Search This Blog

Thursday, January 31, 2013

Celebrating 100 view per day...

Today, 31st Jan 2013.

Blog ini sudah di 'view' sebanyak 28ribu kali. Dan persis di hari ini, 3000 hits untuk bulan Jan 2013. Jadi 100 hits per hari....
Syukur dan terima kasih kepada teman2 yang berkunjung kemari, semoga apa yang tersaji bisa berguna bagi para pembaca sekalian...

Saya mengajak temen2 semua untuk selalu menshare hal hal yang positif dan memperkuat paradigma kita memandang kehidupan.
Semoga semakin banyak teman yang berbagi bukan untuk menonjolkan diri sendiri, tapi berbagi informasi agar teman-teman yang lain pun dapat menikmati apa yang telah diberikan Tuhan kepada kita, waktu, kesehatan, kesempatan, keceriaan....

Semoga blog ini tetap dan semakin berguna bagi kita semua...
Pembaca bisa meniru apa yang patut ditiru dan tidak perlu terkena hal hal yang seharusnya bisa dihindarkan....

Selamat membaca, sukses buat semua !

-----------------------------------------
Today, 30th Aug 2013. total hits per month sudah melewati 5200 kali, sekitar 170 hits per hari.
total view 66ribu kali sejak 2007 :), gak terasa udah 6 tahun ngeblog :p....

Friday, January 25, 2013

Trip Report : 24 Jan 2013, Pacet Rafting...

Sembari menunggu punya system UW kamera yang baru... akhirnya diputuskan untuk nyobain rafting di pacet. Berhubung Pekalen udah sering, Batu dan Pujon dirasa kurang menjanjikan jadi akhirnya Pacet lah yang dicoba...



Operator Rafting :

Ada 2 pilihan untuk rafting di Pacet, hanya ada 2 pilihan ! At least untuk saat ini, walaupun di internet ada macem2 operator tapi cuman ada 2 saja sebenarnya. Ada nya TOS dan OBECH.
Walaupun ada beberapa nama lain, Tigo, Sulfatara dll operator sebenarnya ya cuman TOS dan OBECH. (Klik untuk mengunjungi website operator yang dimaksud).

Karena saya pakai TOS, maka cuman bisa cerita yang ini saja ya...
Contact person yang recommended :
Andrian, sempat ngobrol, saya rasa beliau yang punya perusahaan ini :P. Masih muda, enak ngobrol juga dan juga suka adventure, jadi kalau punya keinginan main2 di alam sekitar Pacet, boleh deh tanya2 sama Andrian ini.

Deden, Sugeng dan yang paling komunikatif, Mbak Yuyun. yang Cowok banyak sibuk di operasional, nah si mbak Yuyun ini memang marketing, jadi komunikasi paling cepet dijawab ya beliau... :D.
Ada BBM juga jadi gak sulit.

Saya kontak2an sebelumnya dengan Yuyun, dan kemudian setelah berada di lokasi, ngobrol dengan Deden dan Andrian.




Lokasi :

Obech dan TOS sama2 ada di Pacet. Kalau Obech ada di jalan raya di Pacet, maka TOS ada di dalam lokasi pemandian air panas Padusan di Pacet.

Dari Surabaya bisa lewat 2 jalan, Lewat Krian, atau lewat Porong.
Saya lebih recommend lewat Krian, lebih dekat. Dari Surabaya ke Padusan, Pacet cuman 1.5jam saja, apalagi kalau pagi hari... jalan belum macet.

Kalau rumah anda di Surabaya Barat, dari menganti, ke Selatan saja sampai ke Krian.
Peta jalan dari Surabaya ke Padusan lewat by pass Krian :
http://www.trackpacking.com/applications/route/?from=karangandong&to=Padusan+pacet

Summary : By Pass Krian - Krian, Prambon, Mojosari, Pacet.

Jalan lain dari Porong - Mojosari baru ke Pacet.
Atau kalau anda dari Malang, bisa lewat Batu - Cangar - Pacet. Nah kalau anda lewat jalan sini, kantor si Obech itu di jalan raya Cangar - Pacet ini.

Kalau anda ada GPS, google map pasti gak sulit, di Pacet juga pemandian Padusan ini sangat populer dan banyak petunjuk jalan kesana. Tanya2 orang di jalan juga semuanya tau.

