Search This Blog

Monday, September 6, 2010

Diving Lembongan - Nusa Penida

Trip Date : 4 - 7 Juni 2010

Setelah bercerita tentang wisata di Lembongan dan bagaimana transportasi Dps - Lembongan, sekarang saya ingin cerita tentang Trip Diving di Lembongan - Nusa Penida itu sendiri... !!
Ini adalah trip kedua saya di sekitar Lembongan - Nusa Penida, trip sebelumnya saya pergi dive spot di Penida Selatan (Manta Point, Cristal Bay).

Trip ke Cristal Bay dan Manta point terus terang kurang berkesan bagi saya, Cristal Bay kurang berkesan karena saya ternyata berangkat bersama 2 orang diver yang dive log nya baru 2 ! Saya sendiri ketika itu baru memiliki sekitar 15 Dive Log. DM kami tidak berani 'belok kanan' ke arah arus dan tempat yang dalam, sehingga kami hanya berputar-putar di sekitar shallow reef di teluk timur Cristal Bay.


Manta point, berkesan cukup baik, terutama karena saya belum pernah melihat Manta.
'Terbang' bersama dengan Manta adalah pengalaman tersendiri, apalagi Manta-manta tersebut kelihatan tidak takut terbang dekat dengan manusia. Bentangan sayap manta saya perkirakan 5 meter, mulutnya jauh lebih besar dari kepala saya hahahaha... ngeri sekali....untung saya cukup percaya diri dan yakin kalau manta tidak memakan manusia hahahaha....
Satu hal yang kurang menyenangkan, karena Manta point ini letaknya sangat dekat dengan bibir pantai, surge / swell di bawah air sangat terasa dan akhirnya saya jack pot juga di permukaan hahahaha...
Kondisi ini membutuhkan ketenangan dan keterampilan mengatur buoyancy, supaya tidak menabrak-nabrak karang, bagaimana menyesuaikan diri dengan lingkungan yang sempit, kapan harus pegangan supaya tidak tertarik ke blue ocean dst.

Kunjungan kedua adalah ke Lembongan dan Penida Utara. Berikut adalah map dive spot yang ada di Penida  - Lembongan (map belongs to www.waterworxbali.com) :
Lokasi Dive Spot di Penida - Lembongan, image property of www.waterworxbali.com
















Peta ini saya ambil karena Dive Spotnya cukup lengkap dibanding peta-peta lain yang saya search.
Secara umum, Penida - Lembongan adalah lokasi diving untuk advanced diver, mungkin dengan dive log 25 - 30, tidak gampang panik dan saya rasa harus sudah mantap buoyancy dan air consumption nya.
Hampir semua dive spot adalah drift diving, dan dipastikan minimal anda akan kesulitan dan tidak bisa menikmati diving jika teknik diving anda kurang mencukupi atau jika anda bukan tipical adventure diving...
Resiko terberat : nyawa... terutama kalau anda memilih lokasi2 yang beresiko, Blue Corner, Cristal Bay, Malibu Point dan lebih ke timur.

Blue Corner letaknya tepat di depan pantai Jungut Batu - Lembongan.
Bagian barat pantai ini lebih tenang airnya, dan menjadi tempat ponton Bali Hai dan Bounty, cocok untuk snorkling, diving dan kegiatan laut lainnya (banana boat, parasailing dll). Bagian timur pantai ini lebih berombak cocok untuk lokasi surfing. dan tepat di bawah lokasi surfing itulah lokasi diving yang sangat terkenal di Lembongan - Penida : Blue Corner.

Blue Corner selain terkenal karena keganasan arusnya (bisa mencapai 3 - 4 knot).
[Bagaimana memperkirakan kecepatan arus ?]
Dive Spot ini juga terkenal sebagai cleaning station untuk Mola-mola dan pelagic (gigantic) creature lainnya.
Salah satu ceruk di Blue Corner di kedalaman 30 - 35 m cukup terlindung dari arus dan cukup terbuka sehingga di moment yang tepat kita bisa melihat ikan-ikan besar yang berseliweran disini.
Completely drift diving ! dan sebaiknya anda sudah berpengalaman menghadapi arus dan tidak mudah panik.
Disini anda masuk, drift di sekitar 15 - 20m kemudian berhenti dan 'turun' dari tebing untuk masuk ke 25 - 30 meter dan menunggu 'monster laut' lewat sambil mengatur nafas.... that is what Blue Corner is all about....
Arus di Blue Corner - Lembongan - Nusa Penida



Foto ini diambil di sekitar akhir penyelaman dimana arus sudah 'tidak terlalu' kencang lagi.
Karena pertama kali masuk agak sulit menghindar untuk menikmati drifting daripada mengambil foto hehehe... Serasa Superman beradu balap....


Kesimpulan : Penida = Drift !! Tidak ada dive tanpa drift. Dan ini memang terprediksi karena Bali - Lombok adalah lokasi Through Flow dari Filipina.


Silahkan membaca buku Diving Bali (David Pinacle, Wally Siagian, yang pembahasan singkat tentang through flow ada disini, atau disini).


Dua kali kami turun di Blue Corner, pagi hari (jam 08:00) ketika arus sedang tenang dan siang hari (kira-kira jam 11:00) ketika arus sedang kencang sekali. Dua sensasi berbeda, tempat yang sama bisa demikian berbeda....
Ketika arus sedang kencang, kami menikmati drift dan ketegangan karena situasi yang seolah-olah tidak terkontrol. Jarak pandang juga terbatas karena banyaknya partikel pasir yang naik.

Sebaliknya ketika arus tenang, kami menikmati panorama dan lekukan palung Blue Corner, kejernihan air (Jarak pandang sekitar 30m) membuat kami merasa seperti terbang di atas sebuah lembah. Di kedalaman kita bisa melihat ikan-ikan besar berenang, kita bisa melihat kontur Blue Corner, ada 'sungai' pasir di tengah-tengah lembah. Ketika sungai pasir menyempit dan berakhir, disitulah kita musti naik.
Kita bisa mengamati dengan lebih seksama ceruk-ceruk tempat berlindung ketika arus datang. Oh disini saya dulu sembunyi hehehe, kalau turun lagi saya bisa sembunyi disini.
Oh disini tempat nonton Manta nya...


Totaly different experience !



Tempat lain yang cocok untuk Drift Diving, khusus untuk drift adalah Sental (see map above). Sekitar 30 menit dengan perahu motor dengan 2 mesin dari pantai Jungut Batu. Disini kami mulai dive dari 'depan pertamina' di kedalaman 20 - 30 m kami drift dengan arus 1 - 2 knot. Sental memang ideal untuk belajar drift dan juga untuk drift itu sendiri karena hampir tidak ada yang bisa dilihat selain menikmati drift itu sendiri, kontur sea bed nya sangat rata, kemiringan sekitar 30derajat dan rataaaa terus sepanjang kurang lebih 1.5 km sampai anda sampai ke PED yang kemiringannya sudah lebih curam cenderung seperti wall.
Sental - Nusa Penida - Drift Diving Pemula - Intermediate
















Lokasi lain yang saya coba dan cukup disarankan adalah Dive Point Toyapakeh dan Mangrove (see map above).
Kedua lokasi tersebut berkarakter mirip dan juga berarus.
Namun jika anda ingin melihat 'hutan' betul-betul 'hutan' coral tanduk (Staghorn Coral / Acropora cervicornis) dan coral kubis (Cabbage Coral / Foliase Coral) maka anda bisa mencoba Mangrove.

Dive Point Mangrove terletak persis diujung pulau Lembongan, start dari sini, kemudian drift ke barat.
Kami mengarungi Mangrove selama kurang lebih 70 menit, dan berakhir di dekat Blue Corner (sedikit lagi sudah masuk ke Blue Corner). Di bagian awal arus terasa kuat, 1 - 1.5 knot, namun diakhir-akhir penyelaman arus melemah 0.5 - 1 knot, cocok untuk safety stop sambil drift diatas hutan acropora... wow... betul betul experience yang patut dicoba... sayangnya saya tidak ada foto yang bisa ditunjukkan disini...
Seekor triger fish berukuran sekitar 80an cm sempat 'menyerang' DM kami, pak Djoko Nurprapto, kelihatannya dia sedang menjaga reef-nya dan kami terbang terlalu dekat dengan rumahnya tersebut.
Untung saya bawa pointer yang saya arahkan saja ke triger fish itu, dan kelihatannya dia mengerti dan segera menjauh...


