Bukan mama Loren (alm), bukan ki Gendeng Pamungkas, saya mau ngeluarin opini ngeramalin 2013 tahunnya usaha kecil semakin berjaya...
Sejak mungkin 5 tahun yang lalu kita sudah merasakan beberapa fenomena berikut :
* Pasar bebas, barang2 dari luar negeri terutama China, tahun2 terakhir ini Taiwan dan Korea banyak masuk ke Indonesia, Jasa pun demikian, jasa guru, pilot, pemain bola, dokter, manager dll sudah semakin multi nation, multi culture.
Imbasnya, banyak perusahaan skala menengah, terutama manufacturing, bangkrut, tutup atau minimum melakukan pengurangan karyawan, tidak menambah karyawan.
Lapangan pekerjaan di Industri riil yang terbuka semakin sempit, banyak lulusan baru tidak mendapat pekerjaan sehingga berusaha berwira swasta...
* Inflasi yang tinggi, kesempatan begitu banyaknya barang datang dari luar kota, luar negeri, membuat harga barang menjadi 'cukup tinggi' untuk membuat margin profit bagi usaha kecil, usaha rumaha tangga menjadi lebih feasible dibanding 'kerja ikut orang'.
* Internet, Social Media (twitter, Facebook), Black Berry, mesin pencari yang semakin canggih, teknologi SEO untuk meningkatkan hits di internet, membuat pemasaran barang dan jasa menjadi jauh lebih mudah...
* Pelajaran, seminar tentang wiraswasta, enterpreneurship, buku-buku yang membuka pikiran bahwa hidup dan karir kita tidak boleh disamakan dengan pekerjaan kita, membuat orang semakin terdorong dan memiliki modal informasi dan mental untuk menjadi wiraswasta.
* Dengan banyaknya orang berwira swasta, usaha kecil sampai menengah, yang memiliki Struktur Organisasi yang lebar dan pendek, artinya satu perusahaan kecil cukup pemilik (bos) dan beberapa karyawan saja.
HPP lebih hemat, berani untung sedikit asal dapur ngebul :).
Bikin perusahaan perusahaan (kebanyakan kecil - menengah - agak besar) yang tidak benar-benar memiliki nilai tambah menjadi lebih sulit lagi menjual barangnya, semakin banyak kompetitor yang berani banting harga....
Toko-toko tidak lagi bisa menjual barang komoditas dengan margin tinggi, margin terpangkas.
* Imbas dari kecenderungan orang untuk berwiraswasta, enterpreneur, membuat perusahaan / pabrik kesulitan mencari karyawan, terutama yang levelnya supervisor, manager, atau keahlian khusus yang membutuhkan waktu belajar tahunan.... semakin lama industri riil semakin tertekan. Inovasi sulit berjalan, gerakan lamban, sulit bersaing dengan perusahaan2 kecil yang geraknya cepat...
* UMR naik drastis di tahun 2013, DKI Jakarta naik ke 2,2j, Jatim (Surabaya) dan sekitarnya naik menjadi 1,74j.
Bagi enterpreneurship, UMR yang naik drastis bisa bikin orang jadi ogah untuk kerja sendiri, mending kerja ikut orang kalau gak cape2 amat udah bisa dapet uang cukup banyak...
Namun juga bisa berakibat demikian : UMR yang naik drastis memiliki imbas terutama pada sektor riil yang 'taat aturan', yang skalanya bukan rumahan. Perusahaan yang cukup besar pasti nggak berani menggaji dibawah UMR, fix cost meningkat, gak bisa jual harga murah sementara counterpart nya, para enterpreneur skala kecil yang gak harus menggaji karyawan dengan UMR (bahkan bisa jauh dibawah UMR) memperoleh ruang yang lebih besar bagi profitnya.
Semakin menggiurkan bagi enterpreneurship, terutama kalau barang yang dihasilkannya sulit ditiru oleh enterpreneur lainnya.
Semua hal diatas, bagi saya, semakin mendorong orang Indonesia untuk menjadi enterpreneur di 2013 dan seterusnya...
:D.
