Search This Blog

Wednesday, August 6, 2014

Trip Report, Nusa Lembongan, Padang Bai, Ubud - Kintamani, 26 - 30 Jul 2014

Di lebaran trip tahun ini, kembali saya tidak ikut trip panjang :).
Hemat dot com kali ini dan belum menemukan trip yang cukup 'menarik' untuk diikuti :D.

Tapi sebagai gantinya... saya dapat kegembiraan besar karena bisa kembali ke Lembongan, Diving di Padang Bai dan Cycling dari Ubud ke Kintamani :D.

Ok... first thing first... berikut ini adalah update dari trip terdahulu ke Nusa Lembongan.

Saya akan berikan update tentang Ticket Fast Boat dari Sanur ke Lembongan.
Jadwal paling luwes dan harga paling murah adalah jika kita membeli ticket di 'Public Boat' Optasal.
Berikut Jadwal Fast Boat Sanur Lembongan dan Jadwal Fast Boat Lembongan Sanur yang tertempel di luar kantor Optasal.

Jadwal Fast Boat Sanur Lembongan Penida dari Optasal

Jadi dari Sanur kita bisa pergi ke 4 lokasi dengan Fast Boat, ke Lembongan (Mushroom Bay dan Jungut Batu) dan ke Penida (Buyuk Bay dan Dermaga Br. Nyuh).
Harga yang saya dapat untuk one way baik dari Sanur ke Lembongan atau sebaliknya adalah 75 ribu rupiah per person per way.
Mungkin ini harga peak season ? atau mungkin juga harga sudah naik dibanding beberapa tahun lalu :).
Harga yang tercantum di foto diatas diberlakukan hanya untuk 'bule' saja. Kalau harga lokal ya 75.000 satu arah itu tadi....
Kalau punya temen yang mukanya mirip Indonesia (Filipina, Thailand, dll), masih mungkin 'disamarkan', pura pura jadi orang Indo :), tapi gak boleh bicara sepatah kata pun selama perjalanan hahahaha...

Melihat jadwal keberangkatan yang banyak begitu saya memutuskan untuk beli ticket PP alias pulang pergi Sanur ke Lembongan...
Dengan alasan bahwa nanti baliknya dari Lembongan kita bisa berangkat kapan saja, dari mana saja...
Enak khan...

Saya lihat ada nomor kontak Optasal Sanur di 0361-9189900. Tapi cara terbaik beli ticket adalah datang sendiri ! :D. Cara pelayanannya masih 'sangat Bali sekali' alias masih belum profesional :D. Tapi yach begitulah kalau kita ingin dapat yang murmer, tentu saja barternya adalah ketidak pastian yang tinggi dan kita yang harus ngejar terus bukan yang jualan yang ngejar... tapi yang butuh disebrangin yang ngejar hahahaha...


Pilihan lain adalah menggunakan beberapa Perusahaan dibawah ini :

From Boat Name Tarif Trip 1 Trip 2 Trip 3 Trip 4 Tujuan
Sanur Perama 1000ow Non FB 10:30 Jungut Batu
Sanur ScootCruise 450pp FB 09:30 11:30 13:30 17:00 Jungut Batu
Sanur Rocky ? FB 10:00 12:00 14:00 16:30 Jungut Batu
Sanur SugriwaExpress 150pp FB 09:30 13:30 17:00 Jungut Batu
Sanur Tanis Express 75ow FB 09:30 11:30 13:00 16:30 Mushroom Bay
Sanur Public Speedboat 150pp FB 09:00 12:30 15:30 Jungut Batu
Sanur Public Speedboat 150pp FB 11:30 14:30 16:30 Mushroom Bay
Sanur LembonganCruise ? FB 09:30 13:00 16:30 ?


From Boat Name Tarif Trip 1 Trip 2 Trip 3 Trip 4 Tujuan
Jungut Batu Perama 100 Non FB 8:30 Sanur
Jungut Batu ScootCruise 450pp FB 08:00 10:30 12:30 16:00 Sanur
Jungut Batu Rocky FB 09:00 11:00 13:00 15:30 Sanur
Jungut Batu SugriwaExpress 150pp FB 08:30 11:30 16:00 Sanur
Mushroom Tanis Express FB Sanur
Jungut Batu Public Speedboat 150pp FB 08:00 10:30 15:00 Sanur
Mushroom Public Speedboat 150pp FB 09:00 13:00 15:30 Sanur
? LembonganCruise ? FB 08:00 11:00 15:30 Sanur


Yang saya kasih tanda tanya artinya saya belum sempet nanyain ya :D.... mohon mangapp...
Kemudian yang saya maksud dengan Public Speedboat adalah Optasal yang sudah saya bahas diatas. Dan jadwal selengkapnya silahkan melihat foto diatas.... :D.
Oh ya satu lagi, harga yang saya tulis diatas adalah harga yang saya dapat setelah saya telepon langsung dan meyakinkan mereka bahwa saya benar benar orang lokal dan sudah 'frequent traveler' ke Lembongan....
(Frequent traveler tapi masih nanya harga hahahaha... ketahuan boong nyaaa hiehiehiehiehiehiehiehie...)