Dive Point Toyapakeh terletak dekat dengan Mangrove, namun berada di pulau Penida (Mangrove di pulau Lembongan). Arus biasanya membawa kita ke barat-selatan menuju ke Gamat Bay dan Cristal Bay.
(Catatan : Toyapakeh, dibaca dengan e lemah seperti 'e' pada 'kemang', bukan seperti 'e' pada 'penis', hati hati juga ketika anda mengucapkan 'Tulamben' atau 'Amed', semuanya diucapkan dengan e lemah..., oh ya supaya mirip dengan orang Bali, jangan lupa memberi tekanan pada t dan d ala Bali :D, Ingat iklan mobil Izusu Phanter : 'Empat puluh empat ribu rupiah...').

Dua dive point ini juga bisa menjadi tempat favorit anda untuk drift dive sembari explore reef, tapi saya rasa anda akan sulit sekali untuk bisa mengeksporasi makro disini. Arus yang kencang dan memang flora yang tersedia bukan untuk makro. Sulit menemukan hewan2 'lemah', termasuk coral kipas (Sea Fan) pun sulit ditemukan.
Anda bisa terbang di atas reef sambil menikmati keindahan kontur reef yang ada di bawah anda. Satu pengalaman yang pasti mengasyikkan.
Safety Stop sambil drift melayang diatas koral di Mangrove Dive Point















Berikut beberapa foto yang diambil ketika Dive di sekitar Lembongan - Nusa Penida, kebanyakan diambil di Toyapakeh - Mangrove point.
Mau motret, harus rapat dengan pasir supaya gak kena tarik arus...
Thousand of fishes... melayang seperti kami...
Me and "Timun" Laut
Foliase Coral (Cabbage Coral) di Mangrove
Me and Satya Hody, co founder Menara Games
Me and Satya Hody at the back ground
Melayang.... terbang diatas koral...
Sebelum Nite Dive, Thea, Djoko, Satya,
Nite dive di ponton Bali Hai, kedalaman hanya 9 - 12 m saja, lumayan terasa swellingnya, tidak banyak yang bisa dilihat disana.

Lokasi lainnya yang saya coba adalah PED. Seharusnya ingin ke SD point, tapi ketika sampai di lokasi sudah terlalu siang, dari atas kapal terlihat arus yang besar di permukaan.
Saya sempat coba turun untuk check arus dan terasa langsung nyuutt... hahaha, dalam hati : wah ini pas banget nih !! tapi mengingat ada Hugh dan istri dari Perancis yang masih belum terlalu mahir dive, akhirnya kita pindah ke PED.


Overall PED tidakt terlalu mengagumkan untuk saya, terasa biasa saja, baik dari coral density maupun keragaman flora nya. konturnya wall dengan kemiringan 60deg namun berjenjang seperti tangga.
Sempat terasa arus yang berubah arah, di SD (dilihat dari permukaan) dan di PED. cukup keras sehingga sulit untuk dilawan.
Ini pertama kali saya safety stop di blue water... karena Hugh dan istri yang kesulitan untuk sedikit geko dive melawan arus, akhirnya Thea memutuskan untuk safety stop di blue water, pengalaman tersendiri hehehe....

Next time yang harus dicoba : Gamat Bay (Macro), Ceningan Wall (Drift), Malibu Point, Batu Abah keduanya drift abiss.... ahahahahaha... Lembongan dan Penida memang mooiii....

Listening Aggressively, Mendengar dengan Hati

Tulisan ini dicuplik dari koran Kompas, Klasika, Karier tanggal 28 Agustus 2010, halaman 37.

Demikian cuplikan lengkapnya :

Listening Aggressively: Mendengar dengan Hati
tips karier with Rene Suhardono

Semakin dipikirkan semakin saya sadar begitu banyak hal berada di luar jangkauan pemikiran saya. Jangankan hal-hal yang memang njelimet secara umum seperti fisikan kuantum, rumus kimia dan algoritma PageRank andalan Google, minggu lalu saya sempat dibuat bingung dengan perhitungan pajak pembangunan rumah tinggal kami. Saya juga (lebih) gap-tek dalam mengoperasikan iPad dibandingkan anak saya, Priyanka. Saya juga tidak paham (karena tidak tertarik) sedikitpun soal mesin, istri saya, Intan Yamuna, jauh lebih piawai dan peduli soal "kesehatan" mobil kami.

In life, you only really know the road if you have traveled it. Itu baru untuk hal-hal yang saya tahu saya tidak tahu, atau tidak mau tahu. Saya yakin labeih banyak lagi hal-hal yang saya bahkan tidak akan pernah tahu. Pekerjaan dan karir juga sama. We Know something, we don't know far greater things. Sahabat saya Reza Gunawan sering kali berujar, "Kenapa selalu berpikir orang lain harus tahu dan paham segalanya (terutama mengenai kepentingan diri sendiri) ?"

Not knowing is never the issue. Not willing to listen has always been the problem. Teman merangkap penerbit buku saya, Najelaa Shihab, menerapkan teknik mendengar secara agresif dalam berinteraksi dengan anak-anak. Saya berandai Mbak Elaa membuka kelas bagi kita semua untuk jadi penelaah, penyimak dan pendengar yang (lebih) baik, kenapa ? karena begitu banyak persoaal dalam dunia kerja yang bisa diselesaikan dengan relatif mudah apabila semua pihak bersedia mendengar sedikit lebih baik. Sesulit apapun problem antar manusia, tidak ada yang mustahil untuk dituntaskan. Syaratnya cuma satu: PEDULI.

A good listener listens with his ears. A great listeners listens with his heart. Saat berbicara kita bicara hal-hal yang sudah kita ketahui. Namun saat mendengar, kita akan mengetahui hal-hal yang diketahui orang lain. Memilih untuk diam dan mendengarkan punya kekuatan lebih dahsyat dibandingkan memaksakan diri untuk bicara. Nggak percaya ? Konstruksi tubuh manusia dengan 2 telinga dan 1 mulut memberikan gambaran ideal rasio mendengar : bicara.

To learn from other people's mistakes is good because we can never live long enough to make all of them ourselves. Bertanya walaupun sedikit, juga akan lebih baik daripada berpikir tahu jawaban untuk semua pertanyaan. Apabila kita mengajukan pertanyaan salah, bisa jadi jawabannya juga salah. Namun, apabila kita terus bertanya, saya yakin semua akan terjawab.

You never have to explain something that has not been said. Sebagian besar orang tidak akan keberatan kalau kita memilih diam. Ada kalanya tidak bicara apapun walaupun dikira bodoh masih lebih baik (dan menguntungkan) daripada berceloteh dan segalanya akan terungkap termasuk kebodohan diri.

Sangat jarang ada orang lebih cerewet dri saya. Sehingga sepatutnya tulisan ini ditujukan kepada diri sendiri. Tapi kalau anda sedang membaca Kompas Sabtu ini, let's promise to listen more with our hearts

Friday, September 3, 2010

Gereja St. Fransiskus Xaverius Kuta, Denpasar - Bali

Gereja Kuta, Denpasar - Bali


Trip date : October 11th, 2009


Mencari gereja Katholik di sekitar Kuta ? Tentu saja ada ! lokasinya di selatan (arah ke bandara) dari water boom, Jalan Kartika, Kuta. Namanya : Gereja Fransiskus Xaverius Kuta - Bali
Kurang lebih hanya 500m dari water boom, sangat within walking range.
Alamat lengkapnya adalah : Jl Kartika Plaza 107,
Telp : 0361 751144 / 750043 ; Email : info@kutafx.com
seperti tertulis di website resmi paroki ini di : http://www.kutafx.com/contact/

Gereja Fransiskus Xaverius Kuta - Bali.


Prasasti Gereja Fransiskus Xaverius di pintu depan Gereja.




























Misa pagi (seingat saya jam 7:00 WiTengah), saya tidak tahu jadwal misa kedua dan misa sabtu / minggu sore.
Kemudian satu hal yang menarik juga, di bagian belakang Gereja, ada semacam penginapan yang dibuka untuk umum dan keuntungan untuk paroki. (Saat kami menginap, pembangunan Gereja Fransiskus Xaverius sedang terus berlangsung).

