Search This Blog

Monday, April 8, 2013

Fenomena '(sudah) bisa diving'... :D


Mungkin tulisan ini akan agak kurang enak dibaca nih... rekan rekan diver sekalian...
Sorry sebelumnya kalau terkesan menyindir atau sok idealis :)
Tapi yang ada dalam pikiran saya cuman me wanti wanti (bahasa jawa) atau mengingatkan para divers, baik profesionals (Instructor, Dive Masters) maupun para divers akan satu fenomena yang semakin sering kita jumpai...

Semakin hari memang semakin banyak orang yang sudah 'bisa diving' (memiliki sertifikat diving) dan banyak sekali ilmu tentang diving yang bisa dibaca di internet. Berlimpahnya bahan bahan ini membuat banyak sekali orang merasa sudah bisa diving, merasa mengerti tentang ABC dalam diving, walaupun dengan log yang masih terbatas.
(memang tidak menjamin sih, diver dengan log 100 sudah mengerti tentang diving...).


Teman-teman diver, instructor sekalian, saya ingat kata-kata instructor saya dahulu :
"Rizal, dalam diving, ada hal hal yang mau tidak mau harus kamu bayar dengan jam terbang (jam selam maksudnya...)".
Setelah 3-4 tahun diving hingga tulisan ini ditulis, saya merasa ia mengatakan yang sebenarnya...
Saya bertemu dan melihat banyak sekali diver yang merasa 'sudah bisa diving' dan berusaha mengatur sendiri apa yang boleh, apa yang baik dan apa yang tidak baik bagi dirinya....


Sebenarnya tidak ada yang salah dengan perasaan senang dan bangga kita sudah menjadi seorang diver...
Kita sudah berkontribusi membuat para nelayan tidak lagi menjala, mengebom, memancing ikan, tapi beralih profesi menjadi boatman diving...
Kita sudah berkontribusi membuat dive center di lokasi diving bisa hidup dan memberi pekerjaan untuk masyarakat disekitarnya, tapi rasa percaya diri dan eforia yang berlebihan kelihatannya akan berpotensi menimbulkan masalah....



Penyebabnya ?

Pertama, kita tau olahraga atau kegiatan diving sedang booming boomingnya belakangan ini di Indonesia, dive center, dive master / instructor bermunculan di mana mana :).
Persaingan antar instructor, antar dive center semakin berat, harga semakin 'dibanting' :).
Bukan hanya harga peralatan saja yang dibanting, tapi harga 'service', harga 'pengajaran' juga dibanting.
Karena harga (dan juga waktu) mengajar dibanting, materi yang diajarkan otomatis menjadi minimal dan seringkali 'sekedarnya' yang bisa melakukan yang basic dan duitnya dibayar...
Yang penting membayar dan bisa melewati test yang dipersyaratkan, ilmu2 tambahan, paradigma sebagai seorang diver tidak sempat ditekankan.
Fenomena yang sudah banyak dikeluhkan di diskusi baik di Indonesia maupun di level internasional.

Kedua, semakin banyak penyelam muda yang berasal dari kalangan mahasiswa / pelajar.mahasiswa.
Usia dimana status, identitas dalam pergaulan diperlukan...
Para mahasiswa terutama yang berasal dari jurusan perikanan, kelautan, biologi (marine) sekarang semakin diarahkan (entah diwajibkan atau menjadi mata pelajaran pilihan) untuk bisa memperoleh sertifikat menyelam.
Tentu saja pengajaran mereka jadi 'masal', instructor bersaing, harga, sekali lagi, diminta untuk murah dan dengan demikian banyak elemen pelatihan yang dipangkas...
Peralatan mungkin kurang memadai, baik kualitas, perawatan maupun kuantitasnya....

Perbandingan 1 pengajar 4 siswa, atau ketika di kolam / di laut 1 pengajar 4 sampai 6 murid sudah pasti tidak digubris.