Contact Number :
Perama Tour 0361-750808
Sugriwa Express 0361-281078
Tanis Express 0361 7432344
Rocky 0361 8012324
Optasal (Public Boat) Sanur : 0361-9189900


So dilihat dari jadwal diatas, tentu gak usah kuatir sebenarnya, gak perlu booking ticket dulu, datang saja langsung dan cari jadwal kapal yang sesuai dengan jadwal yang anda inginkan...

selamat berpetualang :).

Ini lagi salah satu keuntungan anda dengan memesan ticket secara 'go show', adalah anda lebih flexible menentukan jadwal boat anda, sambil nunggu boat... tentu saja banyak kegiatan yang asyik dilakukan di Pantai Sanur...

Selain bisa makan gorengan bumbu petis yang ueennakkk buanget menurut saya... Harganya sekarang per pcs udah jadi Rp 1.000 - 1.500, dulu cuman Rp 500 an.... :).
Anda juga bisa makan ke Mak Beng, or jalan jalan di sekitar pasar rakyat di Sanur, membeli baju, long dress, kaus, 'celana genit' atau pernak pernik khas Bali untuk oleh oleh...

Saya memilih mencoba makan di Mak Beng.
Bukan karena suka, tapi karena gak pernah berhasil makan di Mak Beng hahahaha...
Jadwal bukanya baru jam 9 pagi dan biasanya jam 13 - 14 an sudah habis :).
Banyak Turis dari Jawa yang makan disana...

Berikut daftar menu dan harga Mak Beng Sanur
Menu dan Daftar Harga Mak Beng, Sanur.

Harga segini tentu dianggap normal saja bagi orang-orang dari kota besar seperti Jakarta dan Surabaya.

Buat saya pribadi, harganya termasuk sangat amat mahal, dan rasanya juga termasuk kurang menggigit dibanding Sup Ikan khas Bali lain. Anda bisa menemukan banyak warung yang menjual Sup Ikan Bali di sepanjang Jalan dari DPS ke Padang Bai (jalan raya By Pass atau Jalan Prof. Dr. Ida Bagus Mantra).
Ikan Goreng dan Soup Ikan Mak Beng, Sanur.

Tapi porsinya memang besar dan merasa wow banget :D. Dapet sepotong daging besar, sup kuah kepala ikan... plus minum es juice jeruk... wuihhh... emang kaga ada yang lawan dahhh :D.

Waktu menunjukkan pukul 12 siang, banyak sekali orang Jakarta dan Surabaya yang makan disini sampai sampai antrian mengular sampai di luar restaurant, eh warung...

Saya duga, beda fast boat yang dipakai oleh perusahaan sekelas Rocky, Tanis, dan Scoot lebih nyaman daripada public fast boat Optasal. Kenapa saya menduga begitu ? karena fast boat yang saya pakai dari Sanur ke Lembongan sangat 'bumpy' dan tidak nyaman, mungkin karena design dari boatnya, mungkin juga karena ombak yang sedang tinggi saat itu... rasanya tulang punggung kayak dihentak hentakkan...
Berbeda dengan boat yang saya pakai untuk balik dari Lembongan ke Sanur, lebih 'ramah di punggung'...

Walaupun begitu, separuh dari penumpang boat saya lihat adalah orang Bule yang memang tipenya backpacker :), yang tipenya 'koper' seharusnya naik yang sekelas Scoot dan Rocky yang kapalnya lebih mewah, ber AC, dikasih minum dll. (kalau liat dari iklannya lho ya... secara saya gak cukup punya budget naik Scoot atau Rocky).


Singkat kata saya sampai di Jungut Batu, sewa motor dan mulai menjelajahi Lembongan. Survey perkembangan lembongan dan mencoba ambil beberapa foto di jembatan Lembongan - Ceningan.

Berikut foto yang saya ambil di jembatan ceningan...

Jembatan antara Lembongan - Ceningan... nostalgia... :D.

Levitation @ jembatan Lembongan - Ceningan


Acara selanjutnya, makan sore(malam) di warung boemboe Bali : Maria.
Kalau anda sempat mampir ke Lembongan, warung ini saya sangat rekomendasikan untuk dicoba, terutama, pesan lah Pizza dari warung ini. Rasa apapun ! dijamin enak...
Bumbu nya terasa nendang, tomat nya, kejunya masih terasa kriuk...
Saya sempat mencoba yang rasa kayu manis, aroma dan rasanya benar2 terasa...

