Halaman ini akan menjadi kumpulan tulisan tentang Wallace's Line, garis yang dibuat oleh sir Alfred Russel Wallace, untuk memisahkan wilayah di Indonesia yang memiliki asal muasal Asia dan yang memiliki asal Australia.
Russel Wallace, membandingkan data tumbuhan dan terutama hewan yang ada di Asia dan Australia.
Dia menarik garis batas imaginary dimana hewan di Jawa, Bali dan Kalimantan berbeda dari hewan yang ada di Lombok, Sulawesi.
Hewan di sebelah timur garis ini memiliki keserupaan dengan hewan di Australia-Papua, sedang hewan di sebelah baratnya memiliki keserupaan dengan hewan di Asia.
Mengapa bisa terjadi demikian ?
Hipotesa yang dibuat, laut dalam di sekitar Sulawesi - Maluku - NTB - NTT dahulunya adalah sebuah sungai purba yang besar yang memisahkan kedua wilayah ini (Asia dan Australia) sehingga dua benua ini memiliki spesies yang berbeda. Hewan-hewan tidak bisa menyeberang karena kuatnya arus dan jauhnya jarak kedua daratan tersebut.
Aliran sungai besar ini, sampai sekarang masih ada dan dinamakan Indonesian through flow, yang berasal dari Utara, menuju ke selatan lewat Selat antara Kalimantan dan Sulawesi, kemudian lewat selat antara Bali dan Lombok.
Through flow (arus kuat) yang bergerak dari Sulawesi ini memberikan banyak imbas pada dunia diving...
Pertama, kesuburan dan keaneka ragaman ikan dan coral di selat selat disekitar Jawa, Bali dan Lombok dan Sulawesi.
Kedua, arus yang kuat antara Bali, Lombok memungkinkan beberapa lokasi menjadi lokasi drift dive kelas dunia (Nusa Penida berada di antara Bali dan Lombok).
Ketiga, spesies dari Sulawesi yang terbawa ke Bali / Lombok. Banggai Cardinal fish, yang seharusnya hanya ada di Banggai - Sulawesi, ternyata bisa juga ditemukan di Secret Bay, Gilimanuk - Bali.
Tulisan Simon Pridmore tentang Indonesian Throughflow.
Akan terus ditambah jika ada bahan menarik tentang Indonesian throughflow ;)...
Russel Wallace, membandingkan data tumbuhan dan terutama hewan yang ada di Asia dan Australia.
Dia menarik garis batas imaginary dimana hewan di Jawa, Bali dan Kalimantan berbeda dari hewan yang ada di Lombok, Sulawesi.
Hewan di sebelah timur garis ini memiliki keserupaan dengan hewan di Australia-Papua, sedang hewan di sebelah baratnya memiliki keserupaan dengan hewan di Asia.
Mengapa bisa terjadi demikian ?
Hipotesa yang dibuat, laut dalam di sekitar Sulawesi - Maluku - NTB - NTT dahulunya adalah sebuah sungai purba yang besar yang memisahkan kedua wilayah ini (Asia dan Australia) sehingga dua benua ini memiliki spesies yang berbeda. Hewan-hewan tidak bisa menyeberang karena kuatnya arus dan jauhnya jarak kedua daratan tersebut.
Aliran sungai besar ini, sampai sekarang masih ada dan dinamakan Indonesian through flow, yang berasal dari Utara, menuju ke selatan lewat Selat antara Kalimantan dan Sulawesi, kemudian lewat selat antara Bali dan Lombok.
Through flow (arus kuat) yang bergerak dari Sulawesi ini memberikan banyak imbas pada dunia diving...
Pertama, kesuburan dan keaneka ragaman ikan dan coral di selat selat disekitar Jawa, Bali dan Lombok dan Sulawesi.
Kedua, arus yang kuat antara Bali, Lombok memungkinkan beberapa lokasi menjadi lokasi drift dive kelas dunia (Nusa Penida berada di antara Bali dan Lombok).
Ketiga, spesies dari Sulawesi yang terbawa ke Bali / Lombok. Banggai Cardinal fish, yang seharusnya hanya ada di Banggai - Sulawesi, ternyata bisa juga ditemukan di Secret Bay, Gilimanuk - Bali.
Tulisan Simon Pridmore tentang Indonesian Throughflow.
Akan terus ditambah jika ada bahan menarik tentang Indonesian throughflow ;)...