Search This Blog

Tuesday, July 17, 2012

Organisasi dengan 5K

Tidak ada teori, tidak ada thesis, tidak ada hipotesa...
Ini hanya perenungan gila saya belaka :D.

Anda mungkin sudah familiar dengan 5R (Ringkas-Rapi-Resik-Rawat-Rajin dari 5S nya Jepang), atau K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja), tapi yang ingin saya tulis ini bukan 5R, bukan K3, tapi memang benar, anda tidak salah baca, 5K.

Menurut saya organisasi yang mampu menerapkan 5K bagi karyawannya adalah perusahaan yang punya masa depan yang baik !

Dimulai dari pembicaraan ngalor ngidul dengan kolega kerja, bahwa di tempat kerja nya dahulu banyak karyawan yang mengalami fenomena 5K....
Apa itu 5K, kolega saya bercerita begini :

Ketika seorang calon karyawan baru melamar di tempat kerja nya, ia akan mendapatkan K yang pertama.
K yang pertama adalah "KAGUM". Entah karena besarnya skala perusahaan tersebut, entah karena kerapian, ke profesional an para recruiternya maupun karena baru kenal lebih dekat dengan product-product perusahaan tersebut.

Setelah karyawan tersebut diterima kerja di perusahaan, setelah lewat 1 - 2 minggu pertama karyawan tersebut akan mengalami K yang kedua.
K yang kedua adalah "KAGET". Biasanya karena workload, karena ethos kerja yang sangat jauh berbeda, karena tidak terbiasa dengan tingkat stress yang tinggi, dengan speed kerja dll.
Walaupun ada kekagetan, karyawan baru biasanya masih bisa bertahan, energi masih banyak, belum putus asa, masih bisa 'dibetah-betahkan', masih ada mimpi dan harapan akan perubahan dst..

Dan setelah waktu yang lebih lama lagi, 1 tahun, 2 tahun, karyawan akan mulai mengalami K yang ketiga.
K yang ketiga adalah "KECEWA". Ini juga bisa disebabkan banyak sekali hal, merasa tidak dihargai, merasa diperas keringatnya tanpa upah memadai, merasa dikibulin karena tidak cocok antara janji dan kenyataan, dll.
Biasanya masa-masa 3-5 tahun adalah masa kritis (seperti juga rumah tangga ?), dimana seorang karyawan akan terus bertahan atau memilih keluar dan mencari pekerjaan baru.

Jika akhirnya kekecewaan ini tidak tertahan, tidak tersalurkan, tidak mampu dikomunikasikan dengan atasan dll, maka otomatis karyawan ini akan mengalami K yang keempat.
K yang keempat adalah "KELUAR". Tentu saja... ini adalah konsekuensi yang logis...

Nah disini saya rasa titik kritisnya, kalau sebuah perusahaan banyak mengalami HANYA sampai di K4, perusahaan ini sudah dapat diprediksi sebenarnya, sulit untuk menjadi besar.
Karyawan tidak puas, tidak ada retensi, dan keluar, resign, dikeluarkan, dst...

Tapi jangan salah sangka... retensi bukan yang ingin saya sorotin di tulisan ini...
Kita bisa berusaha me retensi karyawan sedemikian rupa sehingga karyawan 'enggan' keluar.
Dengan lingkungan yang enak, dengan pekerjaan yang terbagi sehingga tidak stress, tidak ruwet, gaji diberi gede, fasilitas berlimpah, tunjangan rapat, rekreasi, bonus dll diberikan semuanya... karyawan memang TIDAK KELUAR, tapi kita membutuhkan biaya besar untuk melakukan retensi, plus kebanyakan karyawan yang 'awet' itu adalah karyawan yang sudah ada di comfort zone, tidak bisa berkembang, tidak laku di perusahaan lain, dll.

Jadi pernyataan saya adalah sebagai berikut :
Perusahaan yang turn over karyawannya rendah belum tentu perusahaan yang baik, justru perusahaan yang punya karyawan dengan "K 4" adalah perusahaan yang BENAR, ASAL.... dia tidak berhenti di K 4 saja, ia bisa membuat karyawannya mengalami K yang kelima.

K yang kelima adalah "KEMBALI". :D :D :D....
Ya betul... Kembali ke perusahaan tersebut... karyawan tersebut 'bisa' keluar artinya ia punya kemampuan, ia punya nilai untuk dijual ke perusahaan lain. Mungkin ia merasa butuh tantangan lebih banyak di perusahaan lain, tergiur oleh gaji yang lebih tinggi di perusahaan lain. Tapi apapun alasannya ia tetap KEMBALI, menunjukkan bahwa walaupun ia merasa stress, merasa kecewa, merasa overworked, dieksploitasi, diperlakukan tidak adil dll, toh ia tetap merasa bahwa perusahaan lama nya adalah tempat TERBAIK baginya untuk mengembangkan diri, memberikan penghargaan yang PANTAS bagi pekerjaannya, memperlakukannya secara sopan dan menyenangkan bahkan ketika melepaskannya dulu. Ia merasa bahwa perusahaan ini adalah rumah dan masa depan yang dapat ditinggali hingga pensiun kelak.
Seperti kisah "anak yang hilang", karyawan yang telah keluar ini kembali ke rumah ayahnya dan menyadari betapa ayahnya amat mengasihinya dan selalu memberikan pelajaran yang layak dan pantas baginya, tidak pernah memanjakan dan tidak menghalangi kepergiannya. Selalu siap menyambut dengan tangan terbuka di pintu depan rumah....

Jika anda bisa membuat perusahaan atau organisasi anda sebagai organisasi 5K saya percaya organisasi ini akan punya banyak contoh hidup, story teller di dalam perusahaan yang akan meningkatkan motivasi internal dan membentuk budaya organisasi yang baik...

semoga berguna....

No comments:

Post a Comment

Glad if you could give me a feedback :), cheers matey..