Downside nya, masaknya butuh waktu agak lama, kalau tamu banyak bisa bisa anda menunggu 45 menit untuk pizza nya dipersiapkan.
Lokasi warung ini ada di pojok paling Utara dari Pulau Lembongan (Jungut Batu) sebelum belok ke Mangrove.
Lokasi yang juga tepat untuk Menunggu Sunset di Lembongan...
Masalahnya warung Maria ini baru buka jam 18:30, jadi anda sebaiknya bawa makanan kecil dan minuman sambil menunggu sun set dan warung dibuka :D.

Beberapa foto Sun set dari Warung Maria.

Anjing sun set bathing di Maria's Restaurant.....





Levitation @Maria's Restaurant... :D

Saya ambil penginapan di dekat Mushroom Bay di pulau Lembongan.
Sehingga besok paginya saya bisa langsung balik ke Sanur dari Mushroom Bay...
Untuk jadwalnya, silahkan check di foto paling atas dari thread ini ya....

Berikut adalah pemandangan di Mushroom bay... yang sudah full dengan restaurant dan hotel :D.
Oh ya ada hiburan baru... Water Jet Pack :D.... bisa terbang kayak Iron Man :D.




siang itu saya balik ke Sanur, bertemu dengan teman2 yang lain dan langsung bertolak ke Padang Bai untuk bermalam disana...
Namun sebelum berangkat ke Padang Bai, kami sempat makan sore dahulu di Naughty Nuri's di daerah Kerobokan (Jl. Batu Belig).





Jadwalnya hari Senin dan Selasa, 28 dan 29 Juli kami akan dive di Padang Bai...
Udah cukup banyak cerita trip tentang Padang Bai... jadi saya hanya akan menaruh beberapa foto hasil hunting di Padang Bai...
Yang baru dari perburuan kali ini, adalah saya mencoba menggunakan snoot untuk memfoto beberapa object yang relatif statis dan tidak banyak bergerak.

Devil Stinger Scorpionfish, Inimicus didactylus.... dan pasangannya... :D

Cuttle fish... si ikan Sotong...




Nembrotha aurea....

Marble Shrimp (Common), Saron marmoratus

Purple / Red Leaf Scorpion Fish, Taenianotus triacanthus.

Barred Wire Coral Shrimp, Pontonides ankeri.


 Berikutnya adalah foto foto dengan menggunakan snoot :D.

Pontonides ankeri, photographed with snoot....


Whip Coral Goby, Bryaninops yongei snooted....

Durban hinge-beak Shrimp, Rhynchocinetes durbanensis.

Giant Moray Eel, Gymnothorax javanicus with friends....
A lot of Durban hinge-beak Shrimp, Rhynchocinetes durbanensis and two Skunk Cleaner Shrimp, Lysmata amboinesis







Setelah 2 dives, saya langsung bersiap2 untuk cycling dari Padang Bai ke Ubud....
Trek ini seharusnya tidak terlalu berat, hanya sekitar 40km saja, walaupun demikian ada elevasi rata2 1% antara Padang Bai hingga ke Ubud dan maksimum elevasi 9% setelah Goa Gajah (dekat Ubud).
Tambahan tantangannya adalah... cycling dimulai jam 3 sore setelah paginya melakukan 2 dives... hehehehe... tantangan yang menarik... saya ditemani oleh Sandy, Yudi dan Dhani.
Rute Padang Bai - Ubud adalah sebagai berikut :
Padang Bai - Kusamba, setelah jembatan besar segera belok ke kanan ke arah Klungkung.
Lewat di luar kota Klungkung (selatan kota), lewat Goa Jepang, kemudian terus ke arah Gianyar.
Sesampai di Gianyar, cari arah ke Rumah Sakit Umum Sanjiwani Gianyar, kemudian terus lanjut ke Barat.
Jl. Mahendradata, Wanaayu kemudian masuk ke jalan Goa Gajah. Cukup mudah mengikuti trek ini karena banyak petunjuk jalan ke Ubud.

+/- 40km dari Padang Bai ke Ubud

Dengan santai santai saja dan beberapa kali berhenti di Indomart, kami sampai di Ubud sekitar jam 6 sore.
Kelaparan, kami memutuskan untuk makan malam di Restaurant Pulau Kelapa, tidak terlalu murah sebenarnya, namun cukup murah untuk standard restaurant pinggir jalan raya di Ubud :D.






Sebagian menu dan daftar harga di Warung Pulau Kelapa.


My Food that night..... :D

Promise not to use MSG....

All of us.....

Besok paginya, pagi2 banget kami sudah bangun dan bersiap siap untuk melahap rute yang lebih menantang, Ubud ke Kintamani.... :D.
Rute ini tanjakannya sepanjang 30km, dengan elevasi sebesar 9% (wowww.....), terbesar dan terpanjang yang pernah kita lakukan selama ini.

Rute Ubud - Kintamani dan kembali ke Ubud lewat Kedewatan
Total 70km, dengan 30km menanjak.

