Search This Blog

Thursday, October 14, 2010

Diving Raja Ampat #3, Dive Point #1

Trip Date : 11 - 20 Sept 2010.
(Note : check out other story about Diving Raja Ampat :

Berikut adalah peta lokasi dive point supaya anda lebih mudah membayangkan nama-nama dive spot yang akan ditulis dalam blog ini...
Peta lokasi Dive Spot di Selat Dampier Raja Ampat


Dan berikut adalah ulasan tentang beberapa dive point yang saya datangi. Beberapa diantaranya cukup terkenal dan banyak direkomendasikan di buku, website atau dari bincang-bincang sesama diver :


* Mike's Point (Kerupiar Island)

Dive point yang ditemukan oleh Max Ammer, dan dinamai sesuai dengan nama anaknya (Mike).
Mike's Point terletak di sebelah utara pulau Kri/Mansuar. Pulau ini ukurannya kecil namun sangat unik.
Di darat terdapat sarang burung elang yang menjadikan atraksi tersendiri ketika si elang mengasuh anaknya, melayang di atas air, menukik kebawah untuk menangkap ikan dan beberapa saat kemudian kembali mengontrol sarangnya.
Sangat menyenangkan untuk dijadikan tempat menghabiskan waktu surface interval anda.

Kalau dilihat sepintas, pulau ini terlihat seperti satu pulau kecil biasa, namun jika kita coba berkeliling, ternyata pulau ini seperti teriris menjadi 2 buah pulau dengan selat sempit (2 - 4 m) dimana kedalaman air laut di selat tersebut hanya 3 - 5 m saja.
Bagian bawah pulau terdapat banyak sekali ceruk / cave (saya sempat membayangkan gua yang agak dalam, ternyata ceruk ceruk tersebut hanya masuk ke dalam pulau sejauh 3 - 10 m saja dan juga ukurannya cukup besar, tidak sempit seperti sebuah gua).

Eagle flew over Mike's Point / Kerupiar Island 

Mike's Point (Kerupiar Island), see the gap between
the big and smaller island ?
Other side of Kerupiar Island



Mike's Point North facing South
Left : Koh Island, Right : Kri Island
Eagle on top of Mike's Point Island
Coba bikin foto Silhuette...













Ceruk atau gua ini bisa dijumpai di kedalaman 20-25m dan sangat cocok bagi anda yang gemar membuat foto silhouette, jadi jangan lupa bawa torch / senter anda untuk membuat foto-foto silhouette yang breath taking :D. Disekeliling pulau dan di dalam ceruk banyak terdapat gorgonian yang berwarna-warni dan indah. Pastikan udara cukup hemat supaya bisa berlama-lama mengunjungi ceruk-ceruk disini. Buoyancy sangat penting karena kepakan fin anda dapat merusak gorgonian dan menggaruk pasir yang memperburuk visibility.

Macro objects @ Mike's Point
Schooling Fuseliers @ Mike's Point











Healthy Coral Forest
@ Mike's Point
Penyu @ Mike's Point















Di Mike's Point (Kerupiar Island) ini kita juga dapat menemukan schooling fish, fusiliers, barracuda, penyu, coral fishes, nuddies, dll.
Namun... masih ada satu alasan yang menurut saya membuat tempat ini sangat recomended dan worth visiting, yaitu selat dangkal dan sempit yang membagi pulau Kerupiar ini. Kedalaman selat yang hanya 3 - 5 m memungkinkan sinar matahari masuk dan menjadikan tempat ini sangat ideal untuk mengambil foto. Lorong-lorong di sini menyimpan banyak ikan-ikan kecil yang tidak terlalu terganggu dengan kehadiran anda. Berikut beberapa foto yang sempat diambil oleh buddy sekaligus instructor saya, Thea.
Me @ Mike's Point, pencahayaan sangat baik.
Sangat cocok untuk ambil foto.
Mike's Point.





















