Search This Blog

Friday, December 30, 2011

Bagaimana Memilih Strobe dan Sync Cable nya, Under Water Camera System

Saya bukan seorang profesional fotografer apalagi UW (Under Water) fotografer, namun saya ingin mencoba menuliskan hal-hal yang saya anggap penting dan seharusnya akan sangat berguna bagi teman-teman yang sedang berusaha mengenal lebih dalam tentang UW photography.
Ijinkan saya menuliskan perjalanan saya dalam mempelajari UW photography di blog ini...


Beberapa informasi mendasar tentang UW photography :
1. Strobe (External).
Strobe bagi seorang fotografer UW adalah hal yang bisa dikatakan 'wajib'.
Internal Flash (yang built in / integrated pada kamera anda) memiliki banyak kelemahan, selain kekuatannya yang terbatas, juga posirinya yang dekat dengan lensa menimbulkan kemungkinan efek back scatter yang besar.
Further reading about backscatter : http://www.uwphotographyguide.com/backscatter-underwater

Penempatan dan penggunaan Strobe yang tepat bisa membuat foto menjadi dramatis.
Misalnya dengan bukaan kecil (f stop besar) kita bisa membuat background menjadi gelap dan hanya bagian yang terkena strobe yang menjadi inti dari foto kita.
Jika strobe ditempatkan di belakang atau di samping object kita bisa membuat benda teriluminasi, seolah-olah transparent dan memancarkan sinar. Object juga bisa mendapatkan 'kedalaman' untuk efek 3D nya.
Demikian sekelumit teknik yang bisa digunakan dengan menggunakans trobe.

Penggunaan strobe yang pas juga bisa menghilangkan efek 'blueish' pada foto yang ditimbulkan karena ketiadaan sinar matahari di kedalaman (diatas 10m).

Merk dan type strobe yang terkenal dan biasa dipakai di Indonesia :
Ikelite : DS51, DS161, DS200,
Sea n Sea : YS-01, YS-02, YS-110a, YS250Pro, YS-D1 (new since Nov 2011 @DEMA)
Inon : S-2000, D-2000, Z-240 (type 4, 2012).
Olympus : UFL-1 dan UFL-2.

Beberapa merk alternatif lain yang bisa dicoba namun harus membeli di Singapore atau Hongkong :
Intova, UltraMax dan Sunpak.



2. Synchronization system (Sync Cable, FO Cable, Optical Slave etc).
Sinkronisasi antara Camera dan Strobe ternyata bisa jadi pembicaraan yang amat panjang dalam UW photography...
Pada intinya teknologi kamera terkini memungkinkan adanya 3 jenis sinkronisasi :

* Slave, manual.
Strobe diatur kekuatannya secara manual, triggernya saja yang disinkronisasi dengan internal flash di kamera. Setting seperti ini bisa wireless atau bisa juga dengan kabel FO (Fiber Optic) (disebut juga Optical Slave).
Pocket kamera dan strobe2 kelas menengah kebawah biasanya menggunakan sinkronisasi jenis ini.

* sTTL atau DS-TTL atau disebut juga Optical Sinchronized TTL atau Simulated TTL.
Strobe diatur kekuatannya sudah dengan teknologi TTL (Through The Lens).
Untuk mengenal TTL silahkan baca link berikut : http://www.moosepeterson.com/techtips/flash.html

Simulated TTL dikatakan demikian karena strobe menirukan internal flash dari kamera.
Strobe harus diatur sehingga ketika internal flash mengeluarkan pre-flash, strobe juga mengeluarkan pre-flash. Kamera akan menganggap cahaya yang dikeluarkan oleh strobe sebagai cahaya yang dikeluarkan oleh internal flash nya, dan kemudian mengatur exposure nya berdasarkan cahaya pre flash dari strobe tersebut.
Kemudian ketika flash dipicu, maka Strobe juga akan mengeluarkan cahaya.
Perlu diketahui bahwa pada sTTL kekuatan cahaya dari strobe biasanya tidak dapat diatur secara otomatis, namun yang diatur hanyalah lama menyalanya. Ketika flash internal padam, begitu pula strobe juga akan off.

