Search This Blog

Thursday, December 9, 2010

Penjelasan mengenai perbedaan maksimum kecepatan naik (Maximum Ascent Rate Differences, Explained)

Kita mungkin pernah mendengar intruktur atau membaca tentang perbedaan kecepatan naik maksimum yang diperbolehkan.
Note : PADI menyarankan maksimum ascent rate 9m/mnt, sebelumnya 18m/mnt untuk menghindari DCS (Decompression Sickness).
Well, yang saya maksud dengan perbedaan kecepatan naik yang diperbolehkan (maximum ascent rate), bukanlah yang ditetapkan oleh salah satu organisasi penyelam (ie : PADI, SSI, etc), namun perbedaan kecepatan naik yang diperbolehkan di kedalaman yang berbeda (maximum ascent rate at different depth).

Info yang saya dapat adalah kita bisa naik dengan kecepatan 18m/mnt dari kedalaman 30m, namun ketika mencapai kedalaman 15m, kecepatan naik kita harus dikurangi / lebih pelan lagi.
Jadi ketika mulai ascent dari deep dive, kita bisa naik dengan kecepatan yang lebih tinggi dibanding ketika kita sudah dekat ke permukaan.
Mengapa demikian ? Adakah pendekatan teknik yang dapat menjelaskan panduan seperti ini ?

Berikut adalah penjelasan teoritisnya, sumbernya ternyata berasal dari penelitian John Scott Haldane, bapak Teori Dekompresi Modern (1860-1939). Haldane menulis :

“ Hence it seemed to me probable that it would be just as safe to diminish the pressure rapidly from four atmospheres to two, or from six atmospheres to three, as from two atmospheres to one. If this were the case, a system of stage decompression would be possible and would enable the diver to get rid of the excess of nitrogen through the lungs far more rapidly than if he came up at an even rate. The duration of exposure to high pressure could also be shortened very considerably without shortening the period available for work on the bottom ”.

Haldane menulis bahwa penurunan tekanan relatif (relative pressure difference) yang sama tidak akan menimbulkan perbedaan (dalam hal bubble (Nitrogen) yang terbentuk, kecepatan tubuh mengeluarkan Nitrogen, etc).

Jadi, ketika misalnya kita naik dari kedalaman 60m (7bar) ke 25m (3.5bar) atau 50% pengurangan tekanan, yaitu jarak tempuh 35m dengan waktu tempuh misalnya 2 menit, efek yang sama dihasilkan jika kita naik dari kedalaman 30m (3bar) ke 5m (1.5bar) yaitu jarak tempuh 25m dalam waktu tempuh 2 menit juga.
Jadi yang paling penting diperhatikan dalam hubungannya dengan DCS adalah perbedaan relatif tekanan dan bukan perbedaan kedalaman (jarak tempuh) nya.

Ini membawa konsekuensi yang baik bagi penyelam, dimana seorang penyelam dapat naik dengan lebih cepat ketika naik dari deep dive (misalnya 40m atau 30m), sehingga tidak perlu berlama-lama berada di kedalaman dengan tekanan tinggi, dan baru kemudian memperlambat kecepatan naiknya (dan melakukan deco stop) di kedalaman yang tidak terlalu dalam (misalnya 20m atau 15m).
Penelitian Haldane ini menjadi dasar multi stage decompression, 'deep stop', dll yang membuat seorang diver tidak perlu berada di tempat yang dalam terlalu lama.

Pengetahuan ini juga menjadi dilema bagi seseorang diver yang melakukan deep dive dan menggunakan dive comp untuk memonitor kecepatan naiknya.
Dive computer biasanya diset untuk memberikan warning bila kita naik melebihi 9m/mnt. Padahal jika kita berada di kedalaman 30m, kita seharusnya secepatnya naik supaya kita tidak terlalu lama terekspose tekanan di kedalaman tersebut.
Kelihatannya ini moment yang tepat untuk tidak menaati dive comp :D.



======================

2 comments:

Glad if you could give me a feedback :), cheers matey..