Kami berangkat lewat jalan Andong, ke arah Tegalalang, melewati Rice Terrace yang terkenal dan menjadi jujugan banyak turis mancanegara...
Dan memang benar...



Setelah bersepeda selama kurang lebih 5 jam, akhirnya kami sampai di puncak dimana kita bisa melihat danau Batur dan Kintamani dari atas..

Danau Batur view.... :D...

Bisa dikatakan selama perjalanan dari Ubud ke Kintamani, 99% adalah tanjakan.
Saya ingat hanya ada satu kali turunan dan jarang sekali ditemui jalan yang flat, semuanya entah menanjak tipis atau tajam.
Jika awal awalnya tanjakan hanya berkisar 3-5%, maka mendekati puncak tanjakan mencapai 10-15%.
Benar benar menyiksa dan kami terpaksa harus berhenti beberapa kali untuk tarik napas dan minum :).

Note : Ada banyak pesepeda yang melakukan cycling di Ubud, namun hanya kami yang bergerak dari Ubud ke Kintamani, alias, semua pesepeda lainnya mengambil rute Kintamani ke Ubud !!
Sepeda mereka dibawa dengan kendaraan bak terbuka, pesepeda nya naik mobil ke atas :D.
Ada yang sampai ke puncak, ada yang 3/4 jalan ke puncak.
Tiap group pesepeda ini didampingin oleh 1 atau 2 guide untuk memastikan mereka tidak mengendarai sepeda terlalu cepat... maklum down hill...

Ternyata Bersepeda di Ubud yang banyak diiklankan itu ternyata ya downhill di jalan raya itulah hahahahaha... oh ternyata oh ternyata :D.

Sesampai di puncak, setelah berfoto foto dan istirahat, kami memutuskan ambil jalan yang berbeda dibanding jalur awal, kami kembali ke Ubud lewat jalan Kedewatan.
Jalan kembali ditempuh hanya dalam waktu 1jam, karena kecepatan rata2 saat turun antara 40-50km/jam :D.


Setelah check out dan berkemas, kami langsung balik kanan kembali ke Surabaya :D. supaya tidak berbarengan dengan arus balik ke Jawa.

Oh ya sebagai catatan, sebelum hari raya, arus mudik dari Bali ke Jawa sangat padat, antrian di Gilimanuk bisa mencapai 11km !, imbasnya banyak orang yang tidak sabar dan mengambil jalur kanan, mengakibatkan arus dari Gilimanuk ke Denpasar pun menjadi ikut macet, padahal volume nya sangat rendah...
So... hati hatilah memilih hari jika anda memutuskan untuk bepergian dengan mobil ke Bali di sekitar liburan lebaran...


cheersss !!!















Thursday, July 3, 2014

Penyakit Dekompresi, Tipe dan Gejalanya.... [DCI (Decompression illness), DCS (Decompression Sickness, Type and Symptom...]

Halaman ini didedikasikan untuk membicarakan type, gejala, penyebab dan jika memungkinkan, penanganan terhadap berbagai type penyakit dekompresi yang dapat dialami karena Penyelaman (Scuba Diving - Diving with Compressed Air).


1. Air Embolism
Singkatnya, keberadaan gelembung udara di dalam pembuluh darah.
Dapat dikarenakan decompressi yang terlalu cepat (naik terlalu cepat). Atau karena pecahnya pembuluh darah di paru paru yang membuat udara masuk dari alveoli (pembuluh penyerap udara di paru paru) ke dalam sistem pembuluh darah.
Wikipedia : Air Embolism.
Encyclopedia Britannica : Air Embolism.

Keberadaan gelembung udara ini dapat menimbulkan penyumbatan di pembuluh darah, bisa berakibat mati rasa di bagian bagian tubuh yang aliran darahnya terhambat, kelumpuhan sementara atau permanen, hingga kematian jika gelembung udara menghambat aliran udara ke otak.

ps : Keberadaan microscopic bubble (gelembung udara micro) dalam darah dipandang sebagai hal yang wajar dan tidak membahayakan, terutama di pembuluh darah Vena (pembuluh darah balik yang mengalirkan darah kembali ke jantung). Air Embolism baru bermasalah jika ukuran gelembung yang ada cukup besar, atau berada di pembuluh darah arteri (pembuluh darah yang mengalirkan darah dari jantung) disebut juga AGE (Arterial Gas Embolism).

gelembung udara micro yang ada di Vena akan di filter pada proses pertukaran gas di paru paru, sedangkan gelembung udara yang ada di arteri, jika tersangkut di tempat tertentu bisa menghentikan aliran darah ke tempat tersebut, mengakibatkan kelumpuhan, sementara maupun permanen hingga kematian.


