Search This Blog

Monday, November 5, 2012

Trip Report : Pendakian Ranu Pane - Ranu Kumbolo, 4 November 2012



Baru balik dari pendakian, langsung pengen nulis di blog... :D.
Karena memang sangat berkesan walaupun kaki, paha, bokong dan punggung masih 'njarem' (linu-linu) semua... hahaha...

Ceritanya kali ini saya diajakin Albret dan temen2 dari Kalimas buat trekking ke Ranu Kumbolo, kami janjian ketemuan di Malang hari sabtu malam, makan sebentar di warung pak Jenggot jalan Kawi atas sambil nunggu temen2 lain yang berangkat dengan sepeda motor.


So Ranu Pane, Ranu Kumbolo adalah danau di lereng gunung Semeru...
Googling aja kalau mau tau kisah kisah tentang danau danau ini...
Ranu Pane juga menjadi nama desa terakhir dimana kendaraan bisa masuk, cukup banyak penduduk sehingga kita bisa menikmati ranjang, WC, warung dll.
Ranu Pane ada di ketinggian sekitar 2.200m an, Ranu Kumbolo di 2.400m an dan Puncak Gunung Semeru (Mahameru) ada di 3.676m.

Untuk pergi ke Ranu Pane, ada beberapa jalur, tapi yang umum kalau dari Surabaya adalah : Surabaya ke Malang, kemudian ke Tumpang dan langsung ke Ranu Pane.
Malang ke Tumpang sekitar 30-45 menit tergantung traffic. Tumpang ke Ranu Pane ini yang bisa makan 1.5 - 2 jam tergantung kendaraan dan sikon. Kalau turun dari Ranu Pane ke Tumpang sih bisa hanya 45 menit sampai 1 jam tergantung skill mengemudi :).

Ok, catatan tentang bagaimana ke Ranu Pane dari Malang. Ini asumsi pakai kendaraan pribadi ya...
Saya pakai Xenia 2010, 1000cc, ada lagi Albert yang naik Toyota Kijang solar, gak check CC nya, terus sekitar 15an sepeda motor dengan berbagai macam merk dan type (check foto2 dibawah nanti).
Dari Malang ambil jalan yang ke arah Tumpang (timur), lewat Pakis, Pangkalan Udara Abdul Rahman Saleh.
Sampai di Tumpang, kira-kira 30-45 menit tergantung traffic.

Nah sampai di Tumpang, cari arah ke Ngadas.
Ada beberapa alternatif (gunakan google map atau trackpacking.com, note : usulan default dari map tersebut adalah lewat Dampit dan Senduro, jangan diturutin, tapi coba check jalur Tumpang ke Ngadas).
Jalan paling gampang adalah seperti ini :
Sampai di Tumpang, jalan terusss aja, sampai anda mentok sampai di pertigaan, belok kiri ke jalan Tulus Ayu. Ini semua jalan besar, jadi mudah sekali mencarinya. Sebelum pertigaan ini ada Rumah Sakit Umum Kebon Sari, perempatan sekali dan kemudian mentok, belok kiri ke Tulus Ayu.
Di jalan ini dah lurus aja terus ke atas, anda sedikit bingung di perempatan Jalan Raya Belung, agak belok kanan dikit, langsung belok kiri terus ke arah Timur.

Kalau masih bingung, pakai GPS, gunakan Navitel, sudah ada panduan bagaimana ke Ranu Pane lewat Ngadas ini. Jalan raya ini mulus, lebar, lurus... gak ada belok beloknya sampai desa terakhir sebelum Ngadas (gak tau nama desanya).
Jalan ini ada diantara desa Poncokusumo di selatan dan Duwek / Duwet di Utaranya, jadi jalan diantara dua desa inilah yang straight ke Ngadas.
Jalannya luruss enak banget gak berbelok2, cuman terus menerus menanjak sekitar 10-15derajat.
Pakai motor berboncengan pun gak masalah kalau cuman sampai ke desa terakhir sebelum Ngadas ini.

Terasa banget sampai desa ini kehidupan masih modern, banyak warung, salon, bengkel, usaha2 macem2 disini, masih terasa 'Jawa' deh. Setelah rumah agak jarang, jalan mulai berubah jadi semen, mulai masuk ke hutan, baru jalan lebih ekstrem, dan ini mengapa banyak blog mengusulkan carter kendaraan 4wheel drive. Tapi untuk sampai Ranu Pane, gak mutlak perlu pakai 4wheel drive pun bisa, kami sudah buktikan sendiri kok :
- Xenia, 1000cc, 4 penumpang : BISA ! (tentu toyota kijang yang cc lebih besar plus 5 orang penumpang + barang pasti bisa juga).
- Scorpio, Binter, Vario, Jupiter, Beat, goncengan 2 orang : BISA !
- Yamaha Mio, Honda Astrea (gak tau tahun berapa) goncengan 2 orang : GAK BISA ! beberapa kali penumpang harus turun : masih BISA !

Begitulah kondisinya, pakai sedan ? mmhh... mending enggak deh karena jalannya semi semi offroad, banyak rusak disana sini, bisa nyantol nanti kalau ketemu lubang gede.

Oh ya ini semua dengan catatan gak ada hujan ya, kalau hujan saya sangat menganjurkan pakai 4wheel drive saja, jangan pakai kendaraan macem2 karena dibeberapa ruas jalan aspal / semen rusak, bisa jadi debu lembut gitu (so kalau kena air pasti jadi kubangan lumpur deh).



Dari desa terakhir sebelum Ngadas ini, mulai jarang rumah penduduk, masuk hutan, terus begitu...
Jalan berubah jadi jalan semen 'yang dicetak lebih dulu' hehehe... sulit ngomongnya, lihat aja nih penampakannya :

Jalan 'Semen cetakan' ke arah Ngadas dan Ranu Pane.

Gambar diatas ini termasuk kondisi jalan yang bagus. Lumayan menyenangkan, udara sejuk, tebing di kanan, jurang di kiri hahahaha... gak lah, senang kok, terutama udaranya yang sejuk, gak perlu pakai AC sudah sejuk.

Setelah Ngadas jalan lebih ekstrem lagi, lebih rusak, lebih sempit, beberapa kali lewat jalan yang kanan dan kiri nya jurang hahahaha... senang sih, bisa ngerasain sensasi serasa naik mobil di atas tembok cina hahahaha...
Come on... time to explore your adventure DNA !

Sampai di satu persimpangan 4, ada warung kecil, bisa istirahat sejenak disitu, persimpangan ini adalah persimpangan ke Bromo dan ke Semeru.
Bromo dan Semeru sama sama masuk dalam taman nasional Bromo - Tengger dan Semeru.
Jadi memang Bromo dan Semeru ini jaraknya cukup 'dekat' hahaha...
Dipersimpangan ini, kalau ambil jalan ke kiri anda bisa mengarah ke Kaldera gn Bromo saya kira kalau bisa menyeberangi Kaldera maka anda bisa menyeberang juga ke Ngadisari dst... (jalur normal ke Bromo).
Kalau ke kanan anda akan ke arah Ranu Pane, setelah itu jalannya relatif cuman 1, gak membingungkan.
Namun cukup berat karena beberapa tanjakan cukup killer, 180 derajat 20-25derajat kemiringan, kondisi jalan makadam dan berdebu, jadi harus betul betul mahir mengemudi deh.

