Search This Blog

Wednesday, August 6, 2014

Trip Report, Nusa Lembongan, Padang Bai, Ubud - Kintamani, 26 - 30 Jul 2014

Di lebaran trip tahun ini, kembali saya tidak ikut trip panjang :).
Hemat dot com kali ini dan belum menemukan trip yang cukup 'menarik' untuk diikuti :D.

Tapi sebagai gantinya... saya dapat kegembiraan besar karena bisa kembali ke Lembongan, Diving di Padang Bai dan Cycling dari Ubud ke Kintamani :D.

Ok... first thing first... berikut ini adalah update dari trip terdahulu ke Nusa Lembongan.

Saya akan berikan update tentang Ticket Fast Boat dari Sanur ke Lembongan.
Jadwal paling luwes dan harga paling murah adalah jika kita membeli ticket di 'Public Boat' Optasal.
Berikut Jadwal Fast Boat Sanur Lembongan dan Jadwal Fast Boat Lembongan Sanur yang tertempel di luar kantor Optasal.

Jadwal Fast Boat Sanur Lembongan Penida dari Optasal

Jadi dari Sanur kita bisa pergi ke 4 lokasi dengan Fast Boat, ke Lembongan (Mushroom Bay dan Jungut Batu) dan ke Penida (Buyuk Bay dan Dermaga Br. Nyuh).
Harga yang saya dapat untuk one way baik dari Sanur ke Lembongan atau sebaliknya adalah 75 ribu rupiah per person per way.
Mungkin ini harga peak season ? atau mungkin juga harga sudah naik dibanding beberapa tahun lalu :).
Harga yang tercantum di foto diatas diberlakukan hanya untuk 'bule' saja. Kalau harga lokal ya 75.000 satu arah itu tadi....
Kalau punya temen yang mukanya mirip Indonesia (Filipina, Thailand, dll), masih mungkin 'disamarkan', pura pura jadi orang Indo :), tapi gak boleh bicara sepatah kata pun selama perjalanan hahahaha...

Melihat jadwal keberangkatan yang banyak begitu saya memutuskan untuk beli ticket PP alias pulang pergi Sanur ke Lembongan...
Dengan alasan bahwa nanti baliknya dari Lembongan kita bisa berangkat kapan saja, dari mana saja...
Enak khan...

Saya lihat ada nomor kontak Optasal Sanur di 0361-9189900. Tapi cara terbaik beli ticket adalah datang sendiri ! :D. Cara pelayanannya masih 'sangat Bali sekali' alias masih belum profesional :D. Tapi yach begitulah kalau kita ingin dapat yang murmer, tentu saja barternya adalah ketidak pastian yang tinggi dan kita yang harus ngejar terus bukan yang jualan yang ngejar... tapi yang butuh disebrangin yang ngejar hahahaha...


Pilihan lain adalah menggunakan beberapa Perusahaan dibawah ini :

From Boat Name Tarif Trip 1 Trip 2 Trip 3 Trip 4 Tujuan
Sanur Perama 1000ow Non FB 10:30 Jungut Batu
Sanur ScootCruise 450pp FB 09:30 11:30 13:30 17:00 Jungut Batu
Sanur Rocky ? FB 10:00 12:00 14:00 16:30 Jungut Batu
Sanur SugriwaExpress 150pp FB 09:30 13:30 17:00 Jungut Batu
Sanur Tanis Express 75ow FB 09:30 11:30 13:00 16:30 Mushroom Bay
Sanur Public Speedboat 150pp FB 09:00 12:30 15:30 Jungut Batu
Sanur Public Speedboat 150pp FB 11:30 14:30 16:30 Mushroom Bay
Sanur LembonganCruise ? FB 09:30 13:00 16:30 ?


From Boat Name Tarif Trip 1 Trip 2 Trip 3 Trip 4 Tujuan
Jungut Batu Perama 100 Non FB 8:30 Sanur
Jungut Batu ScootCruise 450pp FB 08:00 10:30 12:30 16:00 Sanur
Jungut Batu Rocky FB 09:00 11:00 13:00 15:30 Sanur
Jungut Batu SugriwaExpress 150pp FB 08:30 11:30 16:00 Sanur
Mushroom Tanis Express FB Sanur
Jungut Batu Public Speedboat 150pp FB 08:00 10:30 15:00 Sanur
Mushroom Public Speedboat 150pp FB 09:00 13:00 15:30 Sanur
? LembonganCruise ? FB 08:00 11:00 15:30 Sanur


Yang saya kasih tanda tanya artinya saya belum sempet nanyain ya :D.... mohon mangapp...
Kemudian yang saya maksud dengan Public Speedboat adalah Optasal yang sudah saya bahas diatas. Dan jadwal selengkapnya silahkan melihat foto diatas.... :D.
Oh ya satu lagi, harga yang saya tulis diatas adalah harga yang saya dapat setelah saya telepon langsung dan meyakinkan mereka bahwa saya benar benar orang lokal dan sudah 'frequent traveler' ke Lembongan....
(Frequent traveler tapi masih nanya harga hahahaha... ketahuan boong nyaaa hiehiehiehiehiehiehiehie...)

Contact Number :
Perama Tour 0361-750808
Sugriwa Express 0361-281078
Tanis Express 0361 7432344
Rocky 0361 8012324
Optasal (Public Boat) Sanur : 0361-9189900


So dilihat dari jadwal diatas, tentu gak usah kuatir sebenarnya, gak perlu booking ticket dulu, datang saja langsung dan cari jadwal kapal yang sesuai dengan jadwal yang anda inginkan...

selamat berpetualang :).

Ini lagi salah satu keuntungan anda dengan memesan ticket secara 'go show', adalah anda lebih flexible menentukan jadwal boat anda, sambil nunggu boat... tentu saja banyak kegiatan yang asyik dilakukan di Pantai Sanur...

Selain bisa makan gorengan bumbu petis yang ueennakkk buanget menurut saya... Harganya sekarang per pcs udah jadi Rp 1.000 - 1.500, dulu cuman Rp 500 an.... :).
Anda juga bisa makan ke Mak Beng, or jalan jalan di sekitar pasar rakyat di Sanur, membeli baju, long dress, kaus, 'celana genit' atau pernak pernik khas Bali untuk oleh oleh...

Saya memilih mencoba makan di Mak Beng.
Bukan karena suka, tapi karena gak pernah berhasil makan di Mak Beng hahahaha...
Jadwal bukanya baru jam 9 pagi dan biasanya jam 13 - 14 an sudah habis :).
Banyak Turis dari Jawa yang makan disana...

Berikut daftar menu dan harga Mak Beng Sanur
Menu dan Daftar Harga Mak Beng, Sanur.

Harga segini tentu dianggap normal saja bagi orang-orang dari kota besar seperti Jakarta dan Surabaya.

Buat saya pribadi, harganya termasuk sangat amat mahal, dan rasanya juga termasuk kurang menggigit dibanding Sup Ikan khas Bali lain. Anda bisa menemukan banyak warung yang menjual Sup Ikan Bali di sepanjang Jalan dari DPS ke Padang Bai (jalan raya By Pass atau Jalan Prof. Dr. Ida Bagus Mantra).
Ikan Goreng dan Soup Ikan Mak Beng, Sanur.