2. Mediastinal emphysema
Gelembung udara yang terjebak (pocket of air), yang terjebak didalam mediastinum (rongga di tengah dada, di antara kedua paru paru). Jika terdapat dalam jumlah yang banyak, dapat menyelubungi jantung dan pembuluh darah pusat, memberikan tekanan yang menimbulkan rasa nyeri di dada dan di dalam tulang rusuk.
Dapat menekan trachea yang menyebabkan kesulitan bernapas. Karena menekan jantung dan pembuluh darah, mediastinal emphysema dapat menyebabkan terganggunya aliran darah dan ritme jantung.

Encyclopedia Britannica : Mediastinal emphysema.




3. Skin bends / Cutaneous Decompression Sickness
Disebabkan gelembung (bubble) nitrogen yang terperangkap di pembuluh darah di kulit.
Tipe penyakit dekompresi ini tidak menyebabkan kematian atau kelumpuhan tapi mengindikasikan adanya bubble akibat decompresi yang kurang baik.

Wujud paling ringan dari skin bends adalah kulit menjadi kemerahan dan gatal (Itchy Rash), biasanya terjadi di dada, bahu dan punggung. Warna merah yang timbul seperti gatal karena terbakar sinar matahari dan gatal.
Gatal yang terjadi sering digambarkan seperti banyak serangga kecil yang sedang berjalan di atas kulit.
Setiap gejala radang kemerahan yang diakibatkan oleh dekompresi  yang tidak sempurna (decompression rash) perlu mendapatkan identifikasi medis. Dengan kata lain, hanya karena bends yang terjadi tidak akan berakibat serius, bukan berarti hal tersebut bukan merupakan masalah, karena dapat mengindikasikan adanya tipe DCI lain yang lebih serius.

Bentuk lain yang lebih serius dari skin bends adalah Cutis Marmorata. Ciri cirinya adalah kulit menjadi seperti marmer, berwarna merah menyala, ke ungu unguan dan kadang kebiru biruan dengan pola seperti marmer yang tidak merata. Gatal yang timbul juga sangat mengganggu.
Diver yang mengalami Cutis Marmorata dianjurkan untuk melakukan terapi recompression (hyperbaric chamber), karena gejala cutis marmorata juga dijumpai pada tipe DCI yang lebih serius seperti Neurological DCI.


Bentuk lain dari skin bends adalah Lymphatic DCS, yang timbul di bawah kulit. Lymphatic DCS menyerang sistem limpa / sistem yang bersangkutan dengan penyaluran cairan tubuh. Pembengkakan di bawah kulit (sering disebut edema), timbul karena penumpukan cairan tubuh di tempat tertentu.

Lymphatic DCS dapat dikenali, ketika bagian tubuh yang terkena lymphatic DCS ditekan tidak langsung membal kembali.
Juga timbul rongga diantara lapisan kulit di bagian yang terkena lymphatic DCS, yang menimbulkan seolah olah ada pembengkakan.
Seperti bentuk skin bends yang lain lymphatic DCS dapat mengindikasikan adanya bentuk DCS lain yang lebih serius yang sedang dialami.

Skin bend information.






to be added continuously.......

Friday, June 6, 2014

Trip Report : Dive Lombok (2 days), Cycling Lombok (1 day), 24-29 Mei 2014


Kesempatan bagus di 2014, ada satu minggu yang tanggal merahnya ada 2 biji hehehehe...
Kalau dimanfaatin, dengan bermodal 3 hari cuti, kita bisa jalan jalan selama 9 hari :D.

So... saya rencanain untuk main main di Lombok mulai 24 Mei - 1 Juni 2014,
Sayang mungkin karena kurang persiapan, kurang lama woro woronya, peminatnya cuman 3 orang (termasuk saya hahaha...) dan karena satu dan lain hal, trip dipersingkat sampai tanggal 29 Mei saja...



Singkatnya, kami ber 3 menginap di Senggigi, seperti biasa mbak Mamiek datang dengan keluarga.
Kami ambil dive center di Senggigi dan enaknya tinggal di Senggigi adalah kita bisa dive di Gili (air, meno, trawangan) dan malamnya tetap bisa santai di seputaran Mataram dan Senggigi.

Alternative lain adalah tinggal di Gili Trawangan, ambil Dive Center disana dan diving seputaran Gili saja.

Setelah banyak pertimbangan, salah satunya adalah Dive Center di Gili Trawangan agak kurang fleksible, harganya juga cenderung lebih mahal, makanan dan penginapan disana relatif lebih mahal juga...


Hari Pertama :
Gili Air - Air Wall,
Lokasinya diantara Gili Meno dan Gili Air, arus permukaan dan di bawah kencang, kelihatannya sangat terpengaruh dengan throughput flow ke Samudera Hindia....
Pertama kali descend sudah terasa arus kencang, 1/4-1/2 knot an saya kira.
Harus nempel di bawah atau pasang 'jangkar' kalau tidak mau kebawa arus hehehe...

