Search This Blog

Monday, October 25, 2010

Your passion is NOT what you are good at it is what you enjoy the most

from : www.kompaskarier.com


Passion adalah segala hal sangat, sangat, sangat diminati sehingga tidak pernah terpikir untuk tidak mengerjakannya.

Tante Obin yang sejak saya masih SD sampai hari ini masih terus menekuni & menyempurnakan koleksi kain nusantara sembari menghasilkan karya otentiknya.

Idola saya dari tahun 80an, Indro Warkop yang dalam setiap kesempatan berusaha membuat orang tertawa, atau paling tidak tersenyum, bahkan tanpa dibayar sekalipun. Sahabat saya, Ligwina Hananto yang seolah punya energi terbarukan setiap kali bicara soal pengelolaan keuangan keluarga dan kampanye #stoppemiskinan di radio, TV, kantor-kantor, acara-acara dan dalam tulisan. Itu manifestasi passion!

Jangan berpikir passion sama dengan hobby. Memang mirip tapi tidak sama. Bisa diibaratkan hobby adalah “pekarangan” passion. Dari pada sekedar bermain di pekarangan saja, kenapa tidak masuk ke dalam rumahnya sekalian?

Passion adalah anak tangga pertama sebuah perjalanan karir. Oh, jangan menyamakan pekerjaan dengan karir. Pekerjaan adalah alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan tertentu dan alat bagi individu untuk terus tumbuh sebagai pribadi & professional. Karir adalah mengenai diri sendiri. Karir bicara soal pemenuhan kebahagiaan & ketercapaian (fulfillment). Siapa pun bisa dipecat dari pekerjaan namun tidak akan bisa dipecat dari karir. Your career is yours, your career is you.

Kerja tanpa passion = Kerja tanpa karya. Tanpa passion, semua aktivitas hanya sekedar untuk pemenuhan kebutuhan minimal memperoleh gaji, pangkat, fasilitas kerja dan atribut lain. Tidak ada kesenangan berkarya.Tidak ada keasyikan merasakan hal-hal baru. Tidak ada desakan dari dalam diri untuk terus-menerus menjadikan diri lebih baik. Semua dilaksanakan atas nama uang, kebutuhan & keterpaksaan.

Bekerja dengan passion = bekerja dengan hati. Berkontribusi dengan makna. Dengan passion, aktivitas paling menantang sekalipun akan menyenangkan. Uang, pangkat, pengakuan dan segala atribut lain yang berdatangan hanya dipandang sebagai by-product. Gratisan-pun OK. Bangun tidur diawali dengan semangat melakukan hal yang paling diminati dalam hidup ini. Kerja, bermain, beristirahat seolah menyatu.

Saya yakin Tante Obin, Indro Warkop & Ligwina Hananto tahu dan peduli passion masing-masing. Apakah anda sama seperti mereka? Atau mungkin anda hanya sekedar bekerja untuk memperoleh penghasilan? Setiap kali meluangkan waktu 8 – 12 jam kerja dalam sehari, kenapa sudah cukup puas dengan imbalan uang? Bagaimana dengan keasyikan bekerja & kesenangan berkarya? Kalau sudah paham & peduli dengan passion, KAPAN akan mulai menuangkan passion tersebut? Masih bingung? Simak celotehan minggu depan: “cashing-in on your passion.”

 KOMPAS Cetak Halaman Klasika-Karier, 24 Juli 2010



**************

No comments:

Post a Comment

Glad if you could give me a feedback :), cheers matey..