Search This Blog

Tuesday, September 21, 2010

Diving Raja Ampat #2, Dive Resort and what can you get from R4 ?

Trip date : 11 Sept - 19 Sept 2010


Ok, sekarang... the diving part...
Sebagai seorang new diver, saya seringkali mendengar tentang keindahan R4, sebuah surga diving selalu jadih bahan pembicaraan diantara rekan-rekan diver saya.

Seorang Instructor bilang pada saya :
"If Wakatobi is the center of the coral triangle (Menado - Bali - R4), then R4 is surely the EYE of it"
catatan : Pemda Sultra mencanangkan Wakatobi pusat dari coral triangle sebagai bagian dari promosi pariwisata mereka, namun slogan ini serasa lebay madu (berlebihan) karena seharusnya R4 lah yang lebih perawan dan memiliki keindahan bawah laut yang terkaya dan terindah di lokasi triangle ini.


Menurut saya diving di Raja Ampat bukan terutama untuk mencari spesies flora / fauna tertentu tapi untuk mendapatkan variasi yang sangat kaya dalam satu kali dive.
Kemudian juga mungkin karena masih jarang ada kota dan manusia maka populasi ikan disini menjadi terasa sangat melimpah dibanding di Jawa atau Bali bahkan Kalimantan atau Sulawesi sekalipun. Sangat mudah menemukan schooling fish, entah barracuda, fusilier, sweet lips dll. Bahkan Bat fish, shark bertebaran dimana-mana.
Ikan-ikan di Raja Ampat juga menurut saya jauh lebih 'fotogenik' dan ramah dibanding ikan-ikan di tempat lain.. hahahaha... begitu ngeliat ada diver, ikan malah mendekat, tidak jarang saya diikuti oleh ikan-ikan koral  berukuran sedang, yang tidak sungkan-sungkan berenang di dekat kita. Mungkin kita disangka salah satu jenis ikan juga. Mungkin karena memang tidak ada (atau tidak banyak) penyelam yang menembak (spearfishing) disini. Mungkin juga karena ada aturan bahwa nelayan hanya boleh mencari ikan diluar 200m dari pantai. Akibatnya ikan ikan jadi sangat banyak dan ramah-ramah hehehehe....


Beberapa foo ikan yang biasanya sulit ditemui apalagi difoto, namun bisa difoto jarak dekat :
Sharky Sharky... from Thea
Puffer Fish from Sandy




Dan yang bikin penasaran abis adalah perubahan warna dan wujud dari Cuttlefish (Cumi-cumi) berikut ini, thanks to Thea yang sudah menceritakan dan merelakan fotonya saya minta :D.
Cuttlefish #1

Cuttlefish #2

Cuttlefish #3, marah, tambah coklat,
sungut berubah bentuk...












Berikut foto-foto hewan dan coral yang endemik di dampier strait :
Schooling Fusilliers
Sweet Lips...
Schooling fishes, such as Trevally.











Wobegong, Hiu Karpet








Wobegong, Hiu Karpet





















Well tidak tahan di-iming-iming, begitu ada paket yang lumayan 'reasonable' (sulit ada paket 'murah' ke R4 hahaha...) saya ambil saja dulu deh, mumpung R4 belum terlalu booming juga, mumpung masih anget keranjingan diving nya hahahaha....

Saya pilih Land Based, karena cukup reasonable harganya dan dengan jumlah dive yang kurang lebih sama (3 dive per hari atau unlimited).
FYI, di masa-masa sekarang ini, penawaran paket LOB resmi untuk 5 - 7 hari diving (hari diving berbeda dengan hari trip dimana anda perlu menghitung hari-hari non diving, misalnya hari perjalanan atau hari non diving sebelum pulang dengan pesawat udara), adalah berkisar 3.000 - 5.000 USD. Ini harga Bule, kalau harga lokal, berkisar 2.000 - 2.500 USD per pax.
Saya sempat dapat penawaran discount di 17j an, namun masih overbudget untuk ukuran kantong saya hahahaha...

Jika anda memilih land based, anda bisa dapat di harga 12 -15j an, kadang lebih, tergantung pilihan resortnya, tergantung lamanya anda stay. Semakin terpencil, semakin mewah resortnya semakin mahal harganya.
Saya ? dapat harga teman, thank you Thea, Pak Joko dari Octopus dive, pelabuhan ratu.

catatan : semua harga diatas include makan selama di kapal/resort, exclude makan selama di kota, exclude biaya penerbangan, airport tax dll, namun sudah include penjemputan dan transfer dari bandara ke kapal/resort.


Kami menginap di Raja Ampat Dive Resort yang terletak di daerah Waiwo.
Yang terletak 10 menit dengan boat dari Waisai (Ibu kota Pulau Waigeo). Bisa juga dengan jalan darat pakai mobil / motor namun jalannya masih belum beraspal.
Waiwo berhadapan dengan selat Dampier (Dampier Strait), di depan resort kita bisa melihat pulau Saonek Besar, pulau pusat pemerintahan yang lama (sebelum pindah ke Waisai).

Berikut adalah foto-foto tentang Raja Ampat Dive Resort
Dock / jembatan untuk kapal,
untuk memudahkan loading unloading
 ke boat, untuk menikmati sunset dll
Salah satu bungalow menginap di Raja Ampat Dive Resort


Bungalow dengan 1 ranjang queen size, selambu untuk menahan nyamuk (tapi nyamuk hampir gak ada kok disini walaupun ditengah-tengah pohon2 tinggi), tanpa AC, tanpa TV, 1 kamar mandi shower type, dan 1 toilet duduk.

Jembatan ini punya kisah unik, karena menjadi tempat satu-satunya di resort ini dimana signal handphone (Telkomsel) masih bisa didapatkan. Kami menyebutnya : Wartel. hahahaha.... dan menjadi tempat berkumpul ketika senja sambil bercengkrama, ada yang menelpon keluarga, bisnis dst.
Usul saya jika bepergian ke Indonesia Timur, kita pakai 2 provider telepon saja, Telkomsel atau Indosat, pro-XL atau provider yang lain-lain dipastikan tewas was was was...

Pemandangan di dermaga Waiwo, Raja Ampat Dive Resort
Pagi Hari... laut tenang....

Sisi lain di pantai Waiwo....

Berikut adalah Dive Center nya, ini ruang penyimpanan alat, tempat mencuci peralatan selam, tempat mencelup kamera, ada shower untuk bilas badan, tempat untuk briefing, tempat ngumpul sebelum diving dll.
Dibelakangnya masih ada ruang kompressor, penyimpan tabung dan wet suit.

Dive Center di Raja Ampat Dive Resort
Thea's Bed.... hehehehe...
Pengorbanan Instructor...






My Bed....





