Kekuatan cahaya biasanya diatur oleh pemutar / knob manual yang ada pada strobe anda.
Ini sama dengan memberikan kompensasi pada flash internal anda, yang biasanya juga dilakukan secara manual / setting.
Tiap Strobe memiliki pencacah / step sendiri-sendiri, ada yang antara minimal power dan maximum power dibagi menjadi 10 step, 6 step, atau bahkan full analog (tanpa step) seperti YS 01 dan 02.


* eTTL (Canon) atau iTTL (Nikon).
Dibandingkan sTTL maka TTL yang ini adalah yang tercanggih (baca : paling otomatis), dimana strobe akan dihubungkan ke hot shoe dari kamera, kamera masuk ke mode TTL dan strobe dikontrol sepenuhnya oleh kamera baik kekuatannya maupun timingnya dikontrol oleh kamera anda.
Koneksi ini sama seperti memiliki Strobe darat, dimana strobe anda terkoneksi lewat hot shoe di kamera anda.
Untuk melakukan mode ini, dibutuhkan tambahan mekanisme yang disebut dengan 'Sync Cord' (synchronizing cord) yang sebenarnya berfungsi untuk menghubungkan secara electrical Strobe anda dan Hot Shoe kamera anda.
Walaupun eTTL atau iTTL ini menyediakan banyak kemudahan namun biasanya tetap tidak menghilangkan kemungkinan kekuatan strobe bisa diatur secara manual.

Kamera-kamera yang lebih canggih biasanya memiliki option di setting manual dimana anda bisa memilih untuk mengaktifkan atau tidak mengaktifkan TTL.
Namun ada juga kamera yang tidak memungkinkan melakukan TTL di mode manual.


Pro and Cons....
Walaupun eTTL / iTTL adalah sinkronisasi paling canggih, namun banyak yang menganggap koneksi ini memiliki kelemahan, terutama pada Syn Cord port (terletak di casing UW camera) yang sering flooding sehingga membuat kegagalan system (fatal !).
system eTTL biasanya digunakan kamera DSLR yang di dalam air, internal flash tidak bisa dinyalakan (flash tidak bisa pop up, gak muat di casing nya...) karenanya jika Syn Cord port kemasukan air, strobe sudah mengalami trouble. Tidak ada lagi cara sinkronisasi Strobe dengan kamera.

sTTL dan Slave system, jelas memiliki kekurangan dimana masih banyak pengaturan yang mengandalkan manual, namun toh eTTL / iTTL pun biasanya tidak akan lepas dari pengaturan manual.
Sehingga sTTL oleh banyak UW photografer masih dianggap sebagai system yang ideal, kalau strobe gagal, masih ada internal flash yang bisa memicu strobe lain nya di model slave.
Atau kalau kabel FO bermasalah, sTTL memungkinkan diperbaiki di bawah air, atau diubah menjadi wireless Slave system.

Beberapa fotografer Profesional masih memandang pengaturan full manual (tanpa TTL) sebagai pilihan terbaik karena keleluasaan berimprovisasi.


Perbedaan antara Pocket System dan DSLR System
To be added later :).


3. UW Casing.
Casing untuk UW umumnya berpasangan dengan kamera masing-masing.
Misalnya Casing UW untuk G12 bisa dipakai untuk G11 tapi tidak bisa dipakai untuk G9.
Casing UW untuk Nikon D60 khusus hanya untuk D60 / D40 / D40x saja, dst.

Manufacture UW Casing ada beberapa yang aktif dan punya banyak penggemar di Indonesia.
Canon, membuat casing UW untuk kamera-kameranya, biasanya diberi nama "WP-DC" (plus kode angka). Harga biasanya yang termurah di antara manufacturer lain.
Kelemahan umumnya pada materi yang dari plastik dan seal yang kadang kurang pas.

Ikelite, salah satu pembuat casing UW yang terkenal, menyediakan banyak model untuk banyak tipe kamera. www.ikelite.com. (Kode DS ....).
Agen ikelite di Indonesia adalah Divemaster (www.divemasters.co.id).
Anda juga bisa membelinya dari Singapore dan Hongkong.

