Search This Blog

Thursday, November 20, 2014

Dive Report : Bangsring - Pulau Tabuhan, 1 & 7 Nov 2014

Dari dive terakhir di Bangsring, saya masih sempat dive di Menjangan dan 2x lagi di Bangsring... tapi baru sempat update lagi blog ini :).
Pekerjaan baru membuat update blog menjadi tidak bisa cepat hehehehe...

but trust... there will always be interesting thing di setiap posting.... :D.


2x dive di Bangsring, 2 minggu berturut turut, tanggal 1 dan tanggal 7 Nov membawa catatan yang cukup penting di ingat jika anda ingin dive di Pulau Tabuhan (sekitar 30 menit dengan perahu nelayan dari pantai Bangsring).


So first... Pulau Tabuhan.... letaknya mendekati mulut selat Bali (selat antara Pulau Jawa dan Pulau Bali). Jadi dapat dibayangkan selalu ada potensi arus yang harus diwaspadai, karena arus di selat Bali memang cukup deras). (See my other post about Walacea Line).




























Diving tgl 1 dan 7 Nov sebenarnya ingin eksplore seputar pulau Tabuhan...
I'll be coming back to that in a short moment... but first... about pulau Tabuhan itself :

Ada mercu suar di pulau Tabuhan... agak kecil kalau dilihat dari foto dibawah ini :), mohon maaf....
Pulau Tabuhan sering didatangi snorkler, penjelajah yang ingin menikmati pasirnya yang putih dan airnya yang jernih.
Pulau Tabuhan - Bangsring - Banyuwangi - East Java - Indonesia


Gunung Dieng - Banyuwangi dilihat dari laut


Pak Teguh, dive buddy saya untuk explore pulau Tabuhan :).




















Whip Coral.... at Tabuhan island....



 Berikut adalah dive spot yang saya coba datangi :


 Dive 1 tanggal 1 Nov kami coba lokasi paling aman di Pulau Tabuhan yakni Spot Utara (saya namakan saja demikian, refer ke google map image diatas. Utara (atas, lihat petunjuk kompas di sisi kanan), saya anggap titik paling aman, karena arus disini relatif paling bersahabat, saya masuk sekitar pukul 8 pagi.

Ombak saya rasa cukup besar, membuat kapal terguncang guncang, ombak saya anggap lebih besar dibanding ombak ketika menyeberang dari Bali ke Pulau Menjangan.
Ombak yang besar ini juga menyulitkan ketika berada di permukaan, baik saat akan descend maupun saat menunggu jemputan kapal.

Saya akan mensyaratkan penyelam dengan level minimal Advance dan dive log lebih dari 40 untuk bisa melakukan penyelaman disini. Alasannya bisa anda dapatkan setelah ini....

Di dive spot Utara ini anda bisa temui wall yang tegak lurus. Arus selalu bergerak ke Selatan, usahakan tidak diving di bagian Timur (bagian luar yang menghadap laut lepas) dari pulau Tabuhan karena arusnya cenderung lebih kencang.
Lebih baik diving dibagian Barat (bagian dalam yang menhadap pulau Jawa), ada drift namun relatif tenang dan bisa dikuasai.


Kontur reef bagian Barat ini perpaduan dari wall dan slope, pasir, coral, dengan banyak cave yang membuat tempat yang ideal bagi ikan ikan untuk bersembunyi.

Karena banyak pencari ikan hias disini, maka kita akan menemukan banyak bekas jaring, kail, senar dll yang tersangkut di coral.
Dan sempat bertemu seekor hiu remaja yang cukup friendly dan bersedia masuk dalam video saya, berputar putar beberapa kali sebelum lari ke tempat yang lebih dalam :).

Banyak Perahu nelayan yang mencari ikan hias di pulau Tabuhan

Saya rasa ada alasan tersendiri kenapa tidak ada perahu nelayan yang berani membuang jangkar dan mencari ikan di sisi Timur pulau Tabuhan :D. Perhaps next time kalau saya sudah punya chemistri yang baik dengan tukang perahu, saya akan coba masuk di sisi Timur pulau Tabuhan :D.