Berikut adalah boat yang kita pakai untuk pergi pulang ke dive spot :

Boat dan Dermaga di Raja Ampat Dive Resort
Suasana di Boat menuju Dive Spot


Berikut adalah foto pulau-pulau yang mudah sekali ditemui di Raja Ampat.
Hampir semua pulau berhutan lebat.. agak jarang kita jumpai pasir yang landai. Beberapa tempat dengan pasir putih yang landai sudah ada perkampungan atau resort disana hahaha...
Tipical kontur pulau di Raja Ampat
Keong yang empunya Maya's Dream
2 Pulau di depan pantai adalah lokasi
penyelamannya...
Maya's Dream beach @ Waigeo





High Clarity water.... taken during one
of the surface interval
A beautiful small island among so many beautiful ones


Salah satu tempat yang saya rasa menakjubkan keindahannya adalah Maya's Dream.
Selain sebagai dive spot juga sebagai tempat surface interval yang ideal karena keindahannya.
Kita membatalkan dive disini karena arus yang kencang (dan Yefta yang pusing kepala... :D).
Sayang Maya's Dream menjadi Rizal's Nightmare buat saya hahaha... karena kamera Nikon D60 kesayangan saya nyemplung (walaupun cuman sebentar...) karena saking antusiasnya ambil foto
Kelihatannya cukup parah, sampai tulisan ini dibuat, masih belum sembuh, semoga masih bisa sembuh...



Lokasi Dive di Raja Ampat.

Karena lokasi dive resort dan pilihan diving dengan sistem land based, dalam trip yang pertama ke R4 ini saya hanya diving di seputar Dampier Strait. Ada beberapa pusat dive lain di wilayah R4 yang juga sangat menarik yakni kepulauan Wayag di Utara dan kepulauan Misool di selatan. Untuk bisa mengcover semua wilayah R4, pasti pilihan terbaik adalah LOB (dan pastikan jika anda ikut LOB anda mendapatkan coverage hingga Wayag dan Misool).

Wayag sendiri adalah icon dari R4, yang foto-fotonya seringkali dipakai untuk mengiming-iming kita pergi ke R4. (Coba googling dengan 'wayag picture').













Dan Misool juga salah satu icon yang sangat menarik, coba saja check virtual tour dari Misool Eco Resort.
Hanya saya sempat membaca beberapa diskusi yang kurang mendukung diving di daerah misool karena alasan coral variation and poor visibility.

Buku yang saya recomendasikan untuk dibaca sebelum dan saat diving di Raja Ampat. Bisa digunakan untuk memilih dive point di Raja Ampat, termasuk juga mendapatkan kesan dan gambaran apa saja yang bisa kita temukan di Raja Ampat : Dive Indonesia's Raja Ampat, Burt Jones and Maurine Shimlock. Reviewnya bisa anda baca disini.




Disini anda bisa menemukan dive point favorit yang sesuai dengan kebutuhan dan kesukaan anda.
Menjadi hal yang wajib jika anda memilih diving dengan program land based. Jika dapat, buatlah itenerary dive point anda sebelum anda melakukan deal dengan dive center tersebut. Karena sangat mungkin sebuah DC tidak memiliki banyak speed boat dan anda terpaksa harus sharing planning anda dengan group lain. Hati-hati saja planning anda bisa hancur jika anda memilih dive pada peak season.

Anyway... dive point di seputar Dampier Strait sudah cukup variatif untuk memuaskan hampir semua minat anda akan diving. Macro, Muck, Wreck, Wide Angle, Big fishes, Manta, Drift etc.
Tidak salah kalau Max Ammer (dapat dikatakan sebagai founder diving di Raja Ampat), menempatkan 2 buah resortnya di pulau Kri yang ada tepat di tengah-tengah selat Dampier. Sangat strategis karena mudah ke dive point yang strategis disekitarnya. Pulau Waii di selatan, Kri, Mansuar, Koh di barat dan timur, dan dive point lainnya.

Lebih detail tentang dive point, saya sampaikan di ulasan yang lain disini.



**********

Monday, September 20, 2010

Diving Raja Ampat #1, Bagaimana ke R4 ?

Trip Date : 11 Sept - 19 Sept 2010. 

Saya diberi anugerah pekerjaan dan bos yang memberikan banyak kebebasan untuk menjalankan hobi diving ini.... :D.
Plus teman-teman yang demikian baik yang membuat trip ke R4 (Raja Ampat) ini dimungkinkan...
Tulisan ini ingin mensharingkan (seperti sebuah trip log) pengalaman saya ketika bepergian ke R4, karena demikian 'berbedanya' dengan trip di Jawa yang relatif lebih predictable dan manageable.
Satu hal yang perlu digaris bawahi, uncertainty adalah sahabat utama yang harus diakrabi kalau kita bepergian ke arah timur... (lebih timur dari Surabaya atau Makassar).


Ok, lets do it :
Pertama, ticket pesawat....
Untuk ke Raja Ampat ada 4 maskapai penerbangan yang bisa digunakan, entah dari Jakarta, Surabaya, Menado atau Ambon.
Semuanya berhenti di kota dengan airport terdekat dengan R4 yaitu : Sorong.
Bandaranya bernama Domine Eduard Osok. sebuah bandara kecil dibanding Surabaya, Bali, Makasar, namun sudah cukup besar dibanding bandara lain di Papua.
Pesawa boeing 300 yang biasa dipakai antara Jak - Sub sudah bisa mendarat disini.


Pilihan jalur penerbangan dan maskapainya untuk pergi ke Sorong :
semua penerbangan dibawah pp, bisa rute sebaliknya dengan maskapai yang sama.

Surabaya - Makassar : Garuda, Merpati, Lion, Ekspress Air.
Surabaya - Makassar - Ambon - Sorong : Lion Air / Wings Air

Surabaya - Makassar - Menado - Sorong : Lion Air / Wings Air
Surabaya - Makassar - Sorong : Merpati


Jakarta - Makassar : Garuda, Merpati, Lion.

Jakarta - Makassar - Sorong : Merpati.

Jakarta - Ambon - Sorong : Lion Air.
Jakarta - Menado - Sorong : Lion Air / Wings Air.

Menado - Sorong : Lion Air.
Menado - Ambon - Sorong : Ekspress Air.
Makassar - Ambon - Sorong : Ekspress Air.


Biaya : berkisar antara 1j (kabarnya bisa 900 ribu), sampai 1.5j / 1.8j untuk ke Sorong, itupun sudah booking 1 - 3 bulan dimuka, bukan yang dadakan.
Saya sendiri dapet ticket Rp. 1.39j SUB - SOQ dengan Merpati sekali jalan, jadi total 2.8j pp itu dengan pesan 1 bulan di muka.
Lion Air, saya cukup kaget ternyata selalu lebih mahal dari Merpati. Apalagi yang rutenya lewat Menado, selain transitnya lama, juga harganya bisa mencapai 1.8j.


* Catatan : sebagian besar jalur diatas connecting, beberapa tidak (delay waktu bisa 12jam), check dengan agen ticket anda. Kemudian setahu saya hampir semua perbangan ke Sorong perlu ganti pesawat, sehingga perlu check in ulang, namun bagasi bisa langsung ke destinasi sorong.

* Usahakan untuk menggunakan maskapai yang sama (connecting flight), in case ada delay, pembatalan dll. Karena maskapai yang lain tentu tidak mau tau kalau anda terlambat dikarenakan penerbangan sebelumnya.