Gara-gara berhenti di tanjakan, sempet kampas kopling kebakar sampai keluar asap dan kecium bau sangit.
Sempet sekali karena persiapan kurang baik (ada motor berhenti di depan), penumpang mobil saya harus keluar dulu supaya bisa lanjut...
Tapi secara keseluruhan, kalau gak hujan, Xenia 1000cc masih mampu deh naik sampai Ranu Pane lewat Ngadas.

Bukti kalau Xenia bisa sampai Ranu Pane...

Suzuki Skydrive
Kumpulan motor yang berhasil sampai Ranu Pane...



















Prestasi tersendiri Honda Binter !!
Ternyata salah, ini Honda CB (yang punya penggemar berat Cherry Belle)


























Suasana di Pusat Pendakian Ranu Pane, sebelah kiri adalah kantor, disebelahnya adalah kamar-kamar
untuk menginap, dan sebelahnya lagi agak di atas adalah 'penginapan abadi' nya hahaha...




Diatas adalah model penginapan di Ranu Pane... asal jangan sampai 'menginap' di atas nya aja hihihihihi...
(lihat pojok kanan atas dari foto diatas, itu adalah kuburan...).



Di Ranu Pane tersedia kamar mandi, WC umum, mushola, warung makan, dll, pokoknya sip deh, gak usah kuatir. Penduduk juga cukup banyak dan kalau dilihat dari rumah rumahnya cukup 'berada'. Desa ini cukup kaya, apalagi dengan banyaknya pengunjung ke Semeru, pasti ada penghasilan tambahan bagi warga desa.

bangunan WC umum, mushola, kantor dll...














Genset dan saklar listriknya :).


















Signal telepon seluler masih bisa nyampe disini, paling enggak Telkomsel dan keturunannya masih bisa kirim dan terima SMS dengan baik. Walaupun signal kadang 1 kadang 0 (lebih sering 0 nya), tapi goyang goyang dikit lah kadang masih dapet 3 strip.



Aturan umum kalau mau mendaki Gunung Semeru.



Jadi karena kami sampai di Ranu Pane jam 5:30 an, 30-45 menit bersiap2, ganti kostum, makan minum sebelum naik gunung. Baru jam 6:30 an kami dapet kabar yang mengejutkan : Jalur Pendakian ke Semeru ditutup ! Jreenggg....
Eng ing eng... walah... udah cape2 sampai ke Ranu Pane masak gak bisa mendaki ??

Kata ibu2 yang melayani di mess Ranu Pane, petugas tinggal 1 orang, masih tidur, jam 7-8 an baru ada.
entah betul entah salah, tapi masakan seorang petugas hutan bangun jam 7 ? rada2 aneh deh.
Jalur pendakian ditutup, kalau menurut pengumuman karena ada 2 orang pendaki yang hilang,


Pengumuman bahwa pendakian ditutup...


Memang sempat saya baca di koran Jawa Pos kemarin (3 Nov 2012), bahwa satu orang yang hilang (Firas), sudah ditemukan. Bahkan sempat masuk ke salah satu TV nasional juga, entah TV One, entah Metro TV, lupa saya. Jadi dalam benak saya, udah ketemu khan, kenapa masih ditutup juga ?.

Belakangan saya dapet kabar dari salah satu porter kalau para petugas jaga wana sedang ikut pelatihan ke Bali, karena pada gak ada ditempat, semua pengunjung dilarang naik, takut kalau ada masalah, gak ada team yang bisa dengan cepat merespon... maksudnya demikian....


Akhirnya kita putuskan untuk menyelundup, satu per satu berjalan ke arah pendakian Semeru... karena satu persatu inilah, plus beberapa orang masih malu malu, akhirnya baru jam 7:15 an kami ngumpul dan jam 7:30 baru start jalan ke Ranu Kumbolo.

Berikut beberapa foto di Ranu Pane...



Papan Vandalisme... buat yang sulit mengekang nafsu coret mencoret....



Danau dan Desa Ranu Pane.... syahdu dan harmonis... di lembah... sejuk dan sunyi...
Ini bangunan di bagian kanan bawah bikin jelek foto aja neh... harusnya bisa lebih kelihatan alami dan mempesona...


Sebelum jalan masuk ke pendakian... ada cewek duduk termenung sendirian....entah dari mana asalnya...
baju hitam... wajah innocence... duduuukk aja di pinggir jalan... Hayo berani gangguin nggak ??
ya digampar Albert wong itu bini nya Albert hiehiehiehiehie...














Sejak mulai start pendakian, sudah ada paving yang mengantar anda ke Pos 1. Jadi kalau sampai tersesat emang gila bener, gak mungkin nyasar kecuali sengaja mau menghilangkan diri (Gayus kali ?).

Jarak dari titik start ke Pos 1 kira-kira 1jam pendakian. sekitar 3.5km. Total dari titik Start di Ranu Pane ke Ranu Kumbolo sekitar 10-11 km saja, 200-300m perbedaan ketinggian.
Bagi pendaki yang reguler ini seperti makanan sehari hari saja, berangkat pagi pulang sore kayak berangkat ke mall aja... tapi bagi pendaki dadakan seperti saya, ini sudah WOW, emang gua disuruh bilang 'keren' gitu ?? emberrr... keren tapi ancur kaki gua...


Paving di jalan setapak awal pendakian...
Ada yang bener-bener niat kembali ke alam...
gak pake sepatu, cuman pake kaus oblong
tapi bawa HP.... ?!>!?!!??


























Ya ternyata budaya bawa HP gak bisa lepas neh hahaha... banyak banget yang bawa HP, entah kenapa... mungkin dalam hati masih gak bisa lepas dari kebiasaan chatting,
Kalau ditanya sih pasti jawabannya : buat foto ! tapi dalem hati... sapa tau di Ranu Kumbolo bisa langsung update face book ? iya khannnn... hahahahaha.... social network gitu loohhh.... hehehehe...



45 menit anda sampai di lokasi yang namanya Landengan Dowo (2300m), 3km dari Ranu Pane.
Artinya sudah dekat dengan Pos 1. Perhentian pertama buat istirahat...


























Sampai di Pos 1, tenaga masih mantap, kaki masih kuat, begitu ngelihat si Albert simpen tenaga, tidur, saya juga ikut tidur juga, sempat 30menit nunggu teman teman yang lain nyampe disini.


Jalan di tengah hutan... kalau gak ada orang di foto ini, saya yakin anda gak akan tau kalau
disitu ada jalan setapak... hehehehe...  Foto diambil dari sisi gunung di depan,
jadi istilahnya saya udah 'nyebrang' ke gunung disebelah baru bisa ambil foto ini...


























Jarak dari Pos 1 ke Pos berikutnya (Pos 2 lah... bukan Pos 1a, 1b dst...) cuman 15 menit saja. Jadi cukup dekat sebenarnya...
Ditengah tengah antara Pos 1 dan Pos 2 ada pemandangan bukit batu seperti foto dibawah ini.
Later on, saya tau kalau namanya adalah 'Watu Rejeng' (2350m).

