Tanpa referensi, tanpa penelitian, tulisan ini mengalir sebagai catatan pribadi tentang gaya kepemimpinan para 'Tokai' atau Bos Chineese.
Selama bekerja saya banyak mengenal cara kepemimpinan dan management chineese terutama Indonesian Chineese. Sayang tidak banyak buku dan referensi yang bisa saya dapat sehingga segala sesuatu saya pelajari secara autodidak dan 'trial and error' :).
Jika anda bekerja di perusahaan yang chineese management dan anda tidak atau belum merasakan hal hal yang saya tulis dibawah ini, mungkin anda masih belum berada dekat dengan pucuk pimpinan / managerial, atau anda berada di perusahaan yang sangat besar sehingga tidak terlalu terekspose, atau memang pimpinan perusahaan anda memang sudah sangat 'profesional', namun ini sangat jarang ditemui...
Secara umum para pemilik / pemimpin perusahaan chineese yang berusia 50 tahun ke atas akan memiliki cara pandang yang mirip terhadap management dan leadership...
Beberapa highlight yang dapat saya tuliskan disini :
* Prestasi lebih dahulu yang lain akan menyusul
(dengan catatan : kalau inget, kalau tidak ada musibah).
Ini cukup lumrah sebenarnya, cukup umum, dimana kita akan diminta untuk 'meluaskan tanggung jawab' di luar batas wewenang dan remunerasi :), tanpa authoritas, namun diminta untuk menghandle hal hal yang luas.
Bandingkan dengan perusahaan yang lebih profesional, perusahaan yang kebanyakan tidak dimiliki oleh Indonesian Chineese, paling ekstrim BUMN dan Pemda.
Posisi dan jabatan diberikan dahulu itupun belum tentu anda dapat exercise semua wewenang anda ! :).
Tanpa authoritas namun tugas dan tanggung jawab seabrek ?
Di satu sisi disinilah ujian dimulai, siapa yang mampu bertahan, tidak tergoda, tidak luntur semangatnya dan mampu menghadapi hal hal yang sulit dilakukan oleh kebanyakan orang dialah yang sebenarnya berhasil melewati penyaringan kepemimpinan...
Bos akan meminta kita untuk berupaya semaksimal mungkin dan jika mengalami kesulitan kita diminta untuk bertanya atau meminta bantuan.
Kekurang mampuan dalam menagement membuat bos membutuhkan para 'jendral lapangan' yang dapat diandalkan. Para pemimpin 'tidak resmi', para pembuat keputusan lapangan yang handal di luar jalur birokrasi.
Jika anda sudah disukai, dianggap berprestasi atau mampu mengatur satu lingkup bagian atau departemen tertentu maka walaupun jabatan itu tidak ada sebelumnya, namun bisa diadakan untuk anda ! ini mungkin salah satu bagian yang indah dari konsep prestasi yang dituntut dahulu ini.
So... hiduplah dengan itu, jadilah pemenang yang anggun dan cantik.
* Pertama Gaji, jabatan, fasilitas, kemudian....
Jika anda berhasil membuktikan diri sebagai pribadi yang tangguh dan dapat dipercaya, anda akan 'diikat' dengan gaji, jabatan, fasilitas... dan semakin lama semakin dekat dengan Bos...
Dengan memberikan gaji yang tinggi, fasilitas, priviledges (pinjaman pribadi, beasiswa dll), anda sebenarnya sedang "dinaikkan tingkat kehidupannya".
Nikmatilah, namun jangan tergiur... waspadalah terhadap 'Golden Handcuff'.
Its Handcuff but its so beautifully golden, its golden but it is still a handcuff !
Ingatlah jika anda semakin 'berhasil' semakin 'naik' namun bukan karena kapabilitas anda, bukan karena kompetensi anda, maka anda secara tidak sadar perlahan-lahan sedang beralih dari
'menjual ilmu' menjadi 'menjual diri'.
Artinya anda bukan sedang menjual kemampuan anda, anda sebenarnya tidak terlalu berprestasi namun anda sedang disukai oleh bos ! atau anda dianggap dibutuhkan untuk misi misi tertentu oleh bos anda :).