Makan pagi di daerah Pacet ini agak sulit, anda bisa makan pagi di Padusan, tapi pilihan terbatas, warung2 kecil saja, jagung bakar, rawon, dan semacamnya.
Anda juga bisa mencari warung disepanjang jalan, Kalau anda lewat Porong - Mojosari ada warung Lumintu di depan kompleks tentara (saya gak ngamati itu kompleks apa, Brimob, Artileri atau apa saya tidak mencermati). Warung Lumintu buka 24jam...



Sampai di Padusan, ada loket karcis, bayar 7500 per orang. Anak2 kecil (balita) gak dihitung.
Parkir di Padusan itu ada 'kewajiban' mobil anda akan 'dimandiin' kasih aja petugas yang mandiin rp. 5-10 ribu gak protes.


Di dalam kompleks padusan, anda naikin saja mobil terus ke atas, nanti ketemu kantor TOS dan anda bisa parkir mobil didekat situ, daripada parkir di 'parkiran bawah' dan jalan kaki ke atas, lumayan 400-500m an.




Rafting :

Lapor, ganti baju, pakai jaket dll, ritual yang umum untuk rafting...
Anda akan diberi wedang jahe yang nikmatt sebelum berangkat menuju titik start.
Dari kantor TOS ke titik start, anda akan naik L300 bak terbuka, hahaha... sama saja lah, mau Pekalen, mau dimanapun anda akan naik kendaraan 'massal' seperti ini. Dan justru ini salah satu keasyikan rafting.


Anda turun kira2 500m sebelum titik start, di sebelah peternakan ayam hahaha... agak bau tapi ya kesempatan bagi anda yang belum pernah lihat bagaimana sih peternakan ayam itu...
Udara seger sekali... waduh memang beruntung banget orang-orang yang tinggal di pegunungan ini...


Jalan kaki lewat perumahan penduduk, kemudian mulai masuk ke jalan setapak dan lereng bukit.
Disini yang jalannya agak sulit, tapi kalau udah biasa trekking mah ini gak ada apa-apanya, masih ada pegangan dari bambu, dan jalan sudah dibentuk ditata cukup mudah.
Saya anggap normal lah jalan dari lokasi mobil ke titik start semua ya seperti ini kecuali di Bali dan lokasi2 lain yang sudah lebih lama dan terkenal :D.

Obech pun juga akan start di lokasi yang berdekatan, istirahat dan finish di tempat yang berdekatan :D.
So, kurang lebih dua operator ini tidak akan terlalu jauh berbeda. Sungai sama (Kromong), start, istirahat, finish di sepanjang sungai yang sama.




Pilihan Paket :

TOS dan Obech punya 3 trip di Sungai Kromong ini.
Tos memakai istilah Mahameru, Arjuna dan Welirang untuk 3 jenis trip yang dimilikinya.
Mahameru sekitar 3 jam, Arjuna dan Welirang bagi saya tidak terlalu berbeda, cuman Arjuna ada Dam setinggi 2-3m (mirip dengan Pekalen atas). Welirang masih ok lah buat anak kecil (Balita) yang ingin ikut rafting. Walaupun tetap ada resiko kepental dari perahu lho ya :D.
Yang jelas untuk anak-anak, si operator akan menempatkan 2 orang pemandu dalam satu perahu, satu di depan satu di belakang.

Karena Arjuno dan Welirang kurang berbeda, saya akan menganjurkan kalau bisa ambil saja Mahameru atau Welirang sekalian, jangan nanggung :D.
Tapi ada pertimbangan2 lain... silahkan baca terus dibawah...


Mahameru (paling panjang) dijual dengan harga 225 ribu per kepala, Welirang (paling pendek) di 125 ribu.
Semua trip akan fisnish di lokasi yang sama, jadi trip Mahameru akan melewati dua trip dibawahnya, Arjuno akan melewati trip Welirang dst.



Karakter Sungai Kromong, Pacet :

Semua pilihan trip diatas karakternya mirip, hanya saja semakin tinggi lokasi start (Mahameru) tentu ketinggian jeram lebih tinggi dibanding yang lokasinya dibawah (Arjuno dan Welirang).
Hanya saja karakter sungai Kromong ini sempit, dan yang harus anda perhatikan benar benar : Dangkal !!
Arus cukup deras (karena sungainya kecil dan dangkal), tapi tidak terlalu masalah karena dangkal, deraspun anda tetap bisa berdiri.