Search This Blog
Thursday, November 29, 2012
Monday, November 19, 2012
Trip Report : Makassar, 15-18 November 2012
Makassar time... Spearmonde area...
Dari Surabaya berdua dengan pak Santoso, kami ketemu dengan Pak Joko yang ternyata kawan lama dari Pak San dan termasuk dedengkot diving di Jawa Timur sebelum 'mengeksport diri' ke Makassar.
Di Makasar kami memakai jasa Nemo Dive Center, dengan pemiliknya, Pak Iyan.
Berangkat dengan pesawat jam 6 pagi (WIB), delay di runway (seperti biasa) 30 menit, jam 9 (WITA) baru mendarat di Bandara Hasanuddin Ujung Pandang. Waktu terbang sektitar 1.5 jam, gak terasa karena ngobrol seru dengan pak Santoso :).
Plus tempat duduk pramugari tepat di dekat pintu darurat dimana kami duduk sehingga dapet temen ngobrol yang seru deh hehehe...
Pramugarinya rada2 takut air... padahal kalau dia senang air, betapa senangnya bisa jalan2 ke kota2 yang 'eksotik', Merauke, Ambon, dll... jiehhh...
Jam 9:30, kami sudah keluar bandara dan dijemput pak Joko dan Pak Ony (Ronny).
Mampir hotel sebentar untuk check in, langsung kita lanjut nyetir ke arah Tanjung Bunga untuk sampai ke Barombong.
Untuk ke Barombong, ambil arah Trans Studio / Tanjung Bunga... terus aja 5km an, anda akan lewat satu sungai besar, tepat setelah sungai besar, ada sungai kecil, dimana banyak perahu yang 'parkir'.
Persis setelah jembatan ada belokan tajam ke kanan, disana lah 'dermaga' Barombong....
Dermaga yang 'gak resmi', cukup bayar penitipan aja ke penduduk, sudah sangat aman, dan airnya payau juga (lebih awet buat perahu...).
Saya nginap di sekitar mall Pannakukang, naik taxi sekitar 45ribu rupiah.
Kalau dari Bandara, ya bilang saja ke arah Trans Studio di Tanjung Bunga, ongkos parkir dan Tol gak sampai 15 ribu rupiah. Kemudian ongkos taxi argo sekitar 150 ribu rupiah.
Sampai di Barombong udah disambut kapal nya Nemo DC, pak Iyan sudah siap sedia plus crew nya.
Peta Lokasi Selam...
Untuk memudahkan membayangkan, berikut peta lokasi selam sekitar Makasar (Spermonde) yang saya download dari internet...
Dive 1 kita ke Kodingareng Keke, tempat si VW ditenggelamkan :).
Lokasi dive di 'Keke' ini adalah 'bintang' yang ada di sebelah barat keke di peta Peter Loud di atas.
Terus jalan ke arah utara di kedalaman 13.5-15m si VW berdiri di atas pasir.
Site Macro, banyak Nudi branch, anemone fish dan tentu saja Orang Utan Crab.
Pertama kali lihat dan memfoto Orang Utan Crab nih hehehe...
And another orang utan crab....
Ketika lagi asyik asyiknya memfoto nudi, tiba tiba banyak 'pita hitam' seperti foto disamping ini terbang di air...
Apaan ya, dipegang bentar kok langsung 'mencair'...
ternyata itu tinta hitam dari cuttle fish yang ditembak Ony...
belum sempat semburat....
Dapet tips juga dari Ony, karena sering nembak, sering masak sendiri, dia tau caranya membuat cuttle fish jadi lembut...
Soalnya pernah makan cuttle fish bakar, aduh kerasnya... kayak makan sandal !!
Kata Ony, itu cuttle fish musti di rebus 2x, sekali rebus, ganti air, rebus lagi... baru kemudian dibakar... niscaya kulitnya selembut sutra.... iya deh... dicobain lain kali dah...
Dive 2, kita pindah ke pulau Barang Caddi
Cuman 15 menitan naik speed nya pak Iyan... so, very fast and convenience...
Visibility lebih jelek daripada Keke, sekitar 5-10 m maks... sedikit berarus.