Sepanjang perjalanan Ratu Pendakian si D'Vita selalu mengingatkan, 'gak jauh kok...', 'ada yang jual es campur di belokan depan', atau : 'bentar lagi sampai di pos 1', 'gak lama lagi udah pos 2, terus pos 3, nah antara pos 2 sampai ke Ranu Kumbolo itu gak kerasa jalannya... pemandangan udah bagus sekali...


Ternyata.... GUNDULMUUU... hahahaha... aku tertipu... tapi kelihatannya semua pendaki memang harus mengalami penipuan karena pendakian membutuhkan motivasi 'sudah deket', 'ayo tinggal satu belokan lagi', 'itu tuh udah kelihatan gunungnya'... hahaha... memang perlu self hipnosis...

Dari awal si Albert sudah ngomong, 'paling 2 jem nyampai' (bukan 2 jam tapi 2 jem, jadi dari awal dia udah pake satuan waktu yang ngarang sendiri...) kalau lambat paling 3 jem an dah nyampe....
Sempet diingetin sama temen lain si Merry : 'mas Rizal, kelihatannya waktu dulu itu kita 5 jam lho baru nyampe Ranu Kumbolo'.
Saya sih ngira ah itu kali startnya beda, or jalannya beda, or waktu nya beda or mungkin kalian rada rada nyantai kali...

Ternyata memang Merry berkata sebenarnya, dan si Albert pakai ukuran dirinya sendiri (atau satuan ngarang sendiri :)) buat menyatakan jarak tempuh hahaha...
Dan sempet ketemu pendaki lain di perjalanan, dia bilang : 'Kalau saya sih disuruh naik ke Ranu Kumbolo dan balik ke Ranu Pane dalam hari yang sama, gak mau ah....'.

They speak the truth... but Albert and the Quen D'Vita is doing the right thing...
Nah looo.......


Watu Rejeng, foto diambil dari jalan antara Pos 1 dan Pos 2.
Foto lereng itu sebenarnya kelihatan jauh dan kecil, saya sudah bayangin ngak mungkin kita
naik sampai ke sana lah... foto ini diambil dengan lensa 28-75mm di titik zoom abis...


























Ketika saya ambil foto ini, kelihatan ada titik warna biru, silahkan zoom in di foto diatas kalau mau lihat lebih jelas. Kelihatannya memang seperti atap bangunan.
Dalam hati saya walah, itu pasti pos perhentian di lokasi kearah Semeru... sesudah Ranu Kumbolo lah, memang kelihatan jauh... kita khan cuman nyampe Ranu Kumbolo doang...

Ternyata... titik warna biru itu adalah Pos 3 !! masih 3/4 jalan ke Ranu Kombolo boookkkk....
gedubrak... (gedubraknya nanti2 waktu sampai di Pos 3 dan nyadar kalau jalan pulangnya entar jauhhh benerrr...)


Yak yak dilanjut... gak berapa lama sampai di Pos 2.
Paving yang semula sangat rapi dan teratur berhenti kira kira di pertengahan pos 1 dan pos 2. Jadi dari sini sampai ke Ranu Kumbolo udah gak ada Paving lagi... semua tanah dan jalan setapak.

Ini pos 2, pada istirahat.... saya udah mulai ketinggalan neh... baru nyampe di rombongan 2-3 an.. :).


Plakat Pos 2.




























Istirahat sebentar, saya sempat tanya Albert : 'Eh, pos 3 jauh gak ??'
Dijawab sama si Albert : 'Ah enggak, paling sebentar juga nyampe...' (gak mau ngomong berapa lama...).
Saya tanya lagi : 'Kalau dibandingin jarak antara Pos 1 dan Pos 2 ?' (sambil mengharap kalau pos 3 juga dekat seperti pos 1 ke pos 2).
Dijawab sama si Albert : 'Ya kira kira sama lah....' (bikin semangat naik neh...).

Langsung saya jalan di depan deh, gak pake istirahat di Pos 2, dengan keyakinan Pos 3 cuman 15 menit di depan, saya jalan duluan... Maksudnya supaya saya bisa tidur di Pos 3 sambil nunggu temen2 yang lain dateng gitu...
Ditunggu 15 menit, eh kok belum ada tanda-tanda pos 3 ya ?
Temen2 yang lain sudah pada nyusul karena pada dasarnya saya jalan dengan lambat, napas ngos ngosan akibat belitan lemak di pinggang...

Pelan pelan akhirnya saya pindah dari group 1 ke group 2, dari group 2 ke group 3 (artinya banyak yang nyalip saya...).
Setelah 30 menit dari pos 2 ketemu satu plakat : Watu Rejeng.


Salah satu 'turunan' untuk menyeberang gunung...
Patok penunjuk jarak, 2 km dari Ranu Pane...
























Watu Rejeng... 6 km dari Ranu Pane, 4.5 km dari Ranu Kumbolo...


Mungkin ini kenapa disebut Watu Rejeng...
di tebing batu yang curam... kita serasa jadi liliput...













Watu Rejeng ini kira-kira ada di tengah tengah antara Pos 2 dan Pos 3. So another 30minutes, sampailah anda di Pos 3.




Ini lah bentuk bangunan yang ada di foto tadi... sejauh itulah saya sudah berjalan...

Di titik ini yang ada di pikiran saya : geblek... mau aja saya diboongin... mau balik nanggung, tapi kalau terus gak kebayang entar jalan kembalinya gimana yaaa ???






























Di Pos 3 sudah jam 10:15. Jadi kira kira sudah 2.5 jam saya berjalan. Gak tidur semaleman, dan mulai beraktifitas jam 6 pagi, rasanya badan udah cape banget...
Saya langsung rebah, gelar matras, ambil botol minum gluk gluk gluk dan tidurrr...
Gak berapa lama group satu berusaha membangunkan dan ngajak terus jalan... karena saya masih merasa lelah, ya saya tidur terus, nyuruh mereka jalan duluan.

Gak kerasa saya kebangun denger suara orang2 yang datang... ternyata group 2 sudah dateng, ternyata saya sudah tidur 20 menit !!
Tapi karena masih merasa ngantuk saya mikir, ok lah 15 menit lagi... Sampai group 2 jalan saya masih tetep tidur juga.

Gak berasa saya denger suara orang bercakap2 lagi, saya bangun dan eh... sudah 45 menit ternyata istirahat di pos 3, bener2 gak kerasa !
Saya siap2, berkemas, ambil beberapa foto, dan sampailah group 3 (dengan terseok seok...) memang kelihatan beda, group 1 mukanya masih seger, group 3 udah memelas abis deh... hahaha....

Gak terasa 1 jam sudah istirahat di Pos 3, jam 11:15, akhirnya saya berangkat bersama dengan group 3 ini melanjutkan ke Ranu Kumbolo... Nanggung soalnya, mau kembali juga jauh...
Cuman berharap saja saya gak diboongin keterlaluan... soalnya bisa-bisa gak balik dan mending nginep saja kalau Ranu Kumbolo masih jauh.... :(.