Ok, kita mungkin kita sebagai pengajar atau penyelenggara pelatihan / sertifikasi (entah anda instructor, dive center, club selam, dll) bisa berkelit : khan cuman 5 - 10 meter, tidak terlalu berbahaya.
Memang ada benarnya... saya jarang sekali mendengar fatalities yang terjadi karena rasio jumlah pengajar yang terlampau kecil ketika sertifikasi.
Jauh lebih sering dengar berita diver tewas di Nusa Penida karena decompresi ketika ingin melihat Mola Mola...
Tapi... kualitas hasil didikan kita bagaimana bisa bagus kalau rasio pengajar dan murid terlalu besar ?



Pasti ada yang salah dalam sistem pengajaran diving di Indonesia (atau bahkan di dunia ?), sehingga begitu banyak orang merasa sudah bisa diving dan menentukan sendiri apa yang boleh dan tidak boleh bagi dirinya...

Penyelenggara sertifikasi melihat sertifikat sebagai suatu penghasilan, diver melihat sertifikat sebagai suatu 'syarat' untuk bisa penelitian, untuk bisa menyelam lebih murah, untuk bisa pamer kepada teman-teman nya, dst.

Sudah saatnya sertifikat selam dipandang sebagai 'beban'.
Bagi instructor / dive center mereka harus merasa terbeban dengan memastikan semua murid yang telah mereka bawa sertifikasi Open Water, benar-benar dapat mengerti, menyerap dan melakukan semua standard dalam OW sertifikasi dengan memadai.
Tidak boleh karena 'sudah membayar' maka 'sertifikat pasti diberikan'.
Jika ada masalah dengan murid anda, entah itu perusakan koral, tidak aware terhadap buddy hingga ia celaka, mengacaukan rencana penyelaman dan bahkan kecelakaan dan kematian... maka sebagian tanggung jawab, at least tanggung jawab moral ada di pundah para instructor dan dive center yang bersedia mengadakan pelatihan...

Saya katakan disini tanggung jawab moral karena mungkin para diver tidak akan menuntut anda secara hukum karena mereka sudah menandatangani liability release....


Disisi diver sekalipun, jika sertifika selam dipandang sebagai beban, maka mereka pun akan punya keinginan untuk mengejar kekurangan dan menjaga skill mereka agar 'sesuai' dengan level sertifikasi yang dimiliki.



Ada satu pengalaman yang baru saja terjadi, seorang diver meminta saya untuk berlatih bersama, karena ingin belajar buoyancy...
All right, ini suatu keinginan yang baik dan saya menyanggupi untuk berlatih bersama...

Satu hal yang saya ingat, ketika akan berlatih (di kolam renang), ketika sudah selesai set up alat. BTW teman diver junior ini mengalamai masalah untuk menancapkan selang inflator ke BCD, ok saya abaikan saja.

Ketika 'menemani berlatih', saya terbiasa mengulang (refresh) pelajaran dasar menyelam, dengan maksud supaya teman berlatih ini bisa mengingat dan mendapatkan pelajaran yang mungkin belum diketahui.
Saya jelaskan satu per satu prosedur penyelaman mulai dari membawa peralatan, masuk ke air, memakai peralatan di atas air... dan tiba tiba diver junior ini memotong penjelasan saya dan berkata :
"Mas, saya sudah 'bisa diving', saya disini cuman perlu belajar buoyancy kok...".

Ok... dalam hati saya berkata, mungkin saja memang teman yang satu ini agak gugup, grogi ketika persiapan alat, mungkin memang dia hanya butuh latihan buoyancy... well, walaupun saya sudah curiga, dia tidak mau mengatakan berapa jumlah log nya kepada saya, dia hanya menjawab sertifikasi dilakukan sekitar pertengahan tahun lalu.


Descend pertama tidak ada masalah berarti....
setelah ascend saya mem briefing beberapa point sepele...
(yang sebenarnya membuktikan bahwa diver junior ini sebenarnya 'belum bisa diving'....)
Misalnya ketika saya melihat maskernya sangat berembun, maka saya memberikan kode untuk masker clearing, dia tidak mengerti, saya coba mengganti dengan isyarat yang lain pun, ia tidak mengerti.
Ketika saya mencontohkan masker clearing, baru ia mengerti...
(Jadi dia tidak mengerti bahwa masker clearing sebenarnya digunakan untuk clearing masker....)