Cuttle fish or Squid ?
Sotong atau Cumi-cumi ?
Pertanyaan sempet terbersit di benak saya, akhirnya browsing dan dapet beberapa inti masalah :
Cephalopoda (Cephalopods) didalamnya termasuk Nautilus, Octopus, Cuttle fish dan Squid.
Octopus order Octopoda, Cuttle fish order Sepiida, Squid order Theuthida.
Jadi memang Cuttle fish dan Squid termasuk dalam Subclass yang sama hanya beda order saja.
Karenanya mereka sangat mirip, sama2 punya tentacle, sama2 punya mata, sama2 bisa berubah warna dll.
Perbedaan yang agak mudah diingat2 adalah :
1. Squid / Cumi-cumi bentuknya lebih lonjong, sedangkan Cuttle fish, lebih lebar, lebih bulat / round.
2. Squid / Cumi-cumi letak matanya lebih ke arah tentacle, lebih di depan, sedangkan mata Cuttle fish lebih di samping badan.
3. Ada lagi beberapa perbedaan lain tapi perlu observasi lebih lanjut deh saya gak mau inget-inget hal yang terlalu teknis :).
Satu hal yang menarik, adalah kemampuan dari spesies Chephalopoda ini untuk berubah warna seperti bunglon (chameleon). Namun lebih cepat dan sangat unik, karena kemampuan berubah warna ini langsung dipengaruhi oleh syaraf (neural), sehingga bisa sangat cepat dan terkontrol dengan baik.
Lebih lengkap silahkan baca link www.thecephalopodpage.com ini.
Tapi intinya ada 4 macam metode si Chephalopoda berubah warna :
1. Chromatopores, memilih otot yang akan diatur untuk dikembangkan / diciutkan untuk memilih warna yang akan ditonjolkan.
2. Iridophores memproduksi warna metalik, hijau, biru dan keemasan, termasuk warna keperakan di sekitar matanya. Bekerja dengan cara memantulkan cahaya.
3. Leucophores, memproduksi titik titik putih di sekitar tubuh Chepalopoda, dengan cara memantulkan cahaya sehingga menghasilkan warna cahaya yang mirip dengan cahaya di sekitarnya.
4. Photophores, memproduksi cahaya sendiri ! Makanya mereka bisa 'glooming' (bercahaya temaram) dan menarik perhatian.
Makanya mereka demikian indah ketika diphoto :). Check out photo anak cuttle fish di night dive dibawah nanti....
Kira-kira jam 15:30 WITA sudah selesai 2 dives, kita langsung ke Samalona buat makan siang dan santai2 disitu.
Ada ikan bakar juga yang disajikan, selalu ada ikang... hehehe... termasuk beberapa tangkapan dari Ony yang didonasikan ke perut diver.
Finish dive for the day... harusnya masih bisa 3 dive kalau menurut itungan waktu...
Karena kami santai2 di Samalona agak lama, baru balik ke Makasar.
Nyampe kembali sampai di pantai Losari aja masih jam 7, plenty of time... langsung makan malam, tidur....
Day 2
Jam 8 sudah ditungguin sama Iyan, cabut baru jam 9 langsung ke pulau Badi.
Sampai di Badi hanya 30-45 menit saja, langsung turun ke air, airnya cukup panas, 30degC, jadi gak terlalu nyaman juga kalau panas begitu...
Awal2 dive saya ketemu beberapa soft coral yang menarik baik bentuk dan warnanya :
Juga beberapa Nudi Branch yang mantap posenya hehehe....
Setelah istirahat cukup lama, karena memang plenty of time, nengok peternakan kuda laut di Pulau Badi, kami lanjut dive 2 di sekitar pulau Badi juga.
Pak Santoso ngeliat 2 ekor hiu, dan harusnya ada 1 marble sting ray diameter 1 m an disini... tapi kebetulan gak kelihatan...
Hiu dan Sting Ray ini yang jadi highlight diving di Pulau Badi... instead... walaupun saya gak ketemu hiu sama sing ray nya, tapi bisa ketemu dengan beberapa hewan yang cukup jarang dan unik...