Gereja ini masih cukup baru, sudah ber AC, sudah ada screen, sehingga umat tidak perlu membawa Puji Syukur atau Alkitab. Perabotan kayu termasuk dinding pun sudah dari kayu, seperti dapat terlihat disini :
Bangku kayu, AC.

Jalan salib yang indah....


Lapangan parkir cukup luas, dan dibawah lonceng Gereja ada toko yang menjual pernak pernik rohani, seperti pada umumnya, salib, rosario, buku buku rohani dll.

Altar Gereja Fransiskus Xaverius Kuta - Bali
Lonceng Gereja dan Toko Rohani


















Patung St. Yosep di sisi kanan
Patung Bunda Maria di sisi kiri






















Lain kali kita sedang berlibur di Bali, kagak ada alasan kagak ikut misa ya.... hahahaha... selamat menikmati misa... di Kuta !









Added 21 March 2012,
Kelihatannya posting ini mendapatkan perhatian banyak netters beberapa hari ini.
Saya kurang tau sebabnya :D, namun saya tau kenapa saya perlu mengupdate posting ini... :D.
Karena pagi tadi di berita gossip SCTV (Was Was), diberitakan Cathy Sharon mengadakan konferensi pers bakal menikah... dan sempat terlihat foto gereja st. Fransiskus Xaverius ini...
So I would presume her matrimony would be held here in this church...
Semoga langgeng dan lancar saja dah :).... acara dan pernikahannya....

Added 16 April 2012,
Di berita koran kemarin ternyata benar Cathy Sharon menikah di Gereja St. Fransiskus Xaverius Kuta ini, dan diberkati oleh 17 Uskup ! wow :), semoga lancar dan menjadi contoh keluarga Katholik yang harmonis ya Cathy :).

Thursday, September 2, 2010

Diving Wakatobi



Trip Date :  26 Mar 2010 - 4 Apr 2010.


Salah seorang rekan saya mengatakan bahwa trip ke Wakatobi adalah salah satu Trip yang paling sulit dicari, mengingat tidak banyak dive operator yang beroperasi disekitar Wakatobi.
Selain itu, akses ke Wakatobi juga lumayan sulit, terutama untuk kita yang terbiasa merencanakan perjalanan.
Banyak hal yang tidak terbayangkan yang akan harus 'dihadapi' di tempat :D.

Pilihan jalur penerbangan sepanjang yang saya tahu ada dua pilihan : Makasar - Buton atau Kendari - Buton bisa dengan Ekspress Air atau Lion Air. Dari Buton baru kita melanjutkan ke Wakatobi (Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia, Binongko), sebuah gugusan atol yang panjang dan kalau menurut hemat saya, agak kurang variasi antara tiap dive.

Walaupun demikian secara keseluruhan variasi flora dan fauna disini sangat baik. Makro, mikro, semuanya tersedia.

Wisata di darat pun juga menyenangkan, di pulau Buton tepatnya di kota Bau-Bau terdapat bekas benteng peninggalan kesultanan Buton, meriam, bahkan masih ada pembagian lokasi antara rumah di dalam benteng dan rumah di luar benteng.


Saya harus minta maaf karena ini trip panjang pertama saya, saya tidak bikin persiapan untuk bikin catatan perjalanan untuk blog ini, sehingga ceritanya terkesan kurang teratur dan menjadi tidak menarik....
Saya janji next trip akan bikin catatan yang lebih detail dan terstruktur.... biar enak dibaca :D.


Ok, jika anda sudah penasaran dengan foto2 UW berikut silahkan check beberapa foto yang diambil oleh teman-teman saya, terimakasih pak Reko, pak Halimi, pak Prima, bu Meis, Nirmala, dan rekan-rekan lain yang dengan baik hati memberikan soft copy nya pada saya.
Semua foto sudah saya edit dengan Photoshop dan ACDSee.
Wakatobi Corals
Wakatobi Koral Kipas
Wakatobi Soft Coral
Wakatobi Table Coral



Hutan soft coral... sepi dan mistis...
















































Arus agak kencang, ikan-ikan bersembunyi... walaupun tanpa ikan, tetap indah dipandang...

The Beauty of Wakatobi
















Jika arus tidak ada, semua ikan keluar dan melayang di atas koral, seperti kami...

Sekarang foto-foto Narcis ! :D
Berbaris menuju ke laut biru...



















Berbaris agar berada di kedalaman yang sama, perlahan-lahan hilang di telan laut biru...
Trims Nirmala udah ambil foto ini buat gue hehehehe...

Me and Ditto, buddies sama sama gak ada Kamera ! :D

















Berikut foto-foto selama di atas kapal / LOB
Beginilah peralatan disimpan dan
disiapkan untuk next dive.



















Berikut foto-foto di kota Bau-bau sebelum kembali ke Surabaya....


Di Dinding Benteng, foto menghadap
ke laut / kota Bau-bau.


















Jangkar di depan museum
Tulisan Nama Kota Bau-Bau













Silahkan mengunjungi blogspot rekan seperjalanan saya juga untuk membaca report dan melihat foto2 penyelaman kami :
Blogspot Halimi from Malaysia.







Tuesday, August 31, 2010

Makan Jangkang di Surabaya

Suka makan Jangkang ?
Pernah makan Jangkang ?

Jangkang adalah nama Jawa Timur (Surabaya - Probolinggo) untuk kepiting kecil yang biasanya berkeliaran di pantai / di kali.
Kalau sudah masuk restoran namanya jadi : 'kepiting kriuk' atau 'kepiting tanpa cangkang' dan harganya tidak murah :D.
Biasanya kepiting ini digoreng dengan tepung seperti dan sebesar dadar jagung begitu. Langsung dimakan semuanya, kepiting beserta cangkangnya (karena empuk).

Nah, ternyata di Surabaya, tepatnya di Tanjung Perak, kita bisa makan Jangkang atau kepiting renyah ini tanpa harus membayar mahal.
Tepatnya di Kantin Kantor UPP Perkapalan Tanjung Perak. --> Check dengan Wikimapia, sudah ada orang yang menandai.
Lokasinya di Jalan Perak Timur, tepat di belokan RS PHC (Rumah Sakit Pelabuhan), jadi lokasinya di sebelah utara, di seberang RS PHC.
Masuk saja, parkir, tanya kantin ada dimana dan anda bisa makan Jangkang + Sayur Bening + Telur Dadar + Sambal (tomat, terasi) dengan harga Rp 10.000 saja per porsi. Itu sudah termasuk Teh hangat yang akan bikin lidah semakin panas, keringat semakin deras, dan tentu saja nikmaatttt.....

Silahkan dicoba.... slurps... oh ya, sudah buka sejak pagi jam 08.00 an, tutupnya saya kurang tahu, mungkin sama dengan jam kantor karena kantin ini memang kantin untuk kantor UPP.

Mengubah manusia... mentoring, mengarahkan, memaksa... mau pakai yang mana ?

Renungan sambil nyetir mobil....

Ternyata ada cukup banyak konsep merubah orang...
Saya coba kupas satu persatu konsep yang saya ketahui.... renungan dibawah ini tidak membahas metode, namun hanya membahas konsep.
Jika anda tertarik dengan metode merubah orang, banyak buku yang bisa dibaca, namun sebelum membaca buku, namun menurut saya lebih baik untuk lebih dahulu mengerti konsep / paradigma yang ada melatar belakangi metode / tips yang kita peroleh...

Konsep pertama :  Mengubah orang dengan disiplin, reward and punishment, aturan, batasan, moral.
Mirip dengan yang ada di sekolah, mungkin juga di keluarga. Kita diajarkan moral, aturan, disiplin. Harus ini dan itu, ini yang baik itu yang jelek. Jika kita melanggar aturan, maka kita akan dihukum, jika kita melakukan yang baik kita diberi hadiah.
Ada cukup banyak ketentuan-ketentuan yang 'dari sononya begitu' harus dilakukan tanpa protest, hopefully someday kita mengerti mengapa kita dilarang. (Kadang kita menjadi terharu dan sangat menghargai ketika akhirnya kita mengerti 'pendidikan' yang kita terima).

