 Prepare going to Orom Sasadu (optional)
20.00 Orom Sasadu (optional)
21.30 Going Back to Hotel
22.00 Rest


5 FRIDAY
MAY 30, 2014 07.00 Breakfast
08.00 Go to Gilolo Port by Bus
08.30 Go to Dive Site by Boat
09.00 Dive VIII
10.30 Surface Interval ( Snack, Coffee and Tea )
12.00 Dive IX
13.30 Lunch, Barbeque at Babua Island
14.30 Done Dive, Going Back to Gilolo Port and Transfer to Hotel
15.00 Free Time Feel Free to explore the Festival
18.00 Dinner
19.30 Briefing / Inform for Photo Competition Feel Free to explore the Festival


6 SATURDAY
MAY 31, 2014 07.30 Breakfast
08.30 Free Time Photo Editing
12.00 Submit Photo
12.30 Lunch
13.00 Free Time Feel Free to explore the Festival
16.00 Final Ceremony for Festival
Sasadu On the Sea
18.00 Music Performance
19.30 Announcement UWPC
21.00 Dinner & Closing Party ( Divers Night ) Saloi


7 SUNDAY
JUNE 01, 2014 04.30 Wake Up for Early Morning Flight back
05.00 First Boat Go to Ternate by Speed
06.00 Pick up At Harbour and Transfer to Airport
09.00 Second Boat Go to Ternate by Speed
10.00 Pick up At Harbour and Transfer to Airport
Thank you And Hoping to See You Again Soon…!!!!





Kemudian Price and Condition :
http://jailolofest.com/blog/announcement/underwater-photography-competition.html


Pricing:
- Underwater Photo Competition:
  • USD 500 (foreign participants)
  • IDR 5,500,000,00 (local participants)

- Fun Dive:
  • USD 400 (foreign participants)
  • IDR 4,500,000,00 (local participants)

Pricing includes:
- Diving:
  • 9 boat dives (underwater photo competition)
  • 11 boat dives (fun dive)
  • Night dive (optional)*

- Airport Transfer Return (Ternate)
- Boat Transfer (Ternate – Jailolo return)
- Accommodation (shared room)
- Full Meals & Snack during dive

- Tanks & Weights
- Land Tour
- Marshall & Dive Masters Fee
Pricing exclude:
- Tips
- Personal Expenses
Notes:
- Latest registration 15 March 2014
- Kindly be informed that we DO NOT provide any dive gear rental (including weight belts).
- Participants of underwater photo competition NOT ALLOWED to bring personal dive guide.
- * Kindly be informed that we are only able to provide maximum 1 (one) night dive per day. Any requests for night dive shall only be made upon re-registration at Jailolo and any photos taken during night dives ARE NOT ELIGIBLE FOR COMPETITION.
- Should you require any further queries and/or explanations, please do not hesitate to contact us atinfodiving@jailolofest.com
Sarah 081298188827 / Itha 081319844395




Saya sedang mengumpulkan data transport, hotel, makanan dll.... coming up shortly....










Rencana Dive Trip ke Pulau Tabuhan / pantai Bangsring, 22-23 Feb 2014

Sementara Pasir Putih, Situbondo kelihatannya sedang rusak, hujan lebat, banjir, tanah longsor di sekitar Pasir Putih membuat diver harus mencari alternatif lokasi lain yang masih tidak 'terlalu jauh' hahahaha...

So 2 minggu lagi, kita mau mencoba dive di Bangsring, dan kalau situasi memungkinkan ke Pulau Tabuhan.
Saya sangsi pulau Tabuhan masih cukup baik untuk diselami... mengingat seringnya pulau Menjangan 'diserbu' oleh pengebom ikan....
Apalagi pulau Tabuhan yang tidak ada yang menjaga.... :(.... bisa dibayangkan rusaknya seperti apa...

Kasihan nelayan sekitar Banyuwangi - Bangsring... mereka kehilangan koral karena kebiasaaan mereka sendiri, namun tidak ada yang bisa memberi solusi agar asap dapur bisa terus mengepul...
Mereka sudah berada di lingkaran setan kemelaratan berjamaah....

Lets see if we... diver could make a different... even just a little bit... we should try to give hope to these fishermen...


Gambaran Lokasi Dive :



















Dari info hancurnya pulau Tabuhan, kemungkinan kita akan dive 2-3 kali saja di pantai Bangsring, hari Sabtu 22 Feb. Selanjutnya bisa balik ke Surabaya or lanjut dive di Menjangan :).