Check out photonya deh....
Dive kali ini lamanya 94 menit, gara2 kelamaan di 20 an meter, nungguin itu shark sama sting ray, akibanya kena deco. Saya kena 10 menit, pak Iyan kena 8 menit.
Sambil nunggu 10 menit, eh ketemu hewan aneh, termasuk 'bra fish' diatas... setiap lihat hewan aneh, langsung turun agak daleman, abis motret baru lanjutin bayar denda deco di 4m.... akibatnya saya nyelem total 1.5 jam, terakhir udara sudah agak sesek tuh nariknya hahaha... tinggal 10bar saja... sempet memfoto dan memfilm Eel yang satu ini...
Kami langsung berangkat ke Samalona, makan siang, istirahat sambil menunggu night dive.
Kelihatannya memang diver di Makassar jarang yang melakukan 4x dive sehari, padahal secara waktu, transport dll sangat memungkinkan, berangkat pagi, 4x dive dan kembali sampai ke Makassar jam 8 malem... Why not ? :).
Jam 17:30 kita siap2 untuk night dive, jam 18:00 perahu berangkat, deket2 aja nyelemnya deket mercusuar.
Jam 18:30 kita sudah mulai descend.
Memang night dive asoy ! hehehe... karena banyak hewannya, jadi mudah memfoto hewan2 yang kalau siang aktif dan pemalu, sekarang bisa ke foto ! :).
Ada beberapa 'meja' transplantasi koral, entah dari universitas mana, kemudian ada beberapa pipa beton juga disusun bertumpuk... gak tau mau buat apa ya ? buat rumah hiu kali ? hehehe...
Gak lama pak Iyan ketemu ular besar... diameter badannya sekitar 15 cm, merasa terusik langsung bergerak cepet kearah saya...
Sambil deg-degan takut dia 'nyakot', dapet juga beberapa foto si ular belang....
Tulisan selanjutnya tentang kuliner di makassar yang sempat dicobain hehehe....
To be continued.....
Dari Surabaya berdua dengan pak Santoso, kami ketemu dengan Pak Joko yang ternyata kawan lama dari Pak San dan termasuk dedengkot diving di Jawa Timur sebelum 'mengeksport diri' ke Makassar.
Di Makasar kami memakai jasa Nemo Dive Center, dengan pemiliknya, Pak Iyan.
Berangkat dengan pesawat jam 6 pagi (WIB), delay di runway (seperti biasa) 30 menit, jam 9 (WITA) baru mendarat di Bandara Hasanuddin Ujung Pandang. Waktu terbang sektitar 1.5 jam, gak terasa karena ngobrol seru dengan pak Santoso :).
Plus tempat duduk pramugari tepat di dekat pintu darurat dimana kami duduk sehingga dapet temen ngobrol yang seru deh hehehe...
Pramugarinya rada2 takut air... padahal kalau dia senang air, betapa senangnya bisa jalan2 ke kota2 yang 'eksotik', Merauke, Ambon, dll... jiehhh...
Jam 9:30, kami sudah keluar bandara dan dijemput pak Joko dan Pak Ony (Ronny).
Mampir hotel sebentar untuk check in, langsung kita lanjut nyetir ke arah Tanjung Bunga untuk sampai ke Barombong.
Untuk ke Barombong, ambil arah Trans Studio / Tanjung Bunga... terus aja 5km an, anda akan lewat satu sungai besar, tepat setelah sungai besar, ada sungai kecil, dimana banyak perahu yang 'parkir'.
Persis setelah jembatan ada belokan tajam ke kanan, disana lah 'dermaga' Barombong....
Dermaga yang 'gak resmi', cukup bayar penitipan aja ke penduduk, sudah sangat aman, dan airnya payau juga (lebih awet buat perahu...).
Saya nginap di sekitar mall Pannakukang, naik taxi sekitar 45ribu rupiah.
Kalau dari Bandara, ya bilang saja ke arah Trans Studio di Tanjung Bunga, ongkos parkir dan Tol gak sampai 15 ribu rupiah. Kemudian ongkos taxi argo sekitar 150 ribu rupiah.