* Ekspress Air punya kebiasaan men-cancel penerbangan secara tiba-tiba, bisa karena quota penumpang tidak mencukupi atau karena alasan-alasan lain. Hati-hati walaupun jadwal penerbangan ada (misalnya pada hari raya 9-10 Sept 2010) namun bisa serta merta dibatalkan mendekati tanggal tersebut.
Merpati ternyata punya kebiasaan mirip, ada rekan mengalami cancel untuk tanggal keberangkatan 10 Sept (tepat hari raya) dan dipindah ke tanggal 11 pagi, kemudian cancel lagi dan pindah ke tanggal 11 malam.
Selalu siap sedia dan teleponlah kantor maskapainya untuk memastikan jadwal pesawat anda tidak di cancel.

Untuk berangkat dan pulang dari Sorong, saya sarankan untuk menggunakan Merpati, selain murah, ontime, limit bagasi bisa sampai 20kg !! (Limit Bagasi untuk Lion Air : 10kg, Ekspress Air : 15 kg), masih dapat roti dan minum lagi di pesawat hehehehe...
Info yang saya dapat, Lion tidak dapat makan, Ekspress makanannya sepotong dan tidak seenak Merpati.
Selain itu Ekspress dan Lion sama-sama ancur kalau menyangkut jadwal pesawat di Indonesia Timur (pengalaman ke Bau-bau dengan Ekspress, dan mendengarkan jadwal 'pembatalan' pesawat selama transit di Makassar, terutama untuk Lion).


Jangan lupa jika anda terbang dari Indonesia Timur, anda WAJIB check in 2 jam lebih awal, paling tidak bagasi anda dahulu, kemudian anda bisa keluar lagi dan jalan2 di kota, cari oleh-oleh dll.Karena anda harus mengantisipasi antrian penumpang dan sistem check in satu counter (antrian pannjaaang, bagasi biasanya banyak) dan sistem komputer yang masih primitif.


Satu hal lagi yang WAJIB selalu dilakukan adalah rajin bertanya, komunikasi dengan petugas2 maskapai penerbangan anda, juga dengan penumpang dan petugas2 bandara.
Jika petugas check in bilang tidak ada keterlambatan, tanyakan lagi di petugas ruang tunggu. Jika mereka bilang : pesawat sudah ada, pastikan memang secara fisik pesawatnya kelihatan hahahaha...
Kalau petugas bilang bagasi sudah masuk, pastikan bahwa bagasi anda betul2 sudah dimasukkan ke pesawat ! tidak ditunda dengan pesawat 'berikutnya'. Ketika jalan ke pesawat, ketika naik bus ke pesawat, sebelum naik tangga pesawat, pastikan (saksikan sendiri) apakah bagasi anda sudah dimasukkan ke pesawat anda.

Sangat mungkin terjadi kalau semua penumpang membawa bagasi full, atau pesawat yang dipakai adalah pesawat pengganti yang ukuran / kondisinya lebih kecil maka tidak semua bagasi bisa terbawa...
Bisa-bisa sebagian bagasi ditunda ke penerbangan berikutnya atau bahkan baru bisa dimuat keesokan harinya.
Semuanya dilakukan tanpa konfirmasi pada anda lebih dahulu.
(Pengalaman dengan Ekspress Air Jakarta - Bau-bau, sebagian bagasi tidak dibawa, menunggu pesawat siang hari nya, padahal bagasi yang ditinggal semua peralatan diving !, jadi deh kehilangan 1 hari diving... untuk kapal LOB belum berangkat...).
Dan jangan dikira hanya maskapai lokal yang tingkahnya seperti ini, saya pernah naik Air Asia dari KL ke Surabaya dan bagasi baru bisa diambil keesokan harinya.
Bisa dibayangkan marahnya penumpang yang cuman transit di Surabaya atau bahkan akan segera pergi ke kota lain....


Hati-hati sekali karena dengan sistem low cost (baca : cheap) airplane (now everyone can fly, we make people fly dll) anda betul2 bisa terbang namun dengan banyak 'tapi'.... hahahaha...
Selalu bersiap siap dan berjaga-jaga akan kecelakaan-kecelakaan yang mungkin timbul.
Harus bisa membiasakan diri mengalami delay, kadang harus overnight (mungkin harus dibayar dengan uang sendiri !), harus bayar makanan sendiri dll.
Harus siap-siap kalau bagasi tidak terbawa, paling parah kalau hilang / rusak.
kecelakaan-kecelakaan kecil, pindah gate, bagasi tidak muat, saling terombol, saling berebut udah, orang merokok di tempat ber AC, panas keringat, disuruh menunggu tapi tidak dipanggil-panggil, kehabisan tempat duduk di ruang tunggu adalah hal yang biasa terjadi hehehehe....



Porter


Nah ini adalah issue yang cukup besar bagi orang kota jika pergi ke Intim (Indonesia Timur).
Kalau di Surabaya / Jakarta, porter tidak memaksa, maka kalau di Intim, anda akan menemui suasana Jakarta atau Surabaya 10 - 20 tahun yang lalu, Porter 'memaksa' anda harus ada bagasi / barang yang bisa dibawa.
Kadang mereka menaiki / mengikuti mobil anda ketika anda datang, untuk memaksa membawakan barang anda. Jangan berpikir ada trolley hahaha, coba kerja sama dengan rekan seperjalanan anda untuk menunggui barang atau sama-sama mengangkat barang jika anda tidak ingin menggunakan porter.
Kadang strategy yang dipakai oleh bandara (atau porter yang bekerja sama dengan pihak bandara) adalah 'menghabiskan troley', supaya anda tidak kebagian troley sehingga memperbesar kemungkinan anda 'menyerah' dengan bawaan anda dan kemudian menggunakan porter.


Angkutan selama di Sorong, hmpf..., sama seperti bandara lain, semua bandara, Surabaya, Jakarta, DPS, Makassar dan Sorong juga berusaha melakukan monopoli angkutan, hanya taksi2 tertentu yang bisa mengangkut.
Di Makassar anda masih bisa menemukan taksi argo, taksi bandara biasanya menggunakan harga patokan, tergantung lokasi tujuan.

Tips : Untuk menemukan taksi argo biasanya anda harus menunggu di tempat taksi argo (dari kota) menurunkan penumpang.
Di Makassar, tempat menurunkan penumpang ada di bagian bawah, sedang tempat pemberangkatan dengan taksi resmi bandara (non argo) ada di tingkat atas. Konstruksi mirip bandara Soeta di Jakarta.
Kalau di Bali, anda harus jalan kira-kira 100 meter ke arah Internasional Airport, kemudian menyeberang ke tempat istirahat sopir (ada mushola atau toilet) dan ada beberapa taksi biru (mungkin bluebird) yang nunggu disitu. Ini adalah tempat taksi2 dari luar bandara mangkal, dan istirahat setelah mengantar tamu.
Disanalah anda bisa dapat taksi argo di bandara Ngurah Rai. Lumayan bisa berhemat 30.000 sampai 50.000 untuk tujuan DPS.

So... carilah info dari petugas, cross check dengan teman-teman seperjalanan yang orang asli daerah (syukur-syukur bisa numpang sampai ke kota...) karena petugas pun sering kali berbohong untuk solider pada teman-teman sopir taksinya.
Pokoknya komunikasi, cari info dan jangan mau 'diarahkan' begitu saja sebelum anda jelas deal nya. hihihihihi....