Tantangan terberat sebenarnya ada disini... setelah cape, fisik abis sampai di Pos 3, setelah pos 3 ada 10-15 menit kita harus mendaki dengan kemiringan 45 derajat. Ini memang yang terberat sehingga beberapa rekan di group 4 memutuskan kembali ke Ranu Pane gak lanjut ke Ranu Kumbolo.

Padahal sebenarnya sayang sekali... dan disinilah 'penipuan' sebenarnya berguna sekali, buat bikin semangat...
Tapi memang yang berat sekali adalah titik ini, setelahnya itu tinggal belok di depan gunung, belok lagi kelihatan gunung, belok lagi kelihatan gunung dan seterusnya... hahaha...
ya maksudnya walaupun masih agak jauh, tapi medan udah gak terlalu menanjak lagi, cenderung rata, kemiringan 5-10 derajat lah... naik dan turun.

Kabut naik...























Pemandangan memang asik, terasa lebih dingin, sering diselimuti kabut...
Belokan demi belokan tak lalap, dengan harapan belokan berikutnya saya sudah bisa melihat danau hehehe... ini satu satunya motivasi terus mengangkat kaki... sebenarnya udah mau nyerah, nunggu aja di Pos 3 daripada harus jalan ke Ranu Kumbolo dan all the way jalan kembali ke Ranu Pane... alamakk... hahaha...
Tapi nanggung... ya udah terus tanamkan di otak... mungkin di depan itu udah Ranu Kumbolo, kalau belum kelihatan ya... di balik gunung yang didepan itu, kalau belum lagi ya... dibaliknya lagiii....
hahahaha....





Akhirnya... itu dia... kelihatan danaunyaaaaa !!!!

Alahmak...  biar kelihatan sedikit gitu udah senang rasanya, gak nyesel rasanya... walaupun gak nyentuh air sekalipun rasanya sudah senang sekalee...

Waktu udah nunjukin jam 11:50an...

jam 12an, sampai lah di Ranu Kumbolo.
Jadi total waktu di jalan 4.5 jam...
Istirahatnya memang lama, kira2 2 jam total waktu istirahat.

Jadi memang waktu jalan 2 jam itu cepat, 3 jam itu sudah 'lambat' sebenarnya untuk ukuran para pendaki gunung.

Tapi saya dan kebanyakan dari kami bahkan tidak masuk di dua kategori tersebut hahaha....

Ini kategori kura kura kali ya... :D.







Ranu Kumbolo sedikit demi sedikit mulai terlihat... kok rasanya seperti ngeliat striptease ya ? hihihihihi... kelihatan sedikit demi sedikit hiehiehiehiehie...



Satu lokasi menarik buat foto-foto... sayang gak ada modelnya... hiehiehiehie...







Ranu Kumbolo, dekat pos 4... lebih jelas lagi kelihatan Danaunya...










































Oh ya sepanjang perjalanan, saya mengingat mendiang opa, beliau pencinta alam waktu mudanya, dan cerita yang saya ingat berkali kali adalah ketika beliau tersesat di Ranu Kumbolo dan Ranu Pane.
Jaman itu gak ada foto, jadi memory yang ada adalah dongengan opa pada saya...
Beliau bilang bahwa dari Ranu Kumbolo beliau tersesat dan akhirnya bisa nyampe Ranu Pane dan diberi minum coklat hangat...
Ingat sekali saya cerita beliau yang begitu menikmati coklat hangat :
"oaaa enakk sekali, glek glek glek gitu opa minum, anget..."
Diulang 10 kali juga ceritanya sama hahaha... kelihatannya saya nurun bakat bercerita dari beliau neh hihihihi... baru nyadar...

What a memory... dan sepanjang perjalanan saya berusaha mengingat ingat beliau, bahwa saya berjalan di jalan yang beliau pernah lewatin :).

Love you grand pa and grand ma...


All right then...

cerita berikutnya adalah senang senang kita di sekitar Danau Ranu Kumbolo... :).


Di Ranu Kumbolo ada pos 4. Dari pos 4 ini kita jalan turun ke danau, kalau gak mau turun ke danau, mau lanjut ke Kalimati dan puncak Mahameru ya kita bisa melingkari danau saja.







Ariel Peterpan eh salah Ariel Noah, eh salah lagi Ariel Kalimas...




Foto dari danau menghadap ke padang rumput dan gunung...
Rumah warna biru itu adalah
Pos 4.




























Pakai kaus pendakian Mahameru yang baru dibeli kemarin di Matos hehehe...
cucokkk dengan lokasinya hahahaha...


























Putri Kalimas.... :D....

Added 21 Jan 2014
Sebelum meneruskan membaca, mohon perhatiannya sebentar, sekitar pertengahan January 2014, ada beberapa komentar dari pembaca, yang menyampaikan protest karena foto2 dan tulisan tentang renang / snorkling / menyelam di Ranu Kumbolo.

Argument yang diberikan, adalah karena air rakum dipakai buat minum para pendaki Semeru.
Diskusi ini, baik yang bernada ekstrim maupun yang berusaha memberi tahu dengan sopan, dapat anda temukan di diskusi FB para pencinta alam.
Kelihatannya beberapa rekan yang menulis ini merasa terganggu karena tulisan saya ini terlanjur tersebar di kalangan pencinta alam, demikian informasi menurut mereka.

So saya merasa perlu menambahkan tulisan, kalau memang kegiatan ini dilarang (dengan jujur dan tulus saya mengatakan kalau saya tidak melihat ada tanda larangan masuk ke air / berenang), mohon para pembaca yang baik tidak meniru, atau setidak nya mempertimbangkan diskusi para pencinta alam yang merasa keberatan dengan kegiatan masuk ke air danau ini.
Dengan tulus juga saya mohon maaf jika menyinggung anda dan juga menyebabkan image 'boleh berenang di Rakum'.

Namun dengan pertimbangan blog ini memang catatan perjalanan, maka foto2 dibawah tetap saya muat dan tidak akan saya hapus.
Karena memang demikian lah yang terjadi, dengan harapan pendaki lain di lain waktu bisa mempertimbangkan pendapat dari rekan yang menyampaikan protest (silahkan baca beberapa kritik di bagian bawah tulisan ini).

Teman teman yang merasa tulisan di blog ini tidak menginspirasi dan tidak patut dicontoh, mohon jangan menyebar luaskan link ini daripada menimbulkan perdebatan yang jauh sekali dari tujuan saya mensharing tulisan ini.

thank you... mohon tetap memberikan feedback dan menambah catatan perjalanan bagi kepentingan kita bersama.


Si Albert nih huhuhuhu... suhu air saya perkirakan 21-23 deg C jam 1 siang....
Mantap dan segerr hihihihihi....



Bukti bahwa saya sudah snorkling di Ranu Kumbolo !! hahahaha...




































Bukti kalau Ranu Kumbolo memang angker... foto berdua tiba tiba ada mahluk jadi jadian muncul di belakang...


Seger benerrr hehehe... 

