Sampai di Barombong udah disambut kapal nya Nemo DC, pak Iyan sudah siap sedia plus crew nya.
Lewat di jalan Nusantara, 'red light' district nya Makasar :). Ada Karaoke Rasa Sayang juga ternyata hahaha... |
Pak Iyan, Nemo Diving Center dan Boat yang dipakai... cukup cepat, besar, bersih... Perkiraan saya bisa cukup untuk 6 diver 2-3 dives. |
Sungai di Barombong yang dijadikan dermaga boat. Mesin Evinrude 150 made in German x 2. Bikin perjalanan serasa cepat.... Cukup 30 menit dari dermaga ke pulau2 yang dekat seperti Keke, Samalona, dll |
Peta Lokasi Selam...
Untuk memudahkan membayangkan, berikut peta lokasi selam sekitar Makasar (Spermonde) yang saya download dari internet...
Spermonde map, dari SAC (Sub Aquatic Community) Makassar.... |
Dari website Peter Loud... |
Dive 1 kita ke Kodingareng Keke, tempat si VW ditenggelamkan :).
Lokasi dive di 'Keke' ini adalah 'bintang' yang ada di sebelah barat keke di peta Peter Loud di atas.
Terus jalan ke arah utara di kedalaman 13.5-15m si VW berdiri di atas pasir.
Site Macro, banyak Nudi branch, anemone fish dan tentu saja Orang Utan Crab.
Pertama kali lihat dan memfoto Orang Utan Crab nih hehehe...
Anemone fish dan model2 nya banyak dan mudah ditemukan disini.... |
Nudi, belum di ID :). |
Ubur2 yang lucu hahaha... kepingin terbang kagak bisa-bisa.. |
Orang Utan Crab.... |
And another orang utan crab....
Rada-rada Over Exposure :), sorry... maksa mau lihat detailnya... abis warnanya burem dan nangkring di anemone yang warnanya putih... |
Tangkepan spearfisher kita... bang Ony... dapet cuttle fish banyak... mungkin memang lagi musim nya kali ya.... |
Ketika lagi asyik asyiknya memfoto nudi, tiba tiba banyak 'pita hitam' seperti foto disamping ini terbang di air...
Apaan ya, dipegang bentar kok langsung 'mencair'...
ternyata itu tinta hitam dari cuttle fish yang ditembak Ony...
belum sempat semburat....
Dapet tips juga dari Ony, karena sering nembak, sering masak sendiri, dia tau caranya membuat cuttle fish jadi lembut...
Soalnya pernah makan cuttle fish bakar, aduh kerasnya... kayak makan sandal !!
Kata Ony, itu cuttle fish musti di rebus 2x, sekali rebus, ganti air, rebus lagi... baru kemudian dibakar... niscaya kulitnya selembut sutra.... iya deh... dicobain lain kali dah...
Nice Nudy, belum di ID juga :P..... |
Dive 2, kita pindah ke pulau Barang Caddi
Cuman 15 menitan naik speed nya pak Iyan... so, very fast and convenience...
Visibility lebih jelek daripada Keke, sekitar 5-10 m maks... sedikit berarus.
Chromodoris coi |
Chromodoris coi |
Chromodoris reticulata |
Crocodile fish.... melo banget tuh matanya yakk.... |
Bottom-Dwelling Anemone, purple color... |
Devil Scorpion fish, exact ID to follow... :). |
another cuttle fish... cepet-cepet difoto sebelum ditombak ama si Ony.... |
Cuttle fish or Squid ?
Sotong atau Cumi-cumi ?
Pertanyaan sempet terbersit di benak saya, akhirnya browsing dan dapet beberapa inti masalah :
Cephalopoda (Cephalopods) didalamnya termasuk Nautilus, Octopus, Cuttle fish dan Squid.
Octopus order Octopoda, Cuttle fish order Sepiida, Squid order Theuthida.
Jadi memang Cuttle fish dan Squid termasuk dalam Subclass yang sama hanya beda order saja.
Karenanya mereka sangat mirip, sama2 punya tentacle, sama2 punya mata, sama2 bisa berubah warna dll.