Dive 2 hari itu kami coba masuk di sisi Selatan pulau Tabuhan. Garis garis putus menunjukkan arah penyelaman kami. Jam menunjukkan sekitar pukul 10 pagi, arus di sisi Selatan ketika itu sedang mati.

Sebagai catatan, wilayah dangkal disekeliling pulau Tabuhan ini cukup luas dan cukup jauh dari bibir pantai, sekitar 100-150 meter dengan kedalaman hingga 10-12 meter baru kemudian bisa menemukan wall / slope yang lebih curam.


Disisi selatan sini tutupan coral sangat bagus, tapi saya bisa melihat bahwa daerah ini pasti sering dilewati arus yang besar, karena coral cenderung rata, kalau dalam ingatan saya, teksturnya mirip seperti koral di seputar Gili Mimpang atau Gili Biaha di Candi Dasa.

Tapi karena karakternya yang sering dilewati arus ini, membuat tidak ada kapal nelayan pencari ikan hias yang tambat disini. Coral cenderung lebih sehat dan belum rusak.
Walaupun demikian kita tidak menemukan schooling fish yang banyak... entah kenapa...

Kami bertemu Turtle dan Lobster dan beberapa ekor Eel berukuran sedang.










Dive tanggal 1 saya anggap sangat menyenangkan sehingga saya langsung schedule untuk dive kembali tanggal 7 Nov.
Yang perlu dicatat, tanggal 7 Nov adalah 1 hari setelah bulan Purnama malam sebelumnya.
Dan selain saya rasa ombak sedikit lebih besar, juga ternyata arus menjadi lebih besar dari biasanya.

Dive tanggal 7, karena persiapan yang sedikit lambat, kami baru bisa 1st dive sekitar jam 9:30, dan kebetulan saya pilih spot Selatan.

Kesulitan sudah muncul ketika menunggu untuk descend, arus permukaan dan ombak cukup besar sehingga agak sulit untuk menjaga posisi tetap dekat dengan perahu, arus saat itu membawa kami ke utara (eddy current karena arus di barat dan timur mengarah ke selatan).

Kami tercerai berai di permukaan dan di bawah air, kebetulan saya terjebak arus, di kedalaman kurang lebih 20-15 m saya tidak bisa bergerak terlalu jauh, ke atas arus membuang ke barat, menjauh dari coral. ke utara sebentar arus ternyata deras ke arah selatan, ketika saya ikut ke selatan, ada arus eddy yang membawa saya ke utara.

Karena tidak bisa kemana mana maka saya putuskan untuk ascend, lepas dari 10m, arus langsung menyeret saya menjauh dari coral / pulau Tabuhan ke arah Barat. Supaya tidak terlalu jauh terbuang, saya putuskan tidak melakukan safety stop, ascend perlahan dan langsung ke permukaan untuk naik ke perahu.

Saya tahu dari nelayan ikan hias setempat, ternyata arus deras pada jam itu memang tidak terprediksi.
Dia yang seharusnya masih ada 2-3 jam mencari ikan dibawah, terpaksa naik karena arus menyeret selang kompresornya ke atas :). (penyelam ikan hias tidak menggunakan tabung scuba, mereka menggunakan selang dan kompresor yang ditaruh di atas perahu).
Dia mengeluh mulai sakit (yang kemungkinan besar karena DCS) dan berencana melakukan 'recompressi' setibanya di pantai nanti.

Wow... saya baru tahu kalau ternyata penyelam kompresor itu sangat mengerti teori penyelaman dan dekompresi ! Salut sekali !


Dive 2 tanggal 7 Nov kami lakukan di pantai Bangsring...

Pak Hanafi dan Lion fish....




































Hypselodoris sp, karena bukan bulocki dan bukan apolegma :D.















Masih sempat juga sesi pemotretan Malaikat laut :D...

Ruptured Angel.... :D..

See you later !! :D.