Langsung ketemu seekor penyu sedang makan :D.


Langsung saya deketin dan mencoba memfoto... dan langsung temen temen lain ngerubutin :D.....







Kami turun terus slope, dengan tutupan coral yang baik namun tidak banyak variasi coral nya, cenderung monoton :p, mungkin ini salah satu sebabnya dive di Gili bisa jadi membosankan :D.
Setelah 12m, mulai berpasir dan rubble.

Arus tetap deras, pak Dian sang leader menemukan satu baby blue ring octopus....








Untungnya dia tidak sembunyi di belakang coral, nantangin kita untuk memfoto nya hahahaha...
Sambil terus berubah ubah warna, kuning terang, kuning gelap, kuning agak kemerahan... terus berubah warna :D.



Saya menghabiskan 20menitan dikedalaman 25m untuk memburu si Blue Ring dan baru naik karena tinggal 5menit lagi deco :p.
kami meneruskan jalan sampai ketemu wall yang pendek saja, puncak di 7m an dan bottom sekitar 30an m saja... panjangnya juga tidak terlalu panjang... well this is the 'Air Wall' :D.



Safety stop @ Air Wall.. deres arusnya bokkk hehehehehe...


Surface interval di Gili Meno, kita dapet kesempatan untuk melihat akomodasi di Gili Meno.
Penginapan juga tersebar banyak di Gili Meno dan harganya relatif lebih murah dibanding GT (Gili Trawangan). Banyak penginapan dengan Fan dan AC, namun lebih luas ukuran kamar dan halamannya dibanding di GT yang sudah sangat crowded.
Ada transport rutin dari GT ke GM dan sebaliknya setiap harinya, so GM jelas bisa jadi alternatif kalau kita ingin lebih menyepi lagi.
Minus point nya cuman air di GM lebih payau dibanding di GT....

Harga makanan ya kurang lebih sama, lebih murah GM, namun variasi makanan jelek. Angkutan ada andong keliling pulau, kalau melihat jalan tanahnya, memungkinkan naik sepeda MTB. Tidak ada jalan aspal.


Next, kita menyelam di Turtle Heaven, di ujung Gili Trawangan. Kelihatannya ini lokasi yang cukup populer, banyak penyelam start dive disana.

Descend di 3-5m, ada slope yang curam sampai ke bawah, gak kelihatan dasarnya.... Kami menjumpai 3-4 ekor turtle...

Saya kira ini lokasi yang baik kalau kita ingin memfoto turtle dari bawah sambil mencari sun burst...



Inginnya nyari posisi yang pas, tapi si Turtle berenang terus ke laut lepas, hehehehe daripada kejauhan dari coral nanti ilang, ya udah akhirnya saya batalin ngejar nyari foto yang bagusan dikit...
Foto diatas yang terbaik lah yang saya bisa dapetin :D....



Foto Cindy and mbak Mamiek dengan turtle :




Tidak banyak hewan lain yang kami jumpai disini.
End of Day 1, besoknya kita diving seputaran Senggigi saja,
Dive 1 Day 2, Malibu Point.

Ini adalah lokasi Macro, kedalaman tidak pernah lebih dari 10m :D. Surge jelas terasa karena memang ombak disekitar wilayah Senggigi tidak terlalu tenang.

Dasar penggemar macro, ya tentu saja kalau menemukan lokasi yang cocok, banyak foto yang bisa diambil :p.






























The next day is cycling day !!
Saya start dari pantai Senggigi ke arah pantai Kuta di Lombok Selatan.

Berikut adalah rute sepeda yang digunakan :



Dari google map diatas, kira kira jarak yang ditempuh adalah 60km (one way).
Sangat memungkinkan untuk dibuat day trip (pulang pergi), jadi akhirnya diputusin untuk tetap nginap di Senggigi dan berangkat pagi supaya sore sudah sampai Senggigi lagi.


Agak telat berangkatnya, jam 8 pagi saya masih di Ampenan, kota pelabuhan nya Mataram.
Makan bakmie yang enak tenan hehehehe....

Ada kriuk kriuk nya... nyam nyamm... :D

Gara-gara telat berangkat, saya baru mulai start genjot dari Mataram jam 9 pagi, dan baru sampai di Kuta sekitar jam 1 siang...
Aduh... panasss buanget deh di jalan jam 12 siang itu hehehehe.

Rute yang saya lewati kebanyakan menanjak tipis... mulai dari Mataram - Sweta, terutama di jalan tol baru ke arah BIL (Bandara Internasional Lombok) sekitar 15-20km an menjanjak tipis terusss hehehe....

Baru setelah BIL yang kelihatannya ada di dataran yang puncak (sangat logis menempatkan bandara harus di titik tertinggi yang rata....), jalanan mulai turun hingga mendekati pantai Kuta ada beberapa tanjakan maut dan kemudian turunan panjang hingga pantai Kuta...