Diver yang berniat join, silahkan kontak saya ya...
Nantikan reportnya :).

.....................



Tuesday, February 4, 2014

Trip Tulamben - Padang Bai, 31 Jan - 1 Feb 2014

Trip 'normal' yang ternyata menjadi pelajaran yang berharga... sekaligus meng akrab kan kami semua :D.

bermula dari Mbak Noora yang iseng2 sudah booking pesawat AA Sby-Dps, ngajakin dive tgl 31 jan dan 1 Feb.... katanya mumpung dapet pesawat murah dan ternyata dapat tumpangan 'gratis' Dps - Tulamben, PB - Dps.... pantes bisa 'murah' ahahahaha... (sirik dot com... :p).

So... ngumpullah Cindy, mbak Mamiek, dan Sandy buat dive di Tul.
Bli Yansu yang jadi andalan, kelihatannya repot sehingga kita dikawal saudaranya lagi, Bli Puja...
Banyak banget ini saudara nya ya... kanan kiri saudara, sepupu, ponakan, om, tante... lama lama bisa kenal sekampung kalau begini caranya... hahahaha...


Pertama berangkat... kena macet parah di Mlandingan...

Berita di Kompas : http://regional.kompas.com/read/2014/02/02/1859177/Banjir.Situbondo.Meluas.3.000.Rumah.Tergenang.Seorang.Tewas.

Berita Jatim : http://beritajatim.com/peristiwa/197150/pantura_lumpuh,_lalu_lintas_dialihkan_ke_arak-arak.html

Berita di blog milik kang Ulid.

Ini sudah yang keberapa kali, udah gak terhitung, setiap kali ada hujan deras, di gunung di atas Besuki (gn. Argopuro) dan sekitarnya, pasti yang terimbas adalah sungai sungai di sekitar Mlandingan, Besuki ini.

Ketika saya disana, jembatan Mlandingam baru saja tidak bisa dipakai... antrian kendaraan masih sangat tertib dan mungkin hanya beberapa ratus meter saja, kemudian seorang polisi memberitahu untuk lewat arak-arak-Bondowoso- Situbondo saja.

Saya sempat tanya bagaimana jalan alternatif, memotong lewat selatan ? dijawab, nggak bisa !
Saya sempat menyetop truk yang lewat dari arah berlawanan, dia komentar kalau dia juga balik dan akan lewat arak arak, karena jembatan tertutup banjir.

Sempat mempertimbangkan apakah akan lewat Bondowoso, mungkin kehilangan 1 jam an waktu, atau mencoba menembus jalur alternatif....akhirnya kita mencoba lewat jalur alternatif yang 'biasanya'.

Kelihatan kalau jembatan ini belum lama terendam (kamis malam, 30 Jan 2014 itu) karena belum banyak warga yang berkerumun di pinggir jalan alternatif.

Pertama pertama lancar saja, sempat ada pohon kecil tumbang, yang sedang dipotong potong oleh warga.
Saya tanya beberapa mobil yang lewat dari arah berlawanan, sampai Mlandingan ok, Bungatan juga kemungkinan bisa.

Memang 'lubang' kembali ke jalan utama cuman ada 2 pas setelah lewat jembatan Mlandingan dan satunya lagi di Bungatan, dekat Polsek Bungatan.
Semua lancar lancar saja hingga lewat jembatan Mlandingan, tapi oleh warga yang menjaga disana dikatakan gak bisa lewat titik ini, masih banjir.
Saya pikir, betul juga, masuk akal kalau kali mlandingan nya banjir besar, tentu jalan yang dekat dengan kali ini ikut tergenang juga.

So kami ambil jalan terus untuk keluar di Bungatan. Setengah jalan, kami lihat ada antrian berjejer di pinggir jalan, kelihatannya ada info dari warga, kalau jalan di muka itu tertutup, akibat ada truk yang miring.
Sempat menunggu 15 menit, kami lihat beberapa kendaraan nekat melaju dan 'tidak kembali'.
Saya mikirnya artinya jalannya bisa tembus, dan tidak ada antrian panjang...
Akhirnya kami putuskan... ok ikuttt....
Ternyata setelah jalan beberapa ratus meter... berhentilah kami di jalan sempit, gak bisa terus dan gak bisa balik... hehehehe... sempat stuck 1.5 jam an disana, mesin dimatikan, lumayan bisa dapat tidur sebentar dan akhirnya bisa jalan lagi.