Di Bandara Sorong, angkutan taksi yang tersedia adalah toyota avanza dengan AC, tarif Rp.70.000 sekali angkut tujuan kota Sorong. Tarif porter adalah sekitar Rp. 10.000 per koli, sebaiknya anda menawar dan jangan mau di 'gerebeg' oleh banyak porter.
Pura pura bilang sudah beres, tidak perlu porter dan kemudian ketika sudah sepi baru anda deal dengan 1 atau 2 porter saja.

Sekali lagi jangan mau diarahkan begitu saja... banyak orang berusaha mengambil untung dari 'kekotaan' anda yang terbiasa tertib, harga resmi bandara, tidak mau bergesekan, takut dikerubutin, segan menawar, dll.
Ingat bahwa Intim terkenal dengan istilah 'Pukmen' : Pukul Mental...
Siapa yang kelihatan garang dia yang lebih diturutin kemauannya :).

Alternatif lain untuk 'keluar' dari bandara Sorong adalah dengan menggunakan angkot.
Anda memang perlu jalan kaki kejalan raya sekitar 150m saja dan disana anda bisa menggunakan angkot dengan tarif Rp.2000 sampai Rp.3000 tergantung jauhnya. Misalnya anda ingin ke pelabuhan anda harus naik 2 kali angkot = Rp.6000 untuk sampai ke pelabuhan sorong. Ini adalah cara termurah untuk pergi ke pelabuhan.

Angkot ini mudah ditemui dan bisa menjadi andalan anda jika anda ingin berjalan-jalan di kota sorong. Ada beberapa rute yang (seperti biasa) anda perlu tanya di terminal. Jika anda ingin mencarter angkot, misalnya dari kota ke bandara, coba ditawar di angka Rp. 20.000 - 30.000 sekali jalan.




Hotel di Sorong

Ada 3 hotel yang agak lumayan di Sorong,
1. Je Meridien Sorong : Lokasinya sangat dekat dengan Bandara, serong sedikit dari pintu bandara. Kita bisa jalan kaki saja (Hemat taksi) dari bandara ke hotel dan sebaliknya. Tarif untuk std room : Rp.350.000 semalam, AC, hot shower, TV, welcome drink. Sudah lumayanlah...
Je Meridien (dan Bandara Sorong) ada di km 7, demikian masyarakat dan sopir di Sorong menamakan lokasinya.

2. Mariat Sorong (Comfort Mariat Sorong) : Saya tidak menginap disini, hanya sempat lewat saja di depan hotel ini, tapi dari info yang saya dapat, hotel ini sudah banyak ditinggalkan. Lokasi sih ada di tengah kota, ada supermarket disebelahnya. Namun entah mengapa tidak banyak tamu menginap disini.

3. Mamberamo Hotel : saya tidak sempat melihat / menginap disini, tapi cukup recommended karena lokasinya yang berada di kota Sorong (daerah kampung baru ?).


Salah satu alternatif untuk kemudahan, anda bisa menghubungi dive resort atau semacam 'calo' yang akan mengurus semuanya bagi anda, tentu saja dengan biaya yang lebih mahal daripada yang anda bisa dapatkan kalau anda lakukan semuanya sendiri.
Saya sudah mencoba dan merasa kecewa, jadi cukup sekali saja saya pakai calo (dia menamakan dirinya 'agen') ticket ini.



Angkutan dari Sorong ke Waisai (Pelabuhan Saonek)

Ada 2 pilihan ferry / kapal dari Sorong ke Waisai (ibukota Pulau Waigeo)

1. Kapal Cepat (namanya Marina Express), berangkat jam 14:00 WIT, lebih banyak molor ke 14:30 an, namun sesekali bisa dipercepat ke 13:30. Pastikan saja tiba lebih awal, beli ticket dulu biar aman. Ada masa-masa dimana ticket habis... jadi sebaiknya anda beli ticket dahulu (langsung di pelabuhan, langsung ke kapalnya dan beli ticket disana) daripada menunggu hingga dekat keberangkatan.
Biaya :  Rp. 120.000 sekali jalan, waktu tempuh : 2jam persis.
Full AC, ada TV yang mutar DVD (udah kayak bis malam gitu...) tidak ada makanan dan kursinya cenderung bau kalau bagi saya... AC tidak terlalu dingin, goncangan lumayan kerasa karena cepat. Kapasitas penumpang sekitar 150 - 200 orang (saya tidak sempat menanyakan).
Kalau anda pernah naik ferry dari Batam - Singapore, kira-kira sama modelnya namun lebih buduk gitu aja hahaha....

Kapal Cepat Sorong - Waisai PP
2. Kapal Normal (namanya Ave Maria), saya istilahkan kapal normal karena bagi saya kapal ini yang umum dipakai penduduk disini, sudah termasuk bagus dan memadai. Baik dari sisi kualitas layanan, kebersihan maupun kecepatannya.Kualitasnya jauh diatas kapal ferry Bali - Jawa, Jawa - Sumatera, apalagi kapal perintis. Saya tidak ada komplain naik kapal 'normal' ini.
Berangkat jam 15:00 WIT (namanya Kapal Bunda Maria) dari Sorong - Waisai.
Biaya : Rp. 100.000 sekali jalan, waktu tempuh : hampir 3 jam (sekitar 2:45).
Jika ingin kamar eksklusif, tersedia kamar dengan AC dengan menambah Rp.200.000 kepada crew kapal.

Di kapal ini anda akan mendapat minuman teh atau kopi yang dibawa dengan gelas. Hehehe.... lumayan, mereka berusaha memberikan pelayanan yang baik. Salut !
Dan, sebelum berangkat, Nahkoda kapal akan mengajak anda berdoa :), seremonial yang baik dan berkesan bagi saya.
Kebersihan ok, tidak pernah saya naik kapal ferry sebagus ini, sayang saya tidak sempat melihat toiletnya.

Kamar ber AC di kapal biasa Sorong - Waisai
Dek Kapal biasa Sorong - Wai Sai, bersih dan sejuk

Jika anda tidak ingin menggunakan kamar ber AC, maka duduk atau tidur di bangku yang disediakan sudah sangat mencukupi untuk ukuran saya. sejuk, tidak panas, dan tidak bergoyang-goyang. Barang bawaan tinggal dimasukkan saja ke bawah kursi... nyaman...
Kapal ini lebih besar ukurannya dibanding si kapal cepat sehingga lebih steady dan menyenangkan dibanding naik kapal cepat yang tersentak-sentak setiap kali menyibak ombak.



* Catatan : Waktu berangkat dari kapal-kapal tersebut bisa berubah, check dengan resort anda. Kadang-kadang kapal bisa membatalkan sendiri jadwal keberangkatannya sehingga anda terpaksa harus overnite menunggu kapal. Kapal Sorong - Waisai dan sebaliknya punya jadwal yang berbeda pada hari sabtu. Saya tidak menanyakan dengan jelas namun Waisai-Sorong jam 11:00 WITA adalah jadwal keberangkatan kapal cepat dan jam 12:00 WITA adalah jadwal keberangkatan kapal normal.

Di Waisai anda sudah ditunggu (tepatnya : diserbu) oleh ojek (sepeda motor) atau mobil carteran.
Saya tidak sempat bertanya tapi saya yakin dengan Rp. 20.000 anda sudah bisa diantar ke tujuan manapun di kota Waisai.
Hotel di kota waisai juga banyak dan tidak terlalu mahal, saya perkirakan sekitar 200.000 - 400.000 semalam. Saya menginap di hotel : Maras Risen (artinya : kesenangan, dalam bahasa setempat) di Waisai.