Schooling Juvenile fishes
dalam 'lorong' di Mike's point
Selat sempit yang membagi
pulau Mike's Point.
Sekitar 2 - 4 m saja lebarnya.
Bat Fish dalam lorong di Mike's Point
Banyak Tubastrea Merah yang indah







* Cape Kri

Tanjung Kri, terletak di ujung pulau Kri, tepat di depan Sorido Resort (resot high end milik Max Ammer di pulau Kri). Dive point nya sendiri berada di sisi selatan pulau Kri, bersebelahan dengan Sorido Resort (Sorido Resort menghadap ke timur).
Dive center milik Max Ammer bernama Papua Diving, sangat terkenal diantara para resort marketer.
Dive pointnya sendiri, menurut saya tidak terlalu isitimewa, kecuali memang variasi flora dan fauna yang demikian beragam (khas Raja Ampat btw) bisa ditemukan di dive point ini. Worth visiting selain tempatnya yang mudah dan tidak ada kesulitan teknis untuk dive di tempat ini, Cape Kri cukup bisa 'merangkum' (sums up) diving selat dampier.

Jika anda search di internet anda akan menemukan banyak rekomendasi yang melukiskan keragaman ikan di cape kri. Salah satu yang paling banyak dikutip adalah yang ini :


"On my last trip with Papua Diving (former Irian Diving), 
I recorded 283 fish species during a single dive near the Kri Island resorts. 
This is the most fishes ever seen on a single dive over a career spanning almost 30 years."


Dr.Gerald R. Allen
Western Australian Museum
Pert, Australia
Author of 25+ marine life books




The Passage

Lokasi dive point ini ada di selat sempit antar P Waigeo dan P Gam. Tempat yang jarang didatangi oleh land based dive resort karena jaraknya yang cukup jauh dari selat dampier (1 jam lebih dengan speed boat dari Waisai).
Komentar Burt Jones di buku Dive Indonesia's Raja Ampat tentang The Passage adalah 'One of Raja Ampat's most celebrated dives...'.
Dalam buku ini juga, anda bisa menemukan komentar dari Sir Alfred Russel Wallace (inspirator Theory evolusi Charles Darwin) yang melewati selat ini dalam ekspedisinya.
Setelah berjuang melawan badai, Wallace menemukan sebuah lubang untuk berlindung. Kapal harus berhati-hati supaya tidak karam karena selat yang sempit. Dan ketika memasuki selat Kabui, ia mengira sedang menemukan sebuah danau / atol.
Wallace sangat terpesona akan keindahan dan keunikan lokasi ini.
Rekomendasi kedua orang ini ternyata memang tidak main-main hehehe...

Pelangi di Raja Ampat
on the way to 'The Passage'
Pulau-pulau kecil sepanjang perjalanan..










Sebenarnya, kami diberi 'hadiah' dari P Agus (Owner Raja Ampat Dive Resort), ditengah-tengah kesulitan mencari solar. Sebab lokasi ini memang cukup jauh (dan cuman bisa 1 kali dive karena hari itu juga jam 12 kita musti mengejar ferry untuk kembali ke Sorong).
Thank you Pak Agus, betul-betul dive yang worth it... semuanya ok...

The Passage....
Pintu Masuk 'The Passage'
lihatlah buih di permukaan... hehehehe...










Memasuki The Passage saja sudah merupakan pengalaman tersendiri, sepanjang jalan kita disuguhi hamparan pulau pulau kecil yang khas Papua.
Profile pulau yang tanpa pantai ini, dari yang saya baca, timbul dari pergeseran lempeng / retakan bumi sebelum jaman es, kemudian terendam air setelah es mencair. Jadilah pulau-pulau yang seperti dipotong (tanpa pantai). Seiring dengan perjalanan waktu bagian yang terendam air laut menjadi tergerus dan menimbulkan cekungan/gua/ceruk di bawah air.

Sekitar 30 menit menyusuri Teluk Kabui ke arah Utara, laut mulai menyempit, kita bisa melihat sebuah 'sungai' yang dipenuhi pepohonan di kiri dan kanannya. Serasa berada di pedalaman Kalimantan hahaha... hanya saja airnya air laut, bukan air tawar...
Saya sudah bisa menebak bahwa arus di sepanjang selat ini pasti sangat kencang, selain karena memang lebar selat yang hanya sekitar 20 - 40 m (bervariasi sepanjang beberapa km), juga karena selat ini menghubungkan teluk kabul dengan samudera lepas. Foto di atas air, ketika akan memasuki selat, menunjukkan riak air di permukaan yang menunjukkan gerakan arus di dalam yang pasti sangat kencang.
Saya sempat bertanya dalam hati, bagaimana cara descent nya ya ?? ada info juga visibility yang akan rendah karena kedalaman selat hanya 15 - 20 m saja dan berpasir... aduh... seru sekaligus deg-degan...