Jika anda sedang berada dalam posisi ini, atau merasa akan masuk ke dalam posisi ini, cobalah tanyakan pada diri anda sendiri... prestasi apakah yang membuat saya benar-benar diakui (bukan hanya oleh bos kita saja) namun oleh semua orang dalam perusahaan / organisasi ? Apakah prestasi ini bisa ditulis ke dalam CV anda sebagai memang benar karya anda (atau sebagian besar adalah karya anda) dan 'dijual' ke perusahaan lain yang tidak mengenal anda sama sekali ?
Jika kedua pernyataan tersebut tidak terjawab berarti anda sedang masuk dalam posisi 'golden handcuff' ini... hati hati karena jika karena satu dan lain hal anda 'tidak lagi disukai', maka anda akan sulit untuk melepaskan diri dari golden handcuff.
Mau pindah kerja sayang... udah lama kerja, sayang ada uang pesangon, dan lagi kalaupun berhasil pindah kerja, perusahaan mana yang mau membayar seperti perusahaan yang lama ?
Depresi, stress, demotivasi... :) kalau anda cukup tinggi integritas dan self esteem nya.
Jika anda tidak mengalaminya maka anda minimal akan menjadi pribadi yang 'berbeda' dari diri anda yang sebenarnya... sebenarnya kepercayaan diri anda sudah terkikis perlahan-lahan....
Mohon dicermati bahwa saya tidak sedang menyalahkan siapapun,
tidak menyalahkan diri anda, mungkin memang anda sudah berkeluarga, sudah ada anak dan istri sehingga pertimbangan untuk keluar atau bekerja sendiri menjadi 'tidak sesederhana itu'.
Mungkin anda merasa bahwa anda sudah cukup beruntung dan berhutang budi dengan posisi dan remunerasi yang anda miliki dibandingkan latar belakang pendidikan dan keluarga anda...
bagi bos, juga sangat bisa dimengerti,
iklim usaha di Indonesia, materi tenaga kerja Indonesia membuat mau tidak mau lebih aman untuk menjadi 'businesman' daripada seorang 'industrialis'. Yang penting 'sekarang' bisa terus bertumbuh dan menghasilkan profit, boro-boro memikirkan dan menata jangka panjang yang tidak jelas.
Orang-orang Indo yang sedang kesulitan cari uang, filosofi bekerja yang kurang akan membuat seorang bos bergeser dari
'manager' -->
'leader' -->
'god father'.
Daripada repot2 menata dan bertempur, lebih baik 'membeli' kesetiaan....
Jadi kompetensi menjadi nomor dua, lebih mementingkan bagaimana mengumpulkan orang2 yang bisa 'dipakai sesuai kebutuhan' :), toh memang orang-orang seperti ini sulit didapatkan...
So... dengan mengerti kesulitan masing-masing pihak, pilihlah akan menjadi seperti apakah anda....
Usul saya, tingkatkan terus kompetensi anda, dan ketika anda sudah hampir akan 'dibeli',
berhentilah, lawanlah diri anda dan juallah diri anda dengan harga yang pantas, jangan menikmati ketika diri anda dibeli dengan harga yang terlalu tinggi diatas diri anda ! :).
* Bos akan selalu ingin membeli anda
Jangan pernah jual mahal namun juga jangan pernah terbeli :).
Adalah hal yang sangat wajar dan biasa bahwa setiap bos akan selalu ingin 'memiliki anda' seperti juga anda ingin 'memiliki' pasangan hidup (istri / suami) dan anak anda...
Anda jual mahal artinya anda terus menerus 'menolak' untuk dibeli, atasan bisa merasakan bahwa anda adalah orang yang menolak untuk dibeli (orang-orang yang seperti ini semakin jarang ada :)), biarkan diri anda terbeli, namun jangan pernah terlena, berhentilah ketika anda merasa tidak akan bisa lepas... :).
Udah kayak narkoba aja ya hahaha... jika tidak bisa dihindari, berhentilah sebelum kecanduan ! hahaha....
Jangan biarkan bos merasa tidak nyaman, biarkan ia merasa bahwa anda orang yang terpercaya, tergantung, tidak akan lepas (dan anda memang sebenarnya tidak ingin lepas...) namun anda harus selalu siap untuk tidak mau dibeli, membuat bos merasa apa yang ia berikan tidak sesuai atau kurang cocok dengan anda atau harga anda....
Semoga bermanfaat...
comment and critiques are highly appreciated :).
cheers and have a good day to you all !
=========================================================