Konsep kedua : Mengubah orang dengan pressure, goal and boundaries. Saya jumpai di banyak perusahaan dan kerja profesional. Manusia diberi deadline, target, batasan-batasan (tentu dengan wewenang, tanggung jawab yang jelas), support dengan training, dana, dll.
Ada penentuan goal, orang digiring (dipaksa) untuk memperbaiki kelemahannya karena jika tidak mau memperbaiki maka tujuan / target akan sulit dicapai. Kadang bahkan kelemahan bisa ditutup dengan pembagian tugas (departemental), metode, system, dst.
Keberhasilan disusun bersama kemudian didogmakan, mimpi individu dilekatkan pada mimpi organisasi, jika organisasi berhasil maka mimpi kita juga akan tercapai (uang, pangkat, dll).

Konsep ketiga : Mengubah orang dengan memberikan kesempatan, mengajak, membuat orang itu bisa mengembangkan kelebihannya dengan demikian 'melupakan' / 'meredam' sisi buruknya.
Paksaan dan batasan tidak secara jelas diberikan, namun orang tetap bisa merasakan kuatir, takut jika gagal, tetap ada punishment namun sifatnya untuk mengingatkan.
Orang lebih diarahkan kepada kesadaran akan pengembangan diri, jika kita tidak bisa berkembang maka disitulah kita gagal, orang merasa tidak enak karena tidak bisa berperan lebih banyak, bukan salah atau benar namun banyak atau kurang berperan.
Ketika orang belum mengerti keburukannya dan melakukan kesalahan, maka lebih banyak diingatkan, terus menerus disadarkan dan diajak. Ketika orang tersebut sudah mengerti maka kita baru bersikap lebih tegas, sambil terus menerus didorong / dihanyutkan ke arah mimpi yang dibuat 'bersama'.  Namun keberhasilan kita tidak ditentukan oleh berhasil atau tidaknya organisasi tersebut. Kita berhasil jika kita lebih berguna, lebih berperan, terus berkembang.

:).
Apakah ada yang salah atau benar ?
Mungkin tidak, bagi saya yang ada adalah : lebih tepat atau tidak tepat tergantung situasi, tergantung materi yang dimiliki, tergantung latar belakang / paradigma yang sekarang ada....


Ada tiga hal yang saya renungkan ketika merenungkan topik ini, tiga nasihat dari 'guru sepanjang perjalanan hidup saya', Universitas Kehidupan....
1. Tidak ada orang yang aneh, tidak ada orang yang sulit atau mudah, yang ada adalah setiap orang itu unik, dan kita perlu punya trik tersendiri untuk menghadapi / mengubah berbagai macam tipe terebut.
2. Mengubah orang adalah memberikan kesempatan bagai hal hal positif untuk dikembangkan dan hal hal negatif untuk diredam, karena kita tidak bisa menghilangkan (dan tidak perlu capek capek berusaha meniadakan) hal hal yang negatif dari seseorang.
3. Rendah hati dan persistent. Kesulitan harus dihadapi dengan rendah hati dan semangat untuk kembali memecahkan kesulitan itu. Kepemimpinan tidak perlu heroik, berkharisma, kepemimpinan adalah semangat dan kerendahan hati yang abadi.

Sekilas Lembongan - Ceningan (Nusa Penida) Bali

Trip Date : 4 - 7 Juni 2010
Pantai Jungut Batu - Lembongan - Bali

























Jauh jauh datang ke Lembongan ternyata kerja jadi Cleaning Service / Tukang kebun, meratakan pasir ? hehehehe...

Pertama saya ingin menceritakan tentang Lembongan... karena potensi pariwisata di Lembongan ini sebenarnya sangat besar dan juga 'murah' !

First of all, Lokasi. Pulau lembongan terletak di Barat Daya Pulau Nusa Penida, berdekatan atau lebih tepat dikatakan 'bersambungan' dengan pulau Ceningan. Ada sebuah jembatan kecil dengan lebar 1.5 meteran yang menghubungkan Lembongan dan Ceningan, cukup untuk 2 sepeda motor untuk lewat...
Lembongan punya fasilitas tourisme yang lebih maju dibanding Penida / Ceningan, walaupun pusat pemerintahan dan perdagangan ada di Penida.

Lembongan adalah tempat pelarian yang ideal dari ramainya Kuta, Sanur, dan pantai-pantai lain di Pulau Bali. Jangan mengira kehidupan di Lembongan tidak 'modern'. Sekolah, warung, toko, restaurant, hotel (mulai dari yang backpacker sampai yang berbintang) ada disini.
Mengapa saya katakan pelarian yang 'ideal' adalah karena saya pribadi kurang menikmati hingar bingarnya Panti Kuta - Legian dan sekitarnya. Banyak tourist yang mencari ketenangan dan liburan akan pergi ke Lembongan.
Tentu jika kita ingin mencari Water Boom, Toko2 baju, tas, Makanan enak dll, kita perlu ada di Denpasar dan sekitarnya, tapi jika kita ingin betul2 berlibur ? menurut saya Lembongan adalah tempat yang ideal bagi saya...

Ok, saya berikan contoh kenikmatan hidup di Lembongan...
Dengan bermodal 100-150 ribu rupiah (low season) anda bisa menginap di hotel yang berkonsep 'nature', yang dengan setting yang sama ada di Seminyak, Ubud, Kuta dll, anda akan mendapatkan kamar yang lebih kecil dengan harga mendekati 1j rupiah.
Kamar yang berkonsep 'nature' atau kadang disebut 'villa batu' yang saya maksud adalah :
Kasur king size, sprei putih ala rumah spa.
Kamar mandi 'terbuka', walaupun tanpa bath tub namun sudah bershower dan closet duduk.
Kamar dengan banyak Jendela yang diberi kain tipis warna putih.

Tanpa TV, tanpa AC, namun saya jamin sudah sangat sejuk, tidur nyenyak dan mencukupi karena toh siang hari kita akan berada di pantai atau berjalan-jalan keliling pulau dibanding berada di kamar hotel.
Tentu konsep seperti ini kurang cocok kalau anda tipe traveler yang gemar berada di kamar hotel saat liburan, walaupun banyak hotel dengan AC dan TV, namun suasananya tidak akan senyaman Kuta - Legian.

Transport : 
Kita bisa naik Ferry dari Padang Bai (saya kurang tau biaya dan schedulenya), sehingga bawa mobil pun bisa sampai ke Lembongan.
Kita bisa naik perahu standard dan perahu cepat dari Sanur (masuk lewat sebelah McD).

Perahu Standard :
Sanur - Lembongan, atau Sanur - Jungut Batu (ada 2 pelabuhan di Pulau Lembongan, anda harus menyebutkan dimana anda ingin turun !) dengan biaya 25.000 rupiah sekali jalan, berangkat jam 08.00 (on time !!), locket biasanya sudah buka mulai jam 7 - 07:30. Waktu tempuh : 2 jam (tergantung ombak).
Lembongan - Sanur : saya gak sempat nanya, kalau tidak salah pagi dan siang, perahu terakhir jam 11.00.
Perahu standard (saya namakan demikian) banyak memuat barang2 kebutuhan sehari-hari, jadi kita harus bersiap-siap duduk bersama-sama dengan hewan, tanaman, barang2 bangunan.
Susasana di Kapal "Standard" Sanur - Lembongan











Pelabuhan kapal "standard" desa Lembongan - di pulau Lembongan

















Perahu Cepat :
Sanur - Lembongan (satu pelabuhan) dengan biaya 50.000 rupiah sekali jalan, berangkat jam 08:30. Waktu tempuh : 45 menit (tergantung ombak).
Supaya tidak salah pilih perahu, anda harus bertanya dahulu sebelum membeli ticket di Sanur.
Lembongan Sanur biaya 50.000 berangkat jam 11.00 dan 15.00 WITengah (juga ontime !!). Lewat dari jam ini dipastikan anda harus menginap lagi atau charter perahu sendiri/nego dengan pemilik perahu.