Ternyata ada sebuah teluk kecil di sisi Barat (sisi P. Gam) yang terlindung dari arus kencang. Cocok untuk start point. Kami dive dengan mengikuti arus ke arah selatan.
Selama berada di atas permukaan air, saya merasa seperti berada di danau / sungai air tawar, karena sekeliling kami penuh dengan pohon, suara burung dan hewan-hewan hutan lainnya, tidak seperti berada di laut / pantai. Sinar matahari juga sulit masuk ke dalam. Air kelihatan berwarna hijau karena refleksi dedaunan disekitar kita, serasa tidak diving di laut hehehehe....
Kesannya adalah diving di tengah-tengah hutan belantara !

The Passage starting point
Descent @ The Passage










The Passage sendiri bisa saya kategorikan sebagai lokasi yang sangat komplit ! Macro photography, drift, dan caving dalam satu lokasi.
Di bagian tepi seperti ketika kami descent, ada bebatuan yang melindungi kami dari main current. Di lokasi yang terlindung dan tidak terlalu kencang arusnya ini kami banyak menemukan obyek foto macro. Kami bertemu nuddie, flatworm, ular, berbagai spesies coral dan juga sebuah Porites yang besar dan bulat, diameter sekitar 2m an dan relatif masih bagus, tidak banyak cacat.
Ada satu dive point dekat The passage yang khusus menyajikan nudie branch, namanya Nudibranch Rock. Bersama dengan The Passage, kedua dive point ini yang menjadi sasaran jika diver berkunjung ke wilayah ini.
Nuddie @ The Passage
Flat Worms @ The Passage










Nuddie @ The Passage
area tanpa arus, kaya dengan Macro
creature.















Thea langsung mengingatkan saya dengan menulis di udara, eh di air... : J A N G A N   L A M A.... artinya jangan terlalu lama bermain di obyek makro, the real excitement is yet to come !
Sekitar 30 menit menelusuri tepi sungai eh tepi pulau, kita mulai memasuki daerah yang tak terlindung dari arus utama, arus terasa kencang sekali, benar benar serasa berada di tengah sungai.
Harus pandai melipir sepanjang tepian agar tidak terseret ke tengah dan jeli melihat spot yang terlindung dari arus utama. Tidak semudah yang dibayangkan... karena spot2 yang terlindungi ini mengalami semacam Eddy Current (loop current) yang  membuat tetap sulit untuk beristirahat.

Selang 15 menit bermain-main dengan arus, akhirnya kami sampai ke finish point, ada sebuah gua yang berujung ke dalam lagoon yang dikelilingi tebing tinggi dan pepohonan. Lagoon ini bisa dimasuki dari 2 arah, pertama dari pintu lagoon yang dapat terlihat dari luar, bisa dicapai dengan berenang atau diving, dan pintu lainnya adalah sebuah gua lain yang melingkar berujung di lagoon ini. Betul-betul menyenangkan sekaligus mendebarkan. Arus di pintu masuk ke lagoon dan gua ini sangat kencang hingga fin Sandy sempat terlepas hahaha... more on this latter on... :D....

Inilah pertama kalinya saya benar-benar harus 'Gecko Diving', setelah sebelumnya hanya tau dari cerita P. Bambang saja hahahaha....
Peduli amat dengan koral, pokoknya pegang dengan erat dan jangan sampai lepas ! Setelah sekitar 5 menit bertahan di kedalaman 15m, kami memutuskan untuk merangkak naik, karena arus tidak kunjung reda. Di kedalaman 8 meter, arus mulai mereda dan kami mulai mencoba mengatur nafas, mengembalikan keberanian yang sempat hilang hahahaha...
Sebelah kiri ternyata ada gua, yang tidak terlihat karena sibuknya bertahan dari arus.
Yefta mencoba masuk ke gua, melihat bahwa tidak ada arus disitu, saya memutuskan untuk ikut masuk. Untung saya bawa torch (dan seterusnya saya akan selalu bawa torch !!). Kami menelusuri gua ini yang ternyata berujung di lagoon. Semua sangat excited dan senang, kecuali Sandy yang agak kuatir karena finnya sekarang cuman ada satu ! hiehiehiehiehie... seruu...