Olympus, membuat casing, strobe, dan tray system untuk kamera-kamera nya sendiri, biasanya berkode "PT-" (plus kode angka). UW system olympus terkenal compact, powerfull, namun harganya relatif lebih mahal dibanding system dari Canon.
alternatif Under Water Casing untuk Olympus XZ-1 : www.acquapazza.jp/en/

Sea n Sea, dari USA, membuat casing, strobe untuk banyak tipe kamera. www.seaandsea.com. Terkenal karena strobe nya yang powerfull (kode YS-...)

Toko penjual Sea n Sea di Indonesia adalah Divemaster (www.divemasters.co.id).


Keempat merk diatas adalah merk2 yang normal beredar di Indonesia, masih ada merk2 lain yang masih agak sulit mencari barangnya di Indonesia, 10bar, aquatica, nauticam dll.



3. Tray System and Accesories.

Cukup banyak pilihan, tray system
(information will be updated soon)

Accesories yang bisa dipakai :
Wet Lens : untuk menambah kemampuan memfoto baik Wide Angle maupun Macro.
Salah satu alternatif murah untuk wet lens macro adalah dengan menambahkan 'kaca pembesar' atau lup tentu saja harus DIY alias 'Do It Yourself' mode on :).
Focus Light : untuk membantu focus di kondisi minim cahaya, ada focus light yang secara otomatis dapat mati sendiri ketika flash menyala sehingga meniadakan 'hot spot' di hasil foto.
Pointer : untuk membantu mengarahkan hewan2 yang akan difoto :p, menahan tumbuhan-tumbuhan yang menghalangi foto, juga untuk mengaitkan diri kita di karang, memudahkan memfoto walaupun ada arus.



Perawatan underwater housing : http://www.divephotoguide.com/getting-started-with-underwater-photography/underwater-camera-maintenance/
Sorry saya masukin sini karena gak sempat bikin thread khusus hehehe...
Disitu anda bisa melihat bagaimana cara merawat o-ring, groove tempat o-ring dan juga push button yang ada di kamera tsb.


Daftar penjual peralatan Under Water (kamera, strobe, casing, tray dll) online dan rumahan di Indonesia :
Bpk Andy Chan : www.oceanpixel.net : Lokasi : Jakarta - Bali : +62-818-637638. Barang : tray system, strobe Sea n Sea, Inon. Housing Canon, 10bar, Olympus.
Bpk Ricky Tan : Lokasi Jakarta : +62-8181-35586. Barang : Ikelite, Sea n Sea housing, Strobe Sea n Sea, Inon, tray system.


Perlu Battery AA rechargeable yang bertenaga ? Enelope XX Solusinya !


Good website for Underwater Photography :
http://www.divephotoguide.com




+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-

Wednesday, December 28, 2011

Pencerahan : Soft Skill


Soft skills



Eileen Rachman & Sylvina Savitri

‘Soft skills executive coaching”

Dalam tim atau organisasi yang berhasil dan sukses, hampir bisa dipastikan bahwa ada pemimpin yang hebat di situ. Begitu menariknya kita mendengarkan bagaimana para CEO dan pemimpin ini menginspirasi, (jadi tugas CEO dan pemimpin memang adalah ‘menginspirasi’ bukan mengerjakan pekerjaan anak buahnya yang macet J, Rz) sehingga kita sesungguhnya tidak pernah kehabisan bahan untuk belajar dari berbagai “success stories” mereka yang di angkat oleh media. 

Hal yang kerap membuat kita tercengang adalah melihat kapasitas total seorang pemimpin sukses dibandingkan dengan kapasitas fisiknya. Ada CEO yang sudah memanfaatkan ginjal dan lever orang lain, ada CEO yang menjalankan peran kepemimpinan dengan berkursi roda, ada pula CEO yang mengupayakan agar selalu bersuara keras karena ia menyadari badannya kecil. Semua pandai, memiliki kejagoan teknis atau “hard skills” yang kuat, namun tidak satu pun yang tidak menyatakan bahwa mentalitas dan kebesaran jiwalah yang menyebabkan mereka survive. Keterbatasan fisik tidak pernah dijadikan alasan untuk menghalangi keberhasilan.