Setelah itu langsung lancar, tembus jalan utama kembali dan lanjut sampai ke Bali...
Cuman memang ancar ancar waktunya jadi meleset... sebelumnya rencana datang jam 7, ternyata baru jam 9:30 an sampai di Tulamben. Jadinya hanya bisa 2 dives di Tulamben.
Kami ambil di Seraya.
Mantap sekali ternyata ! dapat banyak hewan asik, walaupun memang ombak lagi sedikit tinggi...
Mbak Mamiek dan Cindy sempat jadi 'korban' ombak... pelajaran berharga bagaimana melawan ombak di Shore entry :D.

Tiger Shrimp... small one...




































Beautiful Flabellina.... 



























On the second dive, just @ the shore of Scuba Seraya....

Beautiful Harlequin Shrimp... alone @ 27m.





















Luckily, most of the divers were using Nitrox, so we could stay longer here...
























Ketika kembali kami masih sempat disuguhi seekor Thorny sea horse yang menunggu dengan tenang di 13m an.....
Di sekitar 13-10m ini surge sudah terasa mengganggu, memfoto thorny, nudi dan hewan 2 yang mudah 'bergoyang' lainnya menjadi lebih 'menantang' :D.

Nudi yang baru pertama kali ini saya temui... mirip Wobegong jadinya kalau diamat amati terus....

























Dan sambil menunggu safety stop di 6m, saya ditunjukin Pom Pom yang juga belum pernah berhasil memfoto dengan baik ! :D. How lucky ! :D.

Pom Pom Crab /  Boxer Crab, menggulung diri ketika terkena arus... what a defence mechanism....














Mejeng dulu yuk sebentar.....
























Kesulitan memfoto Pom Pom Crab ini adalah karena swell (gelombang ombak) dan karena si Pom Pom sendiri selalu bergerak...
Saya menghabiskan 15menitan disini sampai sampai dijemput sama sang Guide karena kelamaan kali hahaha.... Ya terpaksa lama, karena ngambil fotonya luar binasa susahnya... objectnya lincah, swellnya kenceng, musti lari ke kiri ke kanan, ngatur strobe, ngatur posisi badan, nunggu pasir turun, nunggu si Pom Pom mengarah dengan manis ke kamera... banyak pindahnya daripada shoot nya hahahaha...
Swell terasa karena kedalaman saat itu cuman disekitar 6m-8m saja.


End of dive di hari itu, kita balik ke hotel dan besoknya dive di Padang Bai.

Sampai di Padang Bai, walaupun udah coba dicepet cepetin berangkatnya, masih aja jam 9:30an, belum sama persiapan, ngobrol dll, jam 10 an baru kita naik boat ke lokasi 1, Ferry Channel. si Nora kangen sama hiu nya Padang Bai...


Di Ferry Channel, kita sempat ketemu juga primadona yang lain, si Coleman shrimp di atas Fire Coral.

Commensal Coleman Shrimp on Fire Sea Urchin.































Halgerda batangas....






























































 The brighter the merrier ? :D.....















Di safety stop dive terakhir saya ngintipin si blenny yang malu malu di lubang persembunyiannya...

Jam 16:00 an kita sudah cabut dari PB kembali ke Surabaya lewat jalur Utara... biasanya sih cerita saya berhenti disini... tapi banyak cerita lanjutan sebenarnya yang menegangkan... hahahaha...

simak saja tulisan dibawah ini....


Selama perjalanan saya kontak kontakan terus dengan teman teman pasir putih, berusaha untuk mengetahui kondisi jalan disana, mengingat ada 2 kelumpuhan disana, longsor di Pasir Putih dan jembatan Mlandingan yang meluap...

Sekitar jam 9 malam, kami sudah berada di Penyeberangan, dan jam 10 kami sudah ada di Ketapang, langsung tembak ke Situbondo dan karena longsor Pasir Putih masih belum dibersihkan kami ambil jalan ke arah Bondowoso untuk tembus ke Besuki.


Ada cerita konyol tapi sekaligus bikin pengalaman yang menegangkan... :).
Sekitar jam 12 kami sudah ada di Bondowoso.
Karena gak hapal jalan, saya (seperti biasa) menggunakan GPS dengan program Navitel.
Saya berusaha nyari jalan Arak-Arak yang bisa tembus ke Besuki.
Saya sudah agak curiga karena si GPS memberikan satu jalan pintas yang agak aneh kelihatannya,
tapi karena merasa cukup nyaman dan 'percaya' maka saya coba ambil jalan alternative itu, kelihatannya jalan ini sekitar 15an km dan berujung di jalan raya Bondowoso - Arak-arak.