Tapi porsinya memang besar dan merasa wow banget :D. Dapet sepotong daging besar, sup kuah kepala ikan... plus minum es juice jeruk... wuihhh... emang kaga ada yang lawan dahhh :D.

Waktu menunjukkan pukul 12 siang, banyak sekali orang Jakarta dan Surabaya yang makan disini sampai sampai antrian mengular sampai di luar restaurant, eh warung...

Saya duga, beda fast boat yang dipakai oleh perusahaan sekelas Rocky, Tanis, dan Scoot lebih nyaman daripada public fast boat Optasal. Kenapa saya menduga begitu ? karena fast boat yang saya pakai dari Sanur ke Lembongan sangat 'bumpy' dan tidak nyaman, mungkin karena design dari boatnya, mungkin juga karena ombak yang sedang tinggi saat itu... rasanya tulang punggung kayak dihentak hentakkan...
Berbeda dengan boat yang saya pakai untuk balik dari Lembongan ke Sanur, lebih 'ramah di punggung'...

Walaupun begitu, separuh dari penumpang boat saya lihat adalah orang Bule yang memang tipenya backpacker :), yang tipenya 'koper' seharusnya naik yang sekelas Scoot dan Rocky yang kapalnya lebih mewah, ber AC, dikasih minum dll. (kalau liat dari iklannya lho ya... secara saya gak cukup punya budget naik Scoot atau Rocky).


Singkat kata saya sampai di Jungut Batu, sewa motor dan mulai menjelajahi Lembongan. Survey perkembangan lembongan dan mencoba ambil beberapa foto di jembatan Lembongan - Ceningan.

Berikut foto yang saya ambil di jembatan ceningan...

Jembatan antara Lembongan - Ceningan... nostalgia... :D.

Levitation @ jembatan Lembongan - Ceningan


Acara selanjutnya, makan sore(malam) di warung boemboe Bali : Maria.
Kalau anda sempat mampir ke Lembongan, warung ini saya sangat rekomendasikan untuk dicoba, terutama, pesan lah Pizza dari warung ini. Rasa apapun ! dijamin enak...
Bumbu nya terasa nendang, tomat nya, kejunya masih terasa kriuk...
Saya sempat mencoba yang rasa kayu manis, aroma dan rasanya benar2 terasa...

Downside nya, masaknya butuh waktu agak lama, kalau tamu banyak bisa bisa anda menunggu 45 menit untuk pizza nya dipersiapkan.
Lokasi warung ini ada di pojok paling Utara dari Pulau Lembongan (Jungut Batu) sebelum belok ke Mangrove.
Lokasi yang juga tepat untuk Menunggu Sunset di Lembongan...
Masalahnya warung Maria ini baru buka jam 18:30, jadi anda sebaiknya bawa makanan kecil dan minuman sambil menunggu sun set dan warung dibuka :D.

Beberapa foto Sun set dari Warung Maria.

Anjing sun set bathing di Maria's Restaurant.....





Levitation @Maria's Restaurant... :D

Saya ambil penginapan di dekat Mushroom Bay di pulau Lembongan.
Sehingga besok paginya saya bisa langsung balik ke Sanur dari Mushroom Bay...
Untuk jadwalnya, silahkan check di foto paling atas dari thread ini ya....

Berikut adalah pemandangan di Mushroom bay... yang sudah full dengan restaurant dan hotel :D.
Oh ya ada hiburan baru... Water Jet Pack :D.... bisa terbang kayak Iron Man :D.




siang itu saya balik ke Sanur, bertemu dengan teman2 yang lain dan langsung bertolak ke Padang Bai untuk bermalam disana...
Namun sebelum berangkat ke Padang Bai, kami sempat makan sore dahulu di Naughty Nuri's di daerah Kerobokan (Jl. Batu Belig).





Jadwalnya hari Senin dan Selasa, 28 dan 29 Juli kami akan dive di Padang Bai...
Udah cukup banyak cerita trip tentang Padang Bai... jadi saya hanya akan menaruh beberapa foto hasil hunting di Padang Bai...
Yang baru dari perburuan kali ini, adalah saya mencoba menggunakan snoot untuk memfoto beberapa object yang relatif statis dan tidak banyak bergerak.

Devil Stinger Scorpionfish, Inimicus didactylus.... dan pasangannya... :D

Cuttle fish... si ikan Sotong...




Nembrotha aurea....

Marble Shrimp (Common), Saron marmoratus

Purple / Red Leaf Scorpion Fish, Taenianotus triacanthus.

Barred Wire Coral Shrimp, Pontonides ankeri.


 Berikutnya adalah foto foto dengan menggunakan snoot :D.

Pontonides ankeri, photographed with snoot....


Whip Coral Goby, Bryaninops yongei snooted....

Durban hinge-beak Shrimp, Rhynchocinetes durbanensis.

Giant Moray Eel, Gymnothorax javanicus with friends....
A lot of Durban hinge-beak Shrimp, Rhynchocinetes durbanensis and two Skunk Cleaner Shrimp, Lysmata amboinesis







Setelah 2 dives, saya langsung bersiap2 untuk cycling dari Padang Bai ke Ubud....
Trek ini seharusnya tidak terlalu berat, hanya sekitar 40km saja, walaupun demikian ada elevasi rata2 1% antara Padang Bai hingga ke Ubud dan maksimum elevasi 9% setelah Goa Gajah (dekat Ubud).
Tambahan tantangannya adalah... cycling dimulai jam 3 sore setelah paginya melakukan 2 dives... hehehehe... tantangan yang menarik... saya ditemani oleh Sandy, Yudi dan Dhani.
Rute Padang Bai - Ubud adalah sebagai berikut :
Padang Bai - Kusamba, setelah jembatan besar segera belok ke kanan ke arah Klungkung.
Lewat di luar kota Klungkung (selatan kota), lewat Goa Jepang, kemudian terus ke arah Gianyar.
Sesampai di Gianyar, cari arah ke Rumah Sakit Umum Sanjiwani Gianyar, kemudian terus lanjut ke Barat.
Jl. Mahendradata, Wanaayu kemudian masuk ke jalan Goa Gajah. Cukup mudah mengikuti trek ini karena banyak petunjuk jalan ke Ubud.

+/- 40km dari Padang Bai ke Ubud

Dengan santai santai saja dan beberapa kali berhenti di Indomart, kami sampai di Ubud sekitar jam 6 sore.
Kelaparan, kami memutuskan untuk makan malam di Restaurant Pulau Kelapa, tidak terlalu murah sebenarnya, namun cukup murah untuk standard restaurant pinggir jalan raya di Ubud :D.






Sebagian menu dan daftar harga di Warung Pulau Kelapa.


My Food that night..... :D

Promise not to use MSG....

All of us.....

Besok paginya, pagi2 banget kami sudah bangun dan bersiap siap untuk melahap rute yang lebih menantang, Ubud ke Kintamani.... :D.
Rute ini tanjakannya sepanjang 30km, dengan elevasi sebesar 9% (wowww.....), terbesar dan terpanjang yang pernah kita lakukan selama ini.