Di lain pihak, kita juga bisa menyaksikan pimpinan atau CEO yang biasa-biasa saja alias melempem. Mereka tidak kalah pandainya, banyak yang memiliki “tongkrongan” keren, tetapi tidak mengeluarkan aura ‘get things done’-nya dengan keras, (karakter pemimpin : get things done !, Rz) bahkan tak mampu mengkolaborasikan tim satu dengan yang lain. Perbedaan yang kelihatan dari para CEO sukses adalah pencapaian sasaran perusahaan dilakukan dengan penuh semangat oleh para karyawannya, sementara CEO yang kurang sukses biasanya memimpin karyawan yang kurang ‘happy’ dan seringkali tidak kuat kerjasamanya. 

Kita lihat bahwa apapun bentuk organisasi yang dipimpinnya, seorang pemimpin bertanggung jawab terhadap terciptanya lingkungan yang memungkinkan karyawannya untuk bersinergi dan “excel” dalam pencapaian targetnya. Tidak heran bahwa dalam cerita sukses para CEO, mereka selalu menekankan ‘soft skills’ sebagai modal untuk bisa bekerja efektif, melampaui keadaan, bahkan mengatasi berbagai hambatan. Bila ‘softskills’ ini sedemikian penting, kita tentu perlu mengevaluasi bagaimana perangkat pengukuran kinerja di tempat kerja kita.

Masihkah kita berpatokan pada pengukuran kinerja yang semata berorientasi “hardskills” seperti pencapaian sasaran dan Key Performance Indicator, tanpa mementingkan penularan spirit dan semangat yang positif?



Tanda Kematangan

Dengan kecepatan jalan bisnis, serta sengitnya persaingan, sikap pemimpin atau profesional yang menunjukkan “I have the right answer”, benar-benar tidak efektif. Seorang ahli bahkan menyatakan bahwa sikap ini hanya boleh diperlihatkan oleh seorang mahasiswa. Di tempat kerja, kita perlu bersikap “I can help make this work”, dengan mempertimbangkan sumber daya yang ada, office politics, serta segala agenda yang dimiliki pihak-pihak lain. Tidak heran bila pemimpin yang masih sering bersikap “I’m OK, you re not OK”, merasa diri paling pintar dan paling benar, akan sulit untuk membawa organisasinya berprestasi “beyond average”.

Kesuksesan dalam bisnis sama sekali tidak terletak pada bagaimana mendapatkan jawaban yang tepat, namun lebih pada memastikan gerak roda bisnis bergulir dengan lancar. Ada perusahaan yang seolah jalan di tempat karena para karyawan sampai pada direkturnya tidak menunjukkan ‘rasa memiliki’ yang disebabkan pucuk pimpinannya kurang bisa bersikap asertif. Bila pemimpin sungguh-sungguh ini menciptakan “success stories”, ia memang perlu menciptakan dan menjaga baik-baik atmosfir di perusahaan. 

Bila ada pihak yang sudah mulai tidak melaporkan kejadian-kejadian penting, tidak menyatakan pendapatnya, tidak bisa menolak hal yang sebetulnya merugikan perusahaan, atau bahkan menunjukkan sikap ‘walk out’, maka pimpinan perlu bersiaga satu dan mulai menelaah kembali praktek-praktek komunikasi yang dikembangkan. Selain melihat angka pertumbuhan, memelototi indikator pencapaian finansial, para pimpinan juga perlu meraba-rasa bahwa lingkungan kerja masih diwarnai suasana ‘seru’ dan “asik” di kalangan karyawannya, sehingga karyawan tetap bekerja sama dalam pencapaian tujuan. Atmosfir positif ini semakin kritikal bila perusahaan memang sedang mengalami tekanan, apakah tekanan waktu, persaingan, dikeluarkannya produk baru, ataupun perubahan.



Kepekaan & Respons

Banyak orang yang begitu dipromosikan langsung berpikiran: “saya dapat apa?”. Pada saat itulah orang tersebut mulai ‘invalid’, bahkan mematikan tombol inisiatifnya. Sebaliknya, keinginan untuk membuat tempat kerja kita sebuah tempat yang lebih baik adalah tanda awal yang positif. 
Dengan sikap mental seperti ini kita pasti tidak keberatan menolong orang lain, berusaha menyelesaikan tugas dengan lebih cepat, mengembangkan hubungan interpersonal dan kerja tim yang lebih baik. 
Jadi kekuatan bersikap positif, optimis dan percaya diri bukanlah sekedar bumbu kehidupan bekerja, tapi menjadi sumber kekuatan untuk berprestasi. Kekuatan ini membuat kita mempunyai ‘kontrol’ yang kuat terhadap lingkungan. Sikap “do it yourself” juga sangat terlihat pada figur-figur sukses, yang justru menghilangkan birokrasi, mudah dihubungi, banyak melakukan pekerjaan pekerjaannya sendiri tanpa asisten.