Jalan Baru yang aspalnya mulussss ke arah BIL, ideal buat cycling nih...
Jam saat itu sudah menunjukkan sekitar jam 11 siang.




Cycling pakai Vibram five fingers ;)... 

Sebelum sampai kuta sempat mampir foto foto di desa Sade, desa tradisionalnya suku Sasak yang sudah jadi tujuan wisata turis yang populer....




Dari Desa Sade ini, kira kira tinggal 10-15 km lagi sampai pantai Kuta, cuman jalannya alamakkk... harus naik dan turun cukup mematikan hehehehe.....


Di pantai Kuta sekitar jam 4 sore, setelah lunch....


Setelah foto2 sebentar di Kuta, langsung saya balik kanan kembali ke Senggigi, harus berjuang melawan letih dan tanjakan maut sebelum masuk desa Sade.
Setelah itu jalanan cenderung turun... sehingga sekitar jam 7, saya sudah kembali ada di Mataram, dan sekitar jam 8 an sudah ada di Senggigi lagi.

Teler dulu deh hahahaha...


Ohya, beberapa rekomendasi Kuliner di Lombok :

Sate Rembiga, yang ada di dekat lapangan Rembiga, Mataram, koordinat GPS : -8.561866, 116.109296
Peta Google Map :
https://www.google.co.id/maps/@-8.562454,116.1091439,18z

Lokasinya ada di Jalan Dr Wahidin. Dari Selatan (jalan Dr. Sutomo, lurus saja hingga ketemu lapangan rembiga di kiri jalan dan kemudian perempatan (ke kiri Jl Adi Sucipto, ke kanan Jl Jend Sudirman).
Dari perempatan ini lurus saja, sebelah kiri jalan 50m dari perempatan, cari orang sedang bakar sate :D. Memang petunjuknya kurang besar, lebih baik kita cari orang sedang bakar sate, itulah sate Rembiga ! :D.

Jam bukanya mulai sore hari hingga malam.

Sate Rembiga, tampak dari luar hanya seperti tempat membakar sate saja... gak kelihatan ada tempat duduk
dan cenderung remang remang... Tapi masuk ke dalam baru kita lihat antrian yang cukup banyak...


Sate Rembiga, dimakan dengan lontong.... sate ini gak pakai bumbu dan tidak terlalu pedas...
Masih bisa dimakan oleh orang yang tidak terlalu suka pedas....



Nasi Balap Puyung,

Kalau mau mencari yang 'asli' namanya Nasi Puyung "Inaq Esun", tapi lokasinya ada di Lombok Tengah (Puyung adalah nama Desa nya, Desa Puyung).
Namun sudah banyak restaurant yang menjual nasi Balap Puyung ini di kota Mataram. Salah satunya yang saya singgahi, waktu itu sekitar jam 20:00 WITA.

Kalau anda sedang jalan dari pelabuhan Lembar ke arah Mataram / Senggigi, bisa dilewatkan Jalan Gajah Mada, mampir di rumah makan Nasi Balap Puyung, Cahaya 2. Koordinat GPS : -8.604814, 116.101103
Dekat Universitas Muhamadiah Mataram.

Jam buka mulai sore hari hingga malam.

Peta Google Map : https://goo.gl/maps/nrCv2



Anda bisa meracik makanan anda sendiri, ada telur, ayam, suwiran daging dst. Yang jelas dan yang pasti, akan pedas dan panasss di mulut (merica), liat aja warna kuahnya yang merah begitu, ditambah minyak, dijamin akan lengkettt di bibir anda hihihihihi.....

Racikan nasi puyung yang saya makan... yang enak itu ada potongan kentang dan ikan asin kecil kecil yang bikin
rasanya jadi gurih... pedas dan gurih.... ahhh.....



Kuliner berikutnya yang patut dicoba, tentu saja kalau anda menganggap Ayam Taliwang itu sudah terlalu 'umum', di mana mana udah beken, di Jakarta, Jogja, Surabaya, gak sulit nyari Ayam bakar Taliwang dan Plecing Kangkung. Bahkan sudah umum untuk mengirim Kangkung dari Lombok ke Jawa sebagai bahan baku nya.

So, kalau bosan dengan makanan yang dimana mana anda bisa temui, bisa coba satu Sate yang sangat terkenal di Lombok, Sate Bulayak.

Lokasinya ada di sepanjang jalan raya Narmada (Mataram - Sweta, terus ke timur).
Siang sampai sore jam 20:00 masih banyak penjual sate gerobak dorong di sepanjang jalan raya Narmada ini. Gak mungkin kelewat deh kalau anda lewat disini.