Tergantung perjanjian anda dengan resort tempat anda menginap, anda bisa dijemput di Sorong atau di Waisai.  Kebetulan saya berangkat dengan paket hemat, jadi saya dijemput di Waisai. Kami naik boat dari Waisai ke Waiwo (lokasi Raja Ampat Dive Resort), sekitar 10 menit perjalanan dengan speed boat dari Waisai. Ada alternatif lain lewat darat, namun jalannya masih jalan tanah yang tidak recommended jika hujan.
Dari jalan tanah ini ke Dive Resort harus jalan kaki lagi karena mobil tidak bisa merapat ke Dive Resort (Dari jalan tanah ke Dive Resort ada jalan kecil yang hanya bisa dilewati motor).


Jika anda turun / naik di pelabuhan Sorong, maka tersedia porter dengan tarif sekitar Rp. 5.000 - 10.000 per koli. Porter ini akan aktif mencari anda dan penumpang-penumpang yang banyak barang bawaannya. Termasuk sopir 'taksi'  (angkot yang dijadikan carteran) akan mencari hingga naik ke kapal. Seharusnya tidak terlalu sulit mencari angkutan seperti ini, cuman anda harus berani nawar dan berani menunjukkan tampang tidak bisa ditipu / sudah pernah datang ke situ hahaha...
Ketika pertama kali ditanya mereka akan menyebut angka 100.000 atau 200.000 untuk sekitar 4 koli barang bawaan anda. Tawar saja ke 40 - 50 ribuan.
Ongkos Taxi carteran (suzuki carry yang dimodifikasi jadi angkot), ini sekitar 20.000 - 30.000 sekali jalan ke tengah kota atau sampai ke bandara sekalipun. Panas, agak buduk tapi ya sebentar saja bagi saya tidak mengapa.


Memang sarana, transport, akomodasi dll di tempat tujuan wisata yang belum tersentuh memang kualitasnya kurang baik dan cenderung mahal. Anda harus menawar, menawar dan aktif bertanya. Kecenderungan untuk 'menipu' sangat besar.


Makanan : jangan makan / minum di bandara / hotel dll. Datanglah ke warung, swalayan dll untuk membeli makan / minum.
Saya sempat coba minum 2 cangkir kopi sachet capucinno, di hotel Je Meridien, harganya Rp. 36.000.
Saya sempat coba makan di warung Nasi Padang di terminal, untuk 4 orang, nasi, daging, ikan dll, biayanya sekitar 20 - 30 ribu seorang.
Overall kalau anda memang suka travelling, hal hal seperti ini tidak akan mengganggu anda, namun jika anda tidak biasa backpacker, mungkin akan merasa terganggu dengan situasi uncertainty seperti ini.


Makan, kami mencoba makan di 'Tembok (Berlin)' di Sorong, makan ikan (makang ikang dengan tone sedikit meninggi di akhir kata, kalau mengikuti dialek setempat), satu porsi ikan sekitar 30.000 an, lumayan mahal juga.
Warung Tenda tempat makan ikan di 'Tembok Berlin' Sorong

















Resort / Dive Resort

Untuk Land based, kami memilih Raja Ampat Dive Resort di Waiwo (10 menit dengan speed boat dari Waisai, keduanya di pulau yang sama : Waigeo). Lokasi cukup dekat dengan Waisai, harga masih terjangkau, kira-kira 500.000 per pax per malam, ada discount untuk orang ketiga dan keempat jika sharing satu kamar.
Sudah include makan 3 kali sehari, minum teh / kopi freeflow.

Paket menginap, makan dan diving 3 kali sehari sekitar 1.6j per pax per day, lumayan lah dibanding dengan resort-resort yang lain :D.
Lodge di Raja Ampat Dive Resort, Waiwo (Pulau Waigeo)
Dermaga Raja Ampat Dive Resort,
Waiwo (Pulau Waigeo)


Pilihan Resort lain yang juga berfungsi sebagai Dive Center :
1. Kri Eco resort / Sorido Resort keduanya ada di pulau Kri, group ini sering disebut dengan 'papua diving', letak resortnya sangat strategis, tepat di tengah-tengah Dampier Strait (Selat Dampier) pusat raja Ampat yang booming. Keduanya milik Max Ammer, orang Belanda yang menjadi pionir diving di R4.
2. Misool Eco Lodge di pulau Misool, raja ampat selatan.
3. Papua Paradise Eco Resort
4. Raja Ampat Dive Lodge di pulau Mansuar, di sebelah barat pulau Kri.

Dan puluhan operator LOB (Live on Board) di Raja ampat bisa dilihat di www.diverajaampat.com


Tulisan lebih lanjut tentang Dive Resort dan R4.
Tulisan lebih lanjut tentang Dive Spot.


************

Wednesday, September 8, 2010

Daftar lagu Cover version ter favorit (recycle song)

Lagu Cover Version yang saya sukai....

Apakah anda penggemar cover version sama seperti saya ? :D.
Berikut adalah daftar cover version yang saya sukai :

Tolong kasih tau saya ya kalau ada cover version lain yang enak :)....
Anda juga bisa sharing lagu cover version ter favorit yang anda sukai....

Song 2 - Blur --> My Chemical Romance
When You Say Nothing At All - Boyzone --> Alison Krauss
Akhirnya - Oddie Agam --> Nindy ft. Dide (Hijau Daun)
Hasrat Cinta - Yana Yulio --> Lala Karmela
Setahun Kemarin - Kahitna --> Mirza Hakim
50 Tahun Lagi - Warna --> Yuni Shara & Raffi Ahmad
Sempurna - Andra & The Backbone --> Gita Gutawa, Vierra
Man in The Mirror - Michael Jackson --> James Morrison
Don't Speak - No Doubt --> Sarah Menescal
Umbrella - Rihanna --> Marie Digby
Close To You - The Carpenter --> Susan Wong, The Cranberries
Killing Me Softly - Lori Lieberman - Fugees (Roberta Flack), Susan Wong
Always be My Baby - Mariah Carey --> David Cook (American Idol)
If I Ain't Got You - Alicia Keys  --> Kenny G (Instrumental), Afgan ft. Desti
Simphony Yang Indah -  Bob Tutupoli --> Once Merkel
Gemilang - Krakatau Band (Trie Utami) --> Andien
Keraguan - (Trie Utami) --> Andien
Panah Asmara - (Chrisye ft. Tohpati) --> Afgan
Bunda - (Melly Goeslow (Potret) ) --> Hijau Daun
Seperti Yang Kau Minta - (Chrisye) --> Mytha (The Virgin)
Permaisuriku - (Kahitna) --> Saba
Inikah Cinta - (R42) --> Saba
Hip Hip Hura - (Christye) --> Saba ft. Barry Likumahuwa
Bintang - (Lingua) --> Kahitna
Mau Dibawa Kemana - Marcel --> Armada
I Have Fallen In Love (With The Same Woman Three Times) - Christian Bautista - Jose Mari Chan
My Girl My Woman My Friend - Christian Bautista ft. Regine Velasquez - Jose Mari Chan
Please Be Careful With My Heart - Christian Bautista ft. Sarah Geronimo - Jose Mari Chan
(Basically All Christian Bautista song recycled from Jose Mari Chan Album, "Romance Revisited")
Saving Forever For You - Nina Girado - Shanice
I Don't Wanna Miss A Thing - Nina Girado - Aerosmith
I Could not Ask For More - Nina Girado - Edwin McCain - Sara Evans
(Basically All Nina Girado song that is written by Diane Warren).
Love - Tompi - Nat King Cole (find the 192kb quality song !).