Kapal Cepat - Lembongan Sanur, sedan merapat di pelabuhan Sanur













Update 2014, tambahan tulisan jadwal Fast Boat dari Sanur ke Lembongan.

tips : Jangan pakai celana panjang, sepatu dll, sangat tidak nyaman, hampir pasti basah karena tidak ada dock untuk tempat kapal merapat baik di pantai sanur maupun di lembongan. Anda harus jalan dari tepi pantai ke perahu. Ada jasa 'tukang gendong' sekitar Rp. 5.000 per kepala, namun tidak dijamin kalau anda akan tetap 'kering' sampai di Lembongan.
Jika membawa barang, anda mungkin harus membawanya di atas kepala (terutama saat surut, karena jarak pantai ke kapal jauh, atau mungkin si kapten kapal sudah kongkalikong dengan tukang gendong nya :D) supaya tidak sampai basah.
Pengalaman tersendiri yang mengasyikkan....

note : Nama daerah di pulau Lembongan disebut dengan menyebutkan nama desa nya.
'Lembongan' adalah nama salah satu desa di Pulau Lembongan. desa lainnya adalah contohnya desa Jungut Batu.
So... jika anda berada di pulau Lembongan, anda perlu menanyakan di desa mana anda berada sekarang, karena ketika anda menyebut 'lembongan' (maksud anda 'pulau' Lembongan), penduduk setempat akan berpikir anda ingin pergi ke 'desa' lembongan.
Penginapan dan restaurant lebih mewah dan mahal di 'lembongan' dibandingkan Jungut Batu. So, lebih baik menginap dan makan di daerah Jungut Batu....

Demikian kondisi pantai Sanur... sambil menunggu boat / menunggu jemputan ada banyak jajanan yang nyam-nyam... mulai dari yang murah meriah hingga yang kelas restoran.
Penjual Jagung Bakar di Pantai Sanur














Penjual Jagung Bakar ini misalnya, menjual jagung bakarnya dengan harga Rp 1.500 per biji, cukup murah dan enak bumbunya !

Gorengan Nyam nyam, murah sedap, banyak kanjinya hahaha...














Ibu-ibu yang jual gorengan, ada bumbu kanji nyam nyam jugaaa.... Rp 2.000 - 3.000 sudah dapat satu paket dimakan dengan sendok 'tusuk-gigi'. Piringnya dengan kertas makanan. Bagi yang suka cari-cari makanan pinggir jalan dijamin puas deh makan di Sanur...


Kondisi Lembongan : 

Bensin : Rp. 10.000 per liter, sewa motor 70.000 per hari, mungkin masih bisa ditawar ke 50.000 tapi anda biasanya diberi sepeda motor jelek. hehehehe... ada harga ada rupa.... Dengan bensin 2 liter pasti sudah cukup untuk keliling pulau Lembongan + Ceningan seharian.
Ojek, coba tawar ke 5.000 sampai 10.000 sekali jalan tergantung jauhnya, biasanya ojek akan menyebut angka 20.000 sampai 50.000 sekali jalan. Wajib anda tawar hehehe... Jangan lupa suruh ojeknya menjemput lagi... kecuali anda pergi ke lokasi-lokasi yang cukup 'umum' seperti hutan mangrove, pelabuhan, dll.

Makan : Sedikit mahal, terutama kalau anda makan di 'jalan raya', dekat pelabuhan lembongan - Jungut Batu. Biaya sekali makan / minum Rp. 20.000 - 30.000. Kualitas makanan mungkin tidak excellent, tapi cukup bersih dan tidak sampai 'menggangu' selera makan :D.
Kalau anda sewa motor, anda bisa keliling pulau dan menemukan warung-warung yang agak jauh dari pusat desa dan harga makanan menjadi Rp. 15.000 - 20.000.
Jalan Kecil (ukuran 1 mobil) di Utara - Timur pulau Lembongan














Toko : Cukup banyak toko yang menjual kebutuhan2 kecil, pakaian, sandal, sabun, mamiri (makanan minuman ringan), battery, dll, gak usah kuatir... cuman memang harganya yang agak mahal, tapi cukup reasonable bagi saya mengingat semua barang harus dibawa dari Dps dengan perahu dan dari perahu masih harus digotong (sewa kuli angkut = ibu-ibu), dipindahkan ke mobil / motor baru bisa sampai ke toko :D.

Interesting Object :
Tentu saja : Pantai ! Bisa untuk segala aktifitas, Diving, Para-Sailling, Banana Boat, Snorkling, Surfing.
Ponton Bali Hai II dan Bounty Cruise ada di depan pantai Jungut Batu di lembongan, seperti QuickSilver di Nusa Penida.
Underground House : Gua Bawah Tanah konoh bekas persembunyian tentara Jepang.
Mangrove Forest : Hutan Mangrove, bisa naik perahu dan berfoto-foto di hutan mangrove.
Dream Beach : tempat surfing di Ceningan, gratis masuknya.
Dream Beach - Ceningan tempat surfing yang dikenal di kalangan surfer














Tepat di seberang Dream Beach ada sebuah Lagoon yang mempesona, saya sempat mengambil foto disitu. Dan tepat di salah satu sisi Lagoon sudah dibangun villa.
Oh ya, banyak sekali calo tanah yang berkeliaran, setiap orang yang menyapa kelihatannya sudah siap dengan pertanyaan, menginap dimana, butuh cewek ? mau beli tanah ? hahahaha... Ceningan kelihatannya memang lebih bebas dibanding Lembongan.

Blue Lagoon - Ceningan, sangat indah


Blue Lagoon - Ceningan kelihatannya tenang tapi ada ombaknya juga lho....

 Dan ini adalah foto jembatan yang menghubungkan Lembongan - Ceningan

Jembatan Lembongan - Ceningan













Ibu-ibu yang menjadi kuli angkut dari perahu ke pantai















Kalau di Lembongan hampir semua daratannya relatif rata, Ceningan memiliki sebuah bukit, ada puranya di puncak bukit. Dari bukit di Ceningan kita bisa memandang ke jembatan antara Ceningan - Lembongan. Ini fotonya :

Dari Bukit di Ceningan, Jembatan Ceningan - Lembongan















note : satu hal yang menarik di Lembongan : tidak ada kendaraan yang dikunci !
Udah mirip di Amrik katanya hahahaha... gak ada maling dan kalaupun maling kagak akan berani kecuali dia langsung cabut dengan perahu sendiri... pasalnya penduduk asli lembongan sudah saling kenal, akrab ala orang desa, tau rumah, tau kendaraan, dll, jadi kalau mencuri dipastikan akan ketahuan...

hehehe... demikian pengalaman beberapa hari di Lembongan... semoga ada manfaatnya kalau suatu saat anda memutuskan untuk berlibur di Lembongan !
Bagi saya yang gaya traveling-nya semi-semi back packer, Lembongan menawarkan liburan + diving yang menarik dan.... murah !
cerita berikut : diving Lembongan (1)

Update 2014, tambahan tulisan jadwal Fast Boat dari Sanur ke Lembongan.

Sunday, August 29, 2010

Trik Photoshop

Masih berhubungan dengan hobi diving hehehe.... kalau udah trip panjang, rasanya rugi banget kalau gak ambil foto...
Walaupun biaya untuk perlatan foto bawah air yang serius bisa setara dengan harga mobil baru, namun ya harus diusahakan ada kenangan dong... walaupun dengan kamera pocket sekalipun hehehe...
Nah masalah hasil foto yang selalu kebiruan - karena air menyerap warna merah, kuning, hijau dan terakhir baru warna biru - dapat diselesaikan dengan macam macam cara, mulai dengan strobe, dengan magic filter, dan yang termurah dan cukup efektif bagi saya dalah dengan menggunakan Photoshop !

Berikut adalah list trick photoshop yang saya dapat di berbagai website / kesempatan.
Semoga berguna...

1. Red Filter !! :
Ini trik ternyata sangat ampuh untuk edit foto bawah air... Dengan Photoshop :
Layer>duplicate (2 kali), pilih layer background, edit>fill pilih 50%gray,
Pilih layer background 2, blending : luminosity, Ctrl+E (merge down).
New>layer, edit>fill pilih color ubah ke Red (R=255, G=0, B=0), blending : multiply, Ctrl+E
blending : screen.
Voilaa.... terang benderang gambarnya jo.... !!
Untuk memperindah, anda bisa lakukan proses tuning lainnya seperti :
* Brightness / Contrast
* Level : (Auto is the best !, one of my favorite)
* Vibrance (also my favorite)
* dan terakhir adalah Color Balance (Shadows, MidTone, Highlight), kadang perlu smoothing untuk mempertajam gambar.
Untuk proses tuning ini saya biasa menggunakan ACDSee atau Photoshop.