Saya summary saja : suhu air jam 1 siang sekitar 21-23 derajat celcius.
Visibility 1-2 meter saja dan dasar danau berwarna coklat sehingga tidak nyaman untuk diselamin hehehe... cuman sempet skin dive sebentar saja merasa was was karena visibility yang gak bagus :)....
Saya berkesimpulan bahwa diving disini akan banyak buang energi untuk mobilisasi perlengkapan daripada menikmati divingnya...


Bukit teletubies (versi saya sendiri hahahaha...)

























Ngaso sebentar, mandi mandi, foto-foto dan tiduran, jam 1:30 kita sudah siap2 kembalike Ranu Pane.
Kira-kira jam 2 kita sudah meninggalkan Ranu Kumbolo menuju pos 4 dan pos 3.

Nasihat Albert : "kalau cape, jalan aja terus jangan berhenti, jalan males malesan aja pokoknya jalan"....
Rasanya gak sulit dilaksanakan... karena memang sudah lemes hihihihihi....

Sampai separuh jalan, karena saya berjalan lambat sekali, Albert bawain backpack saya yang beratnya cuman 12-15kg itu saja...
Nah dengan backpack dibawain sama 'sherpa' satu ini, saya bisa jalan lebih cepet, gak pake istirahat sama sekali sampai di pos 3.
Ternyata waktu yang dipakai sekitar 45 menit saja, istirahat sebentar, menghabiskan 500ml air, lanjut lagi ke Pos 2.

Baru jalan 15 menit, dan saya sudah mulai lemes lagi, Albert komentar lagi, "Ayo ini sudah 1/2 jalan ke Pos 2".
Ya udah telat kalau mau pakai jurus memotivasi lewat penghiburan hahaha... khan saya tau kalau 1/2 jalan ke Pos 2 itu adalah Watu Rejeng, jadi saya bilang aja 'sudahlah... aku gak bisa menipu otakku, pokoknya saya jalann aja gak pake berhenti....'.
Sempet kram kaki saya beberapa kali, Pos 2 dilewatin aja biar cepet nyampe, toh Pos 2 dan Pos 1 jaraknya deket.
Total dari Pos 3 ke Pos 1 gak sampe 1 jam dan istirahat agak lama 'nungguin tukang es campur lewat' di Pos 1.
Ceritanya saya ini peserta paling belakang dan Albert n D'Vita berdua nemenin saya, kuatir kalau ada apa apa dengan saya maka kamera saya yang ada foto mereka ilang. Bukan kuatir sama saya nya mah.... hahaha....


Jam 4:30 sampai di gate awal pendakian, jalan sebentar lagi sudah sampai di base camp Ranu Pane, sekitar Jam 5 sore, jadi total waktu pulangnya cuman 3 jam, tapi itu karena istirahatnya cuman sebentar saja, 30 menitan.
Jadi sebenarnya total waktu berjalan antara pergi dan pulang itu kira2 sama saja sekitar 2.5 jam.
Yang beda itu waktu istirahatnya !! Kalau waktu pergi nya istirahat 2 jam total waktu jadi 4.5 jam, sekarang waktu pulang total waktu istirahat cuman 45 menit sehingga total waktu jalan nya kira-kira 2 1/4 jam.


Jam 5 tepat kami udah berangkat kembali ke Tumpang dan Malang lewat jalur yang sama dengan berangkatnya.
Kali ini sambil ngerasain kaki yang cenat cenut hihihihi... asik tapi lho... cape tapi gimana gitu...
Kakinya kerasssss huhuhuhuhuhu.... serasa abis mbecak...

Satu hal yang menyenangkan dengan pendakian adalah tiap tarikan napas kita itu rasanya sejuk sekali...
Jadi walaupun terengah engah selama berjam jam, gak terlalu cape karena segar nya udara yang dihirup...
Memang bikin kangen, beda sama menghirup udara dingin dari kulkas misalnya hahahaha...
Pokoknya memang beda dan kalau enggak inget kaki mau copot, saya pasti gak akan pikir panjang kalau diajak balik ke Ranu Kumbolo.

Cuman rasanya lebih baik persiapan dulu, fitness, jogging dll... baru kembali ke Ranu Kumbolo hehehe...


Di perjalanan kami lewat satu jembatan yang sempit, dikiri (barat) sunset, dan di kanan (timur) adalah kaldera gunung Bromo.... Waktu menunjukkan hampir jam 6 sore....


Masih sempet lihat sunset waktu balik ke Tumpang dan Malang....



Di jembatan dengan pemandangan ke Kaldera gunung Bromo


Dimanapun berada... tetep diving :P....


next report is from Pasir Putih, Nov 10th... till then, take care...



81 comments:

  1. udah serius n panjang2 bacanya, eh... to be continued....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Artinya teasernya berhasil dong hahahahaha...
      Sudah tuh, sudah tamat tulisannya...
      enjoy Ranu Kumbolo...

      jangan lupa kalau ada trip snorkling menarik saya diajak ya lovelyluna...

      Delete
  2. hmm,,, bisa d undur gak tgl 11 yg next PP nya, aq tgl 10 nyoblos pilihan bupati dirumah :D ehehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nyebur aja lah Di, nyoblos khan bisa kapan2, ilang satu suara juga gak ngaruh lah yauw hahaha...

      Bilang aja sama Bapak, lagi semedi di laut, ndoain calon bupati yang kamu dukung...

      Kita udah ber 5 + 2 orang 'kawakan' yang baru gabung, jadi sulit ganti jadwal...
      But you're always welcome to join ok ?!
      Ajak hubby deh... mantap kan....

      Delete
  3. https://www.facebook.com/photo.php?fbid=2515268978370&set=o.168679386493826&type=1&theater
    kalo mau ikutan workshop UW Fashion Photography

    ReplyDelete
  4. Thanks for the story. Asik menarik. Sangat membantu buat pendaki amatiran yg minim pengalaman spt saya. Cuma pernah trekking ke Baduy dan Rinjani (ga sampe puncak). Rencana mau ke Semeru in April. Moga2 cuaca bagus. Insya Allah.... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kami tanggal 13 april juga daki. Janjian ketemuan yaa.

      Delete
  5. Salam kenal, semoga berkenan dan bisa enjoy Kumbolo atau bahkan Mahamerunya...
    salam !

    ReplyDelete
  6. Beneran bakat nulis. Makasih infonya. Makasih juga fotonya. Saya nyesel baca blog ini. Sebentar lagi ke Ranu, artinya mereka ga bisa set mind set saya lagi. Wakakakaka. Doain kita ye. Salam kenal!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha... ok mas Dean, sama sama, selamat bersenang senang di Ranu Kumbolo...