Perbedaan yang agak mudah diingat2 adalah :
1. Squid / Cumi-cumi bentuknya lebih lonjong, sedangkan Cuttle fish, lebih lebar, lebih bulat / round.
2. Squid / Cumi-cumi letak matanya lebih ke arah tentacle, lebih di depan, sedangkan mata Cuttle fish lebih di samping badan.
3. Ada lagi beberapa perbedaan lain tapi perlu observasi lebih lanjut deh saya gak mau inget-inget hal yang terlalu teknis :).
Satu hal yang menarik, adalah kemampuan dari spesies Chephalopoda ini untuk berubah warna seperti bunglon (chameleon). Namun lebih cepat dan sangat unik, karena kemampuan berubah warna ini langsung dipengaruhi oleh syaraf (neural), sehingga bisa sangat cepat dan terkontrol dengan baik.
Lebih lengkap silahkan baca link www.thecephalopodpage.com ini.
Tapi intinya ada 4 macam metode si Chephalopoda berubah warna :
1. Chromatopores, memilih otot yang akan diatur untuk dikembangkan / diciutkan untuk memilih warna yang akan ditonjolkan.
2. Iridophores memproduksi warna metalik, hijau, biru dan keemasan, termasuk warna keperakan di sekitar matanya. Bekerja dengan cara memantulkan cahaya.
3. Leucophores, memproduksi titik titik putih di sekitar tubuh Chepalopoda, dengan cara memantulkan cahaya sehingga menghasilkan warna cahaya yang mirip dengan cahaya di sekitarnya.
4. Photophores, memproduksi cahaya sendiri ! Makanya mereka bisa 'glooming' (bercahaya temaram) dan menarik perhatian.
Makanya mereka demikian indah ketika diphoto :). Check out photo anak cuttle fish di night dive dibawah nanti....
Pak Ony lagi safety stop.... |
Razor fish... |
Anemone fish... |
another Devil Scorpion fish... |
Kira-kira jam 15:30 WITA sudah selesai 2 dives, kita langsung ke Samalona buat makan siang dan santai2 disitu.
Ada ikan bakar juga yang disajikan, selalu ada ikang... hehehe... termasuk beberapa tangkapan dari Ony yang didonasikan ke perut diver.
Finish dive for the day... harusnya masih bisa 3 dive kalau menurut itungan waktu...
Karena kami santai2 di Samalona agak lama, baru balik ke Makasar.
Nyampe kembali sampai di pantai Losari aja masih jam 7, plenty of time... langsung makan malam, tidur....
Para pelancong dari Makassar... |
Toko di Samalona yang paling lengkap... bisa duduk2 dan minum bir juga... |
Pak Santoso, Pak Joko, Pak Iyan, lagi istirahat di Samalona... |
Day 2
Jam 8 sudah ditungguin sama Iyan, cabut baru jam 9 langsung ke pulau Badi.
Sampai di Badi hanya 30-45 menit saja, langsung turun ke air, airnya cukup panas, 30degC, jadi gak terlalu nyaman juga kalau panas begitu...
Awal2 dive saya ketemu beberapa soft coral yang menarik baik bentuk dan warnanya :
Juga beberapa Nudi Branch yang mantap posenya hehehe....
Coral di sekitar pulau Badi yang masih sehat dan rapat.... |
Coral dan ikan2 kecil berhamburan cari makan.... |
Peternakan kuda laut di pulau Badi... Eksport... untuk Aquarium.... |
Jembatan ke Dermaga pulau Badi... |
Setelah istirahat cukup lama, karena memang plenty of time, nengok peternakan kuda laut di Pulau Badi, kami lanjut dive 2 di sekitar pulau Badi juga.
Pak Santoso ngeliat 2 ekor hiu, dan harusnya ada 1 marble sting ray diameter 1 m an disini... tapi kebetulan gak kelihatan...
Hiu dan Sting Ray ini yang jadi highlight diving di Pulau Badi... instead... walaupun saya gak ketemu hiu sama sing ray nya, tapi bisa ketemu dengan beberapa hewan yang cukup jarang dan unik...