2. Menghaluskan wajah :
Dengan Photoshop :
Ctrl+J (duplicate layer background), style : Vivid Light, Ctrl+I (Invert), filter>blur>gaussian blur (sesuaikan radius, semakin besar radius, semakin blur, semakin halus), filter>other>highpass (sesuaikan radius lagi), check apakah muka sudah cukup halus, kalau belum maka radius harus diperbesar lagi.
Sekarang menjelaskan bagian-bagian wajah yang tidak seharusnya ikut jadi blur, misalnya mata, mulut, rambut, krah, garis senyum dll.
add layer mask (vector), foreground color = hitam, klik brush, atur ukuran brush, zoom in/out seperlunya untuk memilih daerah yang akan kena brush.
voilaaa.... kembali muda hahahaha....

Wednesday, August 25, 2010

From Cis's Death

Kemarin (24/8/2010), saya dan mama berdua menghadiri (maesong) pemakaman seorang teman yang sudah 15 - 16 tahun menderita penyakit multiple sclerosis. 10 - 11 tahun terakhir tidak bisa berjalan dan berada di kursi roda.
Teman saya ini, sama-sama asal Malang, sama-sama dari Dempo (beda 1 angkatan), dan sering terlihat di Gereja, terutama Gereja Ijen... namanya : Fransiska, biasa dipanggil 'Cis' (Cheese).

Berangkat langsung setelah pulang kerja, kami tiba di Gotong Royong (Adi Jasa / rumah duka bersama yang ada di Malang) jam 19:30, tepat sebelum acara doa bersama dimulai. Maklum besoknya Cis akan diperabukan.

Satu grup doa menjadi leader doa malam tersebut, dimulai dengan puji pujian dan kemudian renungan dibawakan oleh Suster Sisil (saudara Romo Sis, ex kepala sekolah Dempo).
Yang menarik dan menyentuh sekali justru disini, sebagai salah seorang (beliau menekankan berkali kali) pendamping Cis hingga akhir hayatnya, suster Sisil memberikan point2 penting yang bisa berarti bagi semua orang yang mendengarkannya.

* Cinta Kasih, hal yang selalu ditekankan oleh Suster Sisil, karena dengan Kasih, keluarga Cis bisa tetap tabah, tidak mengeluh karena kondisi Cis yang selama 11 tahun harus hidup di kursi roda. Keluarga ini memang cukup dikenal di Malang, karena kemanapun mereka pergi selalu membawa Cis, ke gereja, ke mall, ke prigen, tretes, ke acara-acara sosial, bahkan ke kunjungan orang sakit, mereka berusaha memberlakukan Cis seperti anak yang normal, seperti keluarga yang normal. Dalam penderitaan dan sakitnya terus memberikan contoh dan membagikan rahmat kepada orang lain.
Setahu saya, tidak pernah saya melihat raut muka masam di keluarga ini, semua selalu penuh senyum, senyum adalah ciri khas keluarga ini.
Ari - adik Cis - yang se almamater dengan saya di UKSW Salatiga, juga saya rasakan sangat berubah, berbeda ketika masa SMP dan SMA atau awal2 perkuliahan.

Pesan terakhir Cis, kepada mamanya adalah agar mamanya baik-baik bersama-sama dengan Ari sedangkan Cis akan menemani papanya di Surga.
(Papa Cis meninggal kurang lebih setahun yang lalu, info yang saya dapat ini salah satu penyebab kondisi Cis cepat menurun).
Benar-benar pesan yang mengharukan sekaligus menguatkan dan mempersatukan keluarga ini.
Pesan yang sederhana tapi kuat sekali gemanya....


* Keteguhan dalam Iman.
Hal ini beberapa kali ditekankan pula dengan mengutip beberapa ayat dari Korintus, dan Surat Yakobus (saya tidak hapal ayatnya :)).
menurut suster Sisil, lagu kesukaan Cis adalah Mazmur 23 :

Tuhan adalah gembalaku, tak'kan kekurangan aku
Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau.

Chorus :
Ia membimbingku ke air yang tenang
Ia menyegarkan jiwaku.
Ia menuntunku di jalan yang benar
Oleh kar'na namaNya
Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman.
(Kar'na aku akan diam
dalam rumah Bapa sepanjang masa)

Aku tidak takut bahaya sebab Engkau besertaku
GadaMu dan tongkatMu itulah yang menghibur aku

Keteguhan dalam penderitaan diungkapkan oleh suster Sisil ketika Cis mengganti baris pertama : Tuhan adalah gembalaku menjadi Tuhan aduh sakit sekali.
Yang memang Cis penuh dengan canda dan gembira, hampir disegala situasi selalu terlihat gembira.

Cis sudah memenangkan pertempuran dengan memegang teguh imannya, memberikan contoh bagaimana dalam sakit dan penderitaan orang tetap berpikir positif, bersyukur dan tidak membenci Tuhan.
Dengan kematian nya, Cis membuat banyak orang - termasuk saya - mempelajari banyak hal, keluarga ini membuat teladan dalam banyak hal. Betul-betul kematian yang sangat 'berguna', a very meaningfull death, bukan kisah yang menyedihkan, tapi justru mengharukan sekaligus menguatkan karena makna yang ditinggalkan...

Selamat jalan Cis....
Semoga saya pun bisa memiliki moment kematian yang berguna pula...
hingga akhir hayat kita tetap berguna dan bermanfaat bagi orang lain...

amin.

Tuesday, August 24, 2010

Renungan : Kemutlakan vs Tanpa kemutlakan

Perenungan ini saya dapatkan dengan mempertaruhkan landasan, pijakan dan pandangan hidup saya.

Problem yang muncul kira-kira demikian :
Ketika kita menjadi orang yang (merasa) punya prinsip dan pegangan yang sangat kokoh, (merasa) sudah menemukan pijakan yang tidak bisa / sulit dibengkokkan, sulit diyakinkan untuk berpindah prinsip, maka orang otomatis akan menjadi kurang suka pada kita.
Kelihatannya tidak toleran, kaku, padahal 'toleran' tetap bisa diwujudkan dengan menerima perbedaan tanpa harus menyetujui prinsip yang berbeda.

Prinsip pun punya jenjang... kadang kita (merasa) memiliki prinsip yang 'lebih tinggi' daripada orang yang lain, tapi tetap kita punya 'lubang-lubang' yang banyak di prinsip-prinsip / konsep-konsep yang sederhana.
--> tentu saja kelemahan seperti ini tidak secara otomatis membuktikan prinsip yang 'lebih tinggi' tadi salah bukan ?
Bukankah pencarian kesempurnaan, introspeksi dan perbaikan diri adalah 'makanan seumur hidup' yang harus kita jalani ? Tapi tentu tidak setiap perbaikan diri selalu harus mengubah prinsip / paradigma kita ?

Bagaimana dengan 'serangan' lain, yaitu bahwa "TIDAK ADA SATUPUN YANG MUTLAK", atau lebih  tajam lagi : tidak ada sesuatu hal pun yang tidak multi-tafsir, karenanya janganlah berpegang teguh pada satu prinsip, tidak ada satu prinsip pun yang benar di setiap kesempatan.... kita harus luwes dan bisa 'mengendarai' perubahan.
Bagaimana jika ini ditanyakan kepada anda, yang kebetulan sudah memiliki iman (agama) tertentu ?

Saya akan menjawab demikian :
Pasti ada kemutlakan, pasti ada satu penafsiran yang terbenar dan tertepat, bersyukurlah orang yang sudah (merasa) menemukannya.
Keharusan untuk menerima adanya 'penafsiran yang lain' itu pun sebenarnya adalah sebuah tindakan intoleran, sebuah pemaksaan kemutlakan !

Kenapa demikian ? karena tentu saja, "pelarangan" terhadap kemutlakan (tulisan bold diatas..) sebenarnya juga adalah sebuah pemaksaan kemutlakan (ie : Yang mutlak adalah Tidak ada yang boleh mutlak).

Frederick Nietzsche, yang sangat fenomenal sebagai bapak Postmodern pun sebenarnya mengakui, bahwa dibalik antusiasmenya memporak-porandakan - demikian saya menggambarkan - otoritas, pengertian tunggal, sebenarnya menekankan 2 hal penting :
1. Ia berusaha membuat manusia lebih kritis, lebih toleran, ie melawan absurditas, (bukan kemutlakan), kebodohan dan penuduhan yang keji, dan tidak berusaha atau bahkan berhasil menyajikan suatu prinsip baru (yang menggantikan) prinsip yang lama.
2. Ia mengakui bahwa pengosongan, penghancur leburan prinsip sebenarnya memiliki satu tujuan tunggal : mengambil alih kekuasaan, mengambil alih kontrol. Sebelumnya kita dikontrol oleh 'orang lain' sekarang kita dikontrol oleh 'diri sendiri' (yang adalah 'orang' yang lain juga... :D).
Atau minimal dengan mengamini konsep Nietzsche, kita bisa 'dikontrol' oleh (konsep) Nietschean tersebut.