      Delete
  7. Nice trip om, ceritanya bikin kangen aja nih.. :D
    Sayang banget om kalo gak sampe ngacamp. kalo ngecamp ambil spot di depan tanjakan cinta kan pemandangannya lebih oke tuh apalagi kalo sunrise nya pas di tengah2 dua bukit. kayak lukisan anak SD dah pokoknya :D
    Mahameru & ranu kumbolo nya emang ngangenin. cuman sayang sekarang banyak sampah dan ranjau kuning berserakan :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Satu lagi om, itu foto yang ente kasih nama bukit teletubies itu bukan bukit teletubiesnya. Itu jalur lain dari Ranu pani ke Ranu kumbolo atau sebaliknya. Jalurnya lebih nanjak + gak jelas, biasanya dipake porter. Bukit teletubiesnya itu yang di foto ente pas di jembatan belakangnya jalur ke bromo. nah di balik punggung ente itu bukit teletubiesnya ketutupan badan ente :D bukit yg kecil tapi indah itu malah ente tutupin :D

      Delete
    2. Sip :D, thanks infonya ya :D.

      Delete
    3. maw tanya om, jalan setelah perempatan (kalo ke kiri ke kaldera bromo), belok ke kanan itu jalannya berapa jauh? berapa lama dsana?

      Delete
    4. sorry bro, kurang jelas pertanyaannya, berapa lama disana ?

      Berapa jauh sy tdk tau, kalau berapa lama sampai Ranu Pane,
      Kalau naik 1 jam an, nyetir asik ni ya, gak pake lambat... kalau turun 1/2 jam an lah.. nyetir asik juga ini, gak pake takut2 hehehehe...

      Delete
  8. semakin membuat penasaran untuk berkunjung ke Ranu Pane dan Ranu Kumbolo :)

    ReplyDelete
  9. bgus begtz...
    nice FR..

    udah di ceritain disini lum..???
    share ya...

    http://forum.jalan2.com/

    ReplyDelete
  10. Maaf Om, kritik aja, kok pada mandi apalagi snorkling di Ranu Kumbolo, tahukan Anda, klo hal itu dilarang dan tahukah Anda klo air tersebut digunakan untuk masak para pendaki yang lainnya, dan tahukah Anda klo air Ranu Kumbolo itu tidak mengalir dan tidak pula bersumber. Catatan perjalanan Anda sama sekali tidak mendidik para pembaca untuk arif terhadap Ranu Kumbolo pada khususnya dan TNBTS pada umumnya padahal merupakan kawasan konservasi. Sekian Terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih koreksinya, saya tidak tahu informasi ini.
      Sepintas saya tidak melihat ada larangan mandi dst, mohon maaf jika menginspirasi pembaca lain untuk melakukan yang menurut anda tidak layak.

      salam,
      Rizal

      Delete
  11. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  12. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  13. Mohon untuk tidak ditiru dengan berenang di ranu kumbolo

    ReplyDelete
  14. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  15. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  16. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  17. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  18. Beberapa comment terpaksa saya delete, karena menggunakan kata2 yang bernada makian, merendahkan, membully dan tidak punya tujuan yang positif.

    Beberapa kata2 yang digunakan :
    "Ju********kk.............",
    "..........trekker2 karbitan ngga ngerti soal alam..........",
    "...........Kalo si mas niat nya mau main2 sama alam, mudah2an nanti alam juga akan main2 sama mas nya........"

    dan beberapa komentar lain.

    Terima kasih pendapat dan kritikannya, hanya mohon diberikan dengan komentar yang positif dan membangun, sikap merasa paling hebat dan mengkritik dengan style bullying sudah tidak jaman dan seharusnya ditinggalkan....

    Saya akan tambahkan komentar di foto2 renang di Rakum, dengan harapan kalau memang kegiatan ini dilarang, tidak akan ditiru dan tidak menginspirasi para pendaki lain. Tapi apa yang telah terjadi ya memang sudah terjadi....
    Mohon maaf bagi pihak2 yang merasa tidak berkenan.

    salam
    Rizal

    ReplyDelete
  19. nice post ... khusus buat tarnspotasinya :) matur tengkiu

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama sama, semoga bermanfaat dan selamat bersenang senang di Semeru...

      Delete
  20. Wahhh.. mantePPP gannnn,, ntr gw dan temen2 juga mw kesaanaa.. :D

    ReplyDelete
  21. Good journey...memang yg paling gokil adalah foto di ranu kumbolo pakai wet suit...hahahaha. Untung saja gak harus bawa tabungnya sekalian :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thank you comment nya :D...
      Sebenarnya sudah rencana mau bawa tabung, tapi mengingat visibility yang minim, saya rasa percuma juga dive disini... :D, gak ada yang bisa dilihat atau difoto :).
      So rencana bawa tabung tidak saya laksanakan... :D.

      Delete
  22. matur nuwun sharenya tentang nikmatnya perjalanan ke rakum. soalnya etta udah ga percaya sama abang-abang pecinta alam yang tagline penipuan favoritnya "puncak udah dekat". mereka kalo nulis cuman tau-tau udah nyampe ranu kumbolo aja, ga pake perjuangan nanjaknya, hiiih penipuan publik. tapiii tetep bulat niat mau kesana (dan duckdive disana). ;p

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama sama semoga berkenan...
      share ya kalau jadi duck dive :D

      Delete
  23. tahun 1992 aku pernah 1 bulan tinggal di desa Ranupani, melakukan penelitian tanah/geologi, tanah di sana bagus banget buat pertanian, melihat fotomu aku tercengang, pondok pendakian Ranupani sudah berubah bentuk menjadi seperti itu, menurutku bagus jaman dulu, bangunannya masih primitif, asyik,

    ReplyDelete
  24. BUseet lengkap banget jalurnya...+ fotonya ...jempol deh...siippp..
    Ketika tahun 1992 dan 1993...ke semeru 2x....tanda larangan berenang atau mandi itu ada ditancapkan ditanah pinggir danau...memang ada beberapa pendaki yang menceburkan kakinya kedanau atau membasahi kepalanya, dan yg ambil air buar minum bisa dari sisi lain.....

    gpp deh mungkin niat baik dan karena gak tahu....

    sekali lagi nice trip neh....

    ReplyDelete
  25. nice review , skrng ada operator rafting baru di area sini , sudah mencoba ???? info call me dony 0818377749 ....... rafting di lereng gunung bromo , ayoooo kapan lagi ???

    ReplyDelete
  26. Om Rizaalll......kapan ke rakum rame-rame?

    Salam dari teman yang pernah jackpot watu dive di menjangan qiqiqiqiqiqqqq :D :D

    (you know who) :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mas Budi Anduk... eh.. salah, mas Genthong hihihihihi.....

      Delete
  27. Btw mw nx ada yg br2 ini naik gg gan... Klu ada jln x udah bagus pa blm... Ane mw naik nih.... Oh y ijin copas y d blog ane with sumber.... Tar ane review pass back dr sono

    ReplyDelete
  28. makasih info 7 foto2 nya...pgn ke sn sekeluarga

    ReplyDelete
  29. ko nyemplung..... ngotor2in ranukumbolo saja mas.... smga para pendaki skr ga pernah ada yg berpikir buat nyemplung.... bisa2 jadi kolam renang..... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thank you concern nya,

      Sy coba tanggapin ya....
      Kenapa nyemplung ? karena tidak ada larangan (cmiiw) dan airnya seger bingits...
      Saya sempat tanya teman yang hobinya mendaki gunung, eks mapala juga, menurut dia, saat pendakian air danau / sungai memang biasa dibuat MC (dan K) cuman kalau mencuci tidak boleh pakai detergen.

