Search This Blog

Wednesday, August 3, 2011

Berbagai macam 'Stop' dalam Diving : Safety Stop, Deep Stop.

Menyambung beberapa tulisan (atau lebih tepatnya rangkuman :) ) tentang dekompresi :
Sejarah Teori Dekompresi.
Perbedaan kecepatan naik.

Di thread ini saya ingin membuat rangkuman tentang Beberapa jenis 'Stop' yang dikenal di dunia diving sekaligus...


Mengapa 'Stop' diperlukan ?
Teori Dekompresi (Decompression Theory), dalam dunia diving selalu digunakan untuk menurunkan resiko DCS (Decompression Sickness) atau DCI (Decompression Illness) [used interchangeably].
DCS paling fatal bisa mengakibatkan kematian (Embolism, Lung Over Expansion), cacat permanen (bagian tubuh mati kaku, mati rasa), hingga paling ringan menyebabkan mual-mual, sakit kepala, pusing, merah-merah di dada / tangan dll.
'Stop' dibutuhkan untuk memberikan kesempatan bagi jaringan di dalam tubuh kita untuk mengalami dekompresi secara perlahan, agar Nitrogen dalam jaringan tubuh kita dapat dikeluarkan secara maksimal dan  aman. (lihat Sejarah Teori Dekompresi)

Dunia Diving diwakili oleh Institusi2 diving seperti PADI, SSI, ADSi, NAUI, DAN dll talah berusaha dengan keras mengurangi resiko DSC dengan menerapkan aturan dan procedure yang pada intinya adalah membuat penyelam melakukan dekompresi semaksimal dan seaman mungkin.

Berikut ini adalah daftar sekaligus penjelasan singkat tentang beberapa 'Stop', baik yang dianjurkan maupun yang diharuskan untuk mengurangi resiko terjadinya DCS.
Perlu selalu diingat bahwa kondisi fisik dan fisiologis tiap orang berbeda, sehingga kita perlu mengetahui dan mengukur kemampuan dan keterbatasan kita masing2, terlepas dari ada atau tidaknya aturan / procedure yang sudah ada.


1. (Recommended) Safety Stop

Jika kita berhenti selama 3-5 menit di kedalaman 3-6 meter (10-20ft), setiap kali selesai penyelaman, maka inilah yang dinamakan 'recommended' Safety Stop.

Betul, sesuai namanya, Safety Stop ini sifatnya adalah 'recommended' bukan 'mandatory'.
Anda boleh protest boleh gak suka :), tapi memang Safety Stop, namanya juga 'safety' stop diadakan untuk meningkatkan keamanan (safety) dan mengurangi resiko DCS.
Manufacture dive computer ternama seperti Suunto, Mares, Oceanic dll pun juga akan memposisikan Stop yang ini hanya sebagai rekomendasi saja, artinya tidak ada penalty yang anda terima jika tidak melakukan recommended SS ini.

Dasarnya sangat sederhana, semua Non Decompression Dive seharusnya tidak membutuhkan Stop di kedalaman tertentu untuk melakukan dekompresi. Asumsi yang dipakai adalah selama anda melakukan 'Non Decompression Dive' (tidak melakukan penyelaman dekompresi) dan mengikuti aturan kecepatan naik yang 9m/mnt (sekarang, atau dahulu 18m/mnt), anda sebenarnya tidak perlu berhenti di kedalam tertentu untuk melakukan dekompresi (mengeluarkan nitrogen dari tubuh anda).
Tubuh dianggap sudah mampu melepaskan semua Nitrogen dengan hanya melakukan ascend yang lambat, tanpa perlu stop di kedalaman tertentu.

Kalau kita tinjau lebih lanjut, alasan organisasi Diving int'l tidak menganjurkan (bahkan cenderung melarang) Debompression Diving adalah untuk mencegah 'keharusan' melakukan decompression stop.
Karena kondisi alam (up/down current, heavy surge, dll), emergency situation (missing buddy, accident, dll), teknik yang kurang memadai untuk hovering (new diver, blue water safety stop, dll) dapat membuat seorang diver tidak melakukan safety stop.


2. (Mandatory) Safety Stop

Mandatory SS sepanjang yang saya tahu hanya ada di RGBM calculation di Dive Comp Suunto saja.
RGBM memperkirakan adanya micro bubble sudah timbul jika anda melakukan paling tidak salah satu dari  2 attitude yang kurang baik selama diving dibawah ini :
a. Ascend lebih cepat dari 10m/mnt dalam waktu yang cukup lama. (ketika anda ascend dengan cepat, biasanya dive comp akan berbunyi 'beep' pendek untuk mengingatkan anda untuk slow down, jika anda terus ascend dengan cepat maka anda akan terkena mandatory SS).
b. Seringnya terjadi ascend lebih cepat dari 10m/mnt (Profile penyelaman).