Descend kedua, karena saya melihat sejak descend pertama maskernya selalu berembun.
Saya minta ia melakukan masker clearing lagi...
Kali ini musibah terjadi, saya melihat cara dia memasukkan air salah, air dituang ke hidung bukan ke kaca, kemudian jumlah air yang dimasukkan terlalu berlebihan sehingga hampir seluruh volume masker terisi air.
Belum lagi ketika masker penuh terisi air, ia terlihat panik, berusaha mengeluarkan air seolah olah ia ada di darat (membuka masker sedikit dan menuangkan air keluar)... ya tambah penuh lah itu masker dengan air.......
sampai disini saya langsung tau dia sudah menjadi panic diver....

Orang yang baru saja mengatakan 'saya sudah bisa diving' sekarang sudah menjadi panic diver...
Untungnya ini terjadi di kolam renang, untungnya ia cukup tenang, untungnya saya ada disitu yang langsung memegang dia menenangkan dan dengan pelan membimbing ascend ke atas.

Ternyata dia tidak pernah diajari cara masker clearing yang benar, termasuk drain air dengan menekan masker bagian atas dan memiringkan kepala 45derajat...

Satu kata : 'Gila !'
Siapapun instructornya...

Saya tidak menyalahkan instructor nya karena mungkin lupa mengajarkan, lupa memperhatikan (mungkin karena banyak murid ketika itu), atau bisa juga karena si diver memang lupa, panik, dll..

Saya menyalahkan para instructor, yang tidak menanamkan rasa waspada kepada murid-muridnya terhadap dunia diving !
Sehingga mereka merasa 'sudah bisa diving', padahal seharusnya instructor, setelah memberikan selamat karena si new bee sudah lulus proses sertifikasi, perlu menekankan bahwa new bee harus banyak belajar, new bee perlu untuk berlatih terus menerus, new bee masih tidak boleh diving sendiri tanpa pengawasan instructor, new bee masih belum boleh melakukan kegiatan recreational diving di lokasi lokasi yang berpotensi menimbulkan panik (wall, arus, low visibility, etc...)


Perasaan 'sudah bisa diving' adalah mutlak kesalahan instructor !
Karena tidak menanamkan paradigma yang benar untuk menekuni olah raga diving : Respect dan Cautiousness.
Respect to nature and all its laws, cautious dan selalu mempersiapkan diri jika terjadi masalah....
tidak menggampangkan segala sesuatu yang berhubungan dengan diving...



Teman teman... singkat kata, walaupun anda sudah punya sertifikat diving, jangan pernah merasa 'sudah bisa diving'. Bahkan ketika level kita rescue, dive master, log kita ratusan sekalipun.
Jangan pernah merasa sudah bisa diving...
Jangan pernah merasa tidak memerlukan latihan, persiapan...

Diving itu tidak hanya bisa memakai regulator, BCD dan bisa bernapas di dalam air.
Diving harus mengubah cara berpikir kita, cara persiapan kita, naik ke perahu, memakai peralatan, memeriksa peralatan, turun ke air, descend, semua skill ketika berada di dalam air, semua do's and don't, ascend, naik ke kapal, mencuci alat hingga kembali ke rumah dan menyimpan peralatan kita....
Itulah diving...
Kalau diving mencakup demikian luas pengetahuan... sudah sangat layak kalau kita seharusnya tidak pernah merasa 'sudah bisa diving' bukan... ?


Cheers all !
Have a safe dive...



3 comments:

  1. Wahh...
    Browsing-browsing iseng nemu tulisan ini dalem banget.
    Sesama pencinta alam dasar laut... Musti sadar ini nih.

    Jadi semakin semagat belajar diving yang bener dulu dah..
    God Bless Indonesiaaa...

    ReplyDelete
    Replies
    1. thank you mbak Yulia, semoga bermanfaat dan selamat belajar menyelam :).

      Delete
  2. tulisan yg bagus sekali.
    jika saja tulisan ini dibaca oleh bule yg kapan hari tewas krn berusaha memecahkan deepest record (dgn experience 30 log deep dive)...

    ReplyDelete

Glad if you could give me a feedback :), cheers matey..