Rute Ubud - Kintamani dan kembali ke Ubud lewat Kedewatan
Total 70km, dengan 30km menanjak.

Kami berangkat lewat jalan Andong, ke arah Tegalalang, melewati Rice Terrace yang terkenal dan menjadi jujugan banyak turis mancanegara...
Dan memang benar...



Setelah bersepeda selama kurang lebih 5 jam, akhirnya kami sampai di puncak dimana kita bisa melihat danau Batur dan Kintamani dari atas..

Danau Batur view.... :D...

Bisa dikatakan selama perjalanan dari Ubud ke Kintamani, 99% adalah tanjakan.
Saya ingat hanya ada satu kali turunan dan jarang sekali ditemui jalan yang flat, semuanya entah menanjak tipis atau tajam.
Jika awal awalnya tanjakan hanya berkisar 3-5%, maka mendekati puncak tanjakan mencapai 10-15%.
Benar benar menyiksa dan kami terpaksa harus berhenti beberapa kali untuk tarik napas dan minum :).

Note : Ada banyak pesepeda yang melakukan cycling di Ubud, namun hanya kami yang bergerak dari Ubud ke Kintamani, alias, semua pesepeda lainnya mengambil rute Kintamani ke Ubud !!
Sepeda mereka dibawa dengan kendaraan bak terbuka, pesepeda nya naik mobil ke atas :D.
Ada yang sampai ke puncak, ada yang 3/4 jalan ke puncak.
Tiap group pesepeda ini didampingin oleh 1 atau 2 guide untuk memastikan mereka tidak mengendarai sepeda terlalu cepat... maklum down hill...

Ternyata Bersepeda di Ubud yang banyak diiklankan itu ternyata ya downhill di jalan raya itulah hahahahaha... oh ternyata oh ternyata :D.

Sesampai di puncak, setelah berfoto foto dan istirahat, kami memutuskan ambil jalan yang berbeda dibanding jalur awal, kami kembali ke Ubud lewat jalan Kedewatan.
Jalan kembali ditempuh hanya dalam waktu 1jam, karena kecepatan rata2 saat turun antara 40-50km/jam :D.


Setelah check out dan berkemas, kami langsung balik kanan kembali ke Surabaya :D. supaya tidak berbarengan dengan arus balik ke Jawa.

Oh ya sebagai catatan, sebelum hari raya, arus mudik dari Bali ke Jawa sangat padat, antrian di Gilimanuk bisa mencapai 11km !, imbasnya banyak orang yang tidak sabar dan mengambil jalur kanan, mengakibatkan arus dari Gilimanuk ke Denpasar pun menjadi ikut macet, padahal volume nya sangat rendah...
So... hati hatilah memilih hari jika anda memutuskan untuk bepergian dengan mobil ke Bali di sekitar liburan lebaran...


cheersss !!!















Thursday, July 3, 2014

Penyakit Dekompresi, Tipe dan Gejalanya.... [DCI (Decompression illness), DCS (Decompression Sickness, Type and Symptom...]

Halaman ini didedikasikan untuk membicarakan type, gejala, penyebab dan jika memungkinkan, penanganan terhadap berbagai type penyakit dekompresi yang dapat dialami karena Penyelaman (Scuba Diving - Diving with Compressed Air).


1. Air Embolism
Singkatnya, keberadaan gelembung udara di dalam pembuluh darah.
Dapat dikarenakan decompressi yang terlalu cepat (naik terlalu cepat). Atau karena pecahnya pembuluh darah di paru paru yang membuat udara masuk dari alveoli (pembuluh penyerap udara di paru paru) ke dalam sistem pembuluh darah.
Wikipedia : Air Embolism.
Encyclopedia Britannica : Air Embolism.

Keberadaan gelembung udara ini dapat menimbulkan penyumbatan di pembuluh darah, bisa berakibat mati rasa di bagian bagian tubuh yang aliran darahnya terhambat, kelumpuhan sementara atau permanen, hingga kematian jika gelembung udara menghambat aliran udara ke otak.

ps : Keberadaan microscopic bubble (gelembung udara micro) dalam darah dipandang sebagai hal yang wajar dan tidak membahayakan, terutama di pembuluh darah Vena (pembuluh darah balik yang mengalirkan darah kembali ke jantung). Air Embolism baru bermasalah jika ukuran gelembung yang ada cukup besar, atau berada di pembuluh darah arteri (pembuluh darah yang mengalirkan darah dari jantung) disebut juga AGE (Arterial Gas Embolism).

gelembung udara micro yang ada di Vena akan di filter pada proses pertukaran gas di paru paru, sedangkan gelembung udara yang ada di arteri, jika tersangkut di tempat tertentu bisa menghentikan aliran darah ke tempat tersebut, mengakibatkan kelumpuhan, sementara maupun permanen hingga kematian.


2. Mediastinal emphysema
Gelembung udara yang terjebak (pocket of air), yang terjebak didalam mediastinum (rongga di tengah dada, di antara kedua paru paru). Jika terdapat dalam jumlah yang banyak, dapat menyelubungi jantung dan pembuluh darah pusat, memberikan tekanan yang menimbulkan rasa nyeri di dada dan di dalam tulang rusuk.
Dapat menekan trachea yang menyebabkan kesulitan bernapas. Karena menekan jantung dan pembuluh darah, mediastinal emphysema dapat menyebabkan terganggunya aliran darah dan ritme jantung.

Encyclopedia Britannica : Mediastinal emphysema.




3. Skin bends / Cutaneous Decompression Sickness
Disebabkan gelembung (bubble) nitrogen yang terperangkap di pembuluh darah di kulit.
Tipe penyakit dekompresi ini tidak menyebabkan kematian atau kelumpuhan tapi mengindikasikan adanya bubble akibat decompresi yang kurang baik.

Wujud paling ringan dari skin bends adalah kulit menjadi kemerahan dan gatal (Itchy Rash), biasanya terjadi di dada, bahu dan punggung. Warna merah yang timbul seperti gatal karena terbakar sinar matahari dan gatal.
Gatal yang terjadi sering digambarkan seperti banyak serangga kecil yang sedang berjalan di atas kulit.
Setiap gejala radang kemerahan yang diakibatkan oleh dekompresi  yang tidak sempurna (decompression rash) perlu mendapatkan identifikasi medis. Dengan kata lain, hanya karena bends yang terjadi tidak akan berakibat serius, bukan berarti hal tersebut bukan merupakan masalah, karena dapat mengindikasikan adanya tipe DCI lain yang lebih serius.

Bentuk lain yang lebih serius dari skin bends adalah Cutis Marmorata. Ciri cirinya adalah kulit menjadi seperti marmer, berwarna merah menyala, ke ungu unguan dan kadang kebiru biruan dengan pola seperti marmer yang tidak merata. Gatal yang timbul juga sangat mengganggu.
Diver yang mengalami Cutis Marmorata dianjurkan untuk melakukan terapi recompression (hyperbaric chamber), karena gejala cutis marmorata juga dijumpai pada tipe DCI yang lebih serius seperti Neurological DCI.