May 2012, I found some good cover songs from Various Artist :
All of them are 'jazzy', sexy voices with minimum number of instrument,
almost like 'unplugged' version of each song :D. I think you'll like it !

True Colors - MYMP (Make Your Mama Proud) --> Phil Collins.
Especially for You - MYMP
Eternal Flame - MYMP
Bridge Over Troubled Water - Eva Cassidy
What A Wonderful World - Kimberly Manning
Loving You - Marcela
You've Got A Friend - Stacey Kent
Loving You - Marcela
I Don't Want to Miss A Thing - Selena Jones --> Aerosmith.
If - Marianna Leporace (a very memorable and meaningful song for me :)).

2013,
Kau - Barry Item - Candra Darusman (1980) / Bunglon (2000).
Kulakukan Semua Untukmu - Ran - Fatur & Nadilla.
Takut - /Rif ft. Judika - Anggun C Sasmi.

On April, Marcell Siahaan releases a 10 recycled song in one album :
(Kini - Rossa; Demi Waktu - Ungu; Naluri Lelaki - Samson; Khayalan Tingkat Tinggi - Peterpan; Setia - Chrisye; Hampa - Ari Lasso; Kini - Yovie and Nuno; Maaf - Jikustik; Bahasa Kalbu - Titi DJ; Tentang Seseorang - Anda).

On Dec,
Mencintaimu - Mulan Jamela --> Krisdayanti.
Janji di Atas Ingkar - Rio Febrian --> Audy.
Cantik - 5Romeo - Kahitna.
Keliru - Java Jive - Ruth Sahanaya.


2014,
Dealova - Opick --> Once.
Sebatas Mimpi - Monita Tahalea --> Hedi Yunus.
Keliru - Monita Tahalea --> Ruth Sahanaya.
Pertama - Mulan Jameela --> Reza.
Kangen - Denada --> Dewa 19.
Manusia Bodoh --> Dave Koz ft. Ada Band --> Ada Band.
Just The Way You Are - Boyce Avenue --> Bruno Mars.
She Will Be Loved - Boyce Avenue ft. Tiffany Alvord --> Maroon 5.
Pergilah Kasih - D'Masiv --> Chrisye.



2015,
Saya baru tau ada CD cover version yang bagus banget...
Groupnya namanya Sparkling, walaupun sudah beredar sejak 2013, namun April 2015 saya masih bisa beli CD ini, memang agak terbatas di Indomaret tertentu saa yang stock nya masih ada...
Sekali ini Saja - Sparkling --> Glen Fredly.
Biru - Sparkling --> 2D, Vina Panduwinata
Wow - Sparkling --> Vina Panduwinata
Setia - Sparkling --> Jikustik
Melayang - Sparkling --> 2D, January Christy
Surat Cinta - Sparkling --> Vina Panduwinata
Tinggal Bilang - Sparkling --> Trie Utami, RSD



***********

more would be added... check this link periodically...

Monday, September 6, 2010

Diving Lembongan - Nusa Penida

Trip Date : 4 - 7 Juni 2010

Setelah bercerita tentang wisata di Lembongan dan bagaimana transportasi Dps - Lembongan, sekarang saya ingin cerita tentang Trip Diving di Lembongan - Nusa Penida itu sendiri... !!
Ini adalah trip kedua saya di sekitar Lembongan - Nusa Penida, trip sebelumnya saya pergi dive spot di Penida Selatan (Manta Point, Cristal Bay).

Trip ke Cristal Bay dan Manta point terus terang kurang berkesan bagi saya, Cristal Bay kurang berkesan karena saya ternyata berangkat bersama 2 orang diver yang dive log nya baru 2 ! Saya sendiri ketika itu baru memiliki sekitar 15 Dive Log. DM kami tidak berani 'belok kanan' ke arah arus dan tempat yang dalam, sehingga kami hanya berputar-putar di sekitar shallow reef di teluk timur Cristal Bay.


Manta point, berkesan cukup baik, terutama karena saya belum pernah melihat Manta.
'Terbang' bersama dengan Manta adalah pengalaman tersendiri, apalagi Manta-manta tersebut kelihatan tidak takut terbang dekat dengan manusia. Bentangan sayap manta saya perkirakan 5 meter, mulutnya jauh lebih besar dari kepala saya hahahaha... ngeri sekali....untung saya cukup percaya diri dan yakin kalau manta tidak memakan manusia hahahaha....
Satu hal yang kurang menyenangkan, karena Manta point ini letaknya sangat dekat dengan bibir pantai, surge / swell di bawah air sangat terasa dan akhirnya saya jack pot juga di permukaan hahahaha...
Kondisi ini membutuhkan ketenangan dan keterampilan mengatur buoyancy, supaya tidak menabrak-nabrak karang, bagaimana menyesuaikan diri dengan lingkungan yang sempit, kapan harus pegangan supaya tidak tertarik ke blue ocean dst.

Kunjungan kedua adalah ke Lembongan dan Penida Utara. Berikut adalah map dive spot yang ada di Penida  - Lembongan (map belongs to www.waterworxbali.com) :
Lokasi Dive Spot di Penida - Lembongan, image property of www.waterworxbali.com
















Peta ini saya ambil karena Dive Spotnya cukup lengkap dibanding peta-peta lain yang saya search.
Secara umum, Penida - Lembongan adalah lokasi diving untuk advanced diver, mungkin dengan dive log 25 - 30, tidak gampang panik dan saya rasa harus sudah mantap buoyancy dan air consumption nya.
Hampir semua dive spot adalah drift diving, dan dipastikan minimal anda akan kesulitan dan tidak bisa menikmati diving jika teknik diving anda kurang mencukupi atau jika anda bukan tipical adventure diving...
Resiko terberat : nyawa... terutama kalau anda memilih lokasi2 yang beresiko, Blue Corner, Cristal Bay, Malibu Point dan lebih ke timur.

Blue Corner letaknya tepat di depan pantai Jungut Batu - Lembongan.
Bagian barat pantai ini lebih tenang airnya, dan menjadi tempat ponton Bali Hai dan Bounty, cocok untuk snorkling, diving dan kegiatan laut lainnya (banana boat, parasailing dll). Bagian timur pantai ini lebih berombak cocok untuk lokasi surfing. dan tepat di bawah lokasi surfing itulah lokasi diving yang sangat terkenal di Lembongan - Penida : Blue Corner.