Sebagai seorang Katholik, seringkali serangan timbul karena iman Katholik seolah-olah sangat tergantung pada Paus semata. Otoritas pada Paus, kemutlakan ada pada perintah dan pendapat Paus.
Adalah suatu kebodohan ketika kita tunduk pada 'manusia' - Sri Paus, kemutlakan adalah kebodohan, apalagi memutlakkan 'manusia'.

Kadang kita lupa, bahwa kemutlakan selalu ada, paling sedikit di otak kita (subjectivisme).
Orang yang tidak beragama (atheis, ignorance, dll) pun sebenarnya memutlakkan dirinya, yakni percaya pada pikirannya sendiri, mengandalkan pendapat / dirinya sendiri yang disokong oleh keberhasilan (baca : pengalaman hidup) nya.
Iman Katholik mengajak kita untuk 'menyerahkan' dan 'meletakkan' iman kita pada Kristus melalui Gereja dan Sri Paus.

Artinya kemutlakan tidak pernah bisa lepas dari diri kita, minimal dari pikiran kita. Dan sangat tidak bisa dipandang rendah kalau kita 'dengan rela dan sadar' menyerahkan kemutlakan kepada sesuatu / seseorang yang ada di luar diri kita.
Justru penyerahan ini membutuhkan energi dan pemikiran yang lebih menantang dibandingkan percaya pada diri kita sendiri.

Yang seolah-oleh percaya pada semua orang, baik, toleran pada semua orang, sebenarnya tetap percaya pada 'imannya' pada dirinya, bahwa pendapat itu sudah tepat.
Artinya kita tetap boleh punya pendapat dan pendirian masing-masing, dan itu tidak salah, yang kita perlu perbaiki selalu adalah penghormatan dan kesabaran untuk mengerti dan mendengarkan pendapat dan pendirian yang lain, dan terutama tidak memperdebatkan sebagai salah/benar, namun hanya bisa mempertanyakan logika, dasar dari pendirian tersebut.

Tips packing, menghindari Over Bagasi saat Diving

Hampir semua trip diving melibatkan perjalanan dengan pesawat udara...
Kadang kita perlu berganti-ganti maskapai karena jauh dan terpencilnya lokasi diving...
Seringkali kita meremehkan masalah packing, padahal...walaupun kelihatan sepele... tapi packing peralatan diving yang benar dapat menghemat biaya mulai ratusan ribu hingga jutaan rupiah... bahkan 'menyelamatkan' trip kita !

Ini dia masalahnya :
Packing yang benar akan membuat peralatan anda aman dan terlindungi, menghindari kepanikan saat ada peralatan yang hilang, rusak atau malfunction ketika anda sedang berada di trip yang panjang (LOB, trip lebih dari 3 hari, dll).

Kita perlu mensiasati agar tidak sampai over bagasi ketika check in di bandara (untuk Indonesia Timur, biaya over bagasi per kg kira-kira 25 - 50 ribu, tergantung tawar menawar. Yang jelas bisa jadi ongkos over bagasi mendekati ongkos ticketnya !! :D).

Dan berikut Tips-tips nya :
1. Tanyakan berat maksimum bagasi yang diijinkan ke maskapai penerbangan yang anda gunakan.
Ingat bahwa maskapai penerbangan bisa sangat 'jahat' ketika anda traveling ke Indonesia Timur (Mulai Makasar ke timur). Jangan kaget, jika biasanya anda tidak pernah memperdulikan over bagasi untuk jalur Jak - Sub - Dps, semacamnya, maka untuk Indonesia Timur, over bagasi akan sangat diperhatikan (1kg sekalipun !!).

Setahu saya Limit Bagasi :
Lion Air : 10 kg,
Express Air : 15 kg,
Merpati : 20kg.

2. Gunakan beberapa tas kabin. Saya memiliki satu kopor kabin ukuran sedang (cukup buat masuk kabin), dan 2 backpack (ransel) untuk pakaian, makanan, computer dll. Lebih baik saya bawa beberapa tas kabin daripada bawa 1 kopor bagasi yang besar dan jadi sasaran over bagasi !.

3. Packing barang2 diving yang besar ke dalam tas bagasi anda. Biasanya saya meletakkan Fin, BCD, Masker, wet suit, dan kalau masih muat, Regulator ke Bagasi. Jika tidak muat / mepet, maka regulator saya pindahkan ke tas kabin.

4. Teori menyusun barang dalam tas bagasi (tas diving) adalah item yang digunakan terakhir diletakkan di dasar / dimasukkan duluan. Jadi Fin, BCD biasanya diletakkan di bagian dasar. Anyhow, secara praktek saya akan meletakkan fin di dalam 'rangkulan' BCD, kalau ada fin cadangan saya letakkan di bagian bawah untuk melindungi BCD. Kalau ada wet suit, saya letakkan di belakang BCD supaya BCD tidak gampang robek / tembus. Regulator bisa diletakkan di dalam BCD dan dilindungi lagi dengan Wet suit / booties. Masker dll saya masukkan juga di dalam BCD.

update 9 Feb 2012
Berikut tips packing dari scuba.com :



Jika anda membawa pisau dan benda-benda tajam lainnya, WAJIB anda tempatkan di bagasi, kalau tidak mau digeledah dan merelakan pisau diving anda menjadi koleksi bandara, lumayan juga tuh 300 - 1jeti melayang....

ps : kalau waktu memungkinkan anda harus kembali ke meja check in untuk declare pisau atau barang2 lainnya sebagai barang berbahaya yang musti diserahkan dan dibawa oleh pilot. Anda declare barang, isi form, barang2 dimasukkan ke amplop, kemudian dititipkan ke sang pilot, anda pegang copy dari form tsb.

5. Wajib untuk menimbang tas bagasi anda !!, jika tidak ada timbangan barang, gunakan timbangan badan, anda menimbang badan + bagasi. Ingat sisakan beberapa ratus gram karena anda lebih baik anda gunakan jasa wrapping yang tersedia di beberapa bandara kota besar (setahu saya : Jakarta, Surabaya, Bali).
Wrapping ini bagi saya 'murah' dibandingkan harga alat2 diving saya. Biasanya biayanya 30 ribu rupiah per koli, membantu mencegah pencurian dan kerusakan alat2 diving.

6. Sisa barang bawaan dibagi-bagi ke 3 buah tas kabin / kopor kabin. Pengalaman saya, kopor bagasi yang biasanya muat ke pesawat boeing, ternyata tidak muat di pesawat-pesawat kecil. Tapi itu tidak mengapa, toh ketika anda sampai di pesawat dan kopor anda tidak muat, anda bisa 'menitipkan' kopor kabin anda ke pramugari yang ada dan biasanya dia akan memasukkannya ke bagasi.
(So... inilah cara memasukkan tas ke bagasi tanpa kena overbagasi ! hahahaha...).
Yang jelas sangat kecil kemungkinan anda disuruh kembali melaporkan 'bagasi tambahan' ini ke petugas check in. Biasanya anda akan diberikan tanda terima bagasi manual yang ditulis di atas secarik kertas karton, satu bagian diikatkan ke kopor kabin (yang sekarang menjadi bagasi) dan satu bagian untuk anda pegang.

7. Jika anda memakai maskapai Air Asia, ada beberapa trick :
* Anda disarankan melakukan packing untuk barang yang akan ditaruh di bagasi, 2 atau 3 hari sebelum tanggal keberangkatan. Kemudian timbang bagasinya, ingat sisakan beberapa ratus gram kalau-kalau ada selisih timbangan dengan bandara.
* Setelah barang yang dipacking siap, 1 hari sebelum tanggal keberangkatan, lakukan booking bagasi entah lewat internet atau lewat telepon ke Air Asia. Ingat selalu bahwa memesan quota bagasi saat anda tiba di bandara bisa 2x lipat lebih mahal dibanding pesan lewat internet / telepon.
* Jika anda mencoba teknik 'memperbanyak barang kabin', hati-hati karena maskapai yang satu ini sangat ketat, apalagi jika anda ke luar negeri, tiap negara, bahkan tiap shift check in bisa memiliki kebijakan yang berbeda. Misalnya anda 'berhasil' membawa 2 kopor / ransel masuk kedalam kabin di Jakarta (standard Air Asia adalah 1 kopor kabin, 1 hand bag dan 1 kantong) bisa-bisa di bandara negara lain kopor / ransel yang sama ditolak dan salah satu kopor atau ransel harus masuk ke bagasi. Dan tentu saja biaya jadi lebih mahal dibanding jika anda memesan quota bagasi jauh jauh hari.