Bentuk lain dari skin bends adalah Lymphatic DCS, yang timbul di bawah kulit. Lymphatic DCS menyerang sistem limpa / sistem yang bersangkutan dengan penyaluran cairan tubuh. Pembengkakan di bawah kulit (sering disebut edema), timbul karena penumpukan cairan tubuh di tempat tertentu.

Lymphatic DCS dapat dikenali, ketika bagian tubuh yang terkena lymphatic DCS ditekan tidak langsung membal kembali.
Juga timbul rongga diantara lapisan kulit di bagian yang terkena lymphatic DCS, yang menimbulkan seolah olah ada pembengkakan.
Seperti bentuk skin bends yang lain lymphatic DCS dapat mengindikasikan adanya bentuk DCS lain yang lebih serius yang sedang dialami.

Skin bend information.






to be added continuously.......

Friday, June 6, 2014

Trip Report : Dive Lombok (2 days), Cycling Lombok (1 day), 24-29 Mei 2014


Kesempatan bagus di 2014, ada satu minggu yang tanggal merahnya ada 2 biji hehehehe...
Kalau dimanfaatin, dengan bermodal 3 hari cuti, kita bisa jalan jalan selama 9 hari :D.

So... saya rencanain untuk main main di Lombok mulai 24 Mei - 1 Juni 2014,
Sayang mungkin karena kurang persiapan, kurang lama woro woronya, peminatnya cuman 3 orang (termasuk saya hahaha...) dan karena satu dan lain hal, trip dipersingkat sampai tanggal 29 Mei saja...



Singkatnya, kami ber 3 menginap di Senggigi, seperti biasa mbak Mamiek datang dengan keluarga.
Kami ambil dive center di Senggigi dan enaknya tinggal di Senggigi adalah kita bisa dive di Gili (air, meno, trawangan) dan malamnya tetap bisa santai di seputaran Mataram dan Senggigi.

Alternative lain adalah tinggal di Gili Trawangan, ambil Dive Center disana dan diving seputaran Gili saja.

Setelah banyak pertimbangan, salah satunya adalah Dive Center di Gili Trawangan agak kurang fleksible, harganya juga cenderung lebih mahal, makanan dan penginapan disana relatif lebih mahal juga...


Hari Pertama :
Gili Air - Air Wall,
Lokasinya diantara Gili Meno dan Gili Air, arus permukaan dan di bawah kencang, kelihatannya sangat terpengaruh dengan throughput flow ke Samudera Hindia....
Pertama kali descend sudah terasa arus kencang, 1/4-1/2 knot an saya kira.
Harus nempel di bawah atau pasang 'jangkar' kalau tidak mau kebawa arus hehehe...

Langsung ketemu seekor penyu sedang makan :D.


Langsung saya deketin dan mencoba memfoto... dan langsung temen temen lain ngerubutin :D.....







Kami turun terus slope, dengan tutupan coral yang baik namun tidak banyak variasi coral nya, cenderung monoton :p, mungkin ini salah satu sebabnya dive di Gili bisa jadi membosankan :D.
Setelah 12m, mulai berpasir dan rubble.

Arus tetap deras, pak Dian sang leader menemukan satu baby blue ring octopus....








Untungnya dia tidak sembunyi di belakang coral, nantangin kita untuk memfoto nya hahahaha...
Sambil terus berubah ubah warna, kuning terang, kuning gelap, kuning agak kemerahan... terus berubah warna :D.



Saya menghabiskan 20menitan dikedalaman 25m untuk memburu si Blue Ring dan baru naik karena tinggal 5menit lagi deco :p.
kami meneruskan jalan sampai ketemu wall yang pendek saja, puncak di 7m an dan bottom sekitar 30an m saja... panjangnya juga tidak terlalu panjang... well this is the 'Air Wall' :D.



Safety stop @ Air Wall.. deres arusnya bokkk hehehehehe...


Surface interval di Gili Meno, kita dapet kesempatan untuk melihat akomodasi di Gili Meno.
Penginapan juga tersebar banyak di Gili Meno dan harganya relatif lebih murah dibanding GT (Gili Trawangan). Banyak penginapan dengan Fan dan AC, namun lebih luas ukuran kamar dan halamannya dibanding di GT yang sudah sangat crowded.
Ada transport rutin dari GT ke GM dan sebaliknya setiap harinya, so GM jelas bisa jadi alternatif kalau kita ingin lebih menyepi lagi.
Minus point nya cuman air di GM lebih payau dibanding di GT....

Harga makanan ya kurang lebih sama, lebih murah GM, namun variasi makanan jelek. Angkutan ada andong keliling pulau, kalau melihat jalan tanahnya, memungkinkan naik sepeda MTB. Tidak ada jalan aspal.


Next, kita menyelam di Turtle Heaven, di ujung Gili Trawangan. Kelihatannya ini lokasi yang cukup populer, banyak penyelam start dive disana.

Descend di 3-5m, ada slope yang curam sampai ke bawah, gak kelihatan dasarnya.... Kami menjumpai 3-4 ekor turtle...

Saya kira ini lokasi yang baik kalau kita ingin memfoto turtle dari bawah sambil mencari sun burst...



Inginnya nyari posisi yang pas, tapi si Turtle berenang terus ke laut lepas, hehehehe daripada kejauhan dari coral nanti ilang, ya udah akhirnya saya batalin ngejar nyari foto yang bagusan dikit...
Foto diatas yang terbaik lah yang saya bisa dapetin :D....



Foto Cindy and mbak Mamiek dengan turtle :




Tidak banyak hewan lain yang kami jumpai disini.
End of Day 1, besoknya kita diving seputaran Senggigi saja,
Dive 1 Day 2, Malibu Point.

Ini adalah lokasi Macro, kedalaman tidak pernah lebih dari 10m :D. Surge jelas terasa karena memang ombak disekitar wilayah Senggigi tidak terlalu tenang.

Dasar penggemar macro, ya tentu saja kalau menemukan lokasi yang cocok, banyak foto yang bisa diambil :p.






























The next day is cycling day !!
Saya start dari pantai Senggigi ke arah pantai Kuta di Lombok Selatan.

Berikut adalah rute sepeda yang digunakan :



Dari google map diatas, kira kira jarak yang ditempuh adalah 60km (one way).
Sangat memungkinkan untuk dibuat day trip (pulang pergi), jadi akhirnya diputusin untuk tetap nginap di Senggigi dan berangkat pagi supaya sore sudah sampai Senggigi lagi.


Agak telat berangkatnya, jam 8 pagi saya masih di Ampenan, kota pelabuhan nya Mataram.
Makan bakmie yang enak tenan hehehehe....

Ada kriuk kriuk nya... nyam nyamm... :D

Gara-gara telat berangkat, saya baru mulai start genjot dari Mataram jam 9 pagi, dan baru sampai di Kuta sekitar jam 1 siang...
Aduh... panasss buanget deh di jalan jam 12 siang itu hehehehe.