Jika anda harus melakukan mandatory SS, maka anda akan berhenti di kedalaman 3-6 meter (10-20ft), selama waktu yang ditentukan oleh Dive Comp anda (tergantung sering dan lamanya 'pelanggaran' yang anda lakukan).
Jika anda melanggar mandatory SS ini, seperti yang tercantum di manual dive comp Suunto, anda akan diberi penalty sehingga No Deco Dive di dive berikutnya menjadi lebih singkat.
Artinya jika anda ingin mendapatkan No Deco Dive yang lebih lama, anda harus memperpanjang waktu Surface Interval anda....
make sense bukan ? kalau profile penyelaman gergaji, sering shoot up and down, maka istirahat lebih lama akan mengurangi resiko DCS :).

Saya hanya agak aneh dengan istilah 'mandatory' yang tenyata masih bisa di abaikan hahahaha...


3. Deep Stop

Sesuai dengan anjuran dari Paul Bert dan Haldane, bahwa untuk memastikan terjadi dekompresi yang sempurna, ketika ascend seorang penyelam perlu berhenti 1/2 jalan dari kedalaman maksimumnya.
Misalnya seorang penyelam masuk hingga kedalaman 30m, ketika ia mulai ascend, ia bisa naik dengan cepat (lihat topik : Perbedaan kecepatan naik) hingga mencapai 1/2 kedalaman maksimum (ie : 15m) kemudian (sesuai anjuran Paul Bert) berhenti 1 hingga 2 menit, dan kemudian melanjutkan ascend ke 7.5m dan kemudian berhenti lagi disana 1 hingga 2 menit, demikian seterusnya.

Jika anda menggunakan Suunto D series (D4, D6, D9) anda dapat mengaktifkan fungsi Deep Stop ini namun anda akan kehilangan count down (recommended) Safety Stop di 6-3m. Artinya jika Deep Stop aktif, anda terpaksa harus mengukur sendiri waktu safety stop anda karena Dive Comp anda tidak akan menghitungnya.

Deep Stop sifatnya adalah optional, sama seperti Safety Stop berfungsi mengurangi resiko DCS.

Bagi saya, konsep deep stop ini berfungsi sekali ketika melakukan deep dive (hence the name 'deep' stop came from...). Misalnya kita selesai deep dive ke 40m, kita bisa dengan cepat ascend ke kedalaman 20m (mengabaikan ascend speed yang 9m/mnt), berhenti di 20m selama 1-2 mnt (deep stop), yang jelas lebih kecil resiko DCS nya dibanding jika kita ascend lambat dari 40m....
Bisa juga menjadi alternatif, dalam situasi emergency, saya bisa naik dengan cepat ke 20m dan berhenti disitu daripada stay di 40m dan (misalnya terkena bahaya down current).



4. Decompression Stop

Ini adalah satu-satunya Stop yang sifatnya Mandatory / Obligatory yang dapat membuat Dive Comp anda ngambek kalau dicuekin. Jika stop yang satu ini diabaikan, dive comp akan mempenalty anda untuk tidak melakukan diving selama beberapa saat (biasanya 2 x 24 jam), dive comp biasanya hanya akan menjadi depth gauge dan dive watch saja, tidak mengindikasikan No Decompression time yang tersisa dll.

Jika anda melakukan Decompression Dive, anda akan diwajibkan untuk berhenti (stop) di kedalaman tertentu sesuai yang ditentukan oleh dive comp atau dive table anda, untuk melakukan dekompresi.
Jika anda menggunakan Dive comp, maka ia secara otomatis akan memberi tahu di kedalaman berapa dan berapa lama anda harus melakukan dekompresi.
Alternatively anda bisa juga menggunakan tabel dekompresi sebagai acuan pelaksanaan decompression stop (dengan atau tanpa dive comp).

Ini adalah satu-satunya Stop yang secara perhitungan diperlukan tubuh kita untuk mengeluarkan Nitrogen dari (terutama) 'slow tissues'. (lihat Sejarah Teori Dekompresi).
Decompression Dive artinya 'slow tissues' kita sudah mulai dipenuhi dengan Nitrogen, membutuhkan stop atau waktu yang lebih lama untuk mengeluarkannya agar kita tidak terkena DCS.


semoga berguna... :).

+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-

3 comments:

Glad if you could give me a feedback :), cheers matey..