Kalau mau yang lebih 'orisinil', anda harus masuk lagi ke utara dan ke timur.
Dari Mataram, jalan terus ke timur, anda harus mencari terminal Narmada, di pertigaan, belok kiri ke arah Suranadi.
Lurus saja ke utara setelah SMAN ada tanda belok ke kanan ke arah Suranadi. Ikuti saja jalan itu hingga kurang lebih 3km dan belok kanan masuk kompleks Taman Wisata Suranadi.

Para penjual sate bulayak ini ada di lokasi parkir Taman Wisata Suranadi.
Buka dari siang hingga sore hari (jam 18:00 WITA) anda masih bisa menikmati Sate Bulayak ini,
Namun jika anda datang agak malam hari, jangan kuatir, tepat di sebelah kumpulan penjual sate bulayak ini ada satu restaurant yang cukup ramai dan terkenal, anda bisa makan ikan bakar, ayam taliwang dll makanan khas Lombok. Buka mulai siang hingga malam hari.

Lokasi GPS : -8.569484, 116.231718


Penjual Sate Bulayak

Kita dipersilahkan duduk di tikar, tiap slot ada satu penjual sate yang akan melayani.
Ingin makan bagian apa dari Sapi ? Ginjal ? Hati ? silahkan pesan pada mbak penjual sate ini :D.

Sate berkuah, hmmm enak buangett.. gurih dan pedas... kemudian dimakan
dengan bulayak (semacam lontong)...


Kurang pedas ? bisa minta tambah potongan cabe ! :D.




Sekian laporan pandangan mata dari Tour Lombok :D....
















Friday, May 9, 2014

Walace Line - Indonesian Throughflow

Halaman ini akan menjadi kumpulan tulisan tentang Wallace's Line, garis yang dibuat oleh sir Alfred Russel Wallace, untuk memisahkan wilayah di Indonesia yang memiliki asal muasal Asia dan yang memiliki asal Australia.

Russel Wallace, membandingkan data tumbuhan dan terutama hewan yang ada di Asia dan Australia.
Dia menarik garis batas imaginary dimana hewan di Jawa, Bali dan Kalimantan berbeda dari hewan yang ada di Lombok, Sulawesi.
Hewan di sebelah timur garis ini memiliki keserupaan dengan hewan di Australia-Papua, sedang hewan di sebelah baratnya memiliki keserupaan dengan hewan di Asia.

Mengapa bisa terjadi demikian ?
Hipotesa yang dibuat, laut dalam di sekitar Sulawesi - Maluku - NTB - NTT dahulunya adalah sebuah sungai purba yang besar yang memisahkan kedua wilayah ini (Asia dan Australia) sehingga dua benua ini memiliki spesies yang berbeda. Hewan-hewan tidak bisa menyeberang karena kuatnya arus dan jauhnya jarak kedua daratan tersebut.

Aliran sungai besar ini, sampai sekarang masih ada dan dinamakan Indonesian through flow, yang berasal dari Utara, menuju ke selatan lewat Selat antara Kalimantan dan Sulawesi, kemudian lewat selat antara Bali dan Lombok.

Through flow (arus kuat) yang bergerak dari Sulawesi ini memberikan banyak imbas pada dunia diving...
Pertama, kesuburan dan keaneka ragaman ikan dan coral di selat selat disekitar Jawa, Bali dan Lombok dan Sulawesi.
Kedua, arus yang kuat antara Bali, Lombok memungkinkan beberapa lokasi menjadi lokasi drift dive kelas dunia (Nusa Penida berada di antara Bali dan Lombok).
Ketiga, spesies dari Sulawesi yang terbawa ke Bali / Lombok. Banggai Cardinal fish, yang seharusnya hanya ada di Banggai - Sulawesi, ternyata bisa juga ditemukan di Secret Bay, Gilimanuk - Bali.

Tulisan Simon Pridmore tentang Indonesian Throughflow.



Akan terus ditambah jika ada bahan menarik tentang Indonesian throughflow ;)...

Friday, May 2, 2014

Torid Pulse toy !.... Vortex Ring maker :D...

Remember those 'ring' you see in magazine that makes u go: 'wow... I wanna make them too....' ; 'super cool...' :D.
This the ring I meant :




And here is a Dolphin making vortex ring :.... :D



And don't worry, we can make that too... :D....




It will looks good on you to photograph yourself with a vortex ring :D.






How to create it ?
Vortex Ring / Toroidal Vortex from Wikipedia.
A guide to make Vortex Ring Under Water.
Another guide to make Vortex Ring Under Water.


Tired of trying to create vortex ring ?
We are in the 21st century, nothing is without tool isn't ?
So here is the tool called Torid Pulse from H2Odyssey....
Check out the video below...




You can play around with your friend, calling a friend (replacing tank banger :D), or just having fun and create nice picture picture with the pulse....

Nice toy isn't ? :D.
Could it become a new standard for buddy search, especially in low visibility ?
Shoot to all direction then wait 1 minute then shoot again to all direction ? hehehehehehe....

..........