Rute yang saya lewati kebanyakan menanjak tipis... mulai dari Mataram - Sweta, terutama di jalan tol baru ke arah BIL (Bandara Internasional Lombok) sekitar 15-20km an menjanjak tipis terusss hehehe....

Baru setelah BIL yang kelihatannya ada di dataran yang puncak (sangat logis menempatkan bandara harus di titik tertinggi yang rata....), jalanan mulai turun hingga mendekati pantai Kuta ada beberapa tanjakan maut dan kemudian turunan panjang hingga pantai Kuta...


Jalan Baru yang aspalnya mulussss ke arah BIL, ideal buat cycling nih...
Jam saat itu sudah menunjukkan sekitar jam 11 siang.




Cycling pakai Vibram five fingers ;)... 

Sebelum sampai kuta sempat mampir foto foto di desa Sade, desa tradisionalnya suku Sasak yang sudah jadi tujuan wisata turis yang populer....




Dari Desa Sade ini, kira kira tinggal 10-15 km lagi sampai pantai Kuta, cuman jalannya alamakkk... harus naik dan turun cukup mematikan hehehehe.....


Di pantai Kuta sekitar jam 4 sore, setelah lunch....


Setelah foto2 sebentar di Kuta, langsung saya balik kanan kembali ke Senggigi, harus berjuang melawan letih dan tanjakan maut sebelum masuk desa Sade.
Setelah itu jalanan cenderung turun... sehingga sekitar jam 7, saya sudah kembali ada di Mataram, dan sekitar jam 8 an sudah ada di Senggigi lagi.

Teler dulu deh hahahaha...


Ohya, beberapa rekomendasi Kuliner di Lombok :

Sate Rembiga, yang ada di dekat lapangan Rembiga, Mataram, koordinat GPS : -8.561866, 116.109296
Peta Google Map :
https://www.google.co.id/maps/@-8.562454,116.1091439,18z

Lokasinya ada di Jalan Dr Wahidin. Dari Selatan (jalan Dr. Sutomo, lurus saja hingga ketemu lapangan rembiga di kiri jalan dan kemudian perempatan (ke kiri Jl Adi Sucipto, ke kanan Jl Jend Sudirman).
Dari perempatan ini lurus saja, sebelah kiri jalan 50m dari perempatan, cari orang sedang bakar sate :D. Memang petunjuknya kurang besar, lebih baik kita cari orang sedang bakar sate, itulah sate Rembiga ! :D.

Jam bukanya mulai sore hari hingga malam.

Sate Rembiga, tampak dari luar hanya seperti tempat membakar sate saja... gak kelihatan ada tempat duduk
dan cenderung remang remang... Tapi masuk ke dalam baru kita lihat antrian yang cukup banyak...


Sate Rembiga, dimakan dengan lontong.... sate ini gak pakai bumbu dan tidak terlalu pedas...
Masih bisa dimakan oleh orang yang tidak terlalu suka pedas....



Nasi Balap Puyung,

Kalau mau mencari yang 'asli' namanya Nasi Puyung "Inaq Esun", tapi lokasinya ada di Lombok Tengah (Puyung adalah nama Desa nya, Desa Puyung).
Namun sudah banyak restaurant yang menjual nasi Balap Puyung ini di kota Mataram. Salah satunya yang saya singgahi, waktu itu sekitar jam 20:00 WITA.

Kalau anda sedang jalan dari pelabuhan Lembar ke arah Mataram / Senggigi, bisa dilewatkan Jalan Gajah Mada, mampir di rumah makan Nasi Balap Puyung, Cahaya 2. Koordinat GPS : -8.604814, 116.101103
Dekat Universitas Muhamadiah Mataram.

Jam buka mulai sore hari hingga malam.

Peta Google Map : https://goo.gl/maps/nrCv2



Anda bisa meracik makanan anda sendiri, ada telur, ayam, suwiran daging dst. Yang jelas dan yang pasti, akan pedas dan panasss di mulut (merica), liat aja warna kuahnya yang merah begitu, ditambah minyak, dijamin akan lengkettt di bibir anda hihihihihi.....

Racikan nasi puyung yang saya makan... yang enak itu ada potongan kentang dan ikan asin kecil kecil yang bikin
rasanya jadi gurih... pedas dan gurih.... ahhh.....



Kuliner berikutnya yang patut dicoba, tentu saja kalau anda menganggap Ayam Taliwang itu sudah terlalu 'umum', di mana mana udah beken, di Jakarta, Jogja, Surabaya, gak sulit nyari Ayam bakar Taliwang dan Plecing Kangkung. Bahkan sudah umum untuk mengirim Kangkung dari Lombok ke Jawa sebagai bahan baku nya.

So, kalau bosan dengan makanan yang dimana mana anda bisa temui, bisa coba satu Sate yang sangat terkenal di Lombok, Sate Bulayak.

Lokasinya ada di sepanjang jalan raya Narmada (Mataram - Sweta, terus ke timur).
Siang sampai sore jam 20:00 masih banyak penjual sate gerobak dorong di sepanjang jalan raya Narmada ini. Gak mungkin kelewat deh kalau anda lewat disini.

Kalau mau yang lebih 'orisinil', anda harus masuk lagi ke utara dan ke timur.
Dari Mataram, jalan terus ke timur, anda harus mencari terminal Narmada, di pertigaan, belok kiri ke arah Suranadi.
Lurus saja ke utara setelah SMAN ada tanda belok ke kanan ke arah Suranadi. Ikuti saja jalan itu hingga kurang lebih 3km dan belok kanan masuk kompleks Taman Wisata Suranadi.

Para penjual sate bulayak ini ada di lokasi parkir Taman Wisata Suranadi.
Buka dari siang hingga sore hari (jam 18:00 WITA) anda masih bisa menikmati Sate Bulayak ini,
Namun jika anda datang agak malam hari, jangan kuatir, tepat di sebelah kumpulan penjual sate bulayak ini ada satu restaurant yang cukup ramai dan terkenal, anda bisa makan ikan bakar, ayam taliwang dll makanan khas Lombok. Buka mulai siang hingga malam hari.

Lokasi GPS : -8.569484, 116.231718


Penjual Sate Bulayak

Kita dipersilahkan duduk di tikar, tiap slot ada satu penjual sate yang akan melayani.
Ingin makan bagian apa dari Sapi ? Ginjal ? Hati ? silahkan pesan pada mbak penjual sate ini :D.

Sate berkuah, hmmm enak buangett.. gurih dan pedas... kemudian dimakan
dengan bulayak (semacam lontong)...


Kurang pedas ? bisa minta tambah potongan cabe ! :D.




Sekian laporan pandangan mata dari Tour Lombok :D....
















Friday, May 9, 2014

Walace Line - Indonesian Throughflow

Halaman ini akan menjadi kumpulan tulisan tentang Wallace's Line, garis yang dibuat oleh sir Alfred Russel Wallace, untuk memisahkan wilayah di Indonesia yang memiliki asal muasal Asia dan yang memiliki asal Australia.