Blue Corner selain terkenal karena keganasan arusnya (bisa mencapai 3 - 4 knot).
[Bagaimana memperkirakan kecepatan arus ?]
Dive Spot ini juga terkenal sebagai cleaning station untuk Mola-mola dan pelagic (gigantic) creature lainnya.
Salah satu ceruk di Blue Corner di kedalaman 30 - 35 m cukup terlindung dari arus dan cukup terbuka sehingga di moment yang tepat kita bisa melihat ikan-ikan besar yang berseliweran disini.
Completely drift diving ! dan sebaiknya anda sudah berpengalaman menghadapi arus dan tidak mudah panik.
Disini anda masuk, drift di sekitar 15 - 20m kemudian berhenti dan 'turun' dari tebing untuk masuk ke 25 - 30 meter dan menunggu 'monster laut' lewat sambil mengatur nafas.... that is what Blue Corner is all about....
Arus di Blue Corner - Lembongan - Nusa Penida



Foto ini diambil di sekitar akhir penyelaman dimana arus sudah 'tidak terlalu' kencang lagi.
Karena pertama kali masuk agak sulit menghindar untuk menikmati drifting daripada mengambil foto hehehe... Serasa Superman beradu balap....


Kesimpulan : Penida = Drift !! Tidak ada dive tanpa drift. Dan ini memang terprediksi karena Bali - Lombok adalah lokasi Through Flow dari Filipina.


Silahkan membaca buku Diving Bali (David Pinacle, Wally Siagian, yang pembahasan singkat tentang through flow ada disini, atau disini).


Dua kali kami turun di Blue Corner, pagi hari (jam 08:00) ketika arus sedang tenang dan siang hari (kira-kira jam 11:00) ketika arus sedang kencang sekali. Dua sensasi berbeda, tempat yang sama bisa demikian berbeda....
Ketika arus sedang kencang, kami menikmati drift dan ketegangan karena situasi yang seolah-olah tidak terkontrol. Jarak pandang juga terbatas karena banyaknya partikel pasir yang naik.

Sebaliknya ketika arus tenang, kami menikmati panorama dan lekukan palung Blue Corner, kejernihan air (Jarak pandang sekitar 30m) membuat kami merasa seperti terbang di atas sebuah lembah. Di kedalaman kita bisa melihat ikan-ikan besar berenang, kita bisa melihat kontur Blue Corner, ada 'sungai' pasir di tengah-tengah lembah. Ketika sungai pasir menyempit dan berakhir, disitulah kita musti naik.
Kita bisa mengamati dengan lebih seksama ceruk-ceruk tempat berlindung ketika arus datang. Oh disini saya dulu sembunyi hehehe, kalau turun lagi saya bisa sembunyi disini.
Oh disini tempat nonton Manta nya...


Totaly different experience !



Tempat lain yang cocok untuk Drift Diving, khusus untuk drift adalah Sental (see map above). Sekitar 30 menit dengan perahu motor dengan 2 mesin dari pantai Jungut Batu. Disini kami mulai dive dari 'depan pertamina' di kedalaman 20 - 30 m kami drift dengan arus 1 - 2 knot. Sental memang ideal untuk belajar drift dan juga untuk drift itu sendiri karena hampir tidak ada yang bisa dilihat selain menikmati drift itu sendiri, kontur sea bed nya sangat rata, kemiringan sekitar 30derajat dan rataaaa terus sepanjang kurang lebih 1.5 km sampai anda sampai ke PED yang kemiringannya sudah lebih curam cenderung seperti wall.
Sental - Nusa Penida - Drift Diving Pemula - Intermediate
















Lokasi lain yang saya coba dan cukup disarankan adalah Dive Point Toyapakeh dan Mangrove (see map above).
Kedua lokasi tersebut berkarakter mirip dan juga berarus.
Namun jika anda ingin melihat 'hutan' betul-betul 'hutan' coral tanduk (Staghorn Coral / Acropora cervicornis) dan coral kubis (Cabbage Coral / Foliase Coral) maka anda bisa mencoba Mangrove.

Dive Point Mangrove terletak persis diujung pulau Lembongan, start dari sini, kemudian drift ke barat.
Kami mengarungi Mangrove selama kurang lebih 70 menit, dan berakhir di dekat Blue Corner (sedikit lagi sudah masuk ke Blue Corner). Di bagian awal arus terasa kuat, 1 - 1.5 knot, namun diakhir-akhir penyelaman arus melemah 0.5 - 1 knot, cocok untuk safety stop sambil drift diatas hutan acropora... wow... betul betul experience yang patut dicoba... sayangnya saya tidak ada foto yang bisa ditunjukkan disini...
Seekor triger fish berukuran sekitar 80an cm sempat 'menyerang' DM kami, pak Djoko Nurprapto, kelihatannya dia sedang menjaga reef-nya dan kami terbang terlalu dekat dengan rumahnya tersebut.
Untung saya bawa pointer yang saya arahkan saja ke triger fish itu, dan kelihatannya dia mengerti dan segera menjauh...


Dive Point Toyapakeh terletak dekat dengan Mangrove, namun berada di pulau Penida (Mangrove di pulau Lembongan). Arus biasanya membawa kita ke barat-selatan menuju ke Gamat Bay dan Cristal Bay.
(Catatan : Toyapakeh, dibaca dengan e lemah seperti 'e' pada 'kemang', bukan seperti 'e' pada 'penis', hati hati juga ketika anda mengucapkan 'Tulamben' atau 'Amed', semuanya diucapkan dengan e lemah..., oh ya supaya mirip dengan orang Bali, jangan lupa memberi tekanan pada t dan d ala Bali :D, Ingat iklan mobil Izusu Phanter : 'Empat puluh empat ribu rupiah...').

Dua dive point ini juga bisa menjadi tempat favorit anda untuk drift dive sembari explore reef, tapi saya rasa anda akan sulit sekali untuk bisa mengeksporasi makro disini. Arus yang kencang dan memang flora yang tersedia bukan untuk makro. Sulit menemukan hewan2 'lemah', termasuk coral kipas (Sea Fan) pun sulit ditemukan.
Anda bisa terbang di atas reef sambil menikmati keindahan kontur reef yang ada di bawah anda. Satu pengalaman yang pasti mengasyikkan.
Safety Stop sambil drift melayang diatas koral di Mangrove Dive Point















Berikut beberapa foto yang diambil ketika Dive di sekitar Lembongan - Nusa Penida, kebanyakan diambil di Toyapakeh - Mangrove point.
Mau motret, harus rapat dengan pasir supaya gak kena tarik arus...
Thousand of fishes... melayang seperti kami...
Me and "Timun" Laut
Foliase Coral (Cabbage Coral) di Mangrove
Me and Satya Hody, co founder Menara Games
Me and Satya Hody at the back ground
Melayang.... terbang diatas koral...
Sebelum Nite Dive, Thea, Djoko, Satya,
Nite dive di ponton Bali Hai, kedalaman hanya 9 - 12 m saja, lumayan terasa swellingnya, tidak banyak yang bisa dilihat disana.

Lokasi lainnya yang saya coba adalah PED. Seharusnya ingin ke SD point, tapi ketika sampai di lokasi sudah terlalu siang, dari atas kapal terlihat arus yang besar di permukaan.
Saya sempat coba turun untuk check arus dan terasa langsung nyuutt... hahaha, dalam hati : wah ini pas banget nih !! tapi mengingat ada Hugh dan istri dari Perancis yang masih belum terlalu mahir dive, akhirnya kita pindah ke PED.