      Debatable...

      Salam hangat...

      Delete
    2. bener tuh mas, tolong buat para pendaki jangan pada nyemplung di ranu kumbolo,, karena air di ranukumbolo di konsumsi oleh para pendaki,, mengingat betapa berhargany air di kala kita di atas gunung,,

      Delete
  30. apakah bisa ke ranukumbolo mas apabila pendakian ke semeru di tutup? saya maret mau ke bromo bulan maret. mohon infonya. terima kasih mas

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau ditutup, harusnya gak boleh mas,
      cek sama pemandu2 yang biasa memandu ke rakum apakah mereka bisa mengantarkan dst.

      Catatan saja, pendakian bisa ditutup sewaktu2, jadi sebaiknya selalu check dengan pemandu bagaimana kondisi terakhir.

      Delete
  31. Tulisannya bagus banget, foto-fotonya juga. Mantap dah, bagus banget buat referensi. Cuma, tolong banget-tolong banget-tolong banget, plisss...cerita sama foto-foto yang nyemplung ranu kumbolo ga usah dipublish. Disimpen sendiri aja. Pasti banyak yang sakit hati ngeliatnya (termasuk saya). Terus ngelanggar aturan masa dipamerin (kalaupun dulu ga tau, sekarang kan udah tau).

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mas amayevan, thank you masukannya,

      Saya memang sempat mempertimbangkan untuk tidak menayangkan, karena ada beberapa pembaca yang protest.

      Tapi saya juga mohon diberi referensi untuk aturan tersebut, mungkin ada foto peraturan dari pihak petugas wanawisata atau apapun yang bisa saya jadikan referensi....

      Saya sempat diskusi dengan beberapa teman pencinta alam, saya mendapatkan informasi kalau mandi bahkan mencuci di air danau sebenarnya ok saja, hanya, tidak boleh pakai detergen,
      Di foto aturan umum (ada di blog di atas), saya tidak jumpai larangan mandi di danau.

      Jadi di posisi ini, saya menunggu kalau memang ada larangan dari pihak wanawisata, atau aturan lain dari dinas pariwisata, atau dari source lain.

      thank you masukannya, saya tunggu informasi nya....

      Delete
  32. Mas Rizal, saya yakin anda cukup akrab dengan dunia maya. Silahkan di search mengenai larangan berenang di Ranu Kumbolo.

    Dan "andai" tidak terpampang larangan sekalipun, rasanya hal2 seperti ini seharusnya sudah dipahami sendiri. Contoh; Tidak tertulis larangan buang sampah di suatu tempat lalu bukan berarti kita boleh buang sampah sembarangan kan? Kita masuk rumah orang pun harus permisi, tidak boleh selonong boy walaupun tidak tertulis larangan nya. Apalagi air di Ranu Kumbolo ini di konsumsi oleh banyak pendaki.

    Coba di googling saja mas soal larangan tersebut, dan ada baiknya jika memang pecinta alam (asumsi dari senang diving) untuk mendengar juga menghargai masukan dari rekan2 yang lain. Jangan jadi terkesan ngeyel :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener banget. Pak Rizal ini kesannya ngeyel dan membenarkan perbuatannya...Padahal dilarang berenang di ranukum kan aturan tak tertulis yang berfungsi melindungi kejernihan air guna diminum/dikonsumsi para pendaki...
      Kalau anda berenang begitu, daki dan air kencing bercampur air apakah air tersebut layak minum? Bagaimana kalau seratus orang meniru perbuatan pak Rizal asal berenang seperti itu pak??

      Delete
    2. Thank you masukannya, saya hormati penjelasan dan argumen teman teman yang tidak setuju berenang / nyemplung di Ranu Kumbolo :),

      Semoga tidak terus diperuncing,
      yang tidak setuju, silahkan tidak melakukan
      yang ingin melakukan, harap bertoleransi bagi rekan2 yang keberatan.

      mungkin ini solusi yang lebih baik, karena ruang publik hanya bisa dijaga oleh aturan dan otoritas yang resmi, perdebatan di luar itu tidak akan pernah ada habisnya :).

      Salam and Peace....

      Delete
  33. Kak, kalau boleh saya mau menambahkan..
    tahun lalu saya naik ke sana, kebetulan bersama team sar. Salah seorangnya adalah ayah saya. Pada waktu itu sempat berdiskusi dengan teman ayah saya tentang masalah mencuci dan mandi di danau. Seharusnya pendaki sadar diri agar tidak mencuci atau mandi disitu, dan sebaiknya mengambil air lalu dibawa ke tempat yg agak jauh dari danau. Agar air bekas cucian itu tidak campur dg air danau. Kalau misalnya ada pendaki yg mengetahui ada yg mandi sama cuci2 di danau pasti salah satu atau salah banyaknya ada yg berpikir "aduh aku minum air bekas cucian..." istilahnya sama aja kayak minum air kobokan kan... jadi mohon dipertimbangkan, trimakasih :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ane lihat rombongan ente berenang di tepi telaga yg berseberangan dengan tempat berkemah para pendaki.

      Mungkin menurut agama ane, itu masih boleh karena jika ada yg buang air kecilpun di dalam danau, itu akan dinetralisir oleh air danau yg jumlahnya besar. Tetapi alangkah baiknya jika Jangan buang air kecil atau besar di danau. Atau HIndari berenang di danau Ranu kumbolo.

      Kepada yg menentang berenang di danau itu dengan alasan melihat orang berenang dan mencemari danau dengan keringat, daki, bahkan kencing, ane pikir yg menentang itu termasuk orang yg mudah jijik, belum pantas naik gunung, heheheh...
      sedangkan agama aje mengajarkan jika ada hadas tercampur dengan air yg jumlahnya berjuta kali lebih banyak, maka air danau itu sah dipakai bersuci, mandi atau air minum.

      biarpun yg nulis artikel ini berbeda agama dng ane, ane hanya melihat dari sisi fakta dan kebenaran aje.

      So, jangan lebay.com.deh ...


      Delete
  34. Menambahkan sedikit lagi kak...
    untuk yg maslah menyelundup.. sebaiknya jangan, soalnya kalo pendakian ditutup takutnya kalau tetap naik dan terjadi sesuatu yg tidak diinginkan, tidak ada yg tau... kan tidak terdata di pos ranupani.. trus siapa yg mau nolongin...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thank you, saya setuju.

      hanya untuk menggambarkan realitas yang terjadi :
      * Walaupun penjaga wana tidak ada di tempat, masih ada sherpa / pemandu lokal lain yang bertugas.
      Resiko : pertolongan resmi (SAR, basarnas, dll mungkin akan menjadi sulit, tapi pertolongan dengan mengerahkan penduduk lokal, masi memungkinkan).

      * Lokasi Ranu Kumbolo termasuk 'sangat dekat' bagi mereka yang sudah biasa disini, bagi pendaki yang tidak rutin, jalan kaki 3-5 jam di anggap jauh, namun bagi mereka, apalagi dengan short cut - short cut yang mereka tau, jarak Ranu Pane - Ranu Kumbolo termasuk mudah dan dekat bagi mereka.