Russel Wallace, membandingkan data tumbuhan dan terutama hewan yang ada di Asia dan Australia.
Dia menarik garis batas imaginary dimana hewan di Jawa, Bali dan Kalimantan berbeda dari hewan yang ada di Lombok, Sulawesi.
Hewan di sebelah timur garis ini memiliki keserupaan dengan hewan di Australia-Papua, sedang hewan di sebelah baratnya memiliki keserupaan dengan hewan di Asia.

Mengapa bisa terjadi demikian ?
Hipotesa yang dibuat, laut dalam di sekitar Sulawesi - Maluku - NTB - NTT dahulunya adalah sebuah sungai purba yang besar yang memisahkan kedua wilayah ini (Asia dan Australia) sehingga dua benua ini memiliki spesies yang berbeda. Hewan-hewan tidak bisa menyeberang karena kuatnya arus dan jauhnya jarak kedua daratan tersebut.

Aliran sungai besar ini, sampai sekarang masih ada dan dinamakan Indonesian through flow, yang berasal dari Utara, menuju ke selatan lewat Selat antara Kalimantan dan Sulawesi, kemudian lewat selat antara Bali dan Lombok.

Through flow (arus kuat) yang bergerak dari Sulawesi ini memberikan banyak imbas pada dunia diving...
Pertama, kesuburan dan keaneka ragaman ikan dan coral di selat selat disekitar Jawa, Bali dan Lombok dan Sulawesi.
Kedua, arus yang kuat antara Bali, Lombok memungkinkan beberapa lokasi menjadi lokasi drift dive kelas dunia (Nusa Penida berada di antara Bali dan Lombok).
Ketiga, spesies dari Sulawesi yang terbawa ke Bali / Lombok. Banggai Cardinal fish, yang seharusnya hanya ada di Banggai - Sulawesi, ternyata bisa juga ditemukan di Secret Bay, Gilimanuk - Bali.

Tulisan Simon Pridmore tentang Indonesian Throughflow.



Akan terus ditambah jika ada bahan menarik tentang Indonesian throughflow ;)...

Friday, May 2, 2014

Torid Pulse toy !.... Vortex Ring maker :D...

Remember those 'ring' you see in magazine that makes u go: 'wow... I wanna make them too....' ; 'super cool...' :D.
This the ring I meant :




And here is a Dolphin making vortex ring :.... :D



And don't worry, we can make that too... :D....




It will looks good on you to photograph yourself with a vortex ring :D.






How to create it ?
Vortex Ring / Toroidal Vortex from Wikipedia.
A guide to make Vortex Ring Under Water.
Another guide to make Vortex Ring Under Water.


Tired of trying to create vortex ring ?
We are in the 21st century, nothing is without tool isn't ?
So here is the tool called Torid Pulse from H2Odyssey....
Check out the video below...




You can play around with your friend, calling a friend (replacing tank banger :D), or just having fun and create nice picture picture with the pulse....

Nice toy isn't ? :D.
Could it become a new standard for buddy search, especially in low visibility ?
Shoot to all direction then wait 1 minute then shoot again to all direction ? hehehehehehe....

..........

Thursday, April 3, 2014

'Inland' Photography trick into UW Photography : Snoot and Reverse Ring

These two tricks are getting into my attention lately. Snoot and Reverse Ring....
'Inland' photography technique, thats how I called it, is getting more in more into UW photo...
Giving more flexibility and creativity in shooting UW.
I remember for example snoot technique has been adopted from 'inland' photographer for quite sometime.

To me myself....
No matter how late it is, no matter how simple it is... :)...
I think I'm the kind of person who will only move on to another equipment after I felt convenience with the previous one :).... So slowly is better than having a lot of equipment with none to master...
But even with this kind of attitude, I felt my list of equipment is still growing quite fast... :D.

I would like to try more stacked wet lens onto my camera, then also adding snoot, hopefully an DIY one... and the possibility to try and use Reverse Ring to my Oly EPM-1 camera :) (to hopefully the set up would not require wetlens for shooting macro....)


Basically, the use of Snoot will make your images look dramatic :), because the focused light (instead of wide) from the snoot will only enlighten a small portion of object that we as a photographer would like to highlight... black background is also an advantage...
The minus point is, as I previously mentioned, we are adding difficulties to our technique. because we need to adjust the lighting to an uncontrollable (mostly) moving subject compared to normal strobe that we had a wide area that we do not need to frequently adjust our strobe position....

To study how to use snoot, just visit a page by
divephotoguide.com and a short but brief video tutorial by reefandcritter.com on how to use snoot.




The use of Reverse Ring...
As I said before, the "on land photography" technique is getting into UW photo...
You would find thousands of land (macro) photography using the reverse ring technique, but very few use it for UW photo.
The positive thing is, we could save a lot of money by using 'reversed lens' as replacement of macro wetlens(es), but downside is we will loose autofocus ability and also flexibility to use or not to use wetlens (by means of swing away adaptor holder for instance..).

But the result of using reverse ring is to have a lot of magnification even from a standard lens....

To study more about reverse ring,
just use these two web site :
Digital Photography School
Photography Community Blog


Got a lot to try...... so stay tuned... my journey is still a long long long long way to go my friends :).

Cheers !
===========







Sunday, March 23, 2014

Trip Report : Les Vilage & Diving Tulamben, 22 Mar 2014

Ada waktu sedikit longgar :), saya coba mengulas satu destinasi wisata di Bali Utara yang tidak hanya menyediakan lokasi Diving.

Nama Lokasinya : Desa Les.

Silahkan googling sendiri kalau menginginkan referensi lebih, beberapa yang saya anggap cukup informatif ada di link ini :
1. http://www.desalesholiday.com/ (cukup lengkap, map, how to get there dll...).
2. Peta dan daftar  di desa Les : http://www.desalesholiday.com/images/brochure/bali_map_folder.pdf
3. Review dari Tripadvisor.


Yang menarik disini, pengunjung bisa melakukan banyak kegiatan... cocok dengan konsep Desa Les : Eco Turism...
Ada snorkling / diving, plus penjelasan tentang cara transplantasi coral, ada hiking ke cave, air terjun Yeh Mampeh (di klaim sebagai air terjun ter tinggi di Bali), Jalan jalan ke beberapa kuil Hindu yang ada disana.
Bisa menginap di rumah penduduk (homestay) di dekat air terjun dst...

Buat para penggemar touring dengan sepeda, jalan di pantai utara ini juga sangat layak untuk dijadikan route bersepeda, tanjakan dan turunan tidak terlalu tajam, aspal mulus... pemandangan bagus, kendaraan bermotor / truk jarang lewat, banyak restaurant, warung juga sepanjang jalan....



Sebelum dive ke Tulamben, kali ini saya mampir ke Desa Les, bertemu dengan pak Jerry dan pak Gede.
Pak Gede adalah pemilik hotel yang biasa dijadikan base bagi para diver yang ingin belajar transplantasi coral di Desa Les. Jerry adalah pendamping bagi masyarakat desa Les untuk mengembangkan eco turism ini, a Phillipino :).