Overall PED tidakt terlalu mengagumkan untuk saya, terasa biasa saja, baik dari coral density maupun keragaman flora nya. konturnya wall dengan kemiringan 60deg namun berjenjang seperti tangga.
Sempat terasa arus yang berubah arah, di SD (dilihat dari permukaan) dan di PED. cukup keras sehingga sulit untuk dilawan.
Ini pertama kali saya safety stop di blue water... karena Hugh dan istri yang kesulitan untuk sedikit geko dive melawan arus, akhirnya Thea memutuskan untuk safety stop di blue water, pengalaman tersendiri hehehe....

Next time yang harus dicoba : Gamat Bay (Macro), Ceningan Wall (Drift), Malibu Point, Batu Abah keduanya drift abiss.... ahahahahaha... Lembongan dan Penida memang mooiii....

Listening Aggressively, Mendengar dengan Hati

Tulisan ini dicuplik dari koran Kompas, Klasika, Karier tanggal 28 Agustus 2010, halaman 37.

Demikian cuplikan lengkapnya :

Listening Aggressively: Mendengar dengan Hati
tips karier with Rene Suhardono

Semakin dipikirkan semakin saya sadar begitu banyak hal berada di luar jangkauan pemikiran saya. Jangankan hal-hal yang memang njelimet secara umum seperti fisikan kuantum, rumus kimia dan algoritma PageRank andalan Google, minggu lalu saya sempat dibuat bingung dengan perhitungan pajak pembangunan rumah tinggal kami. Saya juga (lebih) gap-tek dalam mengoperasikan iPad dibandingkan anak saya, Priyanka. Saya juga tidak paham (karena tidak tertarik) sedikitpun soal mesin, istri saya, Intan Yamuna, jauh lebih piawai dan peduli soal "kesehatan" mobil kami.

In life, you only really know the road if you have traveled it. Itu baru untuk hal-hal yang saya tahu saya tidak tahu, atau tidak mau tahu. Saya yakin labeih banyak lagi hal-hal yang saya bahkan tidak akan pernah tahu. Pekerjaan dan karir juga sama. We Know something, we don't know far greater things. Sahabat saya Reza Gunawan sering kali berujar, "Kenapa selalu berpikir orang lain harus tahu dan paham segalanya (terutama mengenai kepentingan diri sendiri) ?"

Not knowing is never the issue. Not willing to listen has always been the problem. Teman merangkap penerbit buku saya, Najelaa Shihab, menerapkan teknik mendengar secara agresif dalam berinteraksi dengan anak-anak. Saya berandai Mbak Elaa membuka kelas bagi kita semua untuk jadi penelaah, penyimak dan pendengar yang (lebih) baik, kenapa ? karena begitu banyak persoaal dalam dunia kerja yang bisa diselesaikan dengan relatif mudah apabila semua pihak bersedia mendengar sedikit lebih baik. Sesulit apapun problem antar manusia, tidak ada yang mustahil untuk dituntaskan. Syaratnya cuma satu: PEDULI.

A good listener listens with his ears. A great listeners listens with his heart. Saat berbicara kita bicara hal-hal yang sudah kita ketahui. Namun saat mendengar, kita akan mengetahui hal-hal yang diketahui orang lain. Memilih untuk diam dan mendengarkan punya kekuatan lebih dahsyat dibandingkan memaksakan diri untuk bicara. Nggak percaya ? Konstruksi tubuh manusia dengan 2 telinga dan 1 mulut memberikan gambaran ideal rasio mendengar : bicara.

To learn from other people's mistakes is good because we can never live long enough to make all of them ourselves. Bertanya walaupun sedikit, juga akan lebih baik daripada berpikir tahu jawaban untuk semua pertanyaan. Apabila kita mengajukan pertanyaan salah, bisa jadi jawabannya juga salah. Namun, apabila kita terus bertanya, saya yakin semua akan terjawab.

You never have to explain something that has not been said. Sebagian besar orang tidak akan keberatan kalau kita memilih diam. Ada kalanya tidak bicara apapun walaupun dikira bodoh masih lebih baik (dan menguntungkan) daripada berceloteh dan segalanya akan terungkap termasuk kebodohan diri.

Sangat jarang ada orang lebih cerewet dri saya. Sehingga sepatutnya tulisan ini ditujukan kepada diri sendiri. Tapi kalau anda sedang membaca Kompas Sabtu ini, let's promise to listen more with our hearts

Friday, September 3, 2010

Gereja St. Fransiskus Xaverius Kuta, Denpasar - Bali

Gereja Kuta, Denpasar - Bali


Trip date : October 11th, 2009


Mencari gereja Katholik di sekitar Kuta ? Tentu saja ada ! lokasinya di selatan (arah ke bandara) dari water boom, Jalan Kartika, Kuta. Namanya : Gereja Fransiskus Xaverius Kuta - Bali
Kurang lebih hanya 500m dari water boom, sangat within walking range.
Alamat lengkapnya adalah : Jl Kartika Plaza 107,
Telp : 0361 751144 / 750043 ; Email : info@kutafx.com
seperti tertulis di website resmi paroki ini di : http://www.kutafx.com/contact/

Gereja Fransiskus Xaverius Kuta - Bali.


Prasasti Gereja Fransiskus Xaverius di pintu depan Gereja.




























Misa pagi (seingat saya jam 7:00 WiTengah), saya tidak tahu jadwal misa kedua dan misa sabtu / minggu sore.
Kemudian satu hal yang menarik juga, di bagian belakang Gereja, ada semacam penginapan yang dibuka untuk umum dan keuntungan untuk paroki. (Saat kami menginap, pembangunan Gereja Fransiskus Xaverius sedang terus berlangsung).

Gereja ini masih cukup baru, sudah ber AC, sudah ada screen, sehingga umat tidak perlu membawa Puji Syukur atau Alkitab. Perabotan kayu termasuk dinding pun sudah dari kayu, seperti dapat terlihat disini :
Bangku kayu, AC.

Jalan salib yang indah....


Lapangan parkir cukup luas, dan dibawah lonceng Gereja ada toko yang menjual pernak pernik rohani, seperti pada umumnya, salib, rosario, buku buku rohani dll.

Altar Gereja Fransiskus Xaverius Kuta - Bali
Lonceng Gereja dan Toko Rohani


















Patung St. Yosep di sisi kanan
Patung Bunda Maria di sisi kiri






















Lain kali kita sedang berlibur di Bali, kagak ada alasan kagak ikut misa ya.... hahahaha... selamat menikmati misa... di Kuta !









Added 21 March 2012,
Kelihatannya posting ini mendapatkan perhatian banyak netters beberapa hari ini.
Saya kurang tau sebabnya :D, namun saya tau kenapa saya perlu mengupdate posting ini... :D.
Karena pagi tadi di berita gossip SCTV (Was Was), diberitakan Cathy Sharon mengadakan konferensi pers bakal menikah... dan sempat terlihat foto gereja st. Fransiskus Xaverius ini...
So I would presume her matrimony would be held here in this church...
Semoga langgeng dan lancar saja dah :).... acara dan pernikahannya....

Added 16 April 2012,
Di berita koran kemarin ternyata benar Cathy Sharon menikah di Gereja St. Fransiskus Xaverius Kuta ini, dan diberkati oleh 17 Uskup ! wow :), semoga lancar dan menjadi contoh keluarga Katholik yang harmonis ya Cathy :).