Check out photonya deh....
Memfotonya memang dengan terbalik.... |
yiiihhaaaa...... |
Pipe fish.... |
Kejutan.... ketemu mandarin fish yang lagi istirahat nunggu sore... :). |
Bra fish.... |
Bubu fish.... |
Dive kali ini lamanya 94 menit, gara2 kelamaan di 20 an meter, nungguin itu shark sama sting ray, akibanya kena deco. Saya kena 10 menit, pak Iyan kena 8 menit.
Sambil nunggu 10 menit, eh ketemu hewan aneh, termasuk 'bra fish' diatas... setiap lihat hewan aneh, langsung turun agak daleman, abis motret baru lanjutin bayar denda deco di 4m.... akibatnya saya nyelem total 1.5 jam, terakhir udara sudah agak sesek tuh nariknya hahaha... tinggal 10bar saja... sempet memfoto dan memfilm Eel yang satu ini...
Coral yang sehat dan banyak ikannya.... |
Kami langsung berangkat ke Samalona, makan siang, istirahat sambil menunggu night dive.
Kelihatannya memang diver di Makassar jarang yang melakukan 4x dive sehari, padahal secara waktu, transport dll sangat memungkinkan, berangkat pagi, 4x dive dan kembali sampai ke Makassar jam 8 malem... Why not ? :).
Balai balai untuk istirahat dibawah rumah panggung. Pak Santoso lagi santai.... |
Banyak ranjangnya, tapi tak ada perlengkapan lain... Sangat sederhana lah... |
Kamar mandi.... toilet duduk.... mending lah untuk ukuran pulau begini... |
Model kamar yang sederhana, tapi harganya udah 300rb an semalem belum termasuk makan... satu kamar bisa diisi sepenuhnya terserah anda hehehehe..... |
Jam 17:30 kita siap2 untuk night dive, jam 18:00 perahu berangkat, deket2 aja nyelemnya deket mercusuar.
Jam 18:30 kita sudah mulai descend.
Memang night dive asoy ! hehehe... karena banyak hewannya, jadi mudah memfoto hewan2 yang kalau siang aktif dan pemalu, sekarang bisa ke foto ! :).
Transplantasi koral, entah milik universitas mana... |
Ada beberapa 'meja' transplantasi koral, entah dari universitas mana, kemudian ada beberapa pipa beton juga disusun bertumpuk... gak tau mau buat apa ya ? buat rumah hiu kali ? hehehe...
Gak lama pak Iyan ketemu ular besar... diameter badannya sekitar 15 cm, merasa terusik langsung bergerak cepet kearah saya...
Sambil deg-degan takut dia 'nyakot', dapet juga beberapa foto si ular belang....
Kepiting mungil... |
Sembunyi dibawah anemone... |
Pertama kali bisa memfoto ikan ini sedekat ini.... |
Ada beberapa lion fish juga... |
Beautiful baby Cuttlefish... |
Dwelling anemone... |
Hermit crab lagi cari makan... |
Ikan 'tak berharga' yang bisa difoto dengan dekat sekali.... mantab dehh... |
Ony, nembak kepiting, berusaha ngebunuh kepiting biar bisa dimasukin kantong.... |
Ular kecil, yang ini diameter cuman 1.5cm an saja, mungkin anaknya si ular yang gede itu tadi... hehehe... Langsung lari ngumpet di pasir waktu ketahuan.... |
Cowry |
Kepiting... banyak banget di Samalona..... Kata Pak Joko gak bisa dimakan, beracun... bener gak tuh ya ?? |
Ikan asal-asalan juga... baru bisa difoto kalau night dive begini.... |
Ketemu juga dengan gerombolan udang udangan.... senang sekali saya bisa ambil foto2 ini...... |
Udang jenis yang lain lagi.... |
Kepiting lagi.... memang kaya sekali perairan spermonde ini.... |
Pak Ony abis night dive :). |
Tulisan selanjutnya tentang kuliner di makassar yang sempat dicobain hehehe....
To be continued.....
Subscribe to:
Posts (Atom)