Dari apa yang sudah ada sekarang dan pembangunan yang pesat, saya yakin Les sebentar lagi akan menjadi desa Eco Turism yang berkembang pesat...

oh ya ada 3 program utama yang dapat disediakan oleh pak Gede :
1. Adopt a Coral --> Pendidikan dan Transplantasi Coral. Diver diberi penjelasan tentang jenis jenis coral, dan teknik transplantasinya. Diver juga diberi kesempatan mempraktekkan sendiri bagaimana menanam coral, mulai memetik, mengikat/men-semen sampai membawanya dan menanamnya di laut.
2. Mempelajari teknik penangkapan ikan untuk ikan hias. Diver ditunjukkan bagaimana cara penangkapan ikan hias tradisional (dengan potasium, sudah dilarang) dan dengan jaring yang masih diperbolehkan.
3. Trekking, hiking ke arah gua sumber air, air terjun Yeh Mampeh, melihat kebun rambutan, tembakau, bahkan cycling ke perkebunan.


Syarat nya ? Kecuali untuk program no 3, harus sudah sebagai seorang Diver, artinya harus sudah bersertifikat untuk dapat melakukan penanaman coral.
Saya lihat pak Gede belum menyediakan peralatan diving (BCD, regulator dll), sehingga lebih aman kalau anda membawa sendiri perlatan diving kalau ingin mengikuti program penanaman coral di Les atau sekedar ingin diving di Les.


Jika anda cuman punya waktu weekend saja (2 hari), anda bisa mengikuti salah satu dari ketiga program diatas, sedangkan kalau anda punya waktu 1 minggu, maka anda bisa melakukan ketiganya sekaligus.
Dari Jerry dan Pak Gede mengatakan banyak turis mancanegara yang tertarik, pergi ke Bali (ke desa Les !!) untuk mempelajari penanaman coral ini...


Sekali lagi kita harus akui selera turis lokal dan turis manca negara memang berbeda hehehehe...

Suatu hari saya akan mencoba program program desa Les :).




Seharusnya saya mampir di Les cuman 20-30 menit saja... tapi sangking asyiknya ngobrol dengan pak Gede dan Jerry, plus nunggu sun rise (di pantai Les anda bisa melihat Sun Rise dan Sun Set di lokasi yang sama ! :D), saya menghabiskan waktu hampir 1 jam... sehingga agak terlambat janjian dengan seorang Guide yang akan saya 'coba' di Tulamben. Bli Ajiex Dharma.

So off I go to Tulamben.... janjian ketemu di Seraya Secret, dan melakukan 2 dives disana.

Dive 1,
Kami ke 25m dulu untuk mencari Tiger Shrimp, kemudian perlahan2 naik sambil mencari hewan2 kecil lainnya.
Seraya sedang musim Nudi sekarang... banyak sekali nudi dari banyak species.





Tiger Shrimp, with its young...


The Young, holding its food...


















Beautiful Flabelina....






Dive 2,
Di lokasi yang mirip, kali ini saya mencoba menggunakan snoot. Snoot pinjaman dari Bli Ajiex ehehehe...


Model snoot yang saya pakai, gambar diatas hanya illustrasi saja... :D.
Hasil foto dengan snoot memang berbeda dan memang sulit...
Anda menambahkan satu parameter control lagi dalam UW photo yang sudah rumit itu...
Intensitas strobe mungkin tidak terlalu memegang peranan sekarang, justru arah, jarak strobe ke object, menjadi siginificant, disamping tentu saja pengaturan exposure lainnya...
Betul betul dituntut berpikir, berimaginasi dan bekerja keras untuk menghasilkan foto yang pantas :D.

Saya rasa begitu anda masuk dengan wetlens dan snoot, tidak mungkin tidak anda membutuhkan assistant untuk membantu anda di air... an absolute must !

Snooted Harlequin shrimp.....



















Snooted Hairy shrimp.....




Snooted Skeleton shrimp.....



Snooted Boxer / Pom-pom crab......







Snooted Nudi lying eggs....


Snooted nudi....



--------------------


















Tuesday, March 4, 2014

Standard IP (water proof) apa itu ?? Senter Taktikal untuk menyelam ?

Buat menyambung pembahasan tentang kekuatan cahaya senter dalam satuan Lumens.

Salah satu pertanyaan yang sering bikin bingung para pembeli senter Under Water adalah ketidak adaan informasi berapa dalam sebuah senter bisa dipakai.
Manufacturer cuman memberikan info : "Waterproof acording to IPX-8 standard"
atau : "Waterproof in accordance with IPX-8", atau "IPX-8 Waterproof", atau semacamnya....

Ternyata 'IP' ini adalah rating internasional untuk menyatakan seberapa baik peralatan anda menahan masuknya partikel dari luar (debu, air, dll).
IP singkatan dari Ingress Protection atau International Protection (wikipedia)

Semakin tinggi nilai IP peralatan anda, ie IP67, IPX8 semakin baik ketahanannya terhadap debu dan air.

Misalnya peralatan kita punya rating IP 67, maka digit pertama (angka 6) bermakna kedap debu, debu tidak dapat masuk, dan digit kedua (angka 7) bermakna kedap air hingga kedalaman 1m selama minimal 30menit....


Untuk lebih jelasnya silahkan gunakan tabel dibawah ini :

IP * *

Digit pertama adalah rating perlindungan terhadap partikel padat.
Makna digit pertama : (from Wikipedia).
velObject size protected againstEffective against
0No protection against contact and ingress of objects
1>50 mmAny large surface of the body, such as the back of a hand, but no protection against deliberate contact with a body part
2>12.5 mmFingers or similar objects
3>2.5 mmTools, thick wires, etc.
4>1 mmMost wires, screws, etc.
5Dust protectedIngress of dust is not entirely prevented, but it must not enter in sufficient quantity to interfere with the satisfactory operation of the equipment; complete protection against contact (dust proof)
6Dust tightNo ingress of dust; complete protection against contact (dust tight)



Sedangkan digit kedua adalah rating perlindungan terhadap cairan.
Makna digit kedua :
LevelProtected againstTesting forDetails
0Not protected
1Dripping waterDripping water (vertically falling drops) shall have no harmful effect.Test duration: 10 minutes
Water equivalent to 1 mm rainfall per minute
2Dripping water when tilted up to 15°Vertically dripping water shall have no harmful effect when the enclosure is tilted at an angle up to 15° from its normal position.Test duration: 10 minutes
Water equivalent to 3 mm rainfall per minute
3Spraying waterWater falling as a spray at any angle up to 60° from the vertical shall have no harmful effect.Test duration: 5 minutes
Water volume: 0.7 litres per minute
Pressure: 80–100 kPa
4Splashing of waterWater splashing against the enclosure from any direction shall have no harmful effect.Test duration: 5 minutes
Water volume: 10 litres per minute
Pressure: 80–100 kPa
5Water jetsWater projected by a nozzle (6.3 mm) against enclosure from any direction shall have no harmful effects.Test duration: at least 15 minutes
Water volume: 12.5 litres per minute
Pressure: 30 kPa at distance of 3 m
6Powerful water jetsWater projected in powerful jets (12.5 mm nozzle) against the enclosure from any direction shall have no harmful effects.Test duration: at least 3 minutes
Water volume: 100 litres per minute
Pressure: 100 kPa at distance of 3 m
6KPowerful water jets with increased pressureWater projected in powerful jets (12.5 mm nozzle) against the enclosure from any direction, under elevated pressure, shall have no harmful effects.Test duration: at least 3 minutes
Water volume: 75 litres per minute
Pressure: 1000 kPa at distance of 3 m
7Immersion up to 1 mIngress of water in harmful quantity shall not be possible when the enclosure is immersed in water under defined conditions of pressure and time (up to 1 m of submersion).Test duration: 30 minutes
Immersion at depth of at least 1 m measured at bottom of device, and at least 15 cm measured at top of device
8Immersion beyond 1 mThe equipment is suitable for continuous immersion in water under conditions which shall be specified by the manufacturer. Normally, this will mean that the equipment is hermetically sealed. However, with certain types of equipment, it can mean that water can enter but only in such a manner that it produces no harmful effects.Test duration: continuous immersion in water
Depth specified by manufacturer, generally up to 3 m
9kPowerful high temperature water jetsProtected against close-range high pressure, high temperature spray downs.