      Demikian realita nya, mohon para pembaca tetap netral, biarlah pilihan kembali ke orang masing-masing :), saya hanya menuliskan realitas dan kemungkinannya... plain and straight, silahkan mempertimbangkan resiko dan memilih :)
      The choice is always yours my dear friends :).

      what ever you choose, good luck and always have fun ! :D.

      Delete
  35. btw, kira-kira kalo xenia isi 8 orang bisa sampe ranupane gak?
    soalnya kita lagi bingung cari rute ke ranupane pake mobil pribadi
    tanya kesana kemari dan baca disana disini juga beda
    thanks kalo d bales :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. kelihatannya akan sulit mas, tapi gak usah kuatir, kalau gak kuat, tinggal turunin penumpang aja. Pokoknya siap2 berpetualan ya, dan harus mahir mengemudikan... bukan buat yang baru belajar nyetir neh... beneran...

      Kalau hujan, saya ragu, karena pasir yang lembut bisa jadi kubangan lumpur. Mending dibatalin or sewa hairtop kalau hujan...

      Jalur nya lewat Tumpang situ dah, pakai GPS, or tanya penduduk, rutenya kalau dari Malang ya dari situ saja....

      Delete
  36. wah, jadi inget masa lalu. 13 tahun yang lalu kesana jaman sma. sekarang kayak apa ya....
    sekarang enak di bromo ada jazz gunung. habis ngejazz bisa langsung hiking ke ranu gumbolo..
    kalo mau tau info penginapan murah dan mudah di jazz gunung atau sekitar bromo kunjungi saja bro di www.jazzgunung2015.blogspot.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. thank you commentnya mas / mbak dari jazz gunung, semoga semakin membahana dan mempesona, dan gak mahal mahal yach hiehiehiehiehiehie... biar saya bisa ikutan nonton :p

      Delete
  37. Mas Rizal, sejak tahun 2013 sudah ada larangan tidak boleh mandi di ranu yaa silahkan check di KEPUTUSAN KEPALA BALAI BESAR
    TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU
    Nomor: SK. 47 /IV-21/BT.1/2013
    TENTANG

    PETUNJUK TEKNIS
    STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENDAKIAN GUNUNG SEMERU DI TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU
    Khususnya pada pasal 1 huruf j yg berbunyi:Pengunjung dilarang mandi berenang berperahu di danau; So silakan d check di http://www.bromotenggersemeru.org/, moga sebagai bahan pembelajaran u kita semua, salam lestari

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih infonya, berikut saya copas disini untuk memudahkan bagi yang mencari...


      1. a. Kondisi lingkungan antara lain fisik biologi sarana wisata aspek kepuasan pengunjung serta kemampuan petugas dan mitra yang terlibat dalam pengamanan pengunjung maka ditetapkan jumlah total kuota pengunjung di Gunung Semeru sebanyak 500 orang/per hari yang masuk melalui pintu Ranu Pani;
      b. Pengelolaan pendakian menggunakan sistem kuota batas lama tinggal di dalam kawasan dan penutupan pendakian pada waktu yang ditentukan
      c. Sebelum tersedianya fasilitas sanitari pembuangan kotoran manusia harus dilakukan jauh dari sumber air dengan cara menggali tanah sedalam minimal 20 cm kemudian ditutup kembali dengan tanah bersamaan dengan kertas tissu yang telah digunakan;
      d. Sampah bekas makanan tidak diijinkan dibuang atau ditinggalkan di dalam kawasan dan bila ingin mencuci peralatan masak/makan/minum maka sisa makanan dipindahkan terlebih dahulu kedalam plastik sampah untuk dibawa kembali;
      e. Apabila pengunjung hendak mencuci peralatan masak/makan/minum maka dilarang mempergunakan bahan kimia (sabun dan sejenisnya) dan tidak diperkenankan bagi pengunjung untuk mencelupkan peralatannya ke dalam danau/sumber air lainnya;
      f. Seluruh sampah-sampah pengunjung harus dibawa kembali dan ditempatkan pada pembuangan sampah di pintu keluar / pos pendakian di Ranupani;
      g. Pengunjung dilarang membawa senjata api petasan senjata tajam minuman keras narkoba ke dalam kawasan;
      h. Pengunjung dilarang membawa segala jenis alat musik dan membuat kegaduhan di dalam kawasan;
      i. Pengunjung dilarang bersepeda/menggunakan kendaraan bermotor di sepanjang jalur pendakian;
      j. Pengunjung dilarang mandi berenang berperahu di danau;
      k. Pengunjung dilarang membawa biji/bibit benih tumbuhan serta satwa ke dan dari dalam kawasan;
      l. Pengunjung dilarang membuat jalur-jalur baru dan atau jalan pintas;
      m. Dilarang berjualan di sepanjang jalur pendakian.

      Delete
  38. Mas, sepeda motornya bisa dititipkan di ranu pan kan..? Dan apakah ada biaya pendaftaran untuk naik ke puncak.. Dan kalau ada berapa yaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. waktu itu (2012) boleh boleh aja tuh...
      belakangan saya denggar mobil pribadi dilarang naik, harus ganti mobil sewaan.
      belum dengar berita lagi untuk sepeda motor pribadi...
      mungkin teman2 yang lain bisa menambahkan.
      thanks, salam.

      Delete
  39. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  40. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  41. Please info..klo kondisi sekarang (juli 2016) apa masih diperbolehkan bawa mobil pribadi sampe ke ranu pane ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kelihatannya udah gak bisa... bisa aja pakai kendaraan pribadi, tapi tetap disuruh bayar charge kalau sewa kendaraan, lebih mahal lagi...
      So lebih baik sewa, emang dipaksa sewa sih... nggak tau gimana kalau naik motor...

      salam...

      Delete
  42. Di film 5cm jg ada adegan mandi2 rakum kok.

    Btw tau cara pergi dr ranu pane ke wonotoro gan? Ada angkutan umum ga ya? Or harus sewa? Sewa jeep kah? Bs cari di sana kah?

    ReplyDelete
  43. Such a nice information and please dont forget visit our website :)

    ReplyDelete
  44. Mas, kelihatannya ada yg keliru deeh.. Yg waktu berangkat perhitungan saya sebagai berikut:
    Pane ke pos 1: 1 jam
    pos 1 ke 2: 15 menit saja
    pos 2 ke 3: 1 jam
    pos 3 ke danau: 45 menit

    Total 3 jam mas, bukan 2,5 jam, hehehe.. Kalo liat waktunya di pos 3 istirahat sekitar 1 jam sampai jam 11.15, rasanya yg dimaksud jalan 3,5 jam, istirahat 1 jam saja berangkatnya..

    ReplyDelete
  45. Siapa tahu. Mau cari transportasi ELF dari surabaya ke semeru. Bs what app kami +6285648292346 TN trans. Harga bersahabat dech untuk para pendaki

    ReplyDelete
  46. dapatkan bonus kemenangan ratusan juta rupiah setiap hari dari KRISTALQQ

    ReplyDelete

Glad if you could give me a feedback :), cheers matey..