There... selamatlah anda dari biaya overbagasi, kerusakan dan kehilangan barang....
selamat divinggg.... :D

Persiapan sebelum Diving (Long Trip, LOB)

Jelas aja kalau acara diving terganggu karena ada equipment yang lupa dibawa atau baru ketahuan rusak ketika akan dipakai... uihhh... sebel banget...
Tentu saja perawatan penting, yang paling mudah adalah selalu memberikan vaselin / silicon untuk semua karet2 yang ada di peralatan diving kita, strap untuk fin, masker, selang-selang regulator, dll.
Ini dilakukan terutama kalau mau 'puasa' diving agak lama :D. Biar semua plastik, karet, silicon dll gak mudah kering dan jadi kerupuk.....

Kemudian, sebelum berangkat trip sebaiknya kita melakukan persiapan terakhir termasuk membawa beberapa peralatan cadangan.
Ok, langsung saja, beginilah persiapan sebelum long trip / LOB trip...

Jauh jauh hari sebelum diving (kecuali anda memang diving dengan sangat reguler sehingga tidak perlu persiapan terlalu banyak) persiapkanlah peralatan yang perlu di bawa, check kondisinya.

- Masker, kondisi strap, kaca baret-baret ?, jika perlu bawalah strap cadangan yang bisa dibeli dengan harga 30ribu an di Dive Shop.

- BCD, coba inflate (tiup dengan mulut), deflate, check dump valve atas dan bawah, persiapkan sarung tangan, pointer, fold able snorkel dll yang perlu dibawa dalam BCD (btw, saya biasa menaruh semua itu di BCD, baik sebelum maupun sesudah diving, supaya gak kelupaan dibawa).

- Regulator, ah ini dia yang sedikit ribet, check purge valve, dan juga result dari dive terakhir (ada bocor, gauge yang ngaco ?). Jika ada Regulator cadangan bawa saja regulator cadangannya, atau kalau tidak mau terlalu ribet, bawa kunci pas 10 dan beberapa o-ring.

- Dive Comp, sampai dengan tulisan ini dibuat, saya belum punya dive comp hahaha... mahal dan lagi ngincer D9 (karena ada kompas, nitrox, dan integrated air pressure :D). --> last price 8juta sudah dengan integrated air pressure hehehe... harga teman...walaupun 'murah' tapi masih belum kebeli... hikss....
Ada baiknya untuk membawa Dive Comp cadangan, kalau yang satu ngadat, abis battery nya, atau ilang seperti yang pernah dialamin temen saya...

- Fins + Booties, coba kenakan booties dan fin, kencangkan, kadang strap putus, kadang klip ada yang pecah, kadang booties bolong, gak muat (hehehehe.....padahal tahun lalu muat...).
Saya cenderung bawa 2 pasang fin, mungkin agak ribet tetapi terbukti diperlukan karena pengalaman ada temen yang fin nya hilang ketika sedang memakai BCD di atas air.
Bisa juga 2 fin ini dibagi : fin untuk berhadapan dengan arus dan fin untuk snorkling yang biasanya lebih enteng.

- Wet Suit, wajib dicoba hahahaha... ati-ati kita nggak sadar udah lebih tambun 5 kg dari dive terakhir.

- Senter (bawa cadangan, plus charger / battery), Pisau, Sarung Tangan, dive beacon / marker, stock Odol (masker cleaner / defogging) ? hehehehe...

- Obat-obatan pribadi yang perlu. Duit cash  minimal 1juta deh, buat bayar makan/porter/tips dll, karena kemungkinan besar gak ada ATM di kota lokasi diving.

- Buku, Mp3 player, headset, computer + game, dll untuk membunuh waktu bosan waktu.

- Ticket, pasport, kartu2 asuransi kesehatan, emergency contact number, Log Book, dll yang perlu dibawa untuk identitas dan emergency.



Ok, kemudian untuk kondisi tubuh.
Paling sebel kalau pas mau trip diving yang udah direncanain setahun, tiba-tiba kita sakit... flu, pilek, batuk...
aduh... ini paling sebeelll sekali deh...
So... jelaslah, sebulan sebelum long trip, jangan lupa selalu jaga kesehatan...
Minum D-redoxon, kalau bisa yang 'fortimun' (ada imun penyakitnya), 1/2 tablet aja tiap hari terutama 1 minggu sebelum berangkat dive, dan selama di lokasi diving.
Jangan olah raga yang aneh2, jangan melakukan kegiatan yang beresiko, terkilir, lutut keblinger, otot punggung kecetit bisa bikin kita batal diving lho....

Ok... demikianlah persiapan saya ketika akan long trip, next adalah teknik packingnya,

Dive Trip to Raja Ampat

Trip Raja Ampat

from octopus dive : www.octopusdive-pelabuhanratu.com
Buat temen2 diver,kami akan ada di Raja Ampat dari tgl 9-20 Sept 2010...so,kamu bisa pilih hari n waktu. Maksudnya bisa 9hari-8 malam,8-7,7-6 atau bahkan 10-9. Silakan sesuaikan,kami akan hitungkan sesuai kebutuhan,kondisi,keadaan ,n hari liburmu. Tapi basenya seperti yg kami tawarkan. 9hari-8malam

Raja Ampat 11-19 September, 9 hari-8 malam Rp 11.200.000
Termasuk :
- unlimited dive (boleh berapa saja)
- tanki n weightbelt
- menginap di resort
- makan 3x + kopi & teh
- boat diving
- transfer boat pp
- Instructor & dive master
- entrance fee (beaya masuk Papua)
- hotel transfer (di kota)

Tidak termasuk :
- tiket pesawat
- pengeluaran pribadi
- dive equipment

Special untuk non diver Rp 6.200.000 ,fasilitas sama dg di atas kecuali diving.

Untuk info lebih lanjut & konfirmasi ,hubungi :
Thea : 081977677677 ,
Djoko: 087821393558..

Saya tunggu ya..

Itinerary::
Day 1: berangkat dari Jakarta -Sorong
(Andai berangkat malam jam 01,tiba pagi di Sorong andai berangkat pagi,tiba siang,bisa langsung berangkat ke Waisai lanjut ke Resort ,bermalam di resort) Andai berangkat di antara itu,tidak kebagian kapal dari Sorong-Waisai,bermalam di hotel di Sorong (ada team kami yg akan melayani n menemani Anda)

Day 2 : dive 1,2,3 di Kismis,Mioskun,Batu lima/Five Rocks
(Makan pagi dan malam di resort,makan siang di pulau2 antara areal peselaman-menginap di resort )

Day 3 : dive 4,5,6 di Koh Island,Chiken Reef, n nite dive di Mandarin City

Day 4 : dive 7,8,9 di Cape Kri,Blue Magic(drift dive), nite dive di Saonek

Day 5 : dive 10,11,12 di Waii Island (aeroplane wreck,sisa perang dunia ke 2-deep dive),Sardines,Turtle Reef.

Day 6 : dive 13,14,15 di Manta point atau Manta sloope,Mike's Point,Kerupiar.

Day 7 : jalan2 liat burung atau motret2 kemudian siang hari berangkat menuju Waisai,untuk kemudian lanjut ke Sorong.Menginap di hotel di Sorong.

Day 8 : siang,jalan2 di kota Sorong,beli oleh2 dan pulang. Transit di Makasar. Malamnya,tiba di Jakarta.

-------------------------------
Sapa yang mau ngikut nih ? hehehe...
Ticket saya :
Merpati Sby - UJP - Sorong : 11 Sept 2010, 22:30 WIB - 01.00 WITA - 07.00 WIT
Merpati Sorong - UJP - Sby : 19 Sep 2010, 10.30 WIT -                        - 14:30 WIB.
Bagasi 20 kg (penting ! biar gak over bagasi dan menyumbang ke perusahaan penerbangan...)