Kebanyakan 'senter tactical' (istilah ini biasa digunakan untuk membedakan dengan senter selam), memiliki IP rating IPX-8, 'X' artinya ketahanan terhadap partikel padat (ie : debu) tidak diketahui , tidak relevan atau tidak dilakukan testing.
Anda bisa segera mengetahui sebuah senter masuk kategori tactical, biasanya mereka punya banyak 'mode', ada mode high, medium, low, ada mode strobe (kedip kedip), SOS, ada yang terang gelapnya bisa diatur secara manual dsb (senter diving pun ada yang bisa melakukan ini, tapi harganya sangat mahal, tidak mungkin dibawah 1j seperti senter taktikal).
Senter diving biasanya cuman punya 1 mode saja.

eniwei... IPX-8,
'8' artinya kedap air hingga kedalaman diatas 1meter, biasanya sampai 2 - 3 meter tergantung penjelasan dari manufacturernya.


Jadi.... jika senter anda punya rating IPX-8 dan tidak ada penjelasan berapa maksimum kedalaman senter anda bisa dipakai, artinya silahkan dibawa nyemplung ke air, snorkling dan sebagainya, jika kedalaman diatas 2m maka resiko ditanggung sendiri... :D. Kira - kira begitu lah hahahaha...
Artinya si pabrik membuat rating 'IPX-8' itu sebagai marketing tools (alat marketing) mereka.
Kalau kalau pembaca hanya melihat tulisan 'waterproof' nya saja, khan lumayan senter ini bisa dibeli dimana si pembeli berasumsi senter ini bisa dipakai untuk diving (menyelam).
Kalau bisa dipakai menyelam ya sukurlah, kalau bocor ya toh mereka tidak bisa disalahkan...  :D.


Berbicara tentang pengalaman... ada saja teman yang sudah berusaha membawa senter tactical ini untuk menyelam, dan ada juga yang selamat turun ke 30m dan bisa ascend lagi dengan senter tetap dalam kondisi baik...
Keluhan yang mereka katakan saklar on-off yang type nya 'push button' bisa tertekan dengan sendirinya di kedalaman sehingga bisa mati, hidup dan pindah pindah mode dengan sendirinya...
lampunya disco sendiri di kedalaman hahahahaha.... baru berhenti setelah si diver naik ke 20m an.

Memang salah satu feature senter diving yang baik adalah saklar on-off tidak memakai model push button (yang lebih murah pembuatan dan perakitannya), tapi menggunakan putaran, saklar bezel / cincin, atau saklar geser.

Tapi sebagai diver saya tidak akan menyarankan anda membawa senter tactical untuk menyelam,
Ingat bahwa safety adalah unsur nomor 1 dalam menyelam, bahkan selama night dive anda diharuskan sebenarnya membawa senter cadangan... artinya selama penyelaman anda wajib memiliki penerangan (dengan tingkat kepastian mendekati 100%, kalau senter utama mati, masih ada senter cadangan).
Tentu anda akan mencari peralatan yang punya kepastian berfungsi dengan baik selama penyelaman.

Saya juga sharing dengan beberapa diver kawakan betapa menakutkannya night dive tanpa senter (senter satu satunya mati).
Ascend mungkin tidak terlalu menjadi masalah, asal tidak berarus, asal tidak dalam cave... anda masih bisa membedakan dimana atas dan dimana bawah, speed ascend mungkin anda punya depth gauge yang terbuat dari fosfor, atau dive computer anda memiliki internal lamp.

Bagaimana jika setelah dipermukaan langit mendung, tidak ada bintang tidak ada bulan, boat tidak bisa melihat anda, daratan agak sulit kelihatan karena jauh dari jalan raya (tidak ada lampu mobil di jalan).
Apalagi kalau hujan dan ombak tinggi...
Jadi bahaya berikutnya adalah bagaimana anda bisa menepi atau boat bisa menemukan anda.....

Jangan memakai senter taktikal untuk menyelam, walaupun murah dan dijamin oleh teman anda yang sudah memakainya pernah ke kedalaman tertentu :D.



Setahu saya manufacturer peralatan selam, sudah tidak lagi mencantumkan tulisan IPX-8 ini, mereka akan langsung menulis maksimal kedalaman adalah..... (depth rating upto.... misalnya 40m atau 60m).


Salah satu feature lain yang saya kurang sreg dengan senter taktikal adalah ukuran dan jumlah o-ring nya.
Bagi manufacturer, untuk bisa lulus uji IPX-8 mereka tinggal menambahkan saja o-ring, dari yang biasanya cukup 1 saja (lihat senter diving merk Toshiba baik yang tipe K-135, K-137, K-138 senter selam jadul dan panjang model kayak senternya hansip... o-ring nya cuman 1), menjadi 2 bahkan 3 o-ring !!
Cara pikirnya : tembus o-ring yang satu, masih ada o-ring yang satu nya lagi... :D.

Contoh senter yang diklaim bisa menjadi senter diving dengan menambahkan hingga 3 o-ring diambil dari sini.
Note : senter diatas memakai 3 battery AAA, sehingga anda bisa membayangkan betapa kecil ukuran o-ring di atas.





































Tapi ukuran o-ringnya kecil bingittt... 1 maks 2mm saja diameternya....
Tentu ukuran o-ring semakin kecil semakin beresiko terpelintir, keluar dari groove nya, putus atau bocor.



Kesimpulan :
IPX-8 menunjukkan alat tersebut kedap air dengan depth rating diatas 1m, tergantung rekomendasi manufacturer.
Namun senter diving yang sebenarnya, biasanya sudah tidak mencantumkan lagi tulisan IPX-8 ini, mereka langsung mencantumkan depth rate... artinya mereka sudah melakukan testing dan menjamin semua produk mereka memiliki minimal depth rate yang sama.

Sebaiknya tidak menggunakan senter tactical untuk diving (seringkali senter tactical hanya mencantumkan IPX-8 saja tanpa membubuhkan depth rating).



----