Lagoon / Gua di The Passage
Thea di 'pintu' Lagoon











Sorry kualitas gambar yang jelek, karena kita diburu-buru harus cepat kembali ke Waisai untuk mengejar ferry, dan juga baru tarik napas karena adrenalin yang naik setelah gecko diving hehehe... mana kondisi kamera yang juga kurang menunjang... habis battery lagi hahaha...

di luar P Agus sudah memanggil manggil hahaha... kok malah beliau yang takut kita ketinggalan ferry ya ?
Segera kita descent lagi untuk bisa keluar dari Lagoon, keluar dari lindungan batu, segera arus The Passage menyapa lagi dan kali ini kita drift mengikuti arus di atas pasir di tengah-tengah channel / selat.
Eh... tiba-tiba Yefta menemukan fin Sandy yang tadi sempat terlepas, sambil drifting, kita berusaha memakaikan fin Sandy kembali... What a trip....
Setelah arus tidak terlalu deras, kita lakukan safety stop, another 'blue water safety stop' actually... hehehehe...
Dan ketika muncul di permukaan, ternyata kita sudah ada di muara teluk Kabui hehehe... cukup jauh juga drift kita...

So The Passage in short, dalam 1 lokasi kita mendapatkan sekaligus : Macro, Drift, dan Caving... betul betul tidak salah kalau lokasi ini menjadi one of the most celebrated dive spot at Raja Ampat !
Sandy, walaupun sempet kehilangan fin dan merasa aneh dengan gecko diving ternyata juga sangat menyukai lokasi ini... ya khan San ? hehehehe... adrenalin pumping.... semoga tambah gemar drift dive....




* Saonek Island / Saonek Jetty (dermaga, muck dive, nite dive).

Simply one of the best muck dive / nite dive I ever had.
Kalau menurut Thea : World class dive site cieee.....
Well, mau tidak mau saya akan setuju, berhubung belum pernah dive di luar negeri dan saya juga kaget dengan binatang-binatang yang mengisi dive site ini... menurut saya sih : memang bagus !!

Saonek sendiri adalah sebuah pulau kecil dekat dengan Waisai (ibukota Waigeo).
Menurut penjelasan penduduk lokal, Saonek adalah bekas ibukota kabupaten karenanya merupakan kota yang (dulu) paling maju di wilayah Raja Ampat.
Sayang kami tidak sempat jalan-jalan disini (walaupun sudah ngebet...) karena jadwal diving yang cukup padat (sebenarnya bukan divingnya, tapi boat yang cuman sebiji yang bikin jadwal jadi padat...).
Konon ada masjid pertama di R4 (banyak orang bugis di Saonek) dan juga kita bisa melihat tower Indosat dibangun di pulau ini.

DM kita, Yefta, sempat menunjukkan seekor walking shark dalam sebuah reef kepada saya, namun sebelum sempat saya panggil Thea untuk foto, si walking shark sudah kabur entah kemana...
well... ini pertama kali saya lihat walking shark. Jika anda penasaran seperti apa sih walking shark, berikut foto yang saya dapatkan di internet :
Walking Shark, benar-benar berjalan dengan
sirip pectoral (dekat insang) dan sirip perutnya.












Berikut adalah ikan-ikan lain yang kami temui di Saonek bridge, diantara ban bekas, roda bekas, drum, karung, kain, botol, Yefta malah menemukan masker yang masih bisa dipakai hehehe.... pemulung elit...
Gurita, didekat kaos bekas
Sea Pen
Goat fish, lagi tidur di dekat botol....













Lion fish sedang tidur....
seonggok Flower Coral / Polyp / Tubastrea
sendirian dan cantik ditengah pasir....







Coral Banded Shrimp, a lot of them
in this area and throughout R4.



Scorpion fish tidur di dekat bulu babi












Crocodile Fish, a close up shoot....
Crocodile Fish tidur di dekat karung goni bekas....















Cardinal Fish, diantara soft coral.
Kerang yang Indah sedang cari makan...












*****************

3 comments:

  1. great reviews!
    ayo kapan diving lagi aku diajak donk :)

    ReplyDelete
  2. hi...
    blh minta no contact Pak Agus?
    thx yah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Check disini : http://rizalchristian.blogspot.com/2010/09/diving-raja-ampat-2-dive-resort.html
      atau search and contact Raja Ampat Dive Resort.

      Delete

Glad if you could give me a feedback :), cheers matey..