Perbedaan terbesar antara Kromong dan sungai2 lain yang lebih 'suitable' untuk rafting memang terletak disini.
Kalau anda pernah main ke Citarik, itu grade 3-4+ (paling seru) karena arus deras, model jeramnya cukup 'beresiko' perahu terbalik.
Karakter Serayu, Progo, Elo di Jawa Tengah adalah sungai yang 'lebar', dimana Progo modelnya 'banjir bandang' batu2 tidak banyak tapi sungainya betul betul memacu adrenalin... arusnya yang kenceng...hahahaha...

Pekalen di Jawa Timur karakter sungai sempit, batu2 besar, harus pintar bermanouver, tapi dia ada kedalaman sehingga resiko cedera tidak terlalu banyak (mati bisa - kelingker di bawah jeram - tenggelam bisa, tapi bukan cedera).

Nah kalau Kromong di Pacet ini yang berbeda lagi, dia sempit dan dangkal.
Resiko cedera sangat besar... kalau mampus sih kagak, rumah sakit sangat mungkin hahahaha....
Karena lokasi sungai sempit, banyak batu besar, maka perahu gampang sekali nyangkut.
Ini bulan Jan, hujan juga sedang deras-derasnya, tapi debit air sungai Kromong saya bisa katakan tidak sebanyak sungai sungai lain yang sudah lebih dahulu terkenal untuk rafting.

Lihat saja foto2 rafting di sungai Kromong, ada yang aneh ? Kalau anda cermati dengan baik, para rafter tidak membawa dayung !! Itu bukan karena dayungnya sedang 'disimpan' ketika lewat jeram... atau ilang karena kena arus, tapi karena semua orang gak dibekali dayung !!
Gak perlu juga hahahaha... karena perahu sering nyangkut anda lebih sering 'bergoyang dan bergeser kiri, kanan depan belakang, bahkan turun dari perahu untuk meloloskan perahu dari batu ketimbang mendayung untuk menghidari batu. Sudah bisa terbayang bukan ? :D.
Soalnya batunya gak bisa dihindari (sungai sempit), tidak ada pilihan lain...


Akibat semua kondisi ini, saya sempet terpelanting sekali keluar perahu, sampai dengkul dan tulang kering memar dan sedikit berdarah. Jam tangan retak sedikit kemasukan air hahaha...
Yang paling parah BB dan remote mobil kerendem air (dry bag hanyut kelempar dari perahu).
Sampai sekarang BB sedang dikeringkan dan remote mau saya bawa ke bengkel....
Paha sedikit nyeri mungkin karena gerak terus selama diperahu...
Kalau biasanya rafting kita capek karena dayung, capek di lengan, sekarang capeknya di kaki, dan telapak tangan (karena megangin dan narik tali 3 jam...).



Dari jam 9 kira2 jam 12 sudah selesai kembali ke base camp mandi2... kalau mau berendem air hangat juga bisa mumpung udah nyampe Padusan.
Air hangat belerang dan ada tempat bilas nya juga....



Foto2 yang dibeli dari TOS, dikasih harga 250ribu (nego) untuk 174an foto :D.


Di Jeram yang tingginya 2-3m an...





































Baru lolos dari jeram...






































Satya, Yoan dan anaknya yang baru berumur 4 tahun hehehe... yang penting gak takut sama aerr...



Baru lolos dari jeram... Enjoy aja.....
































See you next trip.... ! :D




Update, Mid March 2013, PLEASE READ !!
Akhirnya apa yang saya tulis diatas (tentang bahayanya kali Kromong) terbukti...

Tanggal 12 Maret, sungai ini menelan korban jiwa, seorang wanita bernama Imelda Fridajanti, meninggal saat rafting disini.
Silahkan googling beritanya, tapi yang terlengkap yang (mungkin) tervalid yang saya dapatkan adalah berita dari wawancara dengan keluarga (adik suami) Imelda tentang peristiwa kematiannya.

Ditulisan saya diatas, saya sudah menulis karakter sungai ini sebenarnya tidak cocok untuk rafting, rafter tidak ada yang membawa dayung ketika rafting di sungai ini.
Bahkan water tubing (arung jeram dengan ban dalam bekas), sudah ditiadakan oleh operator sungai...
Resiko cedera karena terbentur batu sangat amat besar...

Berita kematian Imelda, yang sampai saat update ini saya tulis, masih saya coba telusuri apakah ybs adalah teman saya... bisa dibaca disini :

Facebook : Imelda Fridajanti Sanjaya


Saya copas kan beritanya disini :

Keluarga besar Imelda Fridajanti Sanjaya, warga yang meninggal saat rafting di Kali Kromong, Desa Padusan, kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, shock dan tidak percaya ketika mendengar kabar meninggalnya ibu dua anak ini. 

Warga Perum Taman Pondok Jati, Sepanjang ini meninggal setelah perahu raftingnya terbalik ketika rafting bersama suami dan kedua anaknya, Selasa (12/3) lalu. 

Sementara suami dan kedua anaknya terluka cukup parah.

Budi Sutikno, adik kandung Fransiscus Budi Sanjaya (suami Imelda) saat ditemui di Rumah Duka Adi Jasa, Demak, Surabaya, mengaku mendapat kabar meninggalnya kakak iparnya itu melalui telpon. 


Dirinya ditelpon Fransiscus, beberapa jam setelah meninggalnya Imelda. Budi sempat berpikir bahwa telepon tersebut berasal dari penipu yang selama ini marak melakukan aksi penipuan lewat sms dan telpon.

“Saya sempat ndak yakin karena suaranya beda tetapi kok nomornya dia (Fransiscus). Karena saya sebelumnya sering dapat banyak sms dan telepon. Lalu saya tanyakan kenapa, dia jawab meninggal di Pacet karena tenggelam ikut rafting perahunya terbalik. Saya benar-benar terkejut dan tidak menyangka,”  ujar Budi, Kamis (14/3).

Diceritakan Budi  mengutip penjelasan kakaknya, satu perahu rafting tersebut ditumpangi lima orang. 

Franciscus dan Agnes, putri kedua mereka, berada di depan. Sementara Imelda dan Helen, berada di belakang bersama guide (pembimbing).  

Sebelum kejadian nahas itu, perahu rafting yang ditumpangi Imelda dan keluarganya sempat menyangkut di batu sehingga berhenti. Karena posisi perahu rafting tidak bergerak, sambung Budi, guide lantas turun untuk mendorong perahu. 

“Perahunya lantas jalan dan terbalik,” ujarnya.  

Imelda sebenarnya sempat mendapat bantuan pernafasan buatan ketika ditemukan setelah tenggelam terbawa arus sungai. Perempuan kelahiran Surabaya, 6 November 1971 ini juga sempat dibawa ke Puskemas setempat.  

“Pas dibawa kondisinya (Imelda) kotor sekali karena pas kejadian air suanginya keruh. Ada bekas benturan di pelipis kirinya. Kalau pak Fran mengalami luka cukup parah di pinggang dan kakinya, begitu juga Helen,” sambung Budi.  

Dijelaskan Budi, Imelda sekeluarga memang menyukai rafting. Nyatanya, bukan sekali ini mereka sekeluarga melakukan aktivitas naik perahu memacu adrenalin yang kini digemari banyak kalangan ini. Sebelumnya, keluarga ini pernah rafting di Batu dan tempat lainnya. 

“Yang jelas, rafting kemarin bukan yang pertama kali bagi mereka. Saya sangat kehilangan, selama hidup, Bu Imelda orangnya sangat baik,” jelas pria berkacamata ini.

Putri bungsu Imelda, Agnes (10), mengaku tidak ingat kejadian memilukan yang membuat dirinya harus berpisah dengan mamanya.  Sambil mondar-mandir mengamati rangkaian bunga duka cita yang dikirimkan sebagai bentuk empati kepada mamanya, aajah siswi SD Santa Maria ini terlihat sangat terpukul.

“Kejadiannya begitu cepat. Tahu-tahu saya hanya melihat air,” ujar Agnes yang mengalami luka di lengan kanannya.

Ditanya apakah pihak keluarga nantinya akan menuntut pihak pengelola rafting, Budi tidak memberikan penjelasan. 

“Saat ini kami masih berduka, jadi belum terpikir kea rah situ,” ujarnya.

Pantauan Surya (Tribunnews.com,network) di lokasi, beberapa karangan bunga tanda berbelasungkawa berjajar di depan ruangan VIP Adi Jasa. Beberapa diantaranya berasal dari PT Indocement Tunggal Prakarsa TBk dan PD Kurnia Jakarta.


Sumber   : Surya
Reporter : Hadi Santoso




Ok... so Imelda meninggal karena tenggelam, memang, tapi saya yakin sungai 'sedangkal' itu tidak akan bisa menyebabkan orang tenggelam, kecuali dia pingsan atau paling tidak kena benturan yang menyebabkan panik dan trauma...
Pelipis Imelda yang luka, saya rasa menunjukkan bahwa ada benturan cukup hebat di kepala....

Satu hal lagi yang membuat saya cukup miris (memang tidak saya tuliskan sebelumnya...) adalah para guide (saya rasa ini bukan hanya dari TOS saja ya...) adalah para mahasiswa or pelajar yang baru lulus sekolah setara SMA dan mereka hobi rafting, dan dengan bekerja di operator rafting, at least mereka bisa bermain rafting dengan 'gratis'.
Ini terlihat dari cara bicara, cara guiding, kekurang dalam dalam membuat keputusan, dan dari diskusi dengan mereka.
Kesan bahwa memang mereka bukan para profesional yang khusus bekerja di dunia rafting sangat kental saya bisa rasakan.
Dan tidak hanya satu atau dua orang tapi mungkin bisa saya katakan 1/2 lebih dari guide or skipper (istilah di rafting) masih sangat muda dan baru saja bekerja.

Tidak ada yang harus disalahkan... tapi memang materi tenaga kerja sekarang memang ciri-cirinya demikian...
Suka pindah2 kerja, lompat sana lompat sini, masih sangat muda sudah mulai bekerja dan kurang bersungguh sungguh menekuni satu bidang pekerjaan.

Diakui kah ? :D.

Kemudian juga mana sih wisata di Indonesia yang berani 'mahal' ?
Semua maunya 'murah' murah dan murah... memaksa para pebisnis harus memutar otak untuk bisa mendapatkan pelanggan.
Saya merasa TOS hanya salah satu 'contoh' saja, mereka kebetulan sedang sial... tapi standard keamanan di Indonesia memang payah, karena banyak pelanggan yang 'pelit' dan berani ambil resiko, semua orang terpapar resiko yang sama....

Demikian dilematikanya...



Cheers up all !!,
Imelda, God Bless,
Lets Raft !!











Wednesday, January 9, 2013

Renungan : Tanda-tanda orang semakin Tua...

Sambil ngobrol ringan di perahu dalam perjalanan ke Pulau Menjangan, hari sabtu - minggu lalu (5-6 Jan 2013), ada salah satu materi becanda tentang ciri-ciri orang menjadi semakin tua...
Sebenarnya materinya disampaikan waktu itu murni untuk bergurau, tapi entah kenapa jadi bahan pemikiran saya juga dan akhirnya saya gak tahan ingin sharing disini :D.

Pak Hanafi, yang memulai joke ini bilang : "Orang semakin tua, itu ciri-cirinya 5B" (walaupun sebenarnya kita bisa aja bikin menjadi 10 atau 15 B juga hahahaha...)
Dimulai dari atas sampai ke bawah.....

B yang pertama : Rambut jadi Brodol. (Brodol, bahasa jawa, artinya rontok).
Sehingga kepala jadi Botak.

B yang kedua : Otak jadi Bebal.
Artinya sulit berpikir, sulit berubah, sulit diberi tahu, sulit menerima pendapat orang lain.

B yang ketiga : Mata jadi Buram.

B yang keempat : Mulut jadi Bawel (bahasa jawa, artinya cerewet, suka ngomong...).
Emang kalau diamat-amatin, usia 40 tahun keatas, lebih dekat ke 50an, orang relatif lebih suka bercerita, mengenang masa 'jaya' nya. Suka menyatakan 'salahnya adalah', 'seharusnya begini', 'saya dulu begini dan begitu'....

B yang kelima : Perut jadi Buncit

Kita bisa kembangkan sendiri ke ciri-ciri fisik yang lain,
Punggung Bungkuk, Kaki Bengkok, Organ seksual jadi Busung (bahasa jawa, seperti petasan, gagal 'meledak') dst...
apa lagi kalau B yang dipakai itu bukan kata dasar tapi awalan, misalnya awalan 'Ber', walah bisa banyak sekali kembangan-kembangannya...
Tangan Bergetar, Kalau jalan Bertongkat, sukur sukur kantongnya Berduit dst dll dsb...


Walaupun becanda, tapi 2 hal yang saya ingat betul2 dan cukup menggelitik saya adalah Bebal dan Bawel...
Bebal saya rasa sebagai efek dari comfort zone... bertahun tahun dengan kebiasaan yang monoton, menghasilkan karakter yang sulit untuk berubah, sulit mengikuti perkembangan jaman dan sulit menerima cara pandang orang lain...

Bawel, selain dari efek psikologis, karena fisik semakin lemah, posisi di kantor semakin tinggi, di rumah punya anak, istri, pembantu, sopir dll, jadi lebih suka menyuruh orang, lebih menjadi 'bos' atau 'god father'.
Apalagi kalau ada 'post power syndrome' ada 'kegagalan' atau kurang dihargai keberadaannya.
Bawaannya jadi kepingin ngomonggg terus... segala macem dikomentarin... segala hal dicacatin...
Kalau nggak ngomentarin yang jelek, dia ngomong tentang dirinya sendiri... masa masa 'jaya' nya dulu...

Mungkin semakin tua, semakin kita gak ganteng, gak cakep, semakin kita 'minder' dan karenanya kita 'membual' akan kemampuan kita, semakin gampang mengkritik (padahal kita sendiri tidak pernah mampu mencapai hal tersebut), semakin banyak melakukan analisa tapi tidak berani bertanggung jawab untuk melakukan action...
Kita berusaha 'mempesona' orang lain dengan cara bicara kita, seolah olah kita mampu melakukannya, seolah olah kita sudah ahli disana,
Jadi 'menghibur diri', bukan dengan prestasi, bukan dengan tindakan, (karena sudah gak mampu, sudah 'lewat' masanya dll...)

Saya pikirkan sendiri, ternyata guyonan ini ada benarnya...
Sambil mewanti wanti diri sendiri, semoga gak seperti itu.
Botak, Bolot, Brodol, Buncit dll saya bisa terima, itu alamiah, hormonal, tapi kalau jadi Bebal dan Bawel, semoga dijauhkan.... :D.


thanks sudah membaca... kalau ada tambahan silahkan ditulis ya di comment dibawah....
cheerss up....





Thursday, January 3, 2013

Trip Report : 25 Des 2012, Sendang Biru - Sumbermanjing Kidul (Malang Selatan)

Butuh waktu lama untuk nulis trip report yang ini...
Karena ada 'musibah' di trip ini, kamera kesayang kemasukan air... dive 1 lagi, jadi gak sempat bikin banyak foto...
Juga karena banyaknya acara di akhir tahun, kewajiban kantor dan acara2 lain :).

Trip yang dimaksudkan sebenarnya untuk celebration Natal (Dear Lord Jesus and Me...), menjadi agak menyedihkan dengan matinya sang kamera andalan...
Sekarang kamera lagi berusaha diperbaiki, semoga berhasil / gak mahal maksudnya, diperbaikin sih pasti bisa aja kalau semua elemen diganti, tapi khan ya mahal hehehe...

Berangkat dari Surabaya, cukup jam 2 pagi saja, dengan kondisi liburan yang jalanan cukup padat, jam 4 sudah sampai di Malang, langsung lanjut ke Sumbermanjing dan Sendang Biru lewat Gadang (tapi kita lewat jalan di sebelah timur yang sejajar dengan Gadang).


View Larger Map

Butuh sekitar 2 jam karena sempat berhenti tidur sebentar dan buang air, untuk sampai di Pantai Sendang Biru....

Jalan Raya Sumbermanjing ke Sendang Biru, Malang Selatan.
Agak sulit kalau papasan 2 mobil, tapi masih nyaman dan layak untuk kendaraan mobil / motor.



Sampai disana jam 6 pagi sudah terang, matahari dari kiri, (timur), pantai menghadap ke selatan.
Di depan kita persis adalah pulau Sempu dengan Segara Anakan yang banyak juga dikunjungi wisatawan.

Tidur istirahat sejenak, foto2 pemandangan... jam 7 baru kita mulai start persiapan.
Pengunjung masih sepi, mobil masih bisa dihitung dengan jari....
Ternyata nanti jam 2 siang, tempat ini sudah jadi kayak cendol, rame buanget... hahaha... jadi gak enak hati pakai kostum yang 'aneh' begini (pakaian selam).


Parkiran Sendang Biru.... pagi pagi masih lenggang...

























Toilet dan Mushola.... toilet ini akan sangat penuh sesak sore hari waktu pengunjung mau pulang....
Kalau pagi pagi begini gak ada masalah sama sekali...


Pemandangan kapal2 yang berlabuh di pantai Sendang Biru, di depan adalah Pulau Sempu, jarak selat
antara P Sempu dan Pantai Sendang Biru hanya 100-150m saja...






























Pantai Sendang Biru... di waktu pagi...











Pantai Sendang Biru... pagi-pagi nelayan merapat membawa ikan ke pantai...




























Saya berangkat bersama Dicky, kita memilih pakai sampan tradisional dengan memakai dayung...
Kalau anda sudah terbiasa outing, boleh coba dengan sampan, tapi kalau enggak, mending pakai kapal nelayan dengan motor tempel saja...
Walaupun lebar selat cuman sekitar 100-150m saja, tapi kalau mendayung melawan arus, apalagi abis diving, cukup menguras tenaga juga hehehe... Apalagi kalau panas terik....


Dicky.... sang skipper....











































Jadi Santa Claus.... eh Rudolph....



















 Pemandangan selat Sempu diwaktu pagi....


ke arah Timur (kiri dari pantai)




ke arah Barat (kanan dari pantai), di tempat banyak perahu bersandar itu juga letak parkiran mobil.












Kita langsung dive di pantai pulau sempu, jadi harus nyebrang dulu, mengayuh sampan sekitar 15-20 menit saja, tenaga masih banyak jadi lumayan cepet hahaha...

Oh ya, makan pagi, gak ada warung buka di Sendang Biru, jadi lebih baik bawa roti dari rumah atau makan di warung warung sepanjang jalan dari Malang ke Sendang Biru.
Sayangnya memang pilihan gak banyak... paling banyak adalah warteg dan warung menjual bakso dan Mie ayam.... :D.
Gak salah juga kalau Malang disebu "kota bakso".



Kita dive 2 kali, lokasi tidak ada namanya, tapi letaknya lebih ke barat (kiri) dari pelabuhan sendang biru.
Ada pohon tumbang yang menjorok ke laut.

Secara umum tutupan coral di Sendang Biru / Sempu ini sangat menyedihkan, coral rusak semuanya, dan dibawah 6m sudah pasir. Jadi coral 5m an hancur dan dibawah 6m sudah tidak ada coral lagi. Pasirr...

Dive 1 terjadilah malapetaka itu, di menit 50, tiba-tiba layar display kamera ngaco... saya langsung curiga kalau ada air masuk, beneran, ternyata air masuk sekitar 1cm dalam casing WP-DC 34 saya.
Untung kedalaman sudah di sekitar 5m an, saya langsung naik ke atas, ke perahu dan membuka casing UW untuk mengeluarkan air dan kamera.
Battery saya copot dan semua dimasukkan dalam container plastik. sambil berharap masih bisa hidup lagi :(.
Harapan tipis, tapi ya sapa tau :).


Sebelum kamera meninggal dunia, ada beberapa shot yang lumayan pantas untuk disajikan disini...
enjoy :).



Banded Shrimp....








Banded shrimp ini banyak ditemui di sini.
Puffer fish, yellow, horned, tiger, bermacam-macam puffer fish bisa dtemui disini.
Jadi walaupun tutupan coral payah, tapi biota macro nya ternyata mengejutkan sekali.
Saya juga sempat melihat gunnard, eel (white, black dotted), bahkan frog fish warna hitam !
Blue ribbon eel, dan beberapa scorpion dan lion fish...

Sekali lagi maaf, gak bisa nunjukin foto ;P.

My best shoot for this dive... Scorpion fish dengan Subsee +10


Sea Pen.... violet....




























































Transparent anemone shrimp di bubble anemone...




Yang agak menyayat hati...
Saya sedang berusaha memfoto christmas tree yang nempel di koral ketika kamera 'mbrebet', maksud hati ingin memberikan kado natal buat temen-temen semuanya...
belum sempat dapat focus yang bagus, kamera koit...

anyway...

Ini foto christmass tree terakhir yang dibuat dengan G12,



























Have a Merry Christmas Everybody !! :D....





nb, last dive of the year adalah di tanggal 30 Des 2012, Pasir Putih :).
Kali ini betul betul no photo :(.

Next dive, and first dive 2013 adalah Menjangan, 5-6 Jan 2012. Semoga ada fotonya hehehe...