5km pertama jalan memang menyempit namun masih sangat mulus dan bisa meluncur cepat.
2km berikutnya jalan jadi lebih sempit lagi dan mulai rusak... kecepatan kendaraan sudah jadi 10-20km perjam saja...

Ada pilihan sebenarnya disini untuk balik kanan dan kembali ke jalan raya... namun karena merasa sudah nanggung dan (ini salahnya...) merasa yakin jalan jeleknya cuman sebentar saja... akhirnya saya ambil keputusan untuk terus....
Namun jalan tambah lama tambah buruk, sempit, licin, kiri kali kecil, kanan sawah... waduh... gile... dan turun sekitar 20-30derajat.

Karena sudah tidak ada option lain, mundur gak bisa, ya akhirnya saya putuskan untuk lanjut... dan ketakutan itu terjadi juga... grukk... ban kanan depan masuk ke lubang, dan mobil nongkrong, ban belakang gak mau makan ke aspal yang banyak ancur dan juga licin karena hujan gerimis terus....

Ahhhhh.... kesalahan terbesar mungkin karena saya cowok satu satunya di mobil sedangkan ada juga anak kecil yang masih 4 tahunan. Seharusnya saya gak boleh ambil resiko di jalan yang tidak kita ketahui kondisinya.

Jadilah mbak Mamiek dan keluarga harus keluar mencari rumah penduduk, jalan kembali ke atas beberapa puluh meter untuk (untungnya) menemukan rumah pak Kepala Desa.
Kalau saya tidak salah ingat, Desa tempat kami 'nyantol' ini namanya dusun Ukrik.

Jam 2 sampai jam 4 saya dan teman setia, sang ratu pitness, Cindy (aja)...

Roda belakang... abis keluar dari lubang
Roda Depan.... abis bisa keluar dari lubang

























Legaaaa... yang penting foto foto dulu deh hahaha...

















Penyemangat neh......


Sempet harus buang air kecil dan besar di kali kecil di samping mobil hahahaha... dan sempet mencoba istirahat, tapi nggak bisa tidur karena kepikiran terus...

Tepat jam 4 ada lampu sirine kelihatan dari kejauhan... ah... bantuan datang... dua orang polantas di Bondowoso.
Mobil kami ditarik dengan sling baja, gak lama dua roda sudah berhasil keluar dari lubang....
Viehhh... sangat lega... sudah senang setengah mati, membayangkan pasti sebentar lagi sudah selesai penderitaan :D.

Mobil Strada Polantas kemudian jalan mundur mencari putaran. Kami pelan pelan jalan untuk menghindari kejeblos lubang lagi...
Lewat sebuah jembatan... waktu sekitar jam 5 pagi, dan yang kami takutkan pun terjadi, ternyata memang posisi kami saat itu ada di lembah, dan masih ada beberapa tanjakan lagi yang licin karena aspal yang sudah terkelupas disana sini dan jalanan yang basah karena hujan gerimis semalaman.

Jam 5 pagi itu mobil kami terpaksa berhenti lagi bukan karena kejebak lubang, tapi karena gak kuat naik tanjakan 30derajat yang banyak lumpur nya... 3-4 kali mobil melorot lagi ke bawah karena sudah gak bisa naik....


Jam 6 pagi lewat pengeras suara masjid, beberapa petani diminta pertolongannya, 10orang menggunakan tali tampar menarik mobil sejauh 30an meter, selama 10menit. Sudah ilang hati saya dan menyerahkan kunci mobil kepada pak Polisi untuk beliau komando in naik ke atas.

Lega banget akhirnya satu tanjakan yang katanya terberat sudah bisa dilewatin... aduhhh... terima kasih Gusti....


Setelah lewat tanjakan terberat....




Mobil polisi yang mengawal....




























Jam 7 kami sudah ada di jalan raya Bondowoso Arak-arak... betul2 moment yang mendebarkan... at least buat orang kota yang non off roader seperti saya hahahaha....
Dan memang kembali lagi saya harus percaya bahwa cewek mentalnya lebih kuat di situasi genting begitu, lebih tenang... or saya aja yang lebih panik ya ? hahahaha....

all ends well, kita sampai di Surabaya jam 11:30an. balik kanan... tidurrrrr yang lamaaa....
cape sekali.... :).

But a lot of lesson to learn :).

See you next trip !!