Kita lihat di jaman di mana perkembangan teknologi demikian canggih dan seolah-olah berkejaran dengan otak manusia, ada sisi lain dari kekuatan manusia yang benar-benar perlu diperhatikan dan difokuskan. Kita perlu lebih peka terhadap ‘sense’ dan “respons”, kekuatan sosialisasi, “engagement”, pemilihan kata-kata, interpretasi terhadap waktu dan informasi dengan jeli yang kesemuanya sering tidak dipelajari dibangku sekolah, melainkan di lapangan. Inilah “soft skills”.





+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-

Tuesday, December 27, 2011

Jual Eneloop XX (2500mAh)-Precharged, Harga Bagus Sekali !!!

Langsung saja ya...

Yang minat dengan battery bermutu, bertenaga : Enelope XX, 2500mAh, size AA.
harga : Rp : 115.000,00 COD Surabaya Selatan dan Timur dengan minimum pembelian 2 pack (8pcs). Luar kota bisa dikirim dengan Tiki, JNE dll.

* Harga dapat berubah sewaktu waktu mengikuti kurs !

Informasi sesama pengguna : Battery ini sudah 'precharged', artinya sudah terisi stroom ketika anda beli. (Sudah seperti aki mobil yang 'isi langsung start').
Penurunan stroomnya sangat lambat sehingga walaupun disimpan dalam waktu lama, stroom masih tetap tinggi.
Ketika baru dibeli, sangat memungkinkan untuk dipakai langsung tanpa perlu dicharge.
Tentu saja kalau anda punya waktu untuk charge, lebih baik dicharge sampai penuh, tapi kalau gak ada waktu, langsung sobek packingnya, langsung bisa dipakai !!

Saya yakinkan bahwa ini adalah battery Ni-MH rechargeable yang terbesar capacity nya yang ada di pasaran umum sekarang ini.
Ada cukup banyak merk lain yang memasang angka 2700mAh, tapi saya yakinkan bahwa performance nya kalah jauh dibanding Eneloope XX 2500mAh ini. (juga karena ke-stabilan voltage yang dikeluarkannya).
Hanya tersedia untuk ukuran AA, jika anda membutuhkan ukuran AAA, maka yang tersedia hanya eneloop biasa (warna putih).

Jadi, butuh battery AA rechargeable yang paling tahan lama ? 
Ya Eneloope XX 2500mAh lah jawabannya !


Saya menggunakan battery AA untuk strobe YS02 (underwater Strobe) saya, jadi saya pastikan harus tahan lama !! Biar bisa dipakai beberapa kali dive sebelum diganti dengan batteri cadangan (males dan beresiko ganti battery diantara dive...).
So kalau ada battery rechargeable yang lebih besar kapasitasnya dan lebih bagus kualitasnya pasti sudah saya beli !. Dneloope XX 2500mAh ini sudah terbukti dan sangat recommended !


Penampakan :


feature :

Product : Nickel-Metal Hydride Rechargeable Battery
Product Name : XX(Double X)
Nominal Voltage : 1.2V
Rating Capacity (Typ.) 2500 mAh
Rating Capacity (min.) 2400 mAh
Dimensions 14.35mm (diameter) x 50.4mm (height) [Size AA]
Weight Approx. 30g, Pre charged.




Keaslian barang jangan diragukan lagi, karena memang dari Oct 2011 sampai sekarang barang ini masih belum bisa dipalsu, check komentar2 di Ebay dan Google seperti berikut ini :


Verifications of a Genuine Eneloop XX Needed?
                                             
As of October, 2011, verification of the authenticity of your Eneloop XX is NOT NECESSARY!!
It is proven that Sanyo has done an excellent job on anti-counterfeiting their NEW Eneloop XX while learning from the past!
      (There are some FAKE Eneloop AA/AAA around the world but none of eneloop XX are found FAKE at this moment)
It's a Sanyo insider's story that Sanyo is not releasing the internal technical specifications and designs of their Eneloop XX makes Eneloop XX almost impossible to counterfeit.
Special  anti-counterfeiting re-design on the Anode Cap (Positive electrode) on paper-like materials makes it harder to counterfeit.

Several different packager of eneloop XX were found! These TWO TYPES of PACKAGES are MOST COMMON!
  They are BOTH OFFICIAL as they can be found on different Sanyo official sites like Sanyo Hong Kong and Sanyo US
                       
It's been proven for genuineness, the comments and track records are CONCRETE EVIDENCE!
  You can also take these to your local Sanyo store for verification too!
  If you have doubt, we always recommend you to purchase at your local Sanyo store instead!



Kontak saya disini : http://rizalchristian.blogspot.com/p/contact-me.html
atau silahkan meninggalkan alamat email / nomor HP, nanti saya hubungin...

=_=_=_=_=_=_=_=_=_=_=_=_=_=_=_=_=_=_=_=_=_=_=_=_=_=_=_=_=_=_=_=_

Friday, December 16, 2011

Renang Selat Madura, 11 Desember 2011

Dalam rangka memperingati hari ulang tahun armada RI ke 66 tahun 2011, Koarmatim mengadakan Open house bertajuk "Naval Base Open Day". Berbagai acara diselenggarakan di pangkalan Koarmatim Tanjung Perak.
Ada 2 kapal perang plus 1 kapal rumah sakit yang diperbolehkan untuk dilihat lihat oleh pengunjung umum.
Ada acara sepeda santai, ada acara slalom Moge, dan yang saya ikuti adalah lomba renang menyeberangi selat Madura hehehehe :).

Terdengar menyeramkan namun menantang, dari awal saya memang mengikuti acara ini sebagai uji kemampuan berenang, sekaligus obat penasaran karena lomba renang menyeberangi selat Madura ini rutin diadakan tiap tahun dan baru kali ini saya mendapat kesempatan untuk ikut serta.

Persiapan sudah dimulai sejak bulan October, walaupun saya tau gak akan bisa menang, masuk 100 besar saja sudah sukur :), tapi tekadnya adalah bisa menyeberangi selat tanpa harus ditolong oleh perahu pendamping.
Tiap minggu saya berlatih di kolam Darmo Grand dan sempat diajak Cindy dan Albert latihan di kolam renang koni :). Bulan October saya berlatih 1km non stop, kemudian meningkat jadi 1.5km non stop dan di Bulan November, saya sudah bisa masuk 3km dengan berhenti sebentar tiap 1km. Mendekati hari H saya terus menggenjot latihan, pokoknya tiap kali latihan harus bisa 3km bahkan pernah 4.5km karena informasi beragam yang saya dapatkan tentang lebar selat madura. Ada yang bilang 3km, ada yang bilang 5km, dengan waktu tempuh 20menit - 1 jam.

Lomba dimulai sekitar jam 8 pagi dari ujung Kamal pulau Madura dan finish di bawah patung Jalesveva Jayamahe (Monjaya) di pangkalan Koarmatim. Berikut liputan dari Tv One tentang lomba renang selat Madura :



Pertama datang jam 7 WIB, kami (saya dan teman2 dari A2DC) langsung mendatangi meja panitia untuk mendaftar ulang. Saya dapat 'bola' pelampung nomor 05. Ada P Satriyo, Albert, Choirul, Akbar dan beberapa teman lagi yang dikoordinir oleh Pak Jimmy.
Baru daftar ulang, dapat bola pelampung... thank you mbak Sri buat foto2nya !!

Semua peserta dibawa dengan kapal dari pangkalan Koarmatim, menyeberang ke Ujung Kamal di Pulau Madura. Ada yang naik kapal karet ada yang naik kapal angkut cepat. Saya kebetulan kebagian naik kapal karet :). Lumayan seru, saya jadi bisa meninjau jalur yang akan saya tempuh saat berenang nanti.
$0A

Penyeberangan dengan perahu karet cuman memakan waktu kurang lebih 20 menit saja sampai di dermaga Ujung Kamal.
Semua peserta segera bersiap2 dan melakukan pemanasan.

Kira-kira jam 8:30an WIB kami dilepas secara bersamaan dari Madura. Dimulailah perjalanan 'menyenangkan' ini :).




Kendala yang saya rasa paling berat adalah keruhnya air (very very low fisibility) sampai-sampai saya tidak bisa melihat sesama penyelam yang berenang hanya 1 meter disebelah kita. Bertabrakan, Salah arah renang, arus yang cukup kencang menjadi tantangan tersendiri bagi saya.
Pelajaran yang saya dapat dari sini, adalah pentingnya bisa berenang dengan lurus, penting punya peralatan yang nyaman dipakai, masker gak boleh gampang fogging, snorkel gak boleh bocor, fin gak boleh menyakitkan.
Fin lebih baik pakai yang full foot ketimbang harus pakai booties yang berat.

Kita harus rajin rajin melihat ke sasaran (patung Monjaya) supaya tidak arah. Saya sempat beberapa kali gak sadar berenang mengarah ke Jembatan Suramadu atau bahkan ke arah Madura ! hahahaha... konyol rasanya ketika sudah semangat mengayuh eh ternyata arahnya salah.
Mungkin latihan di kolam itu harusnya dilakukan dengan menutup mata supaya membiasakan diri dengan visibility selat Madura hahaha...

setelah kurang lebih 1 jam, saya lihat saya sudah melewati titik tengah jembatan suramadu, lumayan... dalam hati saya berkata. Semakin mendekati Surabaya, semakin sulit rasanya melihat arah, setiap beberapa kali kayuhan saya harus nongol untuk melihat arah. Masker buram dan cuaca yang berkabut sangat mengganggu sehingga kadang saya harus melepas masker untuk melihat posisi patung Monjaya.

Patung MonJaya (JalesVeva JayaMahe) di Koarmatim

Inilah patung MonJaya yang menjadi tempat finish lomba renang selat Madura.


Setelah kira-kira 1.5 jam berenang, saya sudah merasa sangat dekat dengan pantai Surabaya, tapi langsung saya melihat bahwa saya sudah terbawa arus kira-kira 500 m dari finish point. Sedang asyik2nya berusaha berenang melawan arus, tiba2 kapal karet sudah datang menjemput, "waktu habis" katanya :). Ya sudah lah saya pasrah naik ke kapal karet.

Jadinya renang selat Madura ini : "Berangkat naik perahu, Pulang juga naik perahu" hahahahaha.... ternyata semua anggota A2DC dijemput pakai perahu. Yang paling dekat dengan lokasi finish tentu saja Mas Choirul 'Gundul' yang memang profesinya pelatih renang. Dia dijemput hanya beberapa puluh meter dari lokasi finish.

Pokoknya semua senang, semua selamat sampai kembali ke Surabaya... Choirul sempat kena serempet Ubur-ubur, sempat gatal2 katanya... mungkin ini juga yang bikin Choirul gak berhasil finish hehehehe....

Pak Satriyo alasannya masker bocor, sampai sempet berenang gaya punggung segala hahaha... ok deh pak... pokoknya tahun depan kita coba lagi...

Lomba ini diikuti sektar 375 peserta, terkecil dan terheboh adalah Nadya umur 6 tahun yang juga dijemput kapal dan sempat sekapal dengan saya waktu balik ke Surabaya.
Pemenang lomba ini ternyata membutuhkan waktu hampir 1 jam. 
Saya perkirakan saya sendiri bakal butuh waktu kira-kira 2 jam, seandainya gak dijemput kapal hahaha.... lumayan lah untuk percobaan pertama, semoga tahun depan bisa ikut lagii..... targetnya : FINISH gak dijemput perahu hahahaha...


additional info,
28 Des 2011, Seorang perenang melakukan demonstrasi solo dengan melakukan renang selat madura tepat di pinggir jembatan suramadu dengan kaki terikat.
Peliputan lagi lagi dilakukan oleh TV One dan dipasang di VIVAnews : Perenang menyeberangi selat madura dengan kaki terikat.

Videonya adalah sbb :



Dari video ini baru saya mengerti bagaimana caranya 'melihat sasaran' setiap beberapa kali stroke supaya tidak sampai salah arah :). Oh ternyata begitu toh caranya... IC IC :). Maklum masih